fbpx

Hernia

Hernia sering juga disebut sebagai turun berok. Saat terjadi, akan muncul benjolan di area sekitar perut yang nyeri, terutama ketika tertekan. Pengobatannya bisa dilakukan dengan operasi terbuka maupun laparoskopi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi berbahaya yang disebut inkarserasi.

Apa Itu Hernia?

Hernia adalah kondisi ketika organ dalam tubuh menonjol ke luar akibat adanya otot atau jaringan yang melemah. Benjolannya biasanya muncul di perut dan sekitarnya seperti area pangkal paha, bagian tengah perut, dada bagian bawah, ataupun area bekas operasi di perut. 

Jenis-jenis Hernia

Jenis-jenis kondisi ini bisa dibedakan berdasarkan lokasi munculnya benjolan, seperti:

1. Hernia inguinal

Hernia inguinal adalah jenis yang paling umum terjadi. Disebut inguinal karena benjolannya muncul di area perut bawah atau pangkal paha yang disebut kanal inguinal.  

2. Hernia femoral

Hernia femoral terjadi saat jaringan lemak di saluran cerna menonjol keluar di paha bagian atas. Kondisi ini berhubungan dengan penuaan dan tekanan berulang di area perut.

3. Hernia hiatus

Jenis ini ditandai dengan munculnya benjolan akibat keluarnya sebagian lambung lewat dinding perut bagian atas yang lemah. Kondisi ini hampir pasti menyebabkan GERD.

4. Hernia umbilikalis

Ini adalah jenis hernia yang dialami oleh anak dan bayi. Tanda munculnya kondisi ini adalah benjolan di bagian perut dekat pusar atau yang sering juga disebut sebagai pusar bodong. 

5. Hernia insisional

Kondisi ini terjadi di area bekas sayatan operasi (insisi). Pasalnya, setelah operasi, jaringan bisa melemah, sehingga organ mungkin menonjol ke luar ketika ada tekanan berlebih. 

6. Hernia ventral

Hernia ventral terjadi saat jaringan keluar lewat bukaan otot di area perut. Pada jenis ini, ukuran benjolan akan mengecil ketika tubuh sedang terlentang. Orang yang obesitas, ibu hamil, dan sering melakukan aktivitas fisik yang berat lebih berisiko mengalami hernia ventral 

Penyebab 

Seseorang bisa mengalami turun berok karena tekanan berlebihan yang diterima tubuh, dikombinasikan dengan otot yang melemah atau terjadi pembukaan jaringan. Ini yang membuat organ bisa terlihat menonjol di bawah kulit. 

Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa hal, seperti:

  • Mengangkat beban yang terlalu berat
  • Diare atau konstipasi
  • Batuk yang tidak kunjung sembuh
  • Bersin yang terlalu keras

Risiko terjadinya hernia semakin tinggi pada orang yang obesitas, konsumsi nutrisinya buruk, dan perokok.

Gejala 

Gejala hernia bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya. Beberapa gejala yang umum muncul antara lain:

  • Muncul benjolan lunak di bawah kulit perut atau pangkal paha yang bisa hilang saat berbaring.
  • Perut terasa berat disertai sulit buang air besar atau buang air besar berdarah
  • Nyeri saat mengangkat sesuatu atau menekuk tubuh
  • Nyeri ulu hati
  • Susah menelan
  • Mual dan muntah 

Segera periksakan diri ke dokter jika ada gejala-gejala berikut ini:

  • Benjolan semakin memerah atau bahkan berubah warna menjadi ungu
  • Nyeri semakin hebat
  • Mual
  • Muntah
  • Demam
  • Tidak bisa buang angin atau buang air 

Diagnosis 

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung dan bila perlu akan melakukan pemeriksaan tambahan menggunakan USG. Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat tingkat keparahan hernia.

Setelah pemeriksaan, dokter dapat menentukan jenis, isi dari benjolan, serta gejala yang berhubungan untuk membuat rencana perawatan yang paling tepat.

Pengobatan 

Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan.

Operasi

Ada dua jenis operasi hernia yang bisa dilakukan, yaitu operasi terbuka dan laparoskopi.

  • Operasi terbuka

    Sesuai namanya, dokter akan membuka jaringan saat operasi untuk menutup otot yang jebol agar organ yang menonjol bisa kembali ke tempat semula. 

  • Operasi laparoskopi

    Operasi laparoskopi dilakukan dengan sayatan yang sangat kecil untuk memasukkan alat khusus ke area yang menonjol. Alat tersebut yang akan membantu untuk memasukkan kembali organ ke tempat semula.

Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan prosedur operasi antara lain lokasi, ukuran, dan tipe hernia, serta gaya hidup, kondisi kesehatan secara umum, dan usia pasien.

Tanpa Operasi

Selain operasi, dokter juga bisa merekomendasikan pasien untuk menggunakan korset atau sabuk khusus hernia. Gunanya adalah untuk menjaga benjolan tetap berada di tempatnya, sehingga rasa nyeri bisa berkurang. Biasanya alat-alat ini digunakan pada pasien yang tidak bisa dioperasi atau sementara waktu sebelum operasi dilakukan.

Komplikasi 

Komplikasi biasanya baru terjadi apabila kondisi hernia tidak kunjung diobati. Pasalnya, kondisi ini bisa membuat hernia terus tumbuh dan memicu gejala-gejala yang lebih parah. Selain itu, jika benjolan yang muncul makin besar, organ di sekitarnya juga akan semakin terdampak hingga bengkak dan nyeri. 

Hernia yang tidak segera dirawat juga bisa memicu inkarserasi, kondisi ketika sebagian dari usus terjepit di dinding perut. Saat hal ini terjadi, pasien akan merasakan nyeri yang hebat, mual, dan konstipasi. 

Jika tidak segera ditangani, maka bagian usus yang terjepit bisa kekurangan suplai darah dan pada akhirnya mengalami kematian sel. Ini adalah kondisi gawat darurat yang harus segera ditangani karena bisa membahayakan nyawa. 

Pencegahan

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari turun berok, seperti:

  • Tidak terlalu sering mengangkat beban berat
  • Konsumsi makanan kaya serat untuk mencegah konstipasi yang membuat sulit buang air besar dan harus mengejan keras
  • Segera periksa ke dokter saat sedang batuk
  • Rutin olahraga yang tidak memberikan beban terlalu banyak pada badan, seperti yoga, lari, dan bersepeda

Hernia atau turun berok tidak sebaiknya dibiarkan begitu saja, karena jika tidak segera dirawat, komplikasi seperti nyeri hebat bisa terjadi. Apabila Anda sudah merasakan gejala yang mengganggu seperti benjolan di area perut dan nyeri, segera periksakan diri ke dokter. Kunjungi dokter bedah di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal, operasi, hingga pemulihan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment melalui website, atau buat perjanjian melalui aplikasi Care Dokter untuk mempermudah kunjungan Anda dan mendapatkan informasi lengkap lainnya, termasuk jadwal dokter dan waktu kunjungan yang dapat dipilih.

Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring adalah kanker yang menyerang jaringan nasofaring yang berada tepat di belakang hidung dan di atas tenggorokan bagian belakang. Menurut data Global Cancer Observatory tahun 2022, kejadian kanker nasofaring adalah yang paling banyak ke-enam di Indonesia. 

Umumnya, pasien yang mengalami penyakit ini baru terdeteksi saat kondisinya sudah masuk stadium lanjut. Pasalnya, di awal, gejala yang muncul mirip dengan penyakit-penyakit di area sekitar saluran pernapasan, sehingga jarang disadari.

Pengobatan kanker nasofaring biasanya meliputi kemoterapi, radioterapi, operasi atau kombinasi. Kabar baiknya, kemungkinan sembuh jenis kanker ini umumnya lebih tinggi dibandingkan kanker lainnya.

Penyebab Kanker Nasofaring

Sama seperti kanker lainnya, sampai saat ini tidak diketahui secara pasti penyebab spesifik tumbuhnya sel kanker.

Namun beberapa penelitian menunjukkan ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ini, seperti:

1. Pola makan

Mengonsumsi makanan seperti ikan asin secara rutin dapat meningkatkan risiko kanker ini.

2. Genetik

Faktor keturunan atau riwayat keluarga dapat menjadi penyebab seseorang lebih rentan. Jika ada riwayat keluarga dengan kanker ini, risiko terkena penyakit ini bisa meningkat.

3. Virus Epstein-Barr

Virus ini ditemukan dalam 90% kasus kanker nasofaring di berbagai negara. Infeksi virus ini dapat merusak DNA sel-sel nasofaring dan menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker. Menurut dr. Handoko Nugroho Yossarsongko, Sp.THT-KL, MKes, virus Epstein-Barr ini dapat menjadi sel kanker nasofaring jika didukung dengan adanya faktor keturunan.

4. Kebiasaan merokok dan minum alkohol

Menurut para dokter dan peneliti, kedua kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.

Selain itu ada beberapa faktor yang dapat memperkuat munculnya kanker ini ini, yaitu usia tua dan juga adanya anggota keluarga yang pernah mengalaminya.

Lihat Juga: Seputar Pengobatan Kanker Nasofaring oleh dr. Handoko Nugroho Yossarsongko, Sp.THT-KL, MKes

Gejala kanker nasofaring

Seringkali kanker nasofaring tidak dapat dideteksi hanya lewat gejalanya saja. Pasalnya, gejala awal yang ditimbulkan sering kali mirip dengan penyakit lain. Namun ketika stadium kanker sudah cukup tinggi, barulah terlihat gejala yang jelas. Berikut ini gejala kanker nasofaring:

  • Bercak darah pada ludah
  • Mimisan
  • Sakit tenggorokan yang tak kunjung sembuh
  • Gangguan pendengaran 
  • Sakit kepala
  • Suara berdenging di telinga
  • Ada benjolan di bagian leher
  • Telinga sering infeksi

Diagnosis kanker

Cara yang paling ampuh mendiagnosis kanker adalah dengan melakukan tes kesehatan. Saat memeriksa keluhan-keluhan di atas, dokter bisa saja mencurigai penyebab gejala tersebut adalah kanker. Maka dokter akan melakukan konfirmasi dengan melakukan tes, seperti:

  • Tes fisik dan memeriksa riwayat kesehatan
  • Tes HPV
  • Tes EBV
  • Tes kimia darah
  • Tes pencitraan atau radiologi seperti CT scan, MRI, ultrasound, rontgen dada, dan PET Scan
  • Tes saraf
  • Laringoskopi
  • Biopsi

Dokter bisa melakukan satu atau beberapa tes berikut untuk memastikan penyakit kanker.

Pengobatan

Pengobatan yang diterima bisa berbeda-beda untuk tiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh usia, stadium kanker, dan tingkat kesehatan pasien.

Saat ini ada tiga jenis pengobatan kanker nasofaring yang umum, yaitu kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Tergantung dari stadium kanker, dokter bisa menggunakan salah satu atau gabungan dari metode tersebut.

  • Stadium 1: penggunaan radioterapi untuk mengecilkan ukuran kanker
  • Stadium 2: kombinasi radioterapi dan kemoterapi
  • Stadium 3: dokter akan menggunakan kemoterapi di awal dan dilanjutkan dengan kemoradioterapi. Dokter bisa menyarankan untuk melanjutkan tahap operasi.
  • Stadium 4: pengobatan kanker nasofaring stadium 4 diawali dengan kemoterapi, kemudian kemoradioterapi, diikuti dengan imunoterapi atau terapi target. Setelah ukuran kanker mengecil bisa dilanjutkan dengan operasi pengangkatan.

Kanker nasofaring adalah salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai. Kabar baiknya, harapan hidup dari penyakit ini cukup tinggi.  Agar terhindar dari penyakit ini, pastikan untuk melakukan pola hidup sehat setiap hari. Pastikan juga untuk melakukan pemeriksaan berkala, terutama jika sudah merasakan gejala-gejala yang mencurigakan. Kunjungi pusat spesialis THT di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal hingga pengobatan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Gagal Jantung

Mungkin masih banyak orang yang bertanya-tanya, apa itu penyakit gagal jantung? Penyakit ini perlu diwaspadai karena bisa berkembang menjadi komplikasi yang parah. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Apa Itu Penyakit Gagal Jantung?

Penyakit gagal jantung adalah kondisi yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Pada kondisi ini, terjadi penurunan aliran darah ke organ vital seperti ginjal dan kelebihan cairan di organ vital lain seperti di paru dan hati. Kondisi ini dibagi menjadi dua jenis, akut dan kronik.

Pada gagal jantung akut, manifestasi gagal jantung muncul dengan cepat dan mendadak dan membutuhkan perawatan rumah sakit. Sedangkan pada gagal jantung kronik, manifestasi gagal jantung muncul secara perlahan dan melalui perjalanan waktu yang lebih panjang. Umumnya pasien dengan gagal jantung kronik dapat menjalani pengobatan rawat jalan, akan tetapi tetap ada kemungkinan mengalami episode perburukan akut yang membutuhkan perawatan.

Fraksi ejeksi menggambarkan kapasitas darah yang dapat dipompakan oleh ventrikel kiri dibandingkan dengan isi ventrikel kiri pada tiap denyut jantung. Berdasarkan mekanisme dasar penyakit, gagal jantung juga dapat dibagi berdasarkan fraksi ejeksi:

  • Pada gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, fungsi pompa jantung menurun karena kelemahan dari otot jantung dalam memompa.
  • Pada gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang terjaga, otot jantung berkurang kelenturannya sehingga tidak bisa terisi darah dengan baik.

Gejala

Spektrum gejala gagal jantung beragam, mulai dari gejala ringan yang hanya timbul dengan aktivitas fisik berat hingga gejala yang bahkan sudah muncul saat istirahat.

Gejala yang paling umum adalah:

  1. Sesak napas, umumnya dipicu oleh aktivitas fisik, berbaring, atau saat tidur
  2. Mudah kelelahan
  3. Bengkak di kaki atau perut

Gejala lainnya adalah:

  1. Batuk
  2. Merasa pusing atau sering pingsan
  3. Kehilangan napsu makan
  4. Penurunan berat badan (pada gagal jantung lanjut)
  5. Berdebar
  6. Mual dan begah

Penyebab 

Gagal jantung paling sering dipicu oleh tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit katup jantung, dan diabetes. Namun, penyakit lain seperti kelainan otot jantung (kardiomiopati), penyakit jantung bawaan, peradangan otot jantung (miokarditis) serta gangguan irama jantung (aritmia) juga dapat memicu penyakit ini.

Konsumsi obat-obatan dan bahan kimia yang dapat merusak otot jantung misalnya alkohol berlebih, kokain dan beberapa jenis kemoterapi dapat memicu jantung gagal berfungsi. Selain itu, kokndisi non kardiak seperti anemia berat, penyakit tiroid, penyakit autoimun, dan kekurangan berat nutrisi tertentu seperti tiamin juga bisa menyebabkan gagal jantung.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat gejala pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Selain menegakkan diagnosis, dokter juga akan berupaya mencari penyebab pasti kondisi ini bisa terjadi.

Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan antara lain:

  • Elektrokardiogram (EKG): EKG merekam aktivitas listrik jantung dan dapat memberikan gambaran awal kondisi ruang-ruang jantung dan mengarahkan kecurigaan awal penyebab gagal jantung
  • Foto toraks: memberikan gambaran awal mengenai bentuk dan ukuran jantung serta pembuluh darah besar di rongga dada, serta melihat penumpukan cairan di paru yang dapat terjadi pada pasien gagal jantung
  • Pemeriksaan darah umum
  • Brain natriuretic peptide (BNP) atau N-terminal pro BNP (NT-proBNP): hormon yang mengalami peningkatan akibat peregangan ruang jantung pada kondisi gagal jantung
  • Echocardiography: menggunakan gelombang ultrasound untuk evaluasi ukuran dan fungsi ruang-ruang jantung serta menilai struktur dan fungsi katup jantung

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai kondisi masing-masing pasien. Pemeriksaan lanjutan tersebut antara lain kateterisasi jantung, uji latih beban fisik, CT scan jantung, MRI jantung, hingga scan nuklir jantung.

Pengobatan Gagal Jantung

Pada sebagian besar kasus, gagal jantung adalah kondisi jangka panjang (kronik). Pengobatan gagal jantung dapat membantu mengurangi gejala dan memperlambat perjalanan penyakit gagal jantung, namun umumnya pasien-pasien gagal jantung membutuhkan pengobatan seumur hidup. Pengobatan melibatkan kombinasi dari perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan pada kasus-kasus lanjut dapat memperlukan terapi alat-alat yang lebih lanjut.

Pada pasien-pasien gagal jantung dengan penyebab dasar yang diketahui maka penyebab dasar tersebut juga harus diobati. Contohnya, pada pasien gagal jantung yang disebabkan oleh hipertensi  maka tekanan darah juga harus diobati dan terkendali. Konsultasi dengan dokter ahli jantung dan pembuluh darah diperlukan untuk merumuskan strategi tatalaksana terbaik sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

Prospek perjalanan penyakit (prognosis) ditentukan oleh kondisi masing-masing pasien saat terdiagnosis gagal jantung, derajat berat gejala, penyebab dasar gagal jantung, respons terhadap strategi pengobatan, dan berbagai faktor lain. Karena itu, pastikan untuk memeriksakan diri Anda ke dokter spesialis jantung untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Jika Anda mengalami gejala yang dicurigai sebagai gagal jantung, kunjungi pusat jantung terpadu di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal hingga pengobatan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp atau Book Appointment melalui website untuk mempermudah kunjungan Anda dan mendapatkan informasi lengkap lainnya, termasuk jadwal dokter dan waktu kunjungan yang dapat dipilih. 

Kanker Prostat

Kanker prostat adalah jenis kanker yang dialami pria ketika ada sel kanker tumbuh di organ prostat, salah satu bagian dari sistem reproduksi. Menurut data Global Cancer Observatory tahun 2022, terdapat 1.466.728 pengidap kanker prostat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, jumlahnya mencapai 13.130 orang.

Apa Itu Kanker Prostat?

Prostat adalah kelenjar yang terletak di bawah saluran kemih, di depan rektum. Organ ini berfungsi untuk memproduksi cairan semen.

Umumnya, sel kanker yang tumbuh di kelenjar prostat tumbuh secara perlahan dan tidak memicu gejala hingga berkembang ke arah yang lebih agresif. Jika dideteksi sejak dini, tingkat kesembuhan kanker ini tergolong baik. 

Kanker prostat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Adenokarsinoma
  • Small cell carcinoma
  • Large cell carcinoma
  • Transitional cell carcinoma
  • Sarkoma

Stadium Kanker Prostat

Berikut adalah tingkat keparahan yang bisa terjadi:

  • Stadium I dan II. Pada stadium I dan II, sel kanker belum menyebar ke luar prostat, sehingga disebut juga sebagai tahap awal. 
  • Stadium III. Sel kanker sudah menyebar ke jaringan lain yang berada di dekat prostat.
  • Stadium IV. Sel kanker sudah menyebar ke organ lain yang letaknya jauh dari prostat, seperti kelenjar getah bening, tulang, hati, atau bahkan paru-paru. 

Penyebab kanker prostat

Hingga saat ini, penyebab kanker prostat belum diketahui pasti. Namun para ahli telah mengetahui bahwa kemunculan sel kanker dimulai ketika ada terjadi perubahan di salah satu bagian DNA yang berfungsi untuk menginstruksikan sel tersebut untuk bekerja. Karena perubahan abnormal ini, instruksi yang diberikan justru membuat sel terus tumbuh dan membelah melebihi dari yang normal. Mekanisme ini membuat sel abnormal terus tumbuh, sel yang normal mati, dan pada akhirnya muncul benjolan di area prostat. 

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker prostat, yaitu:

1. Usia

Pria berusia di atas 50 tahun berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Jika terjadi di usia lansia, sel kanker biasanya akan berkembang lebih lambat. Sementara itu, pada kanker yang terjadi di usia muda, pertumbuhan sel biasanya akan lebih agresif. 

2. Obesitas

Pria yang mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas juga berisiko lebih besar terkena kanker prostat. Selain itu, jenis kanker yang dialami juga berpotensi lebih agresif dan lebih mungkin kembali tumbuh setelah perawatan selesai dilakukan. 

3. Genetik

Jika orang tua atau saudara kandung pernah didiagnosis mengalami kanker di area prostat, maka risiko Anda terkena penyakit ini akan lebih besar.

4. Infeksi

Infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan sifilis bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker di bagian prostat. 

Gejala Kanker Prostat

Sebagian besar pria yang mengalami kanker prostat tidak mengalami gejala berarti dan baru diketahui mengalami kanker ketika menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Meski begitu, sebagian lagi ada yang merasakan gejala-gejala mengganggu yang pada akhirnya diketahui disebabkan oleh kanker.

Gejala kanker prostat yang perlu diwasapadai adalah:

  • Sulit buang air kecil
  • Aliran urine lemah
  • Sangat sering buang air kecil, terutama saat malam hari
  • Saat buang air kecil terasa tidak tuntas
  • Terasa sakit atau panas saat buang air kecil
  • Ada darah atau cairan semen pada urine
  • Nyeri di punggung, pinggang, dan pinggul yang tidak kunjung sembuh
  • Terasa nyeri saat ejakulasi

Diagnosis Kanker Prostat

Proses diagnosis kanker prostat dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari skrining, pemeriksaan utama, dan pemeriksaan tingkat keparahan. 

1. Skrining 

Ada dua pemeriksaan yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi kanker prostat, yaitu:

  • Tes PSA (Prostate Specific Antigen)

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar PSA dalam darah. PSA adalah zat yang dibuat oleh prostat. Kadar PSA yang tinggi dalam darah bisa menandakan adanya kanker. Namun, pemeriksaan ini tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya penentu, karena kadar PSA juga bisa naik karena kondisi lain yang menyerang prostat.

    Menurut dr. Hendy Mirza, Sp.U(K), dokter spesialis urologi konsultan dari Mandaya Royal Hospital Puri, pemeriksaan atau skrining PSA dianjurkan untuk laki-laki berusia di atas 50 tahun. Namun, jika ada keluarga dekat seperti ayah kandung dan kakek kandung yang pernah didiagnosis mengalami kanker prostat, maka pemeriksaan PSA dapat dilakukan lebih cepat, misalnya ketika berusia di atas 40 tahun.

  • Pemeriksaan colok dubur

    Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan jari ke area rektum atau dubur untuk memeriksa prostat secara langsung dan mengetahui apabila ada benjolan atau kondisi abnormal lainnya.

2. Diagnosis 

Jika pada proses skrining ditemukan kecurigaan kanker, maka dokter akan menginstruksikan pemeriksaan lanjutan. Jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker prostat adalah:

  • Ultrasound

    Ultrasound atau USG yang digunakan adalah metode transrektal. Artinya, alat khusus berukuran sebesar cerutu akan dimasukkan melalui rektum atau dubur. Hasil pemeriksaan ini akan memberikan gambaran kelenjar prostat secara jelas.

  • MRI

    Pada beberapa kasus, dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan MRI untuk mendapatkan gambaran prostat yang lebih rinci. Pemeriksaan ini juga akan membantu dokter untuk merencanakan prosedur jaringan sampel untuk pemeriksaan lanjutan.

  • Biopsi

    Pemeriksaan diagnosis juga biasanya disertai dengan biopsi jaringan prostat untuk memastikan bahwa sel tersebut benar merupakan sel kanker. Biopsi dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan menggunakan jarum. Sampel tersebut selanjutnya akan diperiksa di laboratorium untuk memilah sel-sel yang terdapat di dalamnya.

3. Pemeriksaan stadium 

Setelah dipastikan bahwa benar ada sel kanker pada prostat, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui tingkat keparahan atau stadium kanker tersebut. Teknik yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah:

  • Gleason score

    Gleason score adalah metode yang digunakan dokter untuk menentukan tingkat keparahan kanker. Semakin tidak abnormal sel pada jaringan prostat, maka Gleason score-nya akan semakin tinggi.

    Umumnya, Gleason score yang digunakan untuk memeriksa sampe biopsi prostat berkisar antara 6-10. Skor 6 menandakan bahwa kanker prostat yang dialami adalah tingkatan rendah, skor 7 tingkatan sedang, dan skor 8-10 tingkatan tinggi.

  • Tes genomik

    Tes genomik dilakukan untuk menganalisis sel kanker sehingga diketahui jenis mutasi gen yang terjadi pada sel tersebut. Pemeriksaan ini bisa memberikan lebih banyak informasi mengenai prognosis atau kemungkinan keberhasilan pengobatan kanker prostat.

4. Pemeriksaan penyebaran sel kanker

Jika kanker prostat yang diderita dicurigai sudah menyebar ke organ lain seperti pada stadium III dan IV, maka pemeriksaan tambahan seperti di bawah ini perlu dilakukan untuk memetakan penyebaran yang terjadi:

  • Scan tulang
  • Ultrasound
  • CT Scan
  • MRI
  • PET Scan

Pengobatan Kanker Prostat

Kanker prostat bisa diobati dengan beberapa cara, mulai dari pemantauan ketat oleh dokter, operasi, terapi radiasi, terapi lutesium, cryotherapy hingga terapi hormon. 

1. Pemantauan

Pada kondisi yang tidak bergejala, masih tahap sangat awal, dan diprediksi tidak akan menyebar dengan cepat, dokter dapat merekomendasikan pemantauan berkala tanpa tindakan. Selama pemantauan, dokter dapat melakukan tes PSA secara rutin dan baru akan mulai merawat apabila kankernya sudah mulai berkembang atau memicu gejala mengganggu. 

2. Operasi

Operasi pengangkatan prostat atau prostatektomi dapat dipilih untuk mengatasi kanker prostat. Pada prosedur ini, vesikula seminalis, bagian yang berfungsi memproduksi cairan yang akan diubah menjadi semen, juga diangkat.

3. Terapi radiasi

Ada dua jenis terapi radiasi atau radioterapi yang dapat dipilih, yaitu terapi radiasi eksternal dan terapi radiasi internal atau yang disebut juga sebagai brachytherapy. 

Pada terapi radiasi eksternal, radiasi akan diarahkan langsung dari luar tubuh oleh mesin khusus untuk menghancurkan sel kanker. Sementara itu pada brachytherapy, benih berbahan khusus yang bersifat radioaktif ditanam langsung di dalam tubuh, langsung pada area yang terkena kanker untuk menghancurkan sel kanker tersebut. 

4. Terapi lutesium

Terapi lutetium sangat efektif untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Terapi ini termasuk terapi tertarget karena hanya akan menghancurkan sel-sel kanker prostat saja, termasuk yang sudah menyebar. 

Pemberiannya dilakukan melalui suntikan atau infus. Efek samping terapi ini juga tergolong minimal. Menurut dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM(K) Onk dokter spesialis kedokteran nuklir konsultan dari Mandaya Royal Hospital Puri, tingkat keberhasilan terapi ini juga baik, “setelah perawatan dengan lutetium, hasil scan pasien itu banyak terlihat bersih. Selain itu tumor marker PSA-nya yang tadinya tinggi, bisa turun jadi sangat rendah,” ungkapnya.

5. Terapi lainnya

Tergantung dari kondisi pasien, beberapa pilihan terapi di bawah ini juga dapat dilakukan dokter untuk mengobati kanker prostat.

  • Cryotherapy. Menempatkan alat khusus yang dapat membekukan dan membunuh sel kanker di organ yang terkena. 
  • Chemotherapy. Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker apabila sudah menyebar ke bagian-bagian lain di tubuh. 
  • Terapi biologis. Terapi yang dilakukan untuk memacu sistem imun di tubuh melawan sel kanker atau mengontrol efek samping dari perawatan kanker prostat lain yang dilakukan.
  • Ultrasound terfokus intensitas tinggi. Perawatan menggunakan gelombang suara untuk membunuh sel kanker.
  • Terapi hormon. Perawatan ini membuat sel kanker tidak mendapatkan hormon yang dibutuhkan untuk berkembang.

Kanker prostat termasuk salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai. Karena itu, para pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala, terutama jika sudah merasakan gejala-gejala yang mencurigakan. Kunjungi pusat spesialis urologi di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal hingga pengobatan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp atau Book Appointment melalui website untuk mempermudah kunjungan Anda dan mendapatkan informasi lengkap lainnya, termasuk jadwal dokter dan waktu kunjungan yang dapat dipilih. 

Sakit Kepala

Apa itu Sakit Kepala

 in progress of translating content

Mengenal penyakit sakit kepala adalah rasa sakit atau nyeri di kepala, yang bisa muncul secara bertahap atau mendadak. Nyeri bisa muncul di salah satu sisi kepala, atau di seluruh bagian kepala. Sakit kepala bisa membuat kepala terasa berdenyut, atau seperti terlilit kencang oleh tali.

Mengenal penyakit sakit kepala, biasanya sakit kepala bisa terasa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung beberapa jam hingga berhari-hari. Umumnya sakit kepala dapat diobati dengan obat-obatan anti nyeri yang dijual bebas. Namun untuk sakit kepala yang dipicu oleh penyakit serius, diperlukan penanganan lebih lanjut.

Setelah mengenal penyakit sakit kepala, umum terjadi dan banyak orang yang mengobati dirinya sendiri dengan obat sederhana, minum lebih banyak air, dan istirahat atau hanya menunggu sakit kepala sampai hilang. Sakit kepala adalah salah satu alasan terbanyak atau terumum dari seseorang untuk berobat ke dokter.

Hampir setiap orang akan mengalami sakit kepala pada suatu waktu. Kebanyakan sakit kepala tidak disebabkan oleh kondisi yang serius atau mengerikan. Namun, orang dapat menjadi khawatir apabila sakit kepala tampak berbeda (sangat parah). Kekhawatiran yang paling umum adalah sakit kepala yang merupakan gejala tumor otak.


Tipe sakit kepala

Sakit kepala bisa primer, atau sekunder yang berarti merupakan efek samping dari penyakit lain. Dokter Anda biasanya mengetahui kemungkinan penyebab sakit kepala Anda dari berbicara dengan Anda dan memeriksa Anda. Setelah dokter menemukan penyebabnya, Anda akan dapat memutuskan bagaimana mengurangi atau menghentikan sakit kepala. Mungkin Anda akan diminta dokter untuk minum obat ketika Anda mengalami sakit kepala, minum obat setiap hari untuk mencegah sakit kepala atau terkadang menghentikan obat yang sudah Anda minum. Kadang-kadang sakit kepala membutuhkan penyelidikan lebih lanjut untuk menyingkirkan penyebab mendasar yang lebih serius.

Sakit kepala primer, jenis sakit kepala yang paling umum adalah sakit kepala tegang dan migrain.

  1. Sakit kepala tegang

Sakit kepala karena tegang biasanya terasa seperti pita terikat di dahi. Ini bisa bertahan selama selama beberapa hari. Penderita bisa merasa tidak nyaman dan melelahkan, tetapi biasanya tidak mengganggu tidur. Kebanyakan orang dapat bekerja terus dengan sakit kepala karena tegang. Penderita cenderung memburuk seiring berjalannya waktu dan biasanya tidak diperparah aktivitas fisik, meskipun ada beberapa orang menjadi sensitif terhadap cahaya terang atau kebisingan

  1. Migrain

Migrain juga umum terjadi. Tipikal dari migrain adalah sakit pada satu sisi kepala dan berdenyut-denyut. Sakit kepala yang hanya terjadi di satu sisi, sakit kepala yang berdenyut-denyut, dan sakit kepala yang membuat Anda merasa mual lebih cenderung mengarah ke migrain dibanding penyakit lain. Migrain bisa membuat orang tidak nyaman sampai tidak bisa beraktivitas. Beberapa pasien lalu pergi tidur untuk menghilangkan sakit kepala yang dialami

  1. Sakit kepala kluster

Sakit kepala kluster adalah sakit kepala yang sangat parah, terkadang disebut ‘suicide headaches’ (sakit kepala karena bunuh diri). Sakit kepala ini terjadi per kluster (kelompok), sakit yang dirasakan bisa setiap hari selama beberapa minggu atau bahkan berminggu-minggu. Kemudian sakit kepala akan hilang selama berbulan-bulan. Ini jarang terjadi dan cenderung terjadi pada pria dewasa perokok. Sakit ini adalah sakit kepala satu sisi yang parah, yang sangat melumpuhkan aktivitas sehari-hari. Orang sering menggambarkan sebagai rasa sakit terparah yang pernah merasa rasakan. Sakit kepala kluster biasanya terjadi di satu sisi. Pasien sering mengalami mata merah berair di sisi yang terkena, hidung tersumbat dan berair, dan kelopak mata turun.

  1. Sakit kepala tegang kronis

Sakit kepala karena tegang kronis biasanya disebabkan oleh ketegangan otot di bagian leher dan lebih sering menyerang wanita dibanding pria. Kronis berarti kondisinya persisten dan berkelanjutan. Sakit kepala ini dapat dimulai dengan cedera leher atau kelelahan dan dapat diperburuk oleh penggunaan obat yang berlebihan. Sakit kepala yang terjadi hampir setiap hari selama tiga bulan atau lebih disebut sakit kepala harian kronis

  1. Sakit kepala akibat penggunaan obat-obatan

Sakit kepala akibat penggunaan obat-obatan adalah sakit kepala yang tidak menyenangkan dan berlangsung lama. Ini disebabkan oleh minum obat penghilang rasa sakit kepala. Sayangnya, ketika obat penghilang rasa sakit diminum secara teratur untuk sakit kepala, tubuh merespons dengan membuat lebih banyak sensor rasa sakit di kepala. Akhirnya sensor rasa sakit menjadi sangat banyak sehingga kepala menjadi sangat sensitif dan sakit kepala tidak akan hilang. Orang yang mengalami sakit kepala ini sering menggunakan lebih banyak obat penghilang rasa sakit untuk mencoba merasa lebih baik. Namun, obat penghilang rasa sakit seringkali sudah lama berhenti bekerja. Sakit kepala akibat penggunaan obat. Sakit kepala akibat penggunaan obat adalah penyebab paling umum dari sakit kepala sekunder.

  1. Sakit kepala saat aktivitas / sakit kepala seksual

Sakit kepala saat beraktivitas adalah sakit kepala yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Sakit kepala bisa menjadi parah dengan sangat cepat setelah aktivitas berat seperti berlari, batuk, berhubungan seksual, dan mengedan saat buang air besar. Sakit kepala ini lebih sering dialami oleh pasien yang juga menderita migrain.

Sakit kepala yang berhubungan dengan seks sangat mengkhawatirkan pasien. Hal ini bisa terjadi saat seks dimulai, saat orgasme atau setelah seks selesai. Sakit kepala saat orgasme adalah jenis yang paling umum. Sakit kepala ini cukup parah, terjadi di belakang kepala, di belakang mata atau seluruh tubuh. Sakit ini berlangsung sekitar dua puluh menit dan biasanya bukan merupakan pertanda adanya masalah lain.

 

Sakit kepala akibat beraktivitas dan hubungan seksual biasanya bukan merupakan tanda masalah mendasar yang serius. Terkadang hal itu bisa menjadi tanda adanya pembuluh darah bocor di permukaan otak. Oleh karena itu, jika sakit kepala seperti ini terjadi secara berulang-ulang, Anda harus membicarakannya dengan dokter Anda.

  1. Sakit kepala menusuk primer

Sakit kepala menusuk primer kadang disebut sebagai ‘ice-pick headaches atau ‘idiopathic stabbing headache’. Istilah idiopatik digunakan oleh dokter untuk sesuatu yang datang tanpa sebab yang jelas. Ini adalah sakit kepala pendek yang menusuk yang sangat mendadak dan parah. Biasanya berlangsung antara 5 dan 30 detik, kapan saja, siang atau malam. Penderita akan merasa seperti seolah-olah ada benda tajam seperti pemecah es yang menempel di kepala Anda. Area yang sering terjadi yaitu di belakang telinga dan bisa sangat menakutkan. Meskipun bukan migrain, sakit kepala jenis ini lebih sering terjadi pada orang yang mengalami migrain, hampir setengah dari orang yang mengalami migrain mengalami sakit kepala menusuk primer.

Sakit kepala tusuk primer terlalu singkat untuk diobati, meskipun obat pencegah migrain dapat mengurangi gejalanya.

  1. Hemicrania continua

Adalah sakit kepala harian kronis primer. Biasanya menyebabkan rasa sakit yang terus menerus tetapi berfluktuasi di satu sisi kepala Anda. Nyeri biasanya berlanjut dengan episode nyeri yang lebih parah, yang dapat berlangsung antara 20 menit dan beberapa hari. Selama episode nyeri, mungkin ada gejala lain seperti mata berair atau kemerahan, hidung berair atau tersumbat, dan kelopak mata terkulai. Mirip dengan migrain, mungkin juga ada kepekaan terhadap cahaya, rasa sakit, mual muntah. Sakit kepala tidak kunjung sembuh tetapi mungkin ada saat-saat di mana Anda tidak mengalami sakit kepala. Namun sakit kepala hemicrania continua merespons terhadap obat indometasin

  1. Trigeminal neuralgia

Trigeminal neuralgia menyebabkan rasa nyeri di wajah. Rasa sakitnya terdiri dari semburan yang sangat singkat seperti sensasi sengatan listrik di wajah, di area mata, hidung, kulit kepala, dahi, rahang dan/atau bibir. Biasanya satu sisi dan lebih sering terjadi pada orang di atas usia 50 tahun. Dapat dipicu oleh sentuhan atau angin sepoi-sepoi di wajah.

Penyebab Sakit Kepala

Terkadang sakit kepala memiliki penyebab yang mendasari dan pengobatan sakit kepala melibatkan pengobatan terhadap penyebabnya. Orang sering khawatir sakit kepala disebabkan oleh penyakit serius atau tekanan darah tinggi. Keduanya adalah penyebab sakit kepala yang sangat jarang karena tekanan darah tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala sama sekali.

  1. Bahan kimia, obat-obatan dan zat lainnya

Sakit kepala bisa karena suatu zat, misalnya:

  1. Karbon monoksida (yang dihasilkan oleh pemanas gas yang tidak berventilasi baik)
  2. Minum alkohol (sakit kepala yang sering dialami keesokan paginya)
  3. Kekurangan cairan tubuh (dehidrasi)
  4. Sakit kepala karena nyeri tempat lain. Beberapa sakit kepala dapat disebabkan oleh nyeri di beberapa bagian kepala lainnya, seperti sakit gigi atau telinga, nyeri pada sendi rahang, dan nyeri pada leher.

Sinusitis adalah penyebab umum. Sinus adalah lubang di tengkorak yang mencegahnya menjadi terlalu berat untuk dibawa-bawa oleh leher. Sinus dilapisi oleh selaput lendir, seperti lapisan hidung Anda, dan akan menghasilkan lendir sebagai respons terhadap pilek atau alergi. Selaput pelapis juga membengkak dan dapat menghalangi drainase lendir di ruang. Kemudian akan menebal dan terinfeksi, menyebabkan sakit kepala. Sakit kepala akibat sinusitis seringkali dirasakan di bagian depan kepala dan juga di wajah atau gigi. Seringkali wajah terasa lembut saat ditekan, terutama tepat di bawah mata dan di samping hidung. Anda mungkin mengalami hidung tersumbat dan rasa sakitnya seringkali lebih buruk saat Anda membungkuk ke depan.

Sinusitis akut adalah jenis yang muncul dengan cepat karena alergi dingin atau tiba-tiba alergi. Anda mungkin memiliki suhu tubuh dan mengeluarkan banyak lendir. Sinusitis kronis dapat disebabkan oleh alergi, penggunaan dekongestan secara berlebihan, atau sinusitis akut yang tidak kunjung sembuh. Sinus menjadi terinfeksi secara kronis dan lapisan sinus membengkak secara kronis. Isi sinus mungkin tebal tetapi tetapi seringkali tidak terinfeksi.

Glaukoma akut bisa menyebabkan sakit kepala parah. Dalam kondisi ini, tekanan di mata akan naik secara tiba-tiba dan ini menyebabkan sakit kepala yang parah di belakang mata. Bola mata bisa terasa sangat sulit untuk disentuh, mata menjadi merah, bagian depan mata (kornea) mungkin terlihat keruh dan penglihatan biasanya kabur.

Jenis sakit kepala apa yang serius atau berbahaya?

Semua sakit kepala tidak menyenangkan dan beberapa seperti sakit kepala akibat penyalahgunaan obat bersifat serius. Dalam arti bahwa jika tidak ditangani dengan benar, sakit kepala tidak akan pernah hilang. Namun, beberapa sakit kepala merupakan tanda dari masalah mendasar yang serius. Sakit kepala yang berbahaya cenderung terjadi secara tiba-tiba, dan menjadi semakin parah seiring waktu. Sakit kepala lebih sering terjadi pada orang tua.

  1. Pendarahan di sekitar otak (pendarahan subarachnoid)

Pendarahan subarachnoid adalah kondisi yang sangat serius yang terjadi ketika pembuluh darah kecil pecah di permukaan otak. Pasien mengalami sakit kepala parah dan leher kaku dan mungkin tidak sadarkan diri. Ini adalah penyebab sakit kepala parah yang jarang terjadi.

  1. Meningitis dan infeksi otak

Meningitis adalah infeksi jaringan di sekitar dan di permukaan otak. Ensefalitis adalah infeksi pada otak itu sendiri. Infeksi otak dapat disebabkan oleh kuman yang disebut bakteri, virus, atau jamur dan untungnya ini jarang. Ini menyebabkan sakit kepala yang parah dan melumpuhkan. Biasanya pasien sakit (muntah) dan tidak tahan cahaya terang (fotophobia). Seringkali penderita memiliki leher yang kaku. Pasien biasanya juga tidak enak badan, panas, berkeringat dan sakit.

  1. Giant cell arteritis/temporal arteritis (arteritis sel raksasa/arteritis temporal)

Umumnya hanya terlibat pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Hal ini disebabkan oleh pembengkakan (radang) arteri di pelipis dan di belakang mata. Ini menyebabkan sakit kepala di belakang dahi (sakit kepala frontal). Biasanya arteri di dahi terasa lembut dan pasien merasakan nyeri di kulit kepala saat menyisir rambut. Seringkali rasa sakit bertambah parah saat mengunyah. Arteritis temporalis tergolong serius karena jika tidak diobati dan dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara tiba-tiba. Pengobatannya dengan steroid. Kebutuhan untuk melanjutkan steroid biasanya dipantau oleh dokter umum Anda melalui tes darah, dan biasanya diperlukan selama berbulan-bulan.

  1. Tumor otak

Tumor otak adalah penyebab sakit kepala yang sangat tidak umum, meskipun kebanyakan pasien dengan sakit kepala yang berlangsung lama, parah, atau terus-menerus mulai khawatir bahwa mungkin ini adalah penyebabnya. Tumor otak bisa menyebabkan sakit kepala. Biasanya sakit kepala akibat tumor otak muncul saat bangun di pagi hari, lebih buruk saat duduk, dan semakin memburuk dari hari ke hari, tidak pernah mereda dan tidak pernah hilang. Kadang-kadang bisa lebih buruk saat batuk dan bersin (seperti juga sakit kepala sinus dan migrain)

Kapan saya harus khawatir dengan sakit kepala saya?

Kebanyakan sakit kepala tidak memiliki penyebab mendasar yang serius. Namun, tenaga kesehatan terlatih untuk bertanya tentang tanda dan gejala yang mungkin menyarankan sakit kepala Anda perlu pemeriksaan yang lebih lanjut, hanya untuk memastikan tidak ada yang serius.

Hal-hal yang akan memberi kesan kepada dokter dan perawat Anda bahwa sakit kepala Anda mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut adalah sebagai berikut. (ini bukan berarti sakit kepala Anda serius atau menyeramkan, tetapi dokter atau perawat ingin melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan):

  1. Anda mengalami cedera kepala yang signifikan dalam tiga bulan sebelumnya
  2. Sakit kepala Anda semakin parah dan disertai dengan suhu tinggi (demam)
  3. Sakit kepala Anda mulai sangat tiba-tiba
  4. Anda ada masalah dengan ucapan dan keseimbangan serta sakit kepala
  5. Ada masalah dengan ingatan Anda atau perubahan dalam perilaku atau kepribadian Anda serta sakit kepala
  6. Anda bingung atau bingung dengan sakit kepala Anda
  7. Sakit kepala Anda dimulai saat Anda batuk, bersin, atau tegang
  8. Sakit kepala Anda semakin parah saat Anda duduk atau berdiri
  9. Sakit kepala Anda berhubungan dengan mata merah atau nyeri
  10. Sakit kepala Anda tidak seperti yang pernah Anda alami sebelumnya
  11. Anda mengalami muntah yang tidak dapat dijelaskan disertai sakit kepala
  12. Anda memiliki kekebalan yang rendah misalnya jika Anda mengidap HIV atau sedang mengalami pengobatan steroid oral atau obat penekan kekebalan
  13. Anda menderita atau pernah menderita sejenis kanker yang dapat menyebar ke seluruh tubuh

Kesimpulan

Kebanyakan sakit kepala, meski tidak menyenangkan, tidak berbahaya dan merespon tindakan sederhana. Migrain, sakit kepala tegang, dan sakit kepala akibat penggunaan obat-obatan semuanya sangat umum. Sebagian besar penduduk akan mengalami satu atau lebih dari ini.

Mengetahui penyebab sakit kepala melalui diskusi dengan dokter seringkali merupakan cara terbaik untuk mengatasinya. Sakit kepala yang terus-menerus (kronis) mungkin terjadi dengan meminum obat penghilang rasa sakit sederhana yang Anda gunakan untuk menghilangkan sakit kepala Anda. Dokter Anda dapat mendukung Anda melalui proses penghentian obat penghilang rasa sakit jika ini adalah masalahnya. Sakit kepala sangat jarang merupakan tanda dari kondisi mendasar yang serius atau menyeramkan, atau kebanyakan sakit kepala hilang dengan sendirinya.

Jika Anda mengalami sakit kepala yang tidak biasa maka Anda harus membicarakannya dengan dokter Anda. Anda juga harus berbicara dengan dokter Anda tentang sakit kepala yang parah atau yang menghentikan aktivitas rutin Anda, yang berhubungan dengan gejala lain seperti kelemahan atau kesemutan dan yang membuat kulit kepala Anda sakit (terutama jika Anda berusia di atas 50 tahun). Selalu bicarakan dengan dokter Anda jika Anda mengalami sakit kepala di pagi hari yang terus-menerus muncul selama lebih dari tiga hari atau semakin memburuk. Ingatlah bahwa sakit kepala lebih jarang terjadi pada mereka yang:

  1. Kelola tingkat stress dengan baik
  2. Makan makanan seimbang dan teratur
  3. Olahraga teratur
  4. Perhatikan postur dan otot inti
  5. Tidur dengan dua bantal atau kurang
  6. Minum banyak air
  7. Tidur cukup

Apa pun yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan salah satu kualitas dari kehidupan Anda akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Anda serta mengurangi sakit kepala yang Anda alami.

Apa Itu Bedah Bariatrik

Apa Itu Bedah Bariatrik

 in progress of translating content

Apa itu bedah bariatrik adalah suatu teknik operasi untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas/kegemukan di mana metode lain seperti diet, olahraga dan pengobatan lain tidak efektif. Hal ini terjadi dengan manipulasi anatomi saluran pencernaan sehingga membatasi makanan yang masuk dan diserap oleh tubuh.

Apa itu bedah bariatrik dan Manfaat:

  1. Penurunan berat badan yang signifikan. Bedah bariatrik sangat efektif untuk mengatasi obesitas parah. Mayoritas pasien dapat menurunkan berat badannya secara signifikan dan bertahan lama.
  2. Menurunkan risiko penyakit. Dengan menurunkan berat badan, risiko penyakit seperti diabetes, serangan jantung, kolesterol, gangguan napas, nyeri sendi dan risiko stroke berkurang. Bahkan operasi ini dapat mengatasi tekanan darah tinggi dan menjadi terapi untuk mengobati diabetes.
  3. Angka harapan hidup meningkat. Riset penelitian membuktikan pasien yang menjalani operasi ini berumur lebih panjang dan kemungkinan lebih kecil terkena komplikasi penyakit akibat kegemukan bila dibandingkan pasien obesitas yang tidak menjalani operasi.
  4. Kualitas hidup yang lebih baik. Penurunan berat badan setelah operasi meningkatkan rasa percaya diri, mobilitas, kehidupan seksual dan kesehatan mental yang baik.

Perubahan pola hidup zaman modern, diet yang tidak sehat, stres, kurang aktivitas fisik dapat memicu peningkatan jumlah penderita kegemukan atau obesitas. Hal ini membawa dampak timbulnya penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, kolesterol, stroke, gangguan pernapasan / sleep apnea, penyakit sendi, sumbatan pembuluh darah dan penyakit lainnya.

Penderita obesitas parah biasanya berada pada fase terkritis dalam hidupnya karena segala metode tidak efektif. Kemajuan apa itu bedah bariatrik atau bedah obesitas merupakan suatu lompatan besar dalam penanganan kegemukan dengan hasil yang permanen. Dengan kemajuan pesat teknologi, teknik pembedahan menjadi semakin aman. Bedah obesitas bukanlah operasi kosmetik seperti liposuction atau sedot lemak pada timbunan di area tertentu tubuh kita tetapi pada bagaimana membatasi kalori yang dimakan atau diserap tubuh sehingga memperbaiki keseluruhan kondisi kesehatan kita.

Pada akhirnya, ketika semua jalan terlihat buntu, masih ada jalan terakhir untuk kesempatan kedua hidup yang baru. Metode pengurangan berat badan melalui teknik ini bisa menjadi solusi instan yaitu menjadi cara cepat dan efektif untuk pangkas lemak. Dengan memanfaatkan efek dari perubahan hormon pada penekanan rasa lapar, timbulnya sensasi kenyang, metode ini telah menjadi senjata yang ampuh untuk membantu pasien memulai dan memaknai hidup sehat yang positif.

Tahapan Bedah Bariatrik

Operasi menggunakan metode laparoskopi yaitu kamera kecil dimasukkan ke dalam rongga perut melalui sayatan mini sehingga dokter bedah bisa melihat seluruh organ didalam perut.

  1. Pasien akan menjalani pembiusan total sehingga pasien akan tidur dan tidak merasakan nyeri sama sekali
  2. Dilakukan sayatan kecil sebesar 1-2 cm sebanyak 3-4 buah
  3. Kamera mini dan instrumen alat operasi yang berbentuk tipis seperti sumpit dimasukkan ke dalam perut
  4. Kamera mini dihubungan dengan monitor pasien
  5. Dilakukan pengecilan dan pemotongan lambung menggunakan titanium stapler sehingga lambung berbentuk tabung kecil
  6. Luka operasi ditutup kembali dan operasi selesai

Jenis Operasi Bedah Bariatrik

Terdapat dua jenis pendekatan operasi bedah bariatrik:

  1. Operasi restriktif yaitu jenis operasi yang bertujuan membatasi kemampuan tubuh dalam mengomsumsi makanan. Hal ini dilakukan dengan mengecilkan ukuran lambung.
  2. Operasi malabsorbsi yaitu jenis operasi yang bertujuan untuk mengubah proses penyerapan makanan. Operasi ini juga mem-bypass bagian tertentu dari saluran pencernaan, sehingga operasi ini juga dapat membatasi kemampuan penyerapan kalori dalam tubuh.

 

Jenis operasi bedah bariatrik:

  1. Operasi Gastric Banding

Operasi ini termasuk metode restriktif. Operasi ini dilakukan dengan memasang cincin/band dari bahan silikon yang dapat diisi dengan air sehingga  menjepit lambung menjadi lebih kecil, akibatnya konsumsi makanan menjadi sedikit. Cincin/band ini dapat disesuaikan dengan menambah atau mengurangi air yang dipompakan ke dalamnya. Namun kerugiannya penurunan berat badan yang terjadi tidak terlalu drastis.

  1. Sleeve Gastrectomy

Operasi ini juga termasuk metode restriktif. Operasi ini mengecilkan dan memotong sekitar 75%-80% lambung pasien sehingga lambung nantinya berbentuk tabung dan hanya sebesar 20-25% ukuran normal. Operasi ini tergolong sederhana dan berisiko rendah, sehingga menjadi pilihan utama bagi pasien obesitas. Keuntungan dari operasi ini adalah operasi ini tidak mempengaruhi usus, sehingga tubuh masih dapat menyerap nutrisi secara maksimal. Sleeve gastrectomy menjadi prosedur pilihan utama untuk mengatasi obesitas/kegemukan.

  1. Operasi Bypass Lambung

Jenis operasi ini menggabungkan metode restriktif dan malabsorbsi. Operasi ini membuat bypass dari bagian atas lambung langsung ke usus halus, tanpa melewati Bagian bawah lambung dan usus 12 jari. Operasi ini mencegah tubuh menyerap terlalu banyak nutrisi makanan, sehingga menghasilkan penurunan berat badan yang lebih signifikan dibandingkan dua jenis metode sebelumnya.

 

Kriteria Pasien yang Tertarik Melakukan Bedah Bariatrik

Kriteria pasien untuk melakukan operasi pengurangan berat badan adalah dengan memakai tolak ukur: Index Massa Tubuh (IMT) lebih dari 40. IMT > 40 mengindikasikan kelebihan 45 kg diatas berat badan ideal untuk pria dan kelebihan 36 kg diatas berat badan ideal untuk wanita.

Operasi pengurangan berat badan ini dapat juga menjadi opsi bagi seseorang yang memiliki IMT lebih dari 35 yang disertai berbagai masalah kesehatan lain seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan nafas, dan kolesterol tinggi.

Perlu diketahui bahwa kesuksesan dari operasi penurunan berat badan ini sangat bergantung pada pengetahuan, motivasi, dan lifestyle dari masing-masing individu.

• Pasca Operasi

Kurang olahraga, diet yang tidak seimbang, makan terlalu banyak  karbohidrat dan juga minuman bersoda adalah beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan setelah operasi. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan pasien haruslah berkomitmen untuk menjalani perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

Studi menunjukkan pasien yang memiliki gaya hidup sehat, pemilihan makanan dan suplemen bergizi serta rutin menjalani kontrol berkala akan mendapatkan hasil yang memuaskan pasca operasi. Metode ini merupakan suatu pilihan ampuh yang memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan perubahan hidup baru.

Gejala Stroke Akibat Sumbatan pada Arteri Karotis

Apa itu Stroke

 in progress of translating content

Oleh DR. Med. Dr. Nyityasmono Tri Nugroho, Sp.B

Sebelum mengenal Gejala Stroke Akibat Sumbatan pada Arteri Karotis, Stroke adalah penyakit yang berbahaya. Terbagi menjadi dua jenis besar, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik/perdarahan. Kali ini kita akan membahas lebih detail mengenai stroke iskemik yang berkaitan dengan adanya sumbatan di arteri karotis.

Salah satu gejala stroke yang bisa dikenali adalah amaurosis fugax atau Transient Monocular Visual Loss (TVML), itulah istilah medis untuk kehilangan pandangan pada mata untuk beberapa saat, selama 2-5 detik dan akan normal kembali setelah beberapa menit atau jam dan akan kembali normal tanpa adanya sequale.

Hal ini paling sering diakibatkan oleh adanya iskemia yang sifatnya sementara pada retina mata. Penyebab iskemia ini bisa bermacam-macam dan salah satunya adalah adanya sumbatan pada arteri karotis yang berakibat terbentuknya emboli.

Arteri karotis merupakan arteri utama yang memperdarahi otak dan seluruh daerah kepala, disamping adanya sistem vertebrobasiler. Allah swt telah menganugerahi sistem peredaran darah di otak dengan sangat sempurna melalui banyaknya cabang-cabang arteri dan vena yang saling bertautan. Kali ini akan dibahas mengenai sumbatan di karotis dan penanganan secara intervensi bedah vaskuler.

 

Plaque di Arteri Karotis dan Bahayanya

Arteri karotis komunis terdapat di kanan dan kiri leher. Masing-masing arteri karotis komunis membentuk percabangan sebagai arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna. Arteri karotis interna memperdarahi sebagian besar ke otak dan arteri karotis eksterna memperdarahi wajah, scalp dan area leher. Sesaat sebelum percabangan arteri karotis terdapat bulbus karotikus, yaitu situs anatomi di arteri karotis komunis yang sedikit menggembung. Di bulbus karotikus (carotid bulb) inilah tempat predileksi adanya plak atherosklerosis pada arteri karotis komunis dan 15-20% kasus stroke ischemik berhubungan dengan plak atherosklerosis pada arteri karotis.[i]

Plak di dinding bagian dalam arteri merupakan kelanjutan proses dari pengerasan dan penebalan arteri. Proses ini merupakan proses degeneratif, yang hampir mustahil untuk dihindari. Yang dapat kita lakukan adalah memperlambat prosesnya, yaitu dengan berolahraga rutin dan tidak merokok. Plak terdiri dari kumpulan kolesterol, lemak, kalsium, fibrin dan produk-produk sisa dari sel yang menggumpal. Plak bisa menyumbat suatu arteri pada seluruh lumen maupun hanya sebagian lumen. Keadaan plak yang tidak stabil bisa memicu terjadinya emboli, jika sebagian dari plak ini terlepas dan menuju ke aliran arteri, kemudian menyumbat lumen arteri yang ukurannya lebih kecil daripada embolan, maka bisa menyumbat total arteri tersebut.

Plak di arteri karotis sangat berbahaya. Terutama plak yang sifatnya tidak stabil dan apabila plak tersebut memiliki intimal flap. Intimal flap merupakan kondisi endotel pada plak yang mengalami diseksi pada lapisan intima-media, sehingga bisa mengakibatkan terjadinya true lumen dan false lumen pada arteri karotis. Keadaan lain yang juga berbahaya adalah adanya ulserasi pada plak tersebut, yang memicu terbentuknya embolan yang berukuran besar.

Meskipun di dalam peredaran darah otak telah dirancang sedemikian canggih oleh Allah swt, namun tetap saja jika ada sumbatan di suatu arteri, tidak selamanya akan ditoleransi oleh tubuh. Sumbatan atau embolan yang kecil jika mengenai suatu arteri yang kecil, juga akan mengakibatkan ischemia daerah tersebut dan bisa mengakibatkan gejala stroke.

 

Arteri Karotis
Arteri Karotis : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMHT0022295/?figure=1

Peran Ultrasonografi pada Plak Karotis

Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas pencitraan non-invasif yang dapat memberikan gambaran plak pada karotis dengan sangat jelas. Salah satu indikasi dilakukannya pencitraan dengan USG karotis adalah jika pasien ada gejala TIA atau ada bruit di karotis pada pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan dengan USG dapat memberikan gambaran anatomi pada arteri karotis dan jika ditambah dengan Doppler, maka akan bisa terlihat gambaran aliran darah pada arteri karotis tersebut.

Dengan USG, bisa terlihat berapa persen stenosis akibat plak atherosklerosis pada arteri karotis, kondisi plak, adakah ulserasi pada plak tersebut, keadaan tunika intima, tunika media dan tunika adventitia. Pada beberapa kasus bisa dijumpai keadaan diseksi arteri karotis ataupun intimal flap seperti penjelasan di atas.

Intima-Media Thickness (IMT) arteri karotis merupakan pengukuran ketebalan kompleks tunika intima dan media pada pemeriksaan USG karotis. Pengukuran IMT ini tergolong sangat mudah, sederhana, non-invasif, bisa diulang kapanpun, dan hanya perlu menggunakan USG pada modus B-mode. Tidak diperlukan USG Doppler pada pemeriksaan IMT ini. Sebuah meta-analysis menyatakan bahwa IMT yang bertambah, mengindikasikan sebagai prediktor kuat untuk kejadian penyakit kardiovaskular dan stroke di kemudian hari.

Dan pada tahun 2010, ACCF/AHA (American College of Cardiology Foundation/American Heart Association) menyatakan bahwa penggunaan data IMT karotis sebagai penentuan risiko penyakit kardiovaskuler memiliki level evidence kelas IIa (setidaknya satu controlled-study tanpa randomisasi).  Ketebalan IMT karotis yang dinyatakan sebagai faktor risiko adalah lebih dari 15 mm, meskipun beberapa jurnal memberi range sekitar 11-12 mm.

Apakah diperlukan adanya suatu skrining arteri karotis khusus untuk menekan terjadinya kejadian stroke? Pertanyaan ini kadang muncul jika usia kita sudah menginjak usia paruh baya. Apalagi jika memiliki faktor risiko atherosclerosis seperti hipertensi, kolesterol darah tinggi dan merokok aktif.

Dikatakan pada suatu Guidelines SVS (Society for Vascular Surgery) untuk tatalaksana penyakit karotis ekstra kranial, bahwa indikasi skrining pada pasien untuk penyakit stenosis karotis ini berbeda-beda. Pada pasien yang jelas telah ada riwayat gejala neurologis, maka mutlak dilakukan pencitraan pada karotis terutama bulbus karotikus.

Bisa dilakukan dengan USG ataupun dengan angiografi. Meskipun gejala neurologis sederhana seperti adanya amaurosis fugaks ataupun pada pemeriksaan funduskopi ditemukan Hollenhorst plaque. Hollenhorst plaque merupakan embolus kolesterol yang terdapat pada pembuluh darah retina yang terlihat dengan pemeriksaan funduskopi.

Pada pasien yang tidak memiliki gejala neurologis, skrining pada arteri karotis masih kontroversial. Pada beberapa studi, dikatakan jika pada suatu daerah/wilayah memiliki prevalensi stenosis arteri karotis lebih dari 20%, maka sebaiknya skrining dilakukan pada daerah tersebut. Skrining terhadap pasien asimptomatik ini sangat berkaitan dengan adanya biaya. Pada pasien yang memiliki bruit karotis namun tidak menunjukkan gejala neurologis, hal ini dikembalikan kepada preferensi dokter. Menurut data, prevalensi stenosis karotis sebesar lebih dari 75%, hanya 1.2% yang memiliki bruit karotis pada pemeriksaan fisiknya

Tatalaksana Non Bedah dan Pembedahan

Tatalaksana pasien dengan sumbatan arteri karotis adalah dimulai dengan modifikasi gaya hidup. Yang paling penting adalah stop merokok, makan makanan sehat dan olahraga secara teratur. Dengan modifikasi gaya hidup diharapkan dapat menambah efektivitas dari terapi yang diberikan oleh dokter.

Secara garis besar, untuk penatalaksanaan sumbatan arteri karotis adalah dengan medikamentosa (obat-obatan) dan pembedahan, baik pembedahan terbuka maupun pembedahan secara minimal invasif. Baik penatalaksanaan secara bedah maupun non-bedah, semuanya kembali kepada ada atau tidaknya gejala sumbatan arteri karotis.

Pada pemberian obat-obatan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Penyakit degeneratif banyak menjadi faktor risiko dari penyakit atherosklerosis. Sehingga, yang terpenting adalah memberikan tatalaksana pada faktor-faktor risiko tersebut.

Tatalaksana terhadap hipertensi, diabetes mellitus, abnormalitas pada lemak dan turunannya, dan anti-trombosis penting dalam pengobatan pasien dengan stenosis arteri karotis. Pada penatalaksanaan hipertensi, target tekanan darah pasien berkisar <140/90 mmHg, hal ini dikarenakan dengan penurunan 10 mmHg tekanan darah akan menurunkan angka kejadian stroke sebesar 33%. Untuk penatalaksanaan diabetes mellitus, diharapkan angka HbA1C <7% dan menjaga kadar gula darah puasa tetap di kisaran normal.

Penurunan hitung kolesterol dan turunan lemak lain juga harus diperhatikan, meskipun pada beberapa studi menyatakan bahwa hubungan antara hiperkolesterolemia dengan insidens stroke masih belum jelas. Pada suatu studi dinyatakan bahwa setiap penurunan 10% LDL serum maka akan menurunkan risiko terjadinya stroke hingga >15%.

Penggunaan derivat statin dapat menurunkan risiko stroke 15-30%. Penggunaan aspirin setiap hari sebagai agen anti-trombosis disarankan oleh US Preventive Services Task Force untuk menurunkan risiko terjadinya morbiditas pada penyakit kardiovaskular secara umum.

Dosis yang dinyatakan untuk pencegahan stroke atau TIA adalah 50-325 mg per hari. Pemberian antikoagulan seperti warfarin nampaknya kurang efektif jika dibandingkan dengan pemberian aspirin atau clopidogrel sebagai antiplatelet.vii

Pada pasien dengan gejala TIA atau stroke, dengan sumbatan karotis yang berat, maka tatalaksana pembedahan sebaiknya dilakukan sebisa mungkin jika tidak ada penghalang, seperti penyakit kardiopulmoner yang berat atau adanya infark serebri luas, baik dengan pembedahan terbuka (Carotid endarterectomy-CEA) ataupun pembedahan minimal invasive (Carotid Aretery Stenting-CAS).

Sedangkan pada pasien yang memiliki sumbatan karotis namun tidak memberikan gejala, maka pengobatan medikamentosa adalah pilihan yang terbaik saat ini, dengan pemeriksaan berkala terhadap perkembangan plak karotis. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pemberian aspirin memberikan hasil yang baik, disertai dengan olahraga teratur berupa aerobic >30 menit selama 5 hari atau lebih dalam seminggu, dan diet rendah lemak. Postur tubuh dijaga pada IMT kurang dari 25 kg/m2 juga penting

Carotid-Endarterectomy (CEA) atau Carotid Artery Stenting (CAS)

Terkadang para klinisi mendapatkan dua pilihan antara dilakukan pembedahan terbuka atau minimal invasif untuk mengintervensi suatu sumbatan pada karotis.

Menurut ESVS (European Society Guidelines for Vascular Surgery) Guidelines tahun 2012, bahwa untuk pencegahan stroke jangka menengah, CAS dan CEA memiliki hasil yang sama. Jika ada risiko untuk dilakukan operasi terbuka dengan CEA, maka CAS sebaiknya ditawarkan pada pasien.

Risiko ini dinilai dari keahlian masing-masing ahli bedah vaskular pada suatu center, berkaitan dengan kondisi anatomi letak plak, kejadian contralateral laryngeal nerve palsy, riwayat radical neck dissection sebelumnya, radiasi leher sebelumnya, riwayat CEA sebelumnya, atau letak bifurkasio karotis yang tinggi. Pilihan pembedahan terbuka dengan CEA memberikan peluang terhadap individu yang tidak memiliki risiko tinggi terhadap pembedahan.

Sebuah meta analisis terhadap penelitian RCT CAS memberikan risiko stroke dalam 30 hari lebih besar sedikit pada kelompok dengan CAS, meskipun demikian untuk angka keberhasilan CAS dan CEA dalam jangka 2-3 tahun memberikan hasil yang tidak berbeda.

Kesimpulan

Sumbatan pada arteri karotis tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tidak perlu dilakukan suatu skrining menyeluruh pada umur tertentu untuk mendeteksi sumbatan karena plak karotis.

Penatalaksanaan yang tepat, mulai dari modifikasi gaya hidup dan stop merokok, medikamentosa hingga terapi pembedahan, baik pembedahan terbuka dengan CEA maupun minimal invasif dengan CAS, dapat memberikan hasil yang maksimal untuk menurunkan kejadian stroke di kemudian hari.

Sumber

Ilyas S. Amaurosis Fugaks. Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1987. Hal 205-206

 

Majid M Mughal, Mohsin K Khan, J Kevin DeMarco, Arshad Majid, Fadi Shamoun, George S Abela. Symptomatic and asymptomatic carotid artery plaque. Expert Rev Cardiovasc Ther. 2011 October ; 9(10): 1315–1330

 

Majid M Mughal, Mohsin K Khan, J Kevin DeMarco, Arshad Majid, Fadi Shamoun, George S Abela. Symptomatic and asymptomatic carotid artery plaque. Expert Rev Cardiovasc Ther. 2011 October ; 9(10): 1315–1330

 

Lorenz MW, Markus HS, Bots ML, Rosvall M, Sitzer M. Prediction of clinical cardiovascular events with carotid intima-media thickness: A systematic review and meta-analysis. Circulation, 2007; 115: 459-467

 

Nezu T, Hosomi N, Aoki S, Matsumoto M. Carotid intima-media thickness for atherosclerosis (review). Journal of Atherosclerosis and Thrombosis, 2016; 23: 18-31.

 

Allan B Dunlap, Gregory S Kosmorsky, Vikram S Kashyap. The fate of patients with retinal artery occlusion and Hollenhorst plaque. J Vasc Surg. 2007;46:1125-9.

 

John J Ricotta, Ali AbuRahma, Enrico Ascher, Mark Eskandari, Peter Faries, Brajesh K Lal. Updated Society for Vascular Surgery guidelines for management of extracranial carotid disease. 2011. Journal of Vascular Surgery;54:e1-e31.

 

Lanzino G, Rabinstein AA, Brown RD. Treatment of carotid artery stenosis: medical therapy, surgery, or stenting. Mayo Clin Proc. 2009;84(4):362-368

 

JD Kakisis, ED Avgerinos, CN Antonopoulos, TG Giannakopoulos, K Moulakakis, CD Liapis. Review-The European Society for Vascular Surgery Guidelines for carotid intervention: An updated independent assessment and literature review. European Journal of Vascular and Endovascular Surgery;2012:44:238-243

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

Apa itu Gerd (Gastro-Esophageal Reflux)

Mengenal apa itu GERD (gastro-esophageal reflux disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh refluks isi lambung atau duodenum bagian proksimal ke esofagus bagian bawah. Gejala utama yang timbul berupa rasa mulas, mual, dan nyeri dada bagian bawah.

Mengenal apa itu GERD merupakan salah satu penyakit gastrointestinal yang paling umum dan menggangu kualitas hidup jutaan orang di dunia. Mengenal apa itu GERD dikaitkan dengan usia tua, jenis kelamin laki-laki, merokok, konsumsi alkohol, dan hernia hiatus. Obesitas juga merupakan faktor risiko GERD yang signifikan.

Kebanyakan pasien yang mengalami gejala khas GERD hanya menjalani terapi empiris dengan proton pump inhibitor (PPI) dan tidak menjalani pemeriksaan diagnostik. Bila pada pasien timbul gejala serius (alarm signs) GERD seperti disfagia, odinofagia, anoreksia, penurunan berat badan dan perdarahan saluran cerna bagian atas, diperlukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas.

Pemeriksaan diagnostik lain seperti tes pH berbasis kateter, kapsul pH nirkabel, atau tes impedansi + pH dilakukan pada skenario klinis tertentu saat diperlukan tatalaksana lebih lanjut karena pasien tidak berespons dengan obat PPI. Pada dekade terakhir terjadi perubahan besar dalam tatalaksana GERD dan semakin banyak laporan tentang efek samping penggunaan PPI jangka panjang.

Ulasan berikut difokuskan pada manajemen GERD saat ini dan modalitas pembedahan di masa depan

DEFINISI

Gastroesophageal reflux didefinisikan sebagai kegagalan barrier anti-refluks sehingga isi gaster masuk ke esofagus. Gangguan mekanis ini disebabkan tidak sempurnanya lower esophagus sphincter, sehingga terjadi gangguan pengosongan lambung atau terjadi kegagalan peristalsis esofagus.

Abnormalitas ini menghasilkan gejala mulai dari “heart burn” hingga kerusakan jaringan esofagus sebagai komplikasinya. Gastroesophagael refux merupakan proses fisiologis yang normal, yang sering dirasakan oleh banyak orang secara berkala, terutama setelah makan.

Jika refluks yang terjadi melebihi batas normal, yaitu lebih dari dua kali perhari selama seminggu mukosa esofagus akan mengalami cedera sehingga meningkatkan resiko terjadinya Barret’s esopagus dan adenokarcinoma esofagus.

Patomekanisme GERD

Patomekanisme penyakit refluks gastroesofageal (GERD) sangat kompleks karena melibatkan pajanan refluks isi lambung, resistensi epitel esofagus, dan sensitivitas viseral. Refluksnya isi lambung akan melukai esofagus dan menimbulkan gejala GERD.

Pajanan esofagus terhadap refluks isi lambung ini yang menentukan tingkat keparahan penyakit. Refluks pada GERD terjadi karena lemahnya barrier anti-refluks. Lemahnya barrier anti-refluks ini tidak dapat menahan masuknya isi lambung ke esofagus bahkan dalam keadaan beban normal. Ditambah dengan kurangnya kemampuan esofagus untuk membersihkan (clearance) isi esofagus ke lambung terjadilah GERD. Hal lain yang memperburuk adalah rendahnya resistensi epitel dan peningkatan sensitivitas viseral.

  • Mekanisme anti-reflux

Dalam keadaan normal terdapat barrier anti-refluks, yang merupakan zona anatomi kompleks yang terdiri dari; 1) sfingter esofagus bagian bawah (LES), 2) crus diafragma ekstrinsik, dan 3) ligamentum phrenoesophageal yang merupakan komponen kunci.

Disfungsi LES menjadi penyebab utama GERD. Kegagalan komponen LES tersebut akan menyebabkan peningkatan kontak cairan lambung yang masuk ke  esofagus, sedangkan kegagalan komponen lainnya dapat dikompensasi melalui mekanisme clearance esofagus. Ketika komponen pelindung melemah dan efek perusak terus menerus terjadi, esofagus semakin banyak menerima pajanan abnormal isi lambung. Proses selanjutnya adalah pembersihan esofagus secara fisiologis.

  • Esophageal clearence (bersihan esofagus)

Bagian kedua dari mekanisme antireflux adalah usaha pembersihan esophagus. Tidak efektifnya clearance esophagus menyebabkan lebih lamanya kontak isi lambung dengan permukaan esofagus walaupun pada penderita ini LES-nya normal.

Terdapat 4 faktor penting yang mempengaruhi clearance esofagus yaitu; 1) gaya gravitasi, 2) aktivitas motorik esofagus, 3) salivasi, dan 4) letak esofagus distal dalam abdomen. Salivasi berkontribusi pada clearance esofagus melalui proses netralisasi asam seiring gerak peristalsis.

Air liur mengandung bikarbonat yang berperan sebagai buffer asam dan juga mengandung growth factor seperti epidermal growth factor yang berfungsi dalam perbaikan dan pertahanan mukosa esofagus. Kurangnya saliva seperti selama tidur menyebabkan waktu pembersihan asam lebih lama. Kadar asam di esofagus lebih lama kembali menjadi netral apabila saliva kurang. Produksi saliva kemudian akan meningkat dengan adanya asam di esofagus bagian bawah. Pada keadaan ini pasien merasakan adanya mukus yang berlebihan di dalam kerongkongan dan keadaan ini secara klinis dikenal sebagai water brush.

  • Gastric Reservoir

Lambung dapat berisi asam lambung, empedu, dan enzim-enzim pencernaan yang bersifat kaustik dan dapat melukai sebagian besar lapisan epitel kecuali jika ada tindakan perlindungan yang tepat untuk menyangga asam dan melindungi mukosa dari peradangan dan efek merusak lainnya. Semua komponen cairan saluran cerna dapat melukai dan mengiritasi esofagus, namun asam adalah penyebab utama esofagitis.

Selain asam, komponen lain dari seperti empedu, enzim pencernaan, mikroba patogen, dan faktor berbahaya lainnya juga dapat merusak esofagus. Asam empedu dapat mengganggu integritas barier mukosa dengan mengganggu fungsi sel dan merusak struktur membran. Empedu disekresikan ke usus halus bagian proksimal. Tidak normalnya pola sekretori dan dismotilitas antro-duodenum dapat meningkatkan jumlah empedu di lambung. Pajanan cairan empedu terkonjungasi ke esofagus yang dicampur dengan asam lambung akan memperburuk tingkat esofagitis.

Tingkat keasaman cairan refluks akan memperparah esofagitis erosiva, paparan asam ditambah empedu berisiko menimbulkan Barrett’s esophagus. Meskipun asam empedu dan pepsin merupakan unsur penting yang berbahaya dalam cairan refluks lambung, tidak ada pengobatan yang menargetkan komponen ini. Perawatan difokuskan pada penekanan asam dan prosedur anti-refluks. Terlepas dari itu masih ada komponen lain dari patomekanisme refluks untuk menimbulkan GERD. Sekresi abnormal asam abnormal saja tanpa disertai faktor lain, tidak akan menyebabkan GERD. Distribusi dan volume cairan lambung di dalam lambung juga berperan dalam patomekanisme GERD. Meskipun banyak pasien GERD mengalami pengosongan lambung yang abnormal, namun sulit untuk membuktikan bahwa hal ini menyebabkan GERD.

  • Hiatal Hernia

Hernia hiatus merupakan salah satu faktor risiko penyebab GERD karena terjadi gangguan anatomi dan fisiologi barrier anti-refluks yang normal melalui beberapa mekanisme; (1) penurunan tekanan sfingter esofagus bagian bawah (LES); (2) peningkatan frekuensi relaksasi LES transien (TLESR); dan (3) gangguan clearance esofagus.

  • Pengaruh obesitas

Obesitas tidak dapat diabaikan dalam diskusi yang berfokus pada patomekanisme GERD. Pergerakan cairan lambung dari lambung ke esofagus ditentukan oleh gradien tekanan antara abdomen dan toraks. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tekanan intragastrik lebih tinggi pada pasien obesitas, dan tekanan tersebut berbanding lurus dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang.

Peningkatan tekanan intra-abdomen dapat menganggu barrier anti-refluks dan obesitas dikaitkan dengan meningkatnya risiko hernia hiatal. Faktor-faktor ini menunjang terjadinya GERD yang parah. Menariknya, penurunan berat badan dalam jumlah kecil (sekitar 10–15 pounds) sudah dapat mengurangi gejala GERD.

Gejala Klinis GERD

Gejala dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Gejala yang berhubungan langsung dengan episode reflux:

  • Heart Burn

Heart burn merupakan gejala klasik pada GERD. Gejala ini ditandai dengan rasa terbakar yang dirasakan menjalar keatas mulai dari gaster keatas atau mulai dari dada bagian bawah sampai ke leher. Biasanya diprovokasi dengan makanan terutama makanan yang banyak mengandung lemak, atau makanan yang pedas dan posisi badan biasanya saat berbaring atau berdiri, dan berkurang atau sembuh dengan pemberian antasida.

  • Regurgitasi

Regurgitasi makanan biasanya dapat dirasakan dan tertelan kembali tetapi biasanya dalam jumlah besar sehingga pasien muntah. Beberapa pasien mengeluhkan regurgitasi sebagai gejala utama GERD.

  • Water Brush

Asidifikasi esophagus yang terjadi secara tiba-tiba akan menstimulasi secara cepat produksi salivasi sehingga mulut pasien terasa penuh dengan saliva.

  • Gejala lain yang atipikal

GERD dapat menyebabkan beberapa gejala yang tidak mudah diidentifikasi sebagai akibat reflux seperti angina-like chest pain, dispepsia, dan mual.

2. Gejala yang disebabkan karena komplikasi reflux

  • Gejala saluran napas

GERD dapat menyebabkan gangguan saluran napas maupun laring seperti asma, batuk kronis, laryngitis, dan sinusitis. Batuk, suara serak, dan mengi kadang dapat terjadi bersamaan.

  • Disfagia

Walaupun bervariasi, disfagia sering dikeluhkan dan disebabkan karena defek peristalsis esofagus atau sensitifitas esofagus yang meningkat. Disfagia berhubungan dengan gejala impaksi bolus yang disebabkan oleh striktur.

  • Odinofagi

Nyeri saat menelan merupakan gejala utama pada pasien yang mukosa esofagusnya hipersensitif, dan biasanya terjadi esofagitis yang berat.

  • Perdarahan akibat esofagitis

hematemesis dapat terjadi biasanya pada kasus-kasus yang sudah sangat berat. Pada keadaan seperti ini dapat terjadi anemia defisiensi besi.

Komplikasi Dari GERD

Reflux berulang isi gaster ke esofagus, paru-paru, orofaring, kerusakan mukosa esofagus dan epitel saluran napas mengakibatkan cedera yang diikuti proses penyembuhan, fibrosis, dan re-injury. Manifestasi GERD dapat diklasifikasikan sebagai esophageal dan ekstraesophageal.

  • Manifestasi esophageal GERD antara lain heart burn, chest pain, water brush, dan disfagia. Disfagia sendiri biasanya merupakan keluhan yang berhubungan dengan komplikasi GER seperti esofagitis, ulserasi, striktur dan terjadinya perubahan pada epitel esophagus (metaplasia) pada Barrett’s esophagus.
  • Manifestasi ekstraesophageal GERD paling sering yaitu aspirasi ke paru, atau terjadi reflex vagal yang menyebabkan bronchospasm saat cairan reflux menstimulasi esofagus distal. Manifestasi ekstraesofageal lain termasuk batuk kronis, laryngitis, kerusakan gigi, maupun sinusitis kronis.

Prevalensi terjadinya komplikasi pada GERD secara signifikan lebih tinggi bila terjadi refluks asam dan basa dibandingkan bila hanya reflux asam saja. Pada pasien yang mengalami refluks asam saja, biasanya tidak terjadi komplikasi jika mekanisme sfingternya normal. Sebaliknya komplikasi sering terjadi bila terjadi defek sfingter. Sfingter esophagus bawah (LES) yang normal disertai reflux asam biasanya lebih sering timbul menjadi esofagitis tanpa komplikasi, sedangkan pada pasien yang memiliki defek sfingter disertai refluks asam dan basa (alkali), kemungkinan timbulnya Barrett’s esophagus lebih besar.

Reflux bile dan enzim pankreas ke dalam lambung dapat melindungi cedera pada mukosa esofagus. Refluks bile dan enzim pancreas ke dalam lambung dapat melindungi cedera pada mukosa esofagus. Lebih jauh lagi, refluks isi duodenum ke dalam lambung dapat mencegah terjadinya peptic esophagitis pada pasien dimana sekresi bahan asam lambung dipertahankan dalam nilai tertentu sehingga lingkungan disekitar gaster menjadi asam karena garam empedu dapat melemahkan efek cedera akibat pepsin dan asam dengan menginaktivasi trypsin.

Pada beberapa pasien yang cairan lambungnya mengandung empedu, saat terjadi reflux akan terjadi iritasi mukosa esofagus tetapi terjadinya esofagitis lebih kecil bila dibandingkan dengan asam lambung yang mengandung pepsin. Abnormalitas pada mukosa barrier karena asam atau empedu berlawanan dengan esofagitis yang disebabkan karena pepsin dan tripsin. Hal inilah yang menjelaskan korelasi jelek antara gejala heart burn dengan endoscopic esophagitis.

Reflux asam lambung yang berkontaminasi dengan isi duodenum dapat merusak barrier mukosa esofagus, mengiritasi nervus yang terdapat pada papilla pada permukaan lumen dan menyebabkan severe heart burn. Meskipun terjadi heart burn, garam empedu yang ada akan menginhibisi pepsin dan pH yang asam akan menginaktivasi tripsin dan pasien tidak akan terlihat esofagitisnya.

Pada pasien yang mengalmai refluks alkaline gastric apabila dilakukan pemeriksaan endoskopi akan terlihat esofagitis tetapi memiliki gejala heart burn yang minimal karena tidak adanya ion hydrogen yang reflux dan garam empedu berpotensi mengaktivasi tripsin pada mukosa esophagus.

Faktor Resiko GERD

GERD memiliki perkiraan prevalensi di seluruh dunia sebesar 8-33%, di Australia sekitar 15%-20%, di Indonesia 5,7 % menjadi 25,18% dari tahun 1997-2002 dengan rata-rata kasus per tahun 13.13%, melibatkan semua kelompok umur dan kedua jenis kelamin. Laki-laki kulit putih lebih memiliki resiko tunggi untuk terjadinya Barrett’s esophagus dan adenokarcinoma dibandingkan dengan populasi lain.

Frekuensi GERD juga meningkat pada populasi obese ( BMI>30), pengkonsumsi alkohol (>7x minum/minggu), dan pada pasien tirah baring lama. Kira-kira 50% pasien GERD mengalami esofagitis. Esofagitis dapat dibagi menjadi 4 tingkat berdasarkan beratnya penyakit, yaitu :

  • Grade 1: eritema
  • Grade 2: erosi linear nonconfluent
  • Grade 3: erosi circular confluent
  • Grade 4 : striktur atau Barrett’s esophagus ( 8-15% pasien GERD dan dapat berkembang menjadi adenokarcinoma secara progresif).

Rasio terjadinya esofagitis untuk laki-laki dibandingkan wanita adalah 2:1 sampai 3:1, sedangkan terjadinya Barrett’s esophagus laki-laki dibandingkan wanita adalah 10:1. GERD timbul pada setiap usia, tetapi prevalensinya meningkat pada usia diatas 40 tahun.

Di Amerika Serikat dan negara barat, gejala yang dirasakan paling utama adalah heart burn. Kira-kira 7% populasi mengalami heart burn setiap hari dan menghabiskan biaya  kesehatan 9-10 miliar dollar pertahun di AS saja, sebagian besar terkait dengan penggunaan PPI dan diagnostik.

Paradigma diagnosis GERD saat ini bergantung pada identifikasi lesi mukosa esophagus atau gejala yang mengganggu yang disebabkan oleh refluks gastroesofagus. Penentu utama cedera mukosa adalah pajanan asam esofagus yang berlebihan yang disebabkan oleh cacat anatomis atau fisiologis dari esofagogastrik Junction(EGJ) dan peristaltik esofagus.

Diagnosis GERD

Strategi diagnosis GERD yaitu menentukan derajat dari esofagitis, ada tidaknya mukosa Bareett’s, dan membuktikan bahwa gejala disebabkan karena GER. Banyak metode digunakan untuk mengevaluasi sliding hernia dan esofagitis refluks yaitu pemeriksaan barium enema, upper Gl endoscopy, manometri esofagus, monitoring pH selama 24 jam, skintigrafi, serta tes PPI.

Barium enema dapat membuktikan adanya sliding hernia dan GER tetapi tidak dapat digunakan untuk menilai esofagitis kecuali yang stadium lanjut.

Upper GI Endoscopy merupakan yang terbaik untuk menentukan esofagitis, Barrett’s mukosa dan mengevaluasi beratnya esofagitis. Biopsi multipel dapat dilakukan saat endoskopi. Endoskopi tidak dilakukan pada semua penderita yang disangka GERD. Pasien yang memiliki gejala ringan dan tidak ada gejala alarm seperti yang telah dijelaskan sebelumnya boleh diberikan terapi trial tanpa endoskopi terlebih dahulu. Endoskopi dilakukan; (1) diagnosis tidak jelas karena gejala yang tidak spesifik atau atypical reflux disease yang bercampur dengan gejala duodenal seperti nyeri epigastrik, (2) gejala menetap atau memburuk pascaterapi PPI, (3) gejala yang berat atau komplikasi esofagitis

Endoskopi merupakan pilihan pertama karena :

  1. merupakan tes yang sensitif untuk suatu reflux esofagitis
  2. memberikan diagnosis yang lebih akurat untuk lesi mukosa seperti infective esophagitis, peptic ulcer, malignansi, ataupun kelainan upper GI tract yang sulit dibedakan dari anamnesis reflux disease.
  3. merupakan cara yang paling efektif untuk menentukan derajat esofagitis yang penting untuk terapi dan manajemen dari reflux disease.
  4. satu-satunya metode yang sensitif untuk mendiagnosis Barrett’s esophagus
  5. berguna untuk pengetahuan dan managemen peptic stricture

Tatalaksana GERD

Tujuan terapi GERD adalah mengurangi gejala dan memperbaiki kualitas hidup, menyembuhkan esofagitis, mengurangi resiko komplikasi, melalui cara; 1) modifikasi gaya hidup, 2) terapi medikamentosa untuk mengontrol gejala, 3) endoskopi (poin 3 ini tidak di bicarakan khus dalam tulisan ini)  dan 4) mengetahui pasien yang hanya dapat diterapi secara bedah.

Modifikasi Gaya Hidup dan Perubahan Pola Makan

Modifikasi gaya hidup tetap menjadi landasan intervensi terapeutik GERD, yang umumnya diabaikan oleh dokter dan tidak diikuti oleh pasien. Obesitas telah terbukti sebagai faktor risiko penting perkembangan atau memburuknya GERD.

Untuk itu dalam modifikasi gaya hidup yang meliputi keadaan ini adalah penurunan berat badan, hindari makan banyak lemak atau yang berlebihan, hindari makanan berkalori terlalu tinggi, berhenti merokok, coklat, minuman berkarbonasi, bawang bombay, saus tomat, mint, alkohol, jus jeruk, dan makanan pedas. Semua hal ini memperburuk gejala GERD walaupun belum ada yang melakukan penelitian berkualitas tinggi mengenai pentingnya menghindari hal ini.

Hindari posisi tubuh berbaring selama 2 sampai 3 jam setelah makan, hindari aktivitas yang meliputi membungkukan badan setelah makan, lakukan olahraga yang tidak meningkatkan tekanan intra-abdomen, dan menghindari pemakaian pakaian yang terlalu ketat. Pada pasein yang harus berbaring lama, sebaiknya dilakukan elevasi kepala 20-30 derajat.

Hindari juga obat-obatan yang mengandung efek antikolinergik, teofilin, obat-obatan dopaminergic, calcium chanel bloker. Aspirin dan anti-inflamatori nonsteroid juga memperburuk esofagitis.

Terapi Medikamentosa

Antasida merupakan standard terapi sejak tahun 1970 dan sampai sekarang masih tetap efektif untuk mengontrol gejala ringan GERD. Antasida diberikan setelah makan atau saat sebelum tidur.

Proton pump inhibitor dapat diberikan sebagai terapi inisial GERD. Antagonis reseptor-H2 juga merupakan obat first line untuk GERD bergejala ringan sampai menengah dan pada esofagitis grade 1 dan 2. Antagonis reseptor-H2 efektif untuk menyembuhkan esofagitis ringan pada 70-80% kasus dan dapat digunakan sebagai terapi maintenance untuk mencegah relaps.

Obat prokinetik meningkatkan motilitas esofagus dan lambung, efektif untuk digunakan pada paseien bergejala ringan. Penggunaan obat ini tidak boleh diberikan dalam jangka waktu lama.

Pada terapi medikamentosa terdapat 2 macam cara pemberian obat yaitu:

  1. terapi inisial mempunyai 4 tujuan yaitu untuk mengkonfirmasi diagnosis GERD, dengan melihat respons baik terhadap terapi, mengurangi gejala reflux, menenangkan kondisi pasien secara psikologis, dan menghilangkan esofagitis. Pilihan terapi inisial yaitu diberikan PPI selama dosis 1 kali sehari selama 4 minggu sebenarnya cukup selama 2 minggu tetapi hal ini masih diteliti.
  2. Maintenance terapi memiliki 3 tujuan utama yaitu untuk mengontrol gejala secara adekuat, mencegah terjadinya komplikasi, dan meminimalisasi biaya perawatan jangka panjang. Dalam hal ini dapat diberikan dosis titrasi.

Secara keseluruhan tips tatalaksana medikamentosa GERD yaitu:

  • Menganjurkan perubahan gaya hidup
  • Penggunaan H2 bloker sebagai terapi inisial pasien GERD bergejala ringan, paing baik diberikan setelah makan dan sebelum tidur.
  • PPI merupakan medikasi antireflux yang paling poten dan merupakan pilihan utama pada erosive reflux dan adanya gejala extraesophageal reflux. Obat PPI diberikan sebelum makan pagi dan sebelum makan malam, sebaiknya secara continous selama 6-24 bulan.
  • Penambahan H2 bloker pada PPI membantu mengontrol asam yang terjadi saat malam hari yang sering terjadi pada beberapa pasien.
  • Belum dapat dibuktikan bahwa dosis yang terendah merupakan dosis yang paling efektif pada penggunaan untuk periode yang lama (tahunan) atau saat terjadinya rekurensi (3-6 bulan)
  • Secara berkelanjutan sebaiknya sebaiknya dipakai dengan dosis yang tinggi untuk mengontrol gejala.
  • Lakukan evaluasi dan re-evaluasi bilamana diperlukan selama terapi jangka panjang GERD. Terapi bedah anti-reflux sudah harus dipertimbangkan.

Terapi Bedah

Indikasi terapi bedah untk GERD adalah:

  • Tidak berespons terhadap terapi medikamenotsa.
  • Severe endoscopic esofagitis
  • Barrett’s esophagus
  • Hiatal Hernia
  • Obese

Pada keadaadan tersebut diatas bahwa terapi bedah anti-reflux sudah harus dipertimbangkan

Macam macam Laparoscopi

  • Laparoscopi fundoplikasi Nissen merupakan prosedur antireflux yang paling sering dilakukan. Sekitar 92% pasien mengalami resolusi gejala setelah dilakukan laparoskopi fundoplikasi.
  • Laparoskopi gastric sleeve + reduksi hiatal hernia : Pada pasien obesitas (akan di bahas tersendiri)

Laparoskopi reduksi hiatal hernia  dan Fundoplikasi Nissen

Hiatus hernia adalah kondisi masuknya bagian atas lambung ke rongga toraks. Lambung yang seharusnya berada di rongga perut, menonjol ke atas melalui celah di otot diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut.

Pada kondisi yang lebih serius, diperlukan operasi untuk mengatasi hernia hiatal. Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan lambung ke rongga perut dan memperkecil celah diafragma. Operasi dapat dilakukan dengan operasi terbuka atau dengan teknik laparoskopi.

Katup/sfingter esofagus bawah yang berfungsi sebagai pemisah lambung dengan esofagus di toraks mengalmi kelemahan. Fundoplikasi berfungsi memperkuat katup tersebut sehingga mencegah makanan dan asam naik kembali

Fundoplikasi dilakukan dengan membungkus lekukan bagian atas gaster (fundus) ke sekitar esofagus, sehingga bagian bawah esofagus menjadi melewati terowongan kecil yang terbentuk dari dinding otot gaster. Bila mekanisme otot sfingter esofagus bawah kuat, asam lambung tidak mudah naik ke esofagus sehingga gejala refluks asam lambung lebih terkontrol.

  • Jenis Fundoplikasi

Fundoplikasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

  • Nissen 360-degree wrap

Bagian atas lambung (fundus) membungkus keliling esofagus untuk mengencangkan sfingter. Tindakan ini mencegah pasien dari regurgitasi.

  • Toupet 270-degree posterior wrap

Fundus membungkus dua pertiga dari esofagus bawah pasien. Tindakan ini menciptakan semacam katup yang memungkinkan pasien melepaskan gas dengan lebih mudah melalui sendawa atau muntah saat diperlukan.

  • Watson anterior 180-degree wrap

Esofagus di sebelah diafragma direkonstruksi. Kemudian fundus membungkus setengah anterior esofagus setengah di area depan dari bagian bawah kerongkongan dan melekat pada bagian dari jaringan diafragma.

Setiap prosedur dapat dilakukan secara laparoskopik. Dokter akan membuat beberapa sayatan kecil dan memasukkan instrumen bedah serta kamera dan cahaya di ujungnya untuk mengerjakan operasi. Dengan laparoskopi, waktu pemulihan pasien lebih cepat dan bekas luka lebih kecil dibanding prosedur terbuka.

 

  • Prosedur Reduksi Hiatal Hernia dan Fundoplikasi

Prosedur fundoplikasi dilakukan dengan teknik bedah laparoskopi atau insisi pada rongga dada pada pasien yang obesitas atau memiliki esofagus pendek. Operasi akan dilakukan sesuai dengan jenis operasi dan kondisi pasien.

 

  • Persiapan Sebelum Operasi

Apa yang harus dipersiapkan sebelum operasi GERD? Berikut aturan umumnya:

  • Tetap mengonsumsi obat yang diresepkan selama 24 jam terakhir sebelum operasi.
  • Tidak boleh minum obat lain yang tidak diperintahkan, termasuk obat anti-inflamasi ibuprofen dan parasetamol.
  • Anda hanya boleh konsumsi cairan bening dalam 1-2 hari sebelum operasi.
  • Anda harus minta pendampingan orang terdekat Anda untuk menemani Anda sebelum dan sesudah operasi untuk dukungan mental.
  • Konsultasi pada dokter apakah Anda tetap boleh konsumsi vitamin, suplemen, obat herbal, atau jenis makanan tertentu sebelum operasi.

Dokter akan memberitahu Anda semua aturan sebelum operasi. Mohon ikuti semua instruksi dokter.

 

  • Prosedur Selama Operasi

Berikut ini prosedur fundoplikasi dengan operasi laparoskopi:

  • Anda akan diberi obat bius jadi Anda akan tidur selama anestesi.
  • Dokter akan membuat sayatan pada kulit dan peritoneum (dinding abdomen).
  • Kamera dan lampu khusus dimasukkan ke dalam sayatan tersebut.
  • Fundus (bagian atas lambung) akan dibuat merangkul esofagus bagian bawah.
  • Kemudian dokter akan menjahit fundus tersebut dengan esofagus.
  • Dokter akan mengeluarkan semua gas di rongga perut.
  • Operasi selesai dan dokter akan menutup luka dengan benang jahit yang akan hancur dengan sendirinya.

Dengan metode laparoskopi (prosedur bedah untuk memeriksa organ dalam perut), Anda akan dirawat inap selama 2-3 hari. Kebanyakan pasien sudah bisa beraktivitas normal 2-3 minggu pasca-operasi.

 

  • Perawatan Setelah Operasi

Operasi laparoskopi memiliki waktu pemulihan lebih cepat daripada operasi terbuka. Operasi terbuka membutuhkan waktu pemulihan hingga 4-6 minggu. Berikut ini pemulihan operasi fundoplikasi secara umum:

  • Anda akan kembali ke rumah sekitar 36-48 jam setelah operasi.
  • Dokter mungkin akan meminta Anda untuk check-up ke rumah sakit 1 minggu setelah operasi terbuka.
  • Bekas sayatan akan dibalut dengan perekat atau perban bedah khusus dan melepasnya 2-7 hari setelah operasi.
  • Dokter akan memberi saran makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh Anda makan selama beberapa minggu.
  • Dalam kondisi tertentu, Anda mungkin harus makan melalui selang khusus.
  • Anda tidak boleh mandi hingga perekat atau perban dilepas.
  • Bersihkan bekas sayatan dengan air hangat.

Konsultasikan dengan dokter semua instruksi yang harus Anda lakukan pascaoperasi. Anda juga harus mengamati bila ada gejala, efek samping, atau keluhan lain yang mungkin Anda rasakan pasca operasi.

Komplikasi Operasi

Fundoplikasi merupakan tindakan medis yang cenderung aman dilakukan. Namun, seperti prosedur medis pada umumnya, fundoplikasi tetap memiliki komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain yaitu :

  • Kesulitan menelan.
  • Kembung akibat penumpukan gas karena pasien tidak dapat bersendawa.
  • Infeksi paru-paru, seperti pneumonia
  • Infeksi area bedah
  • Dumping syndrome, ketika makanan bergerak terlalu cepat dari perut ke usus
  • Mual
  • Refluks terus terjadi
  • Kesulitan untuk muntah pada saat dibutuhkan

Serangan jantung

Apa itu serangan jantung?

Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi saat aliran darah ke jantung berkurang atau tersumbat secara drastis. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di arteri jantung (koroner). Endapan lemak yang mengandung kolesterol disebut plak, sedangkan proses penumpukan plak disebut aterosklerosis. 

Terkadang, plak dapat pecah dan membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah. Kurangnya aliran darah dapat merusak atau menghancurkan sebagian otot jantung. 

Gejala serangan jantung

Berikut beberapa gejala serangan jantung yang wajib diwaspadai:

  • Nyeri dada (perasaan tertekan, berat, sesak, atau terhimpit di dada)
  • Nyeri di bagian tubuh lain, bisa terasa seolah-olah nyeri menyebar dari dada ke lengan (biasanya lengan kiri, tetapi dapat memengaruhi kedua lengan), rahang, leher, punggung, dan perut
  • Merasa pusing atau berkunang-kunang
  • Berkeringat
  • Sesak napas
  • Merasa mual atau muntah
  • Perasaan cemas yang luar biasa (mirip dengan serangan panik)
  • Batuk atau mengi

Nyeri dada akibat serangan jantung sering kali terasa parah, tetapi beberapa orang mungkin hanya mengalami nyeri ringan, mirip dengan gangguan pencernaan.

Meskipun gejala yang paling umum adalah nyeri dada, gejala serangan jantung bisa bervariasi dari orang ke orang. 

Beberapa orang mungkin memiliki gejala lain seperti sesak napas, merasa mual, dan nyeri punggung atau rahang tanpa nyeri dada. 

Penyebab serangan jantung

Sebagian besar serangan jantung terjadi karena penyumbatan pada salah satu pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Hal ini sering kali terjadi karena plak yang menumpuk di bagian dalam arteri. Penumpukan ini dikenal dengan sebutan aterosklerosis. 

Ketika ada sejumlah besar penumpukan aterosklerosis di pembuluh darah jantung, kondisi ini dikenal sebagai penyakit jantung koroner. 

Terkadang, endapan plak di dalam arteri koroner dapat pecah, dan gumpalan darah bisa tersangkut di tempat pecahnya. Jika gumpalan menyumbat arteri, situasi ini bisa membuat otot jantung kekurangan darah dan memicu serangan jantung. 

Diagnosis serangan jantung

Berikut beberapa tes untuk mendiagnosis serangan jantung:

  • Elektrokardiogram (EKG): Tes ini dilakukan untuk merekam sinyal listrik saat bergerak melalui jantung. Dalam tes ini, elektroda ditempelkan di dada dan terkadang di lengan dan kaki. Sinyal direkam sebagai gelombang yang ditampilkan di monitor atau dicetak di kertas. Elektrokardiogram (EKG) dapat menunjukkan apakah Anda sedang atau pernah mengalami serangan jantung.
  • Tes darah: Protein jantung tertentu perlahan bocor ke dalam darah setelah kerusakan jantung akibat adanya serangan jantung. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa protein ini. 
  • Rontgen dada: Rontgen dada menunjukkan kondisi dan ukuran jantung serta paru-paru. 
  • Ekokardiogram: Gelombang suara (USG) menciptakan gambar jantung yang bergerak. Tes ini bisa menunjukkan bagaimana darah bergerak melalui jantung dan katup jantung. Ekokardiogram dapat membantu mengidentifikasi apakah suatu area jantung telah rusak.
  • Kateterisasi koroner (angiogram). Tabung panjang dan tipis (kateter) dimasukkan ke dalam arteri, biasanya di kaki, dan diarahkan ke jantung. Pewarna mengalir melalui kateter untuk membantu arteri terlihat lebih jelas pada gambar yang dibuat selama tes.

Pengobatan serangan jantung

Mengobati serangan jantung berarti memulihkan aliran darah ke otot jantung yang terdampak sesegera mungkin. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pengobatan hingga operasi. 

1. Obat-obatan

  • Obat anti-pembekuan darah: Obat seperti aspirin dan obat pengencer darah lainnya bisa diresepkan dokter.
  • Nitrogliserin: Obat untuk meredakan nyeri dada dan menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga darah bisa mengalir lebih mudah.
  • Obat trombolitik (pengencer gumpalan darah): Dokter bisa meresepkan obat ini dalam 12 jam pertama setelah serangan jantung.
  • Obat antiaritmia: Obat antiaritmia bisa menghentikan atau mencegah gangguan pada ritme detak jantung normal (aritmia), yang kerap disebabkan oleh serangan jantung.
  • Obat pereda nyeri: Obat pereda nyeri bisa diberikan oleh dokter untuk meredakan nyeri dada. 
  • Obat penghambat beta: Obat ini membantu memperlambat detak jantung sehingga pasien bisa pulih dari cedera akibat serangan jantung.
  • Obat antihipertensi: Obat ini menurunkan tekanan darah dan bisa membantu jantung pulih dari cedera akibat serangan jantung.
  • Statin: Obat yang membantu menstabilkan plak di pembuluh darah jantung, sehingga kecil kemungkinannya pecah. Obat ini juga membantu mengurangi kolesterol dan risiko terkena serangan jantung di masa depan. 

2. Intervensi koroner perkutan

Dokter akan berusaha untuk mengembalikan sirkulasi darah ke otot jantung yang terdampak dengan prosedur yang disebut sebagai intervensi koroner perkutan atau angioplasti. 

3. Pencangkokan bypass arteri koroner 

Orang yang mengalami penyumbatan parah pada arteri koroner dapat menjalani pencangkokan bypass arteri koroner. Dokter sering menyebutnya operasi jantung terbuka atau operasi bypass.

Prosedur ini melibatkan penggunaan pembuluh darah dari tempat lain di tubuh  (biasanya dada, lengan, atau kaki) untuk membuat jalan memutar bagi darah. Ini mengalihkan darah di sekitar satu atau lebih bagian arteri yang tersumbat dan membawa darah ke otot jantung pasien.

Ingin bertanya lebih dalam tentang serangan jantung atau kesehatan jantung secara keseluruhan? Langsung saja kunjungi Mandaya Royal Hospital Puri. Rumah sakit kami dilengkapi dengan teknologi medis modern yang bisa menangani berbagai masalah jantung. Anda juga bisa berkonsultasi dan bertemu dengan dokter-dokter spesialis jantung yang berpengalaman. 

Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes