Tahukah Anda bahwa selama kehamilan, tubuh tidak hanya mengalami perubahan pada sistem reproduksi saja, tetapi juga dapat mengalami perubahan pada struktur jantung? Perubahan struktur pada jantung terjadi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu hamil dan janin yang ada di kandungannya. Namun, apabila ada gangguan pada aliran darah di uretroplasenta, maka akan terjadi gangguan fungsi pada jantung yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakstabilan tekanan darah.
Apa saja penyakit jantung yang dapat terjadi pada ibu hamil?
- Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas rentang nilai yang dianjurkan. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi 4 kategori yaitu:- Pre-eklampsia adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolic >90 mmHg pada usia kehamilan 20 minggu, disertai adanya protein dalam urin.
- Hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi selama kehamilan, tanpa disertai adanya protein dalam urin. Biasanya tekanan darah tersebut akan kembali normal setelah kehamilan.
- Hipertensi kronik adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi atau sudah ada sejak sebelum kehamilan.
- Hipertensi yang tumpeng tindih dengan pre-eklampsia
Lalu, bagaimana gejala dari hipertensi selama kehamilan?
Gejala dari hipertensi dalam kehamilan yang banyak dikeluhkan adalah nyeri kepala tanpa penyebab yang jelas, gangguan penglihatan berupa pandangan buram atau melihat bintik-bintik hitam, nyeri di perut bagian atas, kesulitan bernafas, dan bengkak pada wajah – tangan – kaki.
- Peripartum Cardiomyopathy (PPCM)
Kardiomiopati adalah gangguan pada otot jantung yang dapat terjadi karena beberapa faktor termasuk kehamilan. Sedangkan PPCM adalah kardiomiopati onset baru yang terjadi pada akhir kehamilan atau paska kehamilan yang terjadi akibat adanya gangguan fungsi jantung tanpa disertai adanya riwayat penyakit jantung sebelumnya. Beberapa faktor resiko pada PPCM adalah tekanan darah tinggi, pre-eklampsia, diabetes, dan usia tua.
Lalu, bagaimana gejala dari PPCM?
Gejala dari PPCM yang banyak dikeluhkan adalah rasa lelah, nyeri dada, rasa berdebar, nafas terasa berat terutama saat berbaring terlentang, disertainya adanya bengkak pada pergelangan kaki dan kaki.
Bagaimana pengobatannya?
Pada prinsipnya pengobatan hipertensi dalam kehamilan adalah menjaga tekanan darah <150/100 mmHg dengan mengkonsumsi obat-obatan anti hipertensi khusus untuk ibu hamil. Obat anti hipertensi perlu terus dilanjutkan apabila tekanan darah paska melahirkan >150/100 mmHg. Apabila dalam 6-18 minggu paska melahirkan, tekanan darah masih terus tinggi maka pengobatan hipertensi dapat dilanjutkan berdasarkan panduan dari American College of Cardiology.
Sedangkan prinsip pengobatan PPCM adalah mirip dengan pengobatan gagal jantung, yaitu mengontrol volume dan ritme jantung, serta reduksi afterload jantung dengan obat-obatan tertentu. Pada umumnya, pasien PPCM juga memerlukan rawat inap hingga kondisi mereka membaik.
Apa yang perlu saya lakukan jika saya mengalami keluhan tersebut?
Segera melakukan konsultasi kepada dokter spesialis obstetri dan ginekologi Anda. Jika dibutuhkan kelak Anda juga akan dikonsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Dokter yang dapat menangani Penyakit Jantung pada ibu hamil :
Dokter Spesialis Kandungan & Kebidanan :
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Untuk booking konsultasi dan informasi lebih lanjut hubungi:
Contact center – Mandaya Royal Hospital Puri
Telepon: 021 5092 8888
WA only: 0811 1900 2000
Telepon Emergency: 021 5095 8388
Link Online Booking: |
Mobile App Booking: |
Reviewed on Dec 13, 2021
wah resiko Kehamilan tinggi sudah dapat diketahui dini ya !