fbpx

Kanker Prostat

Kanker prostat adalah jenis kanker yang dialami pria ketika ada sel kanker tumbuh di organ prostat, salah satu bagian dari sistem reproduksi. Menurut data Global Cancer Observatory tahun 2022, terdapat 1.466.728 pengidap kanker prostat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, jumlahnya mencapai 13.130 orang.

Apa Itu Kanker Prostat?

Prostat adalah kelenjar yang terletak di bawah saluran kemih, di depan rektum. Organ ini berfungsi untuk memproduksi cairan semen.

Umumnya, sel kanker yang tumbuh di kelenjar prostat tumbuh secara perlahan dan tidak memicu gejala hingga berkembang ke arah yang lebih agresif. Jika dideteksi sejak dini, tingkat kesembuhan kanker ini tergolong baik. 

Kanker prostat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Adenokarsinoma
  • Small cell carcinoma
  • Large cell carcinoma
  • Transitional cell carcinoma
  • Sarkoma

Stadium Kanker Prostat

Berikut adalah tingkat keparahan yang bisa terjadi:

  • Stadium I dan II. Pada stadium I dan II, sel kanker belum menyebar ke luar prostat, sehingga disebut juga sebagai tahap awal. 
  • Stadium III. Sel kanker sudah menyebar ke jaringan lain yang berada di dekat prostat.
  • Stadium IV. Sel kanker sudah menyebar ke organ lain yang letaknya jauh dari prostat, seperti kelenjar getah bening, tulang, hati, atau bahkan paru-paru. 

Penyebab kanker prostat

Hingga saat ini, penyebab kanker prostat belum diketahui pasti. Namun para ahli telah mengetahui bahwa kemunculan sel kanker dimulai ketika ada terjadi perubahan di salah satu bagian DNA yang berfungsi untuk menginstruksikan sel tersebut untuk bekerja. Karena perubahan abnormal ini, instruksi yang diberikan justru membuat sel terus tumbuh dan membelah melebihi dari yang normal. Mekanisme ini membuat sel abnormal terus tumbuh, sel yang normal mati, dan pada akhirnya muncul benjolan di area prostat. 

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker prostat, yaitu:

1. Usia

Pria berusia di atas 50 tahun berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Jika terjadi di usia lansia, sel kanker biasanya akan berkembang lebih lambat. Sementara itu, pada kanker yang terjadi di usia muda, pertumbuhan sel biasanya akan lebih agresif. 

2. Obesitas

Pria yang mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas juga berisiko lebih besar terkena kanker prostat. Selain itu, jenis kanker yang dialami juga berpotensi lebih agresif dan lebih mungkin kembali tumbuh setelah perawatan selesai dilakukan. 

3. Genetik

Jika orang tua atau saudara kandung pernah didiagnosis mengalami kanker di area prostat, maka risiko Anda terkena penyakit ini akan lebih besar.

4. Infeksi

Infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan sifilis bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker di bagian prostat. 

Gejala Kanker Prostat

Sebagian besar pria yang mengalami kanker prostat tidak mengalami gejala berarti dan baru diketahui mengalami kanker ketika menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Meski begitu, sebagian lagi ada yang merasakan gejala-gejala mengganggu yang pada akhirnya diketahui disebabkan oleh kanker.

Gejala kanker prostat yang perlu diwasapadai adalah:

  • Sulit buang air kecil
  • Aliran urine lemah
  • Sangat sering buang air kecil, terutama saat malam hari
  • Saat buang air kecil terasa tidak tuntas
  • Terasa sakit atau panas saat buang air kecil
  • Ada darah atau cairan semen pada urine
  • Nyeri di punggung, pinggang, dan pinggul yang tidak kunjung sembuh
  • Terasa nyeri saat ejakulasi

Diagnosis Kanker Prostat

Proses diagnosis kanker prostat dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari skrining, pemeriksaan utama, dan pemeriksaan tingkat keparahan. 

1. Skrining 

Ada dua pemeriksaan yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi kanker prostat, yaitu:

  • Tes PSA (Prostate Specific Antigen)

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar PSA dalam darah. PSA adalah zat yang dibuat oleh prostat. Kadar PSA yang tinggi dalam darah bisa menandakan adanya kanker. Namun, pemeriksaan ini tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya penentu, karena kadar PSA juga bisa naik karena kondisi lain yang menyerang prostat.

    Menurut dr. Hendy Mirza, Sp.U(K), dokter spesialis urologi konsultan dari Mandaya Royal Hospital Puri, pemeriksaan atau skrining PSA dianjurkan untuk laki-laki berusia di atas 50 tahun. Namun, jika ada keluarga dekat seperti ayah kandung dan kakek kandung yang pernah didiagnosis mengalami kanker prostat, maka pemeriksaan PSA dapat dilakukan lebih cepat, misalnya ketika berusia di atas 40 tahun.

  • Pemeriksaan colok dubur

    Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan jari ke area rektum atau dubur untuk memeriksa prostat secara langsung dan mengetahui apabila ada benjolan atau kondisi abnormal lainnya.

2. Diagnosis 

Jika pada proses skrining ditemukan kecurigaan kanker, maka dokter akan menginstruksikan pemeriksaan lanjutan. Jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker prostat adalah:

  • Ultrasound

    Ultrasound atau USG yang digunakan adalah metode transrektal. Artinya, alat khusus berukuran sebesar cerutu akan dimasukkan melalui rektum atau dubur. Hasil pemeriksaan ini akan memberikan gambaran kelenjar prostat secara jelas.

  • MRI

    Pada beberapa kasus, dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan MRI untuk mendapatkan gambaran prostat yang lebih rinci. Pemeriksaan ini juga akan membantu dokter untuk merencanakan prosedur jaringan sampel untuk pemeriksaan lanjutan.

  • Biopsi

    Pemeriksaan diagnosis juga biasanya disertai dengan biopsi jaringan prostat untuk memastikan bahwa sel tersebut benar merupakan sel kanker. Biopsi dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan menggunakan jarum. Sampel tersebut selanjutnya akan diperiksa di laboratorium untuk memilah sel-sel yang terdapat di dalamnya.

3. Pemeriksaan stadium 

Setelah dipastikan bahwa benar ada sel kanker pada prostat, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui tingkat keparahan atau stadium kanker tersebut. Teknik yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah:

  • Gleason score

    Gleason score adalah metode yang digunakan dokter untuk menentukan tingkat keparahan kanker. Semakin tidak abnormal sel pada jaringan prostat, maka Gleason score-nya akan semakin tinggi.

    Umumnya, Gleason score yang digunakan untuk memeriksa sampe biopsi prostat berkisar antara 6-10. Skor 6 menandakan bahwa kanker prostat yang dialami adalah tingkatan rendah, skor 7 tingkatan sedang, dan skor 8-10 tingkatan tinggi.

  • Tes genomik

    Tes genomik dilakukan untuk menganalisis sel kanker sehingga diketahui jenis mutasi gen yang terjadi pada sel tersebut. Pemeriksaan ini bisa memberikan lebih banyak informasi mengenai prognosis atau kemungkinan keberhasilan pengobatan kanker prostat.

4. Pemeriksaan penyebaran sel kanker

Jika kanker prostat yang diderita dicurigai sudah menyebar ke organ lain seperti pada stadium III dan IV, maka pemeriksaan tambahan seperti di bawah ini perlu dilakukan untuk memetakan penyebaran yang terjadi:

  • Scan tulang
  • Ultrasound
  • CT Scan
  • MRI
  • PET Scan

Pengobatan Kanker Prostat

Kanker prostat bisa diobati dengan beberapa cara, mulai dari pemantauan ketat oleh dokter, operasi, terapi radiasi, terapi lutesium, cryotherapy hingga terapi hormon. 

1. Pemantauan

Pada kondisi yang tidak bergejala, masih tahap sangat awal, dan diprediksi tidak akan menyebar dengan cepat, dokter dapat merekomendasikan pemantauan berkala tanpa tindakan. Selama pemantauan, dokter dapat melakukan tes PSA secara rutin dan baru akan mulai merawat apabila kankernya sudah mulai berkembang atau memicu gejala mengganggu. 

2. Operasi

Operasi pengangkatan prostat atau prostatektomi dapat dipilih untuk mengatasi kanker prostat. Pada prosedur ini, vesikula seminalis, bagian yang berfungsi memproduksi cairan yang akan diubah menjadi semen, juga diangkat.

3. Terapi radiasi

Ada dua jenis terapi radiasi atau radioterapi yang dapat dipilih, yaitu terapi radiasi eksternal dan terapi radiasi internal atau yang disebut juga sebagai brachytherapy. 

Pada terapi radiasi eksternal, radiasi akan diarahkan langsung dari luar tubuh oleh mesin khusus untuk menghancurkan sel kanker. Sementara itu pada brachytherapy, benih berbahan khusus yang bersifat radioaktif ditanam langsung di dalam tubuh, langsung pada area yang terkena kanker untuk menghancurkan sel kanker tersebut. 

4. Terapi lutesium

Terapi lutetium sangat efektif untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Terapi ini termasuk terapi tertarget karena hanya akan menghancurkan sel-sel kanker prostat saja, termasuk yang sudah menyebar. 

Pemberiannya dilakukan melalui suntikan atau infus. Efek samping terapi ini juga tergolong minimal. Menurut dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM(K) Onk dokter spesialis kedokteran nuklir konsultan dari Mandaya Royal Hospital Puri, tingkat keberhasilan terapi ini juga baik, “setelah perawatan dengan lutetium, hasil scan pasien itu banyak terlihat bersih. Selain itu tumor marker PSA-nya yang tadinya tinggi, bisa turun jadi sangat rendah,” ungkapnya.

5. Terapi lainnya

Tergantung dari kondisi pasien, beberapa pilihan terapi di bawah ini juga dapat dilakukan dokter untuk mengobati kanker prostat.

  • Cryotherapy. Menempatkan alat khusus yang dapat membekukan dan membunuh sel kanker di organ yang terkena. 
  • Chemotherapy. Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker apabila sudah menyebar ke bagian-bagian lain di tubuh. 
  • Terapi biologis. Terapi yang dilakukan untuk memacu sistem imun di tubuh melawan sel kanker atau mengontrol efek samping dari perawatan kanker prostat lain yang dilakukan.
  • Ultrasound terfokus intensitas tinggi. Perawatan menggunakan gelombang suara untuk membunuh sel kanker.
  • Terapi hormon. Perawatan ini membuat sel kanker tidak mendapatkan hormon yang dibutuhkan untuk berkembang.

Kanker prostat termasuk salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai. Karena itu, para pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala, terutama jika sudah merasakan gejala-gejala yang mencurigakan. Kunjungi pusat spesialis urologi di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal hingga pengobatan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp atau Book Appointment melalui website untuk mempermudah kunjungan Anda dan mendapatkan informasi lengkap lainnya, termasuk jadwal dokter dan waktu kunjungan yang dapat dipilih. 

Pengobatan kanker prostat di Mandaya Royal Hospital Puri dilakukan menyesuaikan kebutuhan personal masing-masing pasien. Didukung oleh tim dokter berbagai displin serta teknologi terbaru, perawatan dilakukan dengan tujuan memberikan solusi yang rinci dan menyeluruh namun tetap nyaman. Pada pasien dengan kondisi tertentu, dokter mungkin mengusulkan untuk melakukan observasi berkala sebelum melakukan tindakan apapun. Sementara sebagian lainnya dapat dianjurkan untuk menjalani operasi pengangkatan prostat baik sebagian maupun seluruhnya dan terapi radiasi.

Berikut penjelasan oleh dr. Hendy Mirza, Sp.U (K) mengenai gejala hingga perawatan kanker prostat.

Untuk pasien kanker prostat stadium lanjut, Mandaya Royal Hospital Puri juga sudah menyediakan terapi Lutesium 177 untuk kanker prostat stadium lanjut. Terapi jenis ini sudah banyak digunakan di seluruh dunia, namun masih jarang di Indonesia. Perawatan ini dilakukan oleh dr. Eko Purnomo Sp.KN (K) Onk, dokter spesialis kedokteran nuklir, bekerja sama dengan dokter spesialis urologi. Terapi ini dinilai efektif untuk menghilangkan sel kanker prostat yang sudah menyebar ke banyak area di tubuh.

Kenali lebih jauh terapi Lutetium 177 sebagai solusi untuk mengobati kanker prostat stadium akhir.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes