fbpx

Apa Itu Bedah Bariatrik

Apa Itu Bedah Bariatrik

 in progress of translating content

Apa itu bedah bariatrik adalah suatu teknik operasi untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas/kegemukan di mana metode lain seperti diet, olahraga dan pengobatan lain tidak efektif. Hal ini terjadi dengan manipulasi anatomi saluran pencernaan sehingga membatasi makanan yang masuk dan diserap oleh tubuh.

Apa itu bedah bariatrik dan Manfaat:

  1. Penurunan berat badan yang signifikan. Bedah bariatrik sangat efektif untuk mengatasi obesitas parah. Mayoritas pasien dapat menurunkan berat badannya secara signifikan dan bertahan lama.
  2. Menurunkan risiko penyakit. Dengan menurunkan berat badan, risiko penyakit seperti diabetes, serangan jantung, kolesterol, gangguan napas, nyeri sendi dan risiko stroke berkurang. Bahkan operasi ini dapat mengatasi tekanan darah tinggi dan menjadi terapi untuk mengobati diabetes.
  3. Angka harapan hidup meningkat. Riset penelitian membuktikan pasien yang menjalani operasi ini berumur lebih panjang dan kemungkinan lebih kecil terkena komplikasi penyakit akibat kegemukan bila dibandingkan pasien obesitas yang tidak menjalani operasi.
  4. Kualitas hidup yang lebih baik. Penurunan berat badan setelah operasi meningkatkan rasa percaya diri, mobilitas, kehidupan seksual dan kesehatan mental yang baik.

Perubahan pola hidup zaman modern, diet yang tidak sehat, stres, kurang aktivitas fisik dapat memicu peningkatan jumlah penderita kegemukan atau obesitas. Hal ini membawa dampak timbulnya penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, kolesterol, stroke, gangguan pernapasan / sleep apnea, penyakit sendi, sumbatan pembuluh darah dan penyakit lainnya.

Penderita obesitas parah biasanya berada pada fase terkritis dalam hidupnya karena segala metode tidak efektif. Kemajuan apa itu bedah bariatrik atau bedah obesitas merupakan suatu lompatan besar dalam penanganan kegemukan dengan hasil yang permanen. Dengan kemajuan pesat teknologi, teknik pembedahan menjadi semakin aman. Bedah obesitas bukanlah operasi kosmetik seperti liposuction atau sedot lemak pada timbunan di area tertentu tubuh kita tetapi pada bagaimana membatasi kalori yang dimakan atau diserap tubuh sehingga memperbaiki keseluruhan kondisi kesehatan kita.

Pada akhirnya, ketika semua jalan terlihat buntu, masih ada jalan terakhir untuk kesempatan kedua hidup yang baru. Metode pengurangan berat badan melalui teknik ini bisa menjadi solusi instan yaitu menjadi cara cepat dan efektif untuk pangkas lemak. Dengan memanfaatkan efek dari perubahan hormon pada penekanan rasa lapar, timbulnya sensasi kenyang, metode ini telah menjadi senjata yang ampuh untuk membantu pasien memulai dan memaknai hidup sehat yang positif.

Tahapan Bedah Bariatrik

Operasi menggunakan metode laparoskopi yaitu kamera kecil dimasukkan ke dalam rongga perut melalui sayatan mini sehingga dokter bedah bisa melihat seluruh organ didalam perut.

  1. Pasien akan menjalani pembiusan total sehingga pasien akan tidur dan tidak merasakan nyeri sama sekali
  2. Dilakukan sayatan kecil sebesar 1-2 cm sebanyak 3-4 buah
  3. Kamera mini dan instrumen alat operasi yang berbentuk tipis seperti sumpit dimasukkan ke dalam perut
  4. Kamera mini dihubungan dengan monitor pasien
  5. Dilakukan pengecilan dan pemotongan lambung menggunakan titanium stapler sehingga lambung berbentuk tabung kecil
  6. Luka operasi ditutup kembali dan operasi selesai

Jenis Operasi Bedah Bariatrik

Terdapat dua jenis pendekatan operasi bedah bariatrik:

  1. Operasi restriktif yaitu jenis operasi yang bertujuan membatasi kemampuan tubuh dalam mengomsumsi makanan. Hal ini dilakukan dengan mengecilkan ukuran lambung.
  2. Operasi malabsorbsi yaitu jenis operasi yang bertujuan untuk mengubah proses penyerapan makanan. Operasi ini juga mem-bypass bagian tertentu dari saluran pencernaan, sehingga operasi ini juga dapat membatasi kemampuan penyerapan kalori dalam tubuh.

 

Jenis operasi bedah bariatrik:

  1. Operasi Gastric Banding

Operasi ini termasuk metode restriktif. Operasi ini dilakukan dengan memasang cincin/band dari bahan silikon yang dapat diisi dengan air sehingga  menjepit lambung menjadi lebih kecil, akibatnya konsumsi makanan menjadi sedikit. Cincin/band ini dapat disesuaikan dengan menambah atau mengurangi air yang dipompakan ke dalamnya. Namun kerugiannya penurunan berat badan yang terjadi tidak terlalu drastis.

  1. Sleeve Gastrectomy

Operasi ini juga termasuk metode restriktif. Operasi ini mengecilkan dan memotong sekitar 75%-80% lambung pasien sehingga lambung nantinya berbentuk tabung dan hanya sebesar 20-25% ukuran normal. Operasi ini tergolong sederhana dan berisiko rendah, sehingga menjadi pilihan utama bagi pasien obesitas. Keuntungan dari operasi ini adalah operasi ini tidak mempengaruhi usus, sehingga tubuh masih dapat menyerap nutrisi secara maksimal. Sleeve gastrectomy menjadi prosedur pilihan utama untuk mengatasi obesitas/kegemukan.

  1. Operasi Bypass Lambung

Jenis operasi ini menggabungkan metode restriktif dan malabsorbsi. Operasi ini membuat bypass dari bagian atas lambung langsung ke usus halus, tanpa melewati Bagian bawah lambung dan usus 12 jari. Operasi ini mencegah tubuh menyerap terlalu banyak nutrisi makanan, sehingga menghasilkan penurunan berat badan yang lebih signifikan dibandingkan dua jenis metode sebelumnya.

 

Kriteria Pasien yang Tertarik Melakukan Bedah Bariatrik

Kriteria pasien untuk melakukan operasi pengurangan berat badan adalah dengan memakai tolak ukur: Index Massa Tubuh (IMT) lebih dari 40. IMT > 40 mengindikasikan kelebihan 45 kg diatas berat badan ideal untuk pria dan kelebihan 36 kg diatas berat badan ideal untuk wanita.

Operasi pengurangan berat badan ini dapat juga menjadi opsi bagi seseorang yang memiliki IMT lebih dari 35 yang disertai berbagai masalah kesehatan lain seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan nafas, dan kolesterol tinggi.

Perlu diketahui bahwa kesuksesan dari operasi penurunan berat badan ini sangat bergantung pada pengetahuan, motivasi, dan lifestyle dari masing-masing individu.

• Pasca Operasi

Kurang olahraga, diet yang tidak seimbang, makan terlalu banyak  karbohidrat dan juga minuman bersoda adalah beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan setelah operasi. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan pasien haruslah berkomitmen untuk menjalani perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

Studi menunjukkan pasien yang memiliki gaya hidup sehat, pemilihan makanan dan suplemen bergizi serta rutin menjalani kontrol berkala akan mendapatkan hasil yang memuaskan pasca operasi. Metode ini merupakan suatu pilihan ampuh yang memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan perubahan hidup baru.

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

Apa itu Gerd (Gastro-Esophageal Reflux)

Mengenal apa itu GERD (gastro-esophageal reflux disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh refluks isi lambung atau duodenum bagian proksimal ke esofagus bagian bawah. Gejala utama yang timbul berupa rasa mulas, mual, dan nyeri dada bagian bawah.

Mengenal apa itu GERD merupakan salah satu penyakit gastrointestinal yang paling umum dan menggangu kualitas hidup jutaan orang di dunia. Mengenal apa itu GERD dikaitkan dengan usia tua, jenis kelamin laki-laki, merokok, konsumsi alkohol, dan hernia hiatus. Obesitas juga merupakan faktor risiko GERD yang signifikan.

Kebanyakan pasien yang mengalami gejala khas GERD hanya menjalani terapi empiris dengan proton pump inhibitor (PPI) dan tidak menjalani pemeriksaan diagnostik. Bila pada pasien timbul gejala serius (alarm signs) GERD seperti disfagia, odinofagia, anoreksia, penurunan berat badan dan perdarahan saluran cerna bagian atas, diperlukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas.

Pemeriksaan diagnostik lain seperti tes pH berbasis kateter, kapsul pH nirkabel, atau tes impedansi + pH dilakukan pada skenario klinis tertentu saat diperlukan tatalaksana lebih lanjut karena pasien tidak berespons dengan obat PPI. Pada dekade terakhir terjadi perubahan besar dalam tatalaksana GERD dan semakin banyak laporan tentang efek samping penggunaan PPI jangka panjang.

Ulasan berikut difokuskan pada manajemen GERD saat ini dan modalitas pembedahan di masa depan

DEFINISI

Gastroesophageal reflux didefinisikan sebagai kegagalan barrier anti-refluks sehingga isi gaster masuk ke esofagus. Gangguan mekanis ini disebabkan tidak sempurnanya lower esophagus sphincter, sehingga terjadi gangguan pengosongan lambung atau terjadi kegagalan peristalsis esofagus.

Abnormalitas ini menghasilkan gejala mulai dari “heart burn” hingga kerusakan jaringan esofagus sebagai komplikasinya. Gastroesophagael refux merupakan proses fisiologis yang normal, yang sering dirasakan oleh banyak orang secara berkala, terutama setelah makan.

Jika refluks yang terjadi melebihi batas normal, yaitu lebih dari dua kali perhari selama seminggu mukosa esofagus akan mengalami cedera sehingga meningkatkan resiko terjadinya Barret’s esopagus dan adenokarcinoma esofagus.

Patomekanisme GERD

Patomekanisme penyakit refluks gastroesofageal (GERD) sangat kompleks karena melibatkan pajanan refluks isi lambung, resistensi epitel esofagus, dan sensitivitas viseral. Refluksnya isi lambung akan melukai esofagus dan menimbulkan gejala GERD.

Pajanan esofagus terhadap refluks isi lambung ini yang menentukan tingkat keparahan penyakit. Refluks pada GERD terjadi karena lemahnya barrier anti-refluks. Lemahnya barrier anti-refluks ini tidak dapat menahan masuknya isi lambung ke esofagus bahkan dalam keadaan beban normal. Ditambah dengan kurangnya kemampuan esofagus untuk membersihkan (clearance) isi esofagus ke lambung terjadilah GERD. Hal lain yang memperburuk adalah rendahnya resistensi epitel dan peningkatan sensitivitas viseral.

  • Mekanisme anti-reflux

Dalam keadaan normal terdapat barrier anti-refluks, yang merupakan zona anatomi kompleks yang terdiri dari; 1) sfingter esofagus bagian bawah (LES), 2) crus diafragma ekstrinsik, dan 3) ligamentum phrenoesophageal yang merupakan komponen kunci.

Disfungsi LES menjadi penyebab utama GERD. Kegagalan komponen LES tersebut akan menyebabkan peningkatan kontak cairan lambung yang masuk ke  esofagus, sedangkan kegagalan komponen lainnya dapat dikompensasi melalui mekanisme clearance esofagus. Ketika komponen pelindung melemah dan efek perusak terus menerus terjadi, esofagus semakin banyak menerima pajanan abnormal isi lambung. Proses selanjutnya adalah pembersihan esofagus secara fisiologis.

  • Esophageal clearence (bersihan esofagus)

Bagian kedua dari mekanisme antireflux adalah usaha pembersihan esophagus. Tidak efektifnya clearance esophagus menyebabkan lebih lamanya kontak isi lambung dengan permukaan esofagus walaupun pada penderita ini LES-nya normal.

Terdapat 4 faktor penting yang mempengaruhi clearance esofagus yaitu; 1) gaya gravitasi, 2) aktivitas motorik esofagus, 3) salivasi, dan 4) letak esofagus distal dalam abdomen. Salivasi berkontribusi pada clearance esofagus melalui proses netralisasi asam seiring gerak peristalsis.

Air liur mengandung bikarbonat yang berperan sebagai buffer asam dan juga mengandung growth factor seperti epidermal growth factor yang berfungsi dalam perbaikan dan pertahanan mukosa esofagus. Kurangnya saliva seperti selama tidur menyebabkan waktu pembersihan asam lebih lama. Kadar asam di esofagus lebih lama kembali menjadi netral apabila saliva kurang. Produksi saliva kemudian akan meningkat dengan adanya asam di esofagus bagian bawah. Pada keadaan ini pasien merasakan adanya mukus yang berlebihan di dalam kerongkongan dan keadaan ini secara klinis dikenal sebagai water brush.

  • Gastric Reservoir

Lambung dapat berisi asam lambung, empedu, dan enzim-enzim pencernaan yang bersifat kaustik dan dapat melukai sebagian besar lapisan epitel kecuali jika ada tindakan perlindungan yang tepat untuk menyangga asam dan melindungi mukosa dari peradangan dan efek merusak lainnya. Semua komponen cairan saluran cerna dapat melukai dan mengiritasi esofagus, namun asam adalah penyebab utama esofagitis.

Selain asam, komponen lain dari seperti empedu, enzim pencernaan, mikroba patogen, dan faktor berbahaya lainnya juga dapat merusak esofagus. Asam empedu dapat mengganggu integritas barier mukosa dengan mengganggu fungsi sel dan merusak struktur membran. Empedu disekresikan ke usus halus bagian proksimal. Tidak normalnya pola sekretori dan dismotilitas antro-duodenum dapat meningkatkan jumlah empedu di lambung. Pajanan cairan empedu terkonjungasi ke esofagus yang dicampur dengan asam lambung akan memperburuk tingkat esofagitis.

Tingkat keasaman cairan refluks akan memperparah esofagitis erosiva, paparan asam ditambah empedu berisiko menimbulkan Barrett’s esophagus. Meskipun asam empedu dan pepsin merupakan unsur penting yang berbahaya dalam cairan refluks lambung, tidak ada pengobatan yang menargetkan komponen ini. Perawatan difokuskan pada penekanan asam dan prosedur anti-refluks. Terlepas dari itu masih ada komponen lain dari patomekanisme refluks untuk menimbulkan GERD. Sekresi abnormal asam abnormal saja tanpa disertai faktor lain, tidak akan menyebabkan GERD. Distribusi dan volume cairan lambung di dalam lambung juga berperan dalam patomekanisme GERD. Meskipun banyak pasien GERD mengalami pengosongan lambung yang abnormal, namun sulit untuk membuktikan bahwa hal ini menyebabkan GERD.

  • Hiatal Hernia

Hernia hiatus merupakan salah satu faktor risiko penyebab GERD karena terjadi gangguan anatomi dan fisiologi barrier anti-refluks yang normal melalui beberapa mekanisme; (1) penurunan tekanan sfingter esofagus bagian bawah (LES); (2) peningkatan frekuensi relaksasi LES transien (TLESR); dan (3) gangguan clearance esofagus.

  • Pengaruh obesitas

Obesitas tidak dapat diabaikan dalam diskusi yang berfokus pada patomekanisme GERD. Pergerakan cairan lambung dari lambung ke esofagus ditentukan oleh gradien tekanan antara abdomen dan toraks. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tekanan intragastrik lebih tinggi pada pasien obesitas, dan tekanan tersebut berbanding lurus dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang.

Peningkatan tekanan intra-abdomen dapat menganggu barrier anti-refluks dan obesitas dikaitkan dengan meningkatnya risiko hernia hiatal. Faktor-faktor ini menunjang terjadinya GERD yang parah. Menariknya, penurunan berat badan dalam jumlah kecil (sekitar 10–15 pounds) sudah dapat mengurangi gejala GERD.

Gejala Klinis GERD

Gejala dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Gejala yang berhubungan langsung dengan episode reflux:

  • Heart Burn

Heart burn merupakan gejala klasik pada GERD. Gejala ini ditandai dengan rasa terbakar yang dirasakan menjalar keatas mulai dari gaster keatas atau mulai dari dada bagian bawah sampai ke leher. Biasanya diprovokasi dengan makanan terutama makanan yang banyak mengandung lemak, atau makanan yang pedas dan posisi badan biasanya saat berbaring atau berdiri, dan berkurang atau sembuh dengan pemberian antasida.

  • Regurgitasi

Regurgitasi makanan biasanya dapat dirasakan dan tertelan kembali tetapi biasanya dalam jumlah besar sehingga pasien muntah. Beberapa pasien mengeluhkan regurgitasi sebagai gejala utama GERD.

  • Water Brush

Asidifikasi esophagus yang terjadi secara tiba-tiba akan menstimulasi secara cepat produksi salivasi sehingga mulut pasien terasa penuh dengan saliva.

  • Gejala lain yang atipikal

GERD dapat menyebabkan beberapa gejala yang tidak mudah diidentifikasi sebagai akibat reflux seperti angina-like chest pain, dispepsia, dan mual.

2. Gejala yang disebabkan karena komplikasi reflux

  • Gejala saluran napas

GERD dapat menyebabkan gangguan saluran napas maupun laring seperti asma, batuk kronis, laryngitis, dan sinusitis. Batuk, suara serak, dan mengi kadang dapat terjadi bersamaan.

  • Disfagia

Walaupun bervariasi, disfagia sering dikeluhkan dan disebabkan karena defek peristalsis esofagus atau sensitifitas esofagus yang meningkat. Disfagia berhubungan dengan gejala impaksi bolus yang disebabkan oleh striktur.

  • Odinofagi

Nyeri saat menelan merupakan gejala utama pada pasien yang mukosa esofagusnya hipersensitif, dan biasanya terjadi esofagitis yang berat.

  • Perdarahan akibat esofagitis

hematemesis dapat terjadi biasanya pada kasus-kasus yang sudah sangat berat. Pada keadaan seperti ini dapat terjadi anemia defisiensi besi.

Komplikasi Dari GERD

Reflux berulang isi gaster ke esofagus, paru-paru, orofaring, kerusakan mukosa esofagus dan epitel saluran napas mengakibatkan cedera yang diikuti proses penyembuhan, fibrosis, dan re-injury. Manifestasi GERD dapat diklasifikasikan sebagai esophageal dan ekstraesophageal.

  • Manifestasi esophageal GERD antara lain heart burn, chest pain, water brush, dan disfagia. Disfagia sendiri biasanya merupakan keluhan yang berhubungan dengan komplikasi GER seperti esofagitis, ulserasi, striktur dan terjadinya perubahan pada epitel esophagus (metaplasia) pada Barrett’s esophagus.
  • Manifestasi ekstraesophageal GERD paling sering yaitu aspirasi ke paru, atau terjadi reflex vagal yang menyebabkan bronchospasm saat cairan reflux menstimulasi esofagus distal. Manifestasi ekstraesofageal lain termasuk batuk kronis, laryngitis, kerusakan gigi, maupun sinusitis kronis.

Prevalensi terjadinya komplikasi pada GERD secara signifikan lebih tinggi bila terjadi refluks asam dan basa dibandingkan bila hanya reflux asam saja. Pada pasien yang mengalami refluks asam saja, biasanya tidak terjadi komplikasi jika mekanisme sfingternya normal. Sebaliknya komplikasi sering terjadi bila terjadi defek sfingter. Sfingter esophagus bawah (LES) yang normal disertai reflux asam biasanya lebih sering timbul menjadi esofagitis tanpa komplikasi, sedangkan pada pasien yang memiliki defek sfingter disertai refluks asam dan basa (alkali), kemungkinan timbulnya Barrett’s esophagus lebih besar.

Reflux bile dan enzim pankreas ke dalam lambung dapat melindungi cedera pada mukosa esofagus. Refluks bile dan enzim pancreas ke dalam lambung dapat melindungi cedera pada mukosa esofagus. Lebih jauh lagi, refluks isi duodenum ke dalam lambung dapat mencegah terjadinya peptic esophagitis pada pasien dimana sekresi bahan asam lambung dipertahankan dalam nilai tertentu sehingga lingkungan disekitar gaster menjadi asam karena garam empedu dapat melemahkan efek cedera akibat pepsin dan asam dengan menginaktivasi trypsin.

Pada beberapa pasien yang cairan lambungnya mengandung empedu, saat terjadi reflux akan terjadi iritasi mukosa esofagus tetapi terjadinya esofagitis lebih kecil bila dibandingkan dengan asam lambung yang mengandung pepsin. Abnormalitas pada mukosa barrier karena asam atau empedu berlawanan dengan esofagitis yang disebabkan karena pepsin dan tripsin. Hal inilah yang menjelaskan korelasi jelek antara gejala heart burn dengan endoscopic esophagitis.

Reflux asam lambung yang berkontaminasi dengan isi duodenum dapat merusak barrier mukosa esofagus, mengiritasi nervus yang terdapat pada papilla pada permukaan lumen dan menyebabkan severe heart burn. Meskipun terjadi heart burn, garam empedu yang ada akan menginhibisi pepsin dan pH yang asam akan menginaktivasi tripsin dan pasien tidak akan terlihat esofagitisnya.

Pada pasien yang mengalmai refluks alkaline gastric apabila dilakukan pemeriksaan endoskopi akan terlihat esofagitis tetapi memiliki gejala heart burn yang minimal karena tidak adanya ion hydrogen yang reflux dan garam empedu berpotensi mengaktivasi tripsin pada mukosa esophagus.

Faktor Resiko GERD

GERD memiliki perkiraan prevalensi di seluruh dunia sebesar 8-33%, di Australia sekitar 15%-20%, di Indonesia 5,7 % menjadi 25,18% dari tahun 1997-2002 dengan rata-rata kasus per tahun 13.13%, melibatkan semua kelompok umur dan kedua jenis kelamin. Laki-laki kulit putih lebih memiliki resiko tunggi untuk terjadinya Barrett’s esophagus dan adenokarcinoma dibandingkan dengan populasi lain.

Frekuensi GERD juga meningkat pada populasi obese ( BMI>30), pengkonsumsi alkohol (>7x minum/minggu), dan pada pasien tirah baring lama. Kira-kira 50% pasien GERD mengalami esofagitis. Esofagitis dapat dibagi menjadi 4 tingkat berdasarkan beratnya penyakit, yaitu :

  • Grade 1: eritema
  • Grade 2: erosi linear nonconfluent
  • Grade 3: erosi circular confluent
  • Grade 4 : striktur atau Barrett’s esophagus ( 8-15% pasien GERD dan dapat berkembang menjadi adenokarcinoma secara progresif).

Rasio terjadinya esofagitis untuk laki-laki dibandingkan wanita adalah 2:1 sampai 3:1, sedangkan terjadinya Barrett’s esophagus laki-laki dibandingkan wanita adalah 10:1. GERD timbul pada setiap usia, tetapi prevalensinya meningkat pada usia diatas 40 tahun.

Di Amerika Serikat dan negara barat, gejala yang dirasakan paling utama adalah heart burn. Kira-kira 7% populasi mengalami heart burn setiap hari dan menghabiskan biaya  kesehatan 9-10 miliar dollar pertahun di AS saja, sebagian besar terkait dengan penggunaan PPI dan diagnostik.

Paradigma diagnosis GERD saat ini bergantung pada identifikasi lesi mukosa esophagus atau gejala yang mengganggu yang disebabkan oleh refluks gastroesofagus. Penentu utama cedera mukosa adalah pajanan asam esofagus yang berlebihan yang disebabkan oleh cacat anatomis atau fisiologis dari esofagogastrik Junction(EGJ) dan peristaltik esofagus.

Diagnosis GERD

Strategi diagnosis GERD yaitu menentukan derajat dari esofagitis, ada tidaknya mukosa Bareett’s, dan membuktikan bahwa gejala disebabkan karena GER. Banyak metode digunakan untuk mengevaluasi sliding hernia dan esofagitis refluks yaitu pemeriksaan barium enema, upper Gl endoscopy, manometri esofagus, monitoring pH selama 24 jam, skintigrafi, serta tes PPI.

Barium enema dapat membuktikan adanya sliding hernia dan GER tetapi tidak dapat digunakan untuk menilai esofagitis kecuali yang stadium lanjut.

Upper GI Endoscopy merupakan yang terbaik untuk menentukan esofagitis, Barrett’s mukosa dan mengevaluasi beratnya esofagitis. Biopsi multipel dapat dilakukan saat endoskopi. Endoskopi tidak dilakukan pada semua penderita yang disangka GERD. Pasien yang memiliki gejala ringan dan tidak ada gejala alarm seperti yang telah dijelaskan sebelumnya boleh diberikan terapi trial tanpa endoskopi terlebih dahulu. Endoskopi dilakukan; (1) diagnosis tidak jelas karena gejala yang tidak spesifik atau atypical reflux disease yang bercampur dengan gejala duodenal seperti nyeri epigastrik, (2) gejala menetap atau memburuk pascaterapi PPI, (3) gejala yang berat atau komplikasi esofagitis

Endoskopi merupakan pilihan pertama karena :

  1. merupakan tes yang sensitif untuk suatu reflux esofagitis
  2. memberikan diagnosis yang lebih akurat untuk lesi mukosa seperti infective esophagitis, peptic ulcer, malignansi, ataupun kelainan upper GI tract yang sulit dibedakan dari anamnesis reflux disease.
  3. merupakan cara yang paling efektif untuk menentukan derajat esofagitis yang penting untuk terapi dan manajemen dari reflux disease.
  4. satu-satunya metode yang sensitif untuk mendiagnosis Barrett’s esophagus
  5. berguna untuk pengetahuan dan managemen peptic stricture

Tatalaksana GERD

Tujuan terapi GERD adalah mengurangi gejala dan memperbaiki kualitas hidup, menyembuhkan esofagitis, mengurangi resiko komplikasi, melalui cara; 1) modifikasi gaya hidup, 2) terapi medikamentosa untuk mengontrol gejala, 3) endoskopi (poin 3 ini tidak di bicarakan khus dalam tulisan ini)  dan 4) mengetahui pasien yang hanya dapat diterapi secara bedah.

Modifikasi Gaya Hidup dan Perubahan Pola Makan

Modifikasi gaya hidup tetap menjadi landasan intervensi terapeutik GERD, yang umumnya diabaikan oleh dokter dan tidak diikuti oleh pasien. Obesitas telah terbukti sebagai faktor risiko penting perkembangan atau memburuknya GERD.

Untuk itu dalam modifikasi gaya hidup yang meliputi keadaan ini adalah penurunan berat badan, hindari makan banyak lemak atau yang berlebihan, hindari makanan berkalori terlalu tinggi, berhenti merokok, coklat, minuman berkarbonasi, bawang bombay, saus tomat, mint, alkohol, jus jeruk, dan makanan pedas. Semua hal ini memperburuk gejala GERD walaupun belum ada yang melakukan penelitian berkualitas tinggi mengenai pentingnya menghindari hal ini.

Hindari posisi tubuh berbaring selama 2 sampai 3 jam setelah makan, hindari aktivitas yang meliputi membungkukan badan setelah makan, lakukan olahraga yang tidak meningkatkan tekanan intra-abdomen, dan menghindari pemakaian pakaian yang terlalu ketat. Pada pasein yang harus berbaring lama, sebaiknya dilakukan elevasi kepala 20-30 derajat.

Hindari juga obat-obatan yang mengandung efek antikolinergik, teofilin, obat-obatan dopaminergic, calcium chanel bloker. Aspirin dan anti-inflamatori nonsteroid juga memperburuk esofagitis.

Terapi Medikamentosa

Antasida merupakan standard terapi sejak tahun 1970 dan sampai sekarang masih tetap efektif untuk mengontrol gejala ringan GERD. Antasida diberikan setelah makan atau saat sebelum tidur.

Proton pump inhibitor dapat diberikan sebagai terapi inisial GERD. Antagonis reseptor-H2 juga merupakan obat first line untuk GERD bergejala ringan sampai menengah dan pada esofagitis grade 1 dan 2. Antagonis reseptor-H2 efektif untuk menyembuhkan esofagitis ringan pada 70-80% kasus dan dapat digunakan sebagai terapi maintenance untuk mencegah relaps.

Obat prokinetik meningkatkan motilitas esofagus dan lambung, efektif untuk digunakan pada paseien bergejala ringan. Penggunaan obat ini tidak boleh diberikan dalam jangka waktu lama.

Pada terapi medikamentosa terdapat 2 macam cara pemberian obat yaitu:

  1. terapi inisial mempunyai 4 tujuan yaitu untuk mengkonfirmasi diagnosis GERD, dengan melihat respons baik terhadap terapi, mengurangi gejala reflux, menenangkan kondisi pasien secara psikologis, dan menghilangkan esofagitis. Pilihan terapi inisial yaitu diberikan PPI selama dosis 1 kali sehari selama 4 minggu sebenarnya cukup selama 2 minggu tetapi hal ini masih diteliti.
  2. Maintenance terapi memiliki 3 tujuan utama yaitu untuk mengontrol gejala secara adekuat, mencegah terjadinya komplikasi, dan meminimalisasi biaya perawatan jangka panjang. Dalam hal ini dapat diberikan dosis titrasi.

Secara keseluruhan tips tatalaksana medikamentosa GERD yaitu:

  • Menganjurkan perubahan gaya hidup
  • Penggunaan H2 bloker sebagai terapi inisial pasien GERD bergejala ringan, paing baik diberikan setelah makan dan sebelum tidur.
  • PPI merupakan medikasi antireflux yang paling poten dan merupakan pilihan utama pada erosive reflux dan adanya gejala extraesophageal reflux. Obat PPI diberikan sebelum makan pagi dan sebelum makan malam, sebaiknya secara continous selama 6-24 bulan.
  • Penambahan H2 bloker pada PPI membantu mengontrol asam yang terjadi saat malam hari yang sering terjadi pada beberapa pasien.
  • Belum dapat dibuktikan bahwa dosis yang terendah merupakan dosis yang paling efektif pada penggunaan untuk periode yang lama (tahunan) atau saat terjadinya rekurensi (3-6 bulan)
  • Secara berkelanjutan sebaiknya sebaiknya dipakai dengan dosis yang tinggi untuk mengontrol gejala.
  • Lakukan evaluasi dan re-evaluasi bilamana diperlukan selama terapi jangka panjang GERD. Terapi bedah anti-reflux sudah harus dipertimbangkan.

Terapi Bedah

Indikasi terapi bedah untk GERD adalah:

  • Tidak berespons terhadap terapi medikamenotsa.
  • Severe endoscopic esofagitis
  • Barrett’s esophagus
  • Hiatal Hernia
  • Obese

Pada keadaadan tersebut diatas bahwa terapi bedah anti-reflux sudah harus dipertimbangkan

Macam macam Laparoscopi

  • Laparoscopi fundoplikasi Nissen merupakan prosedur antireflux yang paling sering dilakukan. Sekitar 92% pasien mengalami resolusi gejala setelah dilakukan laparoskopi fundoplikasi.
  • Laparoskopi gastric sleeve + reduksi hiatal hernia : Pada pasien obesitas (akan di bahas tersendiri)

Laparoskopi reduksi hiatal hernia  dan Fundoplikasi Nissen

Hiatus hernia adalah kondisi masuknya bagian atas lambung ke rongga toraks. Lambung yang seharusnya berada di rongga perut, menonjol ke atas melalui celah di otot diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut.

Pada kondisi yang lebih serius, diperlukan operasi untuk mengatasi hernia hiatal. Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan lambung ke rongga perut dan memperkecil celah diafragma. Operasi dapat dilakukan dengan operasi terbuka atau dengan teknik laparoskopi.

Katup/sfingter esofagus bawah yang berfungsi sebagai pemisah lambung dengan esofagus di toraks mengalmi kelemahan. Fundoplikasi berfungsi memperkuat katup tersebut sehingga mencegah makanan dan asam naik kembali

Fundoplikasi dilakukan dengan membungkus lekukan bagian atas gaster (fundus) ke sekitar esofagus, sehingga bagian bawah esofagus menjadi melewati terowongan kecil yang terbentuk dari dinding otot gaster. Bila mekanisme otot sfingter esofagus bawah kuat, asam lambung tidak mudah naik ke esofagus sehingga gejala refluks asam lambung lebih terkontrol.

  • Jenis Fundoplikasi

Fundoplikasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

  • Nissen 360-degree wrap

Bagian atas lambung (fundus) membungkus keliling esofagus untuk mengencangkan sfingter. Tindakan ini mencegah pasien dari regurgitasi.

  • Toupet 270-degree posterior wrap

Fundus membungkus dua pertiga dari esofagus bawah pasien. Tindakan ini menciptakan semacam katup yang memungkinkan pasien melepaskan gas dengan lebih mudah melalui sendawa atau muntah saat diperlukan.

  • Watson anterior 180-degree wrap

Esofagus di sebelah diafragma direkonstruksi. Kemudian fundus membungkus setengah anterior esofagus setengah di area depan dari bagian bawah kerongkongan dan melekat pada bagian dari jaringan diafragma.

Setiap prosedur dapat dilakukan secara laparoskopik. Dokter akan membuat beberapa sayatan kecil dan memasukkan instrumen bedah serta kamera dan cahaya di ujungnya untuk mengerjakan operasi. Dengan laparoskopi, waktu pemulihan pasien lebih cepat dan bekas luka lebih kecil dibanding prosedur terbuka.

 

  • Prosedur Reduksi Hiatal Hernia dan Fundoplikasi

Prosedur fundoplikasi dilakukan dengan teknik bedah laparoskopi atau insisi pada rongga dada pada pasien yang obesitas atau memiliki esofagus pendek. Operasi akan dilakukan sesuai dengan jenis operasi dan kondisi pasien.

 

  • Persiapan Sebelum Operasi

Apa yang harus dipersiapkan sebelum operasi GERD? Berikut aturan umumnya:

  • Tetap mengonsumsi obat yang diresepkan selama 24 jam terakhir sebelum operasi.
  • Tidak boleh minum obat lain yang tidak diperintahkan, termasuk obat anti-inflamasi ibuprofen dan parasetamol.
  • Anda hanya boleh konsumsi cairan bening dalam 1-2 hari sebelum operasi.
  • Anda harus minta pendampingan orang terdekat Anda untuk menemani Anda sebelum dan sesudah operasi untuk dukungan mental.
  • Konsultasi pada dokter apakah Anda tetap boleh konsumsi vitamin, suplemen, obat herbal, atau jenis makanan tertentu sebelum operasi.

Dokter akan memberitahu Anda semua aturan sebelum operasi. Mohon ikuti semua instruksi dokter.

 

  • Prosedur Selama Operasi

Berikut ini prosedur fundoplikasi dengan operasi laparoskopi:

  • Anda akan diberi obat bius jadi Anda akan tidur selama anestesi.
  • Dokter akan membuat sayatan pada kulit dan peritoneum (dinding abdomen).
  • Kamera dan lampu khusus dimasukkan ke dalam sayatan tersebut.
  • Fundus (bagian atas lambung) akan dibuat merangkul esofagus bagian bawah.
  • Kemudian dokter akan menjahit fundus tersebut dengan esofagus.
  • Dokter akan mengeluarkan semua gas di rongga perut.
  • Operasi selesai dan dokter akan menutup luka dengan benang jahit yang akan hancur dengan sendirinya.

Dengan metode laparoskopi (prosedur bedah untuk memeriksa organ dalam perut), Anda akan dirawat inap selama 2-3 hari. Kebanyakan pasien sudah bisa beraktivitas normal 2-3 minggu pasca-operasi.

 

  • Perawatan Setelah Operasi

Operasi laparoskopi memiliki waktu pemulihan lebih cepat daripada operasi terbuka. Operasi terbuka membutuhkan waktu pemulihan hingga 4-6 minggu. Berikut ini pemulihan operasi fundoplikasi secara umum:

  • Anda akan kembali ke rumah sekitar 36-48 jam setelah operasi.
  • Dokter mungkin akan meminta Anda untuk check-up ke rumah sakit 1 minggu setelah operasi terbuka.
  • Bekas sayatan akan dibalut dengan perekat atau perban bedah khusus dan melepasnya 2-7 hari setelah operasi.
  • Dokter akan memberi saran makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh Anda makan selama beberapa minggu.
  • Dalam kondisi tertentu, Anda mungkin harus makan melalui selang khusus.
  • Anda tidak boleh mandi hingga perekat atau perban dilepas.
  • Bersihkan bekas sayatan dengan air hangat.

Konsultasikan dengan dokter semua instruksi yang harus Anda lakukan pascaoperasi. Anda juga harus mengamati bila ada gejala, efek samping, atau keluhan lain yang mungkin Anda rasakan pasca operasi.

Komplikasi Operasi

Fundoplikasi merupakan tindakan medis yang cenderung aman dilakukan. Namun, seperti prosedur medis pada umumnya, fundoplikasi tetap memiliki komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain yaitu :

  • Kesulitan menelan.
  • Kembung akibat penumpukan gas karena pasien tidak dapat bersendawa.
  • Infeksi paru-paru, seperti pneumonia
  • Infeksi area bedah
  • Dumping syndrome, ketika makanan bergerak terlalu cepat dari perut ke usus
  • Mual
  • Refluks terus terjadi
  • Kesulitan untuk muntah pada saat dibutuhkan

Diabetes Tipe 2

Apa itu Diabetes Tipe 2

 in progress of translating content

Diabetes tipe 2 terjadi terutama pada orang dewasa dan lanjut usia. Namun, kini diabetes tipe 2 juga mulai banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja. Pengelolaan utama yang bisa dilakukan adalah diet, pengendalian berat badan, aktivitas fisik, dan pemberian obat.

Suntikan insulin dapat diperlukan dalam beberapa kasus. Perawatan lain termasuk menurunkan tekanan darah jika tinggi, menurunkan kadar kolesterol tinggi, dan juga tindakan lain untuk mengurangi risiko komplikasi. Penderita diabetes 2 lebih banyak bila dibandingkan dengan diabetes tipe 1.

Kondisi dan gejala pada diabetes tipe 2 berkembang secara bertahap (selama beberapa minggu atau bulan). Ini karena pada diabetes tipe 2, Anda masih mempunyai insulin (tidak seperti diabetes tipe 1). Namun, Anda menderita diabetes karena:

  1. Anda tidak memproduksi cukup insulin untuk kebutuhan tubuh Anda, atau
  2. Sel-sel di tubuh Anda tidak menggunakan insulin dengan baik. Ini disebut resistensi insulin. Sel-sel di tubuh Anda menjadi resisten terhadap insulin. Ini berarti Anda membutuhkan lebih banyak insulin daripada yang biasanya untuk menjaga kadar gula darah (glukosa) tetap rendah.

Siapa yang Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2?

Diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orang tua dari usia 40 tahun (tetapi dapat juga terjadi pada orang yang lebih muda). Diperkirakan 415 juta orang hidup dengan diabetes di dunia, yang diperkirakan merupakan 1 dari 11 populasi orang dewasa di dunia. Diabetes tipe 2 sekarang menjadi lebih umum juga terjadi pada anak-anak dan orang muda.

Faktor risiko lain untuk diabetes tipe 2 meliputi:

  1. Memiliki kerabat tingkat pertama yang menderita diabetes tipe 2 (kerabat tingkat pertama adalah orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan atau anak)
  2. Kelebihan berat badan atau obesitas
  3. Memiliki lingkar perut lebih dari 80 cm untuk wanita atau lebih dari 90 cm jika Anda seorang pria. Obesitas sentral (perut buncit) mungkin terjadi karena efek insulin yang menyebabkan kelebihan gula ke dalam sel lemak perut selama bertahun-tahun
  4. Menderita pra-diabetes (gangguan toleransi glukosa). Toleransi glukosa yang terganggu berarti kadar gula darah Anda lebih tinggi dari biasanya tetapi tidak cukup tinggi untuk menderita diabetes. Orang dengan gangguan toleransi glukosa memiliki risiko tinggi terkena diabetes sehingga gangguan toleransi glukosa sering disebut pra-diabetes
  5. Memiliki riwayat gangguan jantung dan pembuluh darah
  6. Mengalami PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)/ sindrom polikistik ovarium, adalah gangguan hormone yang terjadi pada wanita usia subur
  7. Memiliki tingkat kolesterol baik (HDL) yang rendah/ trigliserida tinggi
  8. Gaya hidup yang kurang baik seperti kurang berolahraga, merokok, sering stress, dan kurang istirahat
  9. Kelompok ras / etnis tertentu
  10. Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir > 4 kg atay memiliki riwayat diabetes mellitus gestasional
  11. Memiliki hipertensi atau sedang mendapat terapi hipertensi

Gejala Diabetes Tipe 2

Seperti yang telah disebutkan, gejala diabetes tipe 2 sering muncul secara bertahap dan awalnya gejala tidak akan dirasakan penderita. Banyak orang menderita diabetes untuk jangka waktu yang lama sebelum diagnosa ditegakkan. Gejala yang paling umum adalah:

  1. Sering merasa haus
  2. Buang air kecil dalam volume yang banyak
  3. Sering merasa lapar
  4. Kelelahan
  5. Penglihatan kabur
  6. Berat badan turun
  7. Sulit sembuh ketika memiliki luka
  8. Terdapat beberapa bagian pada kulit yang menghitam

 

Alasan mengapa Anda mengeluarkan banyak air seni dan menjadi haus adalah jika gula darah (glukosa) Anda naik terlalu tinggi (karena insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya), kelebihan gula tersebut bocor ke dalam urin Anda, dan menarik keluar air esktra melalui ginjal.

 

Karena gejalanya dapat berkembang secara bertahap, Anda dapat menjadi terbiasa dengan rasa haus dan lelah dan mungkin tidak menyadari untuk beberapa waktu bahwa Anda sakit. Beberapa orang juga mengeluhkan penglihatan kabur dan infeksi yang sering terjadi seperti sariawan berulang.

Namun, beberapa penderita diabetes tipe 2 tidak memiliki gejala apa pun jika kadar glukosa tidak terlalu tinggi. Namun, meski tidak menunjukkan gejala, Anda tetap harus menjalani pengobatan untuk mengurangi risiko komplikasi.

Bagaimana cara diagnose diabetes tipe 2?

Tes dipstick sederhana dapat mendeteksi gula dalam sampel urin. Namun, ini tidak cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan tes darah untuk menegakkan diagnosis. Tes darah mendeteksi tingkat glukosa dalam darah Anda pada saat puasa dan sewaktu.

Jika kadar glukosa tinggi maka ini akan memastikan bahwa Anda menderita diabetes. Beberapa orang harus mengambil dua sampel darah dan mungkin diminta untuk berpuasa (tidak minum, makan, selain air putih. Dimulai dari tengah malam sebelum tes darah dilakukan).

Sekarang direkomendasikan bahwa tes darah untuk melihat HbA1c juga dapat digunakan sebagai tes untuk mendiagnosis diabetes tipe 2. Apabila nilai HbA1c 6,5% atau lebih, seseorang dapat didiagnosis mengalami diabetes. Tes darah HbA1c memberikan rata-rata seberapa tingkat kadar glukosa darah Anda selama beberapa bulan sebelumnya.

Kemungkinan komplikasi dari diabetes

  1. Komplikasi jangka pendek – kadar glukosa yang sangat tinggi

Ini jarang terjadi pada diabetes tipe 2. Ini lebih sering terjadi pada diabetes tipe 1 yang tidak diobati ketika kadar gula darah yang sangat tinggi dapat berkembang dengan cepat. Namun, tingkat glukosa yang sangat tinggi dapat juga dialami pada beberapa orang dengan diabetes tipe 2 yang tidak diobati. Kadar glukosa darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh, kantuk dan penyakit serius yang dapat mengancam jiwa.

  1. Komplikasi jangka panjang

Jika glukosa darah lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar normal dalam jangka yang panjang, ini dapat merusak pembuluh darah. Bahkan kadar glukosa yang sedikit meningkat yang tidak menimbulkan gejala apa pun dalam jangka pendek dapat mempengaruhi pembuluh darah dalam jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut (seringkali bertahun-tahun setelah diabetes pertama kali didiagnosis):

  1. Pengerasan arteri (atheroma) yang dapat menyebabkan masalah seperti angina, serangan jantung, stroke, dan sirkulasi darah yang buruk
  2. Masalah mata yang dapat mempengaruhi penglihatan. Ini dikarenakan adanya kerusakan pada arteri kecil retina di belakang mata
  3. Kerusakan ginjal yang terkadang berkembang menjadi gagal ginjal
  4. Kerusakan saraf
  5. Masalah kaki, ini karena sirkulasi darah yang buruk dan ada kerusakan saraf
  6. Impotensi karena sirkulasi darah yang buruk dan ada kerusakan saraf
  7. Masalah lainnya

Jenis dan tingkat keparahan komplikasi jangka panjang bervariasi dari kasus ke kasus. Secara umum, semakin dekat kadar glukosa darah Anda ke target, semakin kecil risiko Anda terkena komplikasi.

Komplikasi pengobatan

Pengobatan untuk diabetes seperti kebanyakan obat lainnya, dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Namun, satu efek samping penting yang dapat mempengaruhi orang yang memakai insulin dan atau tablet diabetes tertentu adalah hipoglikemia. Ini terjadi ketika kadar glukosa menjadi terlalu rendah, biasanya di bawah 70 mg/dL. Tidak semua obat tablet yang digunakan untuk diabetes dapat menyebabkan hipoglikemia.

Hipoglikemia dapat terjadi jika Anda mengkonsumsi terlalu banyak obat diabetes, menunda atau melewatkan makan atau cemilan, atau terlalu banyak menjalani olahraga atau aktivitas fisik yang tidak direncanakan.

Tujuan pengobatan

Jika Anda menderita diabetes tipe 2, Anda mungkin berpikir bahwa menjaga gula darah (glukosa) pada tingkat normal adalah hal yang terpenting. Faktanya, meskipun kontrol gula darah itu penting, ada lebih banyak perawatan yang diperlukan.

Tujuan pengobatan 1- Menjaga kadar gula darah ke tingkat normal

Perubahan gaya hidup adalah bagian penting dari pengobatan untuk semua penderita diabetes tipe 2. Banyak orang dengan diabetes tipe 2 dapat menurunkan glukosa darah dan HbA1c ke tingkat normal dengan mengubah pola makan, berat badan, dan olahraga.

  1. Diet, kontrol berat badan dan aktivitas fisik
  2. Diet, apa yang Anda makan adalah hal terpenting untuk mengkontrol kadar gula darah Anda, serta kesehatan umum Anda. Perawat praktik atau ahli gizi Anda dapat memberikan Anda lebih banyak informasi dan dukungan.
  3. Turunkan berat badan Anda jika mengalami berat badan berlebih. Mendapatkan berat badan yang ideal mungkin tidak realistis bagi banyak orang. Namun, menurunkan berat badan jika Anda mengalami obesitas atau kelebihan berat badan akan membantu menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah, sehingga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan Anda.
  4. Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Jika Anda mampu, disarankan berjalan cepat minimal 30 menit setidaknya lima kali seminggu.
  5. Pengobatan

Obat bukan digunakan sebagai pengganti diet sehat, pengendalian berat badan dan aktivitas fisik harus Anda lakukan serta minum obat.

  1. Monitoring (pantau) kadar gula darah

Tes darah utama yang digunakan untuk memeriksa kadar gula darah Anda adalah tes HbA1c. Tes ini biasanya dilakukan setiap 2 – 6 bulan oleh dokter atau perawat Anda. Tes HbA1c mengukur bagian dari sel darah merah. Glukosa dalam darah menempel pada bagian sel darah merah. Bagian ini dapat diukur dan memberikan indikasi yang baik tentang rata-rata kadar glukosa darah Anda selama 1 – 3 bulan sebelumnya.

Perawatan bertujuan untuk menurunkan HbA1c Anda hingga mencapai level target. Idealnya yang terbaik adalah menentukan target yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan seseorang. Namun, hal ini tidak selalu memungkinkan untuk dicapai dan tingkat target HbA1c Anda harus disepakati antara Anda dan dokter Anda.

Jika HbA1c Anda di atas level target Anda, maka Anda mungkin disarankan untuk mengevaluasi kembali pola hidup sehari-hari, diit yang dijalankan, bagaimana dengan aktivitas fisik yang dilakukan, hingga dengan meningkatkan pengobatan (misalnya meningkatkan dosis obat) untuk menjaga kadar glukosa darah Anda tetap terkontrol.

Beberapa penderita diabetes memeriksa kadar gula darah sebenarnya secara teratur dengan monitor glukosa darah/ glukometer. Jika Anda disarankan untuk melakukan ini, dokter atau perawat Anda akan memberi Anda petunjuk tentang cara melakukannya.

Tujuan pengobatan 2 – mengurangi faktor risiko

Anda cenderung tidak mengalami komplikasi diabetes jika Anda mengurangi faktor risiko lainnya. Meskipun setiap orang harus berusaha untuk menghilangkan faktor risiko yang dapat dicegah, penderita diabetes memiliki alasan yang lebih banyak untuk melakukannya.

  1. Jaga tekanan darah Anda. Sangat penting untuk memeriksa tekanan darah Anda secara teratur. Kombinasi tekanan darah tinggi dan diabetes merupakan faktor risiko komplikasi yang sangat tinggi. Bahkan tekanan darah yang sedikit meningkat harus diobati jika Anda menderita diabetes. Pengobatan seringkali dengan dua atau bahkan tiga jenis obat yang berbeda, mungkin diperlukan untuk menjaga tekanan darah Anda tetap rendah tetapi ingatlah penurunan berat badan dan olahraga juga dapat sangat membantu.
  2. Jika Anda merokok, sekarang waktunya untuk berhenti merokok. Merokok merupakan faktor risiko utama terjadinya komplikasi. Anda harus menemui perawat atau dokter Anda untuk berhenti merokok, jauh lebih mudah untuk berhenti merokok apabila diberikan dukungan. Selain bantuan dan nasihat ahli, pengobatan atau terapi penggantian nikotin dapat membantu Anda berhenti merokok.
  3. Pengobatan lain. Anda biasanya akan disarankan untuk minum obat untuk menurunkan kadar kolesterol Anda. Ini akan membantu menurunkan risiko terjadinya beberapa komplikasi seperti penyakit jantung, penyakit arteri perifer, dan stroke.

Tujuan pengobatan 3 – Monitoring (pantau) untuk mendeteksi dan mengobati setiap komplikasi dengan segera

Sebagian besar dokter dan rumah sakit memiliki klinik diabetes khusus. Dokter, perawat, ahli gizi, spesialis perawat kaki, spesialis kesehatan mata, dan petugas kesehatan lainnya semua berperan dalam memberikan saran dan memeriksa untuk kemajuan kondisi pasien. Pemeriksaan rutin mungkin termasuk:

  1. Memeriksa kadar gula darah (glukosa), HbA1c, kolesterol dan tekanan darah
  2. Nasihat mengenai tentang diet dan gaya hidup
  3. Memeriksa tanda-tanda awal komplikasi, misalnya:
  4. Pemeriksaan mata, untuk mendeteksi masalah pada retina yang seringkali dapat dicegah agar tidak memburuk. Peningkatan tekanan pada mata (glaucoma) juga lebih sering terjadi pada penderita diabetes, dan biasanya dapat diobati
  5. Tes urin, ini termasuk tes protein dalam urin, yang mungkin mengindikasikan masalah ginjal sedini mungkin
  6. Pemeriksaan kaki, untuk mencegah tukak kaki
  7. Tes sensasi di kaki Anda untuk mendeteksi kerusakan saraf dini
  8. Tes darah, ini termasuk pemeriksaan fungsi ginjal dan tes umum lainnya. Ini juga termasuk pemeriksaan untuk beberapa penyakit autoimun yang lebih umum terjadi pada penderita diabetes. Misalnya, penyakit celiac dan gangguan tiroid lebih umum daripada rata-rata pada penderita diabetes tipe 1.

Penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, karena beberapa komplikasi, terutama jika terdeteksi sejak dini, dapat diobati atau dicegah agar tidak menjadi lebih buruk.

 

Imunisasi

Anda harus diimunisasi terhadap flu dan terhadap infeksi dari kuman pneumokokus (bakteri, cukup diberikan sekali). Infeksi ini bisa berakibat kurang baik jika Anda menderita diabetes.

Diabetes Tipe 1

Apa itu Diabetes Tipe 1

Recognize diabetes type 1 adalah tipe diabetes yang biasanya berkembang pada anak-anak dan dewasa muda. Pada diabetes tipe 1, tubuh kurang atau sama sekali tidak memproduksi insulin dan kadar gula darah (glukosa) menjadi sangat tinggi.

Perawatan untuk mengkontrol kadar gula darah adalah dengan suntikan insulin dan pola makan yang sehat. Perawatan lain bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi, termasuk menurunkan tekanan darah jika tinggi dan edukasi untuk menjalani gaya hidup sehat.

Diabetes terjadi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah menjadi lebih tinggi dari biasanya. Ada dua tipe utama diabetes, tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 biasanya pertama kali berkembang pada anak-anak atau dewasa muda.

Perkembangan penyakit diabetes tipe 1 berkembang cukup cepat, selama beberapa hari atau minggu karena pankreas berhenti memproduksi insulin. Ini bisa diobati dengan suntikan insulin dan diet sehat.

Kenapa Pankreas berhenti Produksi Insulin?

Dalam kebanyakan kasus, diabetes tipe 1 dianggap sebagai penyakit autoimun, yaitu kondisi di mana sistem imun berbalik menyerang tubuh yang sehat. Pada penderita diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta di dalam pankreas, yang berfungsi menghasilkan insulin, sehingga produksi insulin di dalam tubuh menjadi terhenti.

Bila sel beta dalam pankreas hancur dan tidak mampu lagi memproduksi insulin, maka gula tidak dapat masuk ke dalam sel. Kondisi ini mengakibatkan gula menumpuk dalam darah dan memicu gula darah tinggi.

Pemicunya tidak diketahui tetapi, sejumlah faktor dipercaya terkait dengan kondisi ini, antara lain faktor genetik, usia  yaitu lebih rentan pada anak-anak, dan letak geografis di mana menurut hasil penelitian semakin jauh tempat tinggal seseorang dari garis khatulistiwa, makin tinggi risiko diabetes tipe 1.

Gejala Diabetes Tipe 1

Gejala yang biasanya muncul saat Anda pertama kali terkena diabetes tipe 1 adalah:

  1. Anda sangat sering haus
  2. Anda buang air kecil banyak, terutama malam hari
  3. Anda sering merasa lapar, tetapi berat badan menurun tanpa sebab
  4. Kelelahan, mual muntah dan perasaan tidak enak badan secara umum
  5. Mulut kering
  6. Luka di tubuh yang sulit sembuh
  7. Pandangan kabur

Gejala di atas cenderung berkembang dengan sangat cepat, selama beberapa hari atau minggu. Setelah pengobatan dimulai, gejalanya dapat mengalami perbaikan. Namun, tanpa pengobatan kadar gula darah (glukosa) menjadi sangat tinggi dan asam terbentuk di aliran darah (ketoasidosis). Jika ini terus berlanjut, Anda akan kekurangan cairan tubuh dan cenderung mengalami koma dan dapat berisiko hingga kematian.

Bagaimana mendiagnosa diabetes tipe 1?

Dokter akan menganjurkan pemeriksaan tes gula darah puasa, tes gula darah sewaktu, tes HbA1C, dan pemeriksaan tes antibody, guna memastikan apakah seseorang menderita diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2.

Tes dipstick sederhana dapat mendeteksi gula (glukosa) dalam sampel urin. Ini juga mungkin disarankan untuk mendiagnosa diabetes.

Apakah Diabetes Tipe 1 Diturunkan dari Keluarga?

Meskipun diabetes tipe 1 bukan penyakit bawaan, ada faktor genetik yang berpengaruh. Kerabat tingkat pertama seperti saudara perempuan, saudara laki-laki) dari seseorang dengan diabetes tipe 1 memiliki sekitar 1 dari 16 kemungkinan terkena diabetes tipe 1. Ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan populasi umum yaitu sekitar 1 dari 300.

Mungkin disebabkan karena orang-orang tertentu lebih mudah terserang penyakit autoimun seperti diabetes, dan karena susunan genetik mereka yang diturunkan.

Komplikasi dari Diabetes Tipe 1

  1. Glukosa dalam darah tinggi

Jika Anda tidak diobati, atau menggunakan suntikan insulin yang kurang tepat dosis, kadar gula darah dapat meningkat dengan sangat cepat dalam beberapa hari. Jika tidak ditangani, hal ini menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh, dan penyakit serius yang dapat mengancam jiwa. Kadar glukosa darah yang sangat tinggi terkadang dapat terjadi jika Anda menderita penyakit lain seperti infeksi. Dalam situasi ini Anda mungkin perlu menyesuaikan dosis insulin untuk menjaga kadar glukosa darah Anda tetap normal.

  1. Komplikasi jangka panjang

Jika glukosa darah lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar normal dalam jangka yang panjang, akan dapat merusak pembuluh darah (glukotoksisitas). Bahkan kadar glukosa yang sedikit meningkat yang tidak menimbulkan gejala apa pun dalam jangka pendek, dapat mempengaruhi pembuluh darah dalam jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut (seringkali bertahun-tahun setelah diabetes pertama kali didiagnosis):

  1. Pengerasan arteri (atheroma) yang dapat menyebabkan masalah seperti angina, serangan jantung, stroke, dan sirkulasi darah yang buruk
  2. Masalah mata yang dapat mempengaruhi penglihatan. Ini dikarenakan adanya kerusakan pada arteri kecil retina di belakang mata
  3. Kerusakan ginjal yang terkadang berkembang menjadi gagal ginjal
  4. Kerusakan saraf
  5. Masalah kaki, ini karena sirkulasi darah yang buruk dan ada kerusakan saraf
  6. Impotensi karena sirkulasi darah yang buruk dan ada kerusakan saraf
  7. Masalah lainnya

Jenis dan tingkat keparahan komplikasi jangka panjang bervariasi dari kasus ke kasus. Secara umum, semakin dekat kadar glukosa darah Anda ke target yang ditentukan, akan semakin kecil risiko Anda terkena komplikasi.

Pengobatan terhadap komplikasi

Terlalu banyak insulin dapat membuat kadar glukosa darah menjadi terlalu rendah (hipoglikemia). Hal ini dapat menyebabkan Anda berkeringat, bingung dan tidak sehat, Anda mungkin juga dapat mengalami koma. Perawatan darurat hipoglikemia adalah dengan minum air gula, minuman manis, atau perawatan di rumah sakit.

Tujuan Pengobatan

Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikelola dengan baik. Jika kadar gula darah (glukosa) tinggi mencapai target normal atau mendekati normal, gejala Anda akan membaik dan Anda cenderung merasa sehat kembali. Namun, Anda masih memiliki beberapa risiko komplikasi dalam jangka panjang jika kadar glukosa darah Anda tetap tinggi, bahkan jika Anda memiliki gejala dalam jangka pendek. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki kontrol glukosa yang lebih baik memiliki komplikasi yang lebih sedikit (seperti penyakit jantung atau masalah mata) dibandingkan dengan orang yang memiliki kontrol yang lebih buruk terhadap kadar glukosa mereka.

 

Oleh karena itu, tujuan pengobatan adalah:

  1. Untuk menjaga kadar glukosa darah Anda terkontrol dan mencapai target
  2. Untuk mengurangi faktor risiko lain yang dapat meningkatkan risiko komplikasi. Secara khusus, mengurangi tekanan darah Anda jika tinggi dengan menjalani gaya hidup sehat
  3. Untuk mendeteksi komplikasi sedini mungkin. Perawatan dapat mencegah atau menunda berbagai komplikasi menjadi lebih buruk

Tujuan pengobatan 1 – Menjaga kadar glukosa darah Anda mendekati normal

  1. Bagaimana tingkat glukosa darah di monitor (pantau)?

Anda perlu memantau kadar gula darah (glukosa) dengan menggunakan glukometer di rumah.

Mungkin yang terbaik untuk mengukur kadar glukosa darah Anda pada waktu-waktu berikut:

  1. Pada waktu yang berbeda dalam satu hari
  2. Setelah makan
  3. Selama dan setelah olahraga atau olahraga berat
  4. Jika Anda merasa sedang mengalami glukosa darah rendah (hipoglikemia)
  5. Jika Anda merasa tidak sehat dengan penyakit lain (misalnya pilek atau infeksi)

 

Pemeriksaan darah yang lain yaitu HbA1c. Tes ini mengukur sel darah merah. Glukosa dalam darah menempel pada bagian sel darah merah. Bagian ini dapat diukur dan memberikan indikasi yang baik tentang kendali glukosa darah Anda selama 1 – 3 bulan sebelumnya. Tes ini biasanya dilakukan secara teratur. Idealnya, tujuannya adalah untuk mempertahankan HbA1c seoptimal mungkin sesuai dengan kondisi masing-masing individu dan yang dianjurkan oleh dokter yang merawat anda. Walaupun, hal ini tidak selalu memungkinkan untuk tercapai, perlu perawatan dan dukungan yang menyeluruh agar target bisa dicapai.

 

  1. Insulin

Untuk tetap memiliki kadar gula terkendali, Anda memerlukan suntikan insulin selama hidup Anda (selamanya). Dokter atau perawat diabetes Anda akan memberikan banyak edukasi dan petunjuk tentang bagaimana dan harus kapan menggunakan insulin. Ada berbagai macam jenis insulin. Jenis atau tipe insulin yang disarankan akan disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

 

Ada enam jenis utama dari insulin yaitu:

  1. Rapid acting analogue (analog yang bekerja cepat), dapat disuntikkan sebelum, sedang atau sesudah makan. Ini berlangsung antara 2 dan 5 jam dan hanya berlangsung cukup lama waktu makan.
  2. Long acting analogue (analog kerja panjang), biasanya disuntikkan sekali sehari untuk memberikan insulin yang akan berlangsung sekitar 24 jam.
  3. Short acting insulin (insulin kerja pendek), harus disuntikkan 15 sampai 30 menit sebelum makan, untuk menutupi kenaikan kadar gula darah yang terjadi setelah makan. Aksi puncaknya adalah 2 – 6 jam dan dapat bertahan hingga 8 jam.
  4. Medium acting and long acting insulin (insulin kerja menengah dan kerja panjang), diminum sekali atau dua kali sehari atau kombinasi insulin kerja pendek/analog kerja panjang. Aksi puncak berada diantara 4 dan 12 jam dan dapat berlangsung hingga 30 jam
  5. Mixed insulin (insulin kombinasi), yaitu kombinasi antara insulin kerja menengah dan insulin kerja pendek
  6. Mixed analogue (analog kombinasi), yaitu kombinasi antara insulin kerja menengah dan analog yang bekerja cepat

Seseorang dapat mendapatkan 1, 2 sampai 4 injeksi insulin setiap hari. Tipe dan jumlah insulin yang diperlukan setiap orang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan masing-masing individu.

Insulin pump (pompa insulin)

Terapi pompa insulin secara terus menerus  dengan memasukkan insulin ke dalam lapisan jaringan tepat di bawah kulit (jaringan subkutan). Pompa insulin bekerja dengan memberikan berbagai dosis insulin yang bekerja cepat secara terus-menerus sepanjang hari dan malam, dengan kecepatan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai kebutuhan Anda.

 

  1. Alternatif selain injeksi insulin

Ada banyak penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk mengembangkan cara mengelola insulin selain suntikan. Ini termasuk semprotan hidung dan oral insulin, patch, tablet, dan inhaler. Setelah bertahun-tahun bekerja, beberapa metode yang diteliti menunjukkan tingkat keberhasilan.

  1. Diet sehat

Anda harus makan makanan yang sehat. Diet ini sama yang direkomendasikan untuk semua orang. Gagasan bahwa Anda membutuhkan makanan khusus jika Anda menderita diabetes adalah mitos. Makanan penderita diabetes masih bisa meningkatkan kadar glukosa darah, mengandung banyak lemak dan kalori, dan biasanya lebih mahal daripada makanan non-diabetes merupakan mitos. Pada dasarnya, Anda harus berusaha untuk makan makanan rendah lemak, garam dan gula yang rendah, tinggi serat dan buah dan sayuran secara seimbang. Namun, Anda perlu mengetahui cara menyeimbangkan jumlah insulin yang tepat dengan jumlah makanan yang Anda makan. Oleh karena itu, Anda biasanya akan dirujuk ke ahli gizi untuk mendapatkan saran yang terperinci.

  1. Menyeimbangkan jumlah insulin dan makanan, dan monitoring (pantau) kadar gula darah

Monitoring kadar glukosa darah akan membantu Anda dalam menentukan jumlah insulin dan makanan

Tujuan pengobatan 2 – Mengurangi faktor risiko lain

Anda cenderung tidak mengalami komplikasi diabetes jika Anda dapat mengurangi faktor risiko lainnya. Setiap orang harus menjaga faktor risiko yang dapat dicegah.

  1. Jaga tekanan darah Anda seoptimal mungkin

Sangat penting untuk memeriksakan tekanan darah Anda secara teratur. Kombinasi tekanan darah tinggi dan diabetes merupakan faktor risiko komplikasi yang harus diperhatikan. Bahkan tekanan darah yang sedikit meningkat harus diobati jika Anda menderita diabetes. Obat, seringkali dua atau tiga obat yang berbeda, mungkin diperlukan untuk menjaga tekanan darah Anda tetap terkontrol.

  1. Jika Anda merokok, sekaranglah waktu Anda untuk berhenti merokok. Merokok merupakan faktor risiko tinggi terjadinya komplikasi. Anda dapat menemui dokter Anda untuk berhenti merokok jika Anda merasa kesulitan untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Jika perlu pengobatan atau terapi pengganti nikotin (permen karet, dll) dapat membantu Anda untuk berhenti merokok.
  2. Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas fisik secara teratur juga mengurangi risiko komplikasi seperti penyakit jantung dan pembuluh darah. Jika Anda mampu, disarankan berjalan cepat minimal 30 menit setidaknya lima kali seminggu. Apa pun yang penting Anda kuat dan disesuaikan dengan kondisi tubuh anda untuk melakukannya seperti berenang, bersepeda, jogging, menari.
  3. Pengobatan lainnya. Bergantung pada usia Anda dan berapa lama Anda menderita diabetes, Anda mungkin disarankan untuk minum obat untuk menurunkan kadar kolesterol Anda. Ini akan membantu menurunkan risiko terjadinya beberapa komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.
  4. Cobalah untuk menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas. Berat badan berlebih juga merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Untuk mendapatkan berat badan yang sempurna seringkali tidak realistis. Namun, jika Anda kelebihan berat badan, menurunkan berat badan akan membantu. Beberapa masalah gaya hidup ini pada awalnya mungkin tampak tidak relevan untuk anak kecil yang didiagnosis menderita diabetes. Namun, seiring pertumbuhan anak-anak, gaya hidup sehat harus sangat didorong untuk manfaat jangka panjang.

Tujuan pengobatan 3 – Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang dialami

Sebagian besar dokter dan rumah sakit memiliki klinik diabetes khusus. Dokter, perawat, ahli gizi, spesialis perawat kaki, spesialis kesehatan mata, dan petugas kesehatan lainnya semua berperan dalam memberikan saran dan memeriksa untuk kemajuan kondisi pasien. Pemeriksaan rutin mungkin termasuk:

  1. Memeriksa kadar gula darah (glukosa), HbA1c, kolesterol dan tekanan darah
  2. Nasihat mengenai tentang diet dan gaya hidup
  3. Memeriksa tanda-tanda awal komplikasi, misalnya:
  4. Pemeriksaan mata, untuk mendeteksi masalah pada retina yang seringkali dapat dicegah agar tidak memburuk. Peningkatan tekanan pada mata (glaucoma) juga lebih sering terjadi pada penderita diabetes, dan biasanya dapat diobati
  5. Tes urin, ini termasuk tes protein dalam urin, yang mungkin mengindikasikan masalah ginjal sedini mungkin
  6. Pemeriksaan kaki, untuk mencegah tukak kaki
  7. Tes sensasi di kaki Anda untuk mendeteksi kerusakan saraf dini
  8. Tes darah, ini termasuk pemeriksaan fungsi ginjal dan tes umum lainnya. Ini juga termasuk pemeriksaan untuk beberapa penyakit autoimun yang lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Misalnya, penyakit celiac dan gangguan tiroid lebih umum terjadi pada penderita diabetes tipe 1.

Penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, karena beberapa komplikasi, terutama jika terdeteksi sejak dini, dapat diobati atau dicegah agar tidak menjadi lebih buruk.

Imunisasi

Anda harus diimunisasi terhadap flu dan terhadap infeksi dari kuman pneumokokus (bakteri, cukup diberikan sekali). Infeksi ini bisa membawa dampak yang kurang baik jika Anda menderita diabetes.

Diabetes Melitus

Apa itu Diabetes Melitus

 in progress of translating content

Mengenal diabetes melitus, jadi penyakit ini dibedakan menjadi dua jenis,  yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes Tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin, biasanya pertama kali muncul pada anak-anak atau dewasa muda. Diabetes Tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi, lebih dikaitkan dengan kelebihan berat badan dan paling sering muncul pertama kali pada orang yang berusia di atas 40 tahun.

Namun, diabetes tipe 2 semakin banyak didiagnosis pada anak-anak dan dewasa muda. Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Kedua jenis diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius tetapi akan lebih jarang dan tidak terlalu parah terjadi apabila memperoleh pengobatan yang baik dan perawatan rutin. Selain perawatan dari tim tenaga medis profesional, pemahaman tentang pengertian dan pengelolaan diabetes anda sangat penting  agar gula darah tetap terkontrol dan komplikasi dapat diperlambat terjadi.

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula (glukosa) dalam darah menjadi lebih tinggi dari biasanya, disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai. Secara umum ada dua tipe utama diabetes yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

  1. Diabetes tipe 1

Jenis ini biasanya berkembang cukup cepat, dapat terjadi selama beberapa hari atau minggu, karena pankreas berhenti memproduksi insulin. Diabetes tipe 1 biasanya muncul pertama kali pada saat usia muda atau masa kanak-kanak

  1. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe Ini lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Diabetes tipe 2 berkembang secara bertahap (selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan). Ini karena penderita diabetes tipe 2 masih memproduksi insulin (tidak seperti diabetes tipe 1). Namun, penderita diabetes tipe 2 tidak memproduksi cukup insulin untuk kebutuhan tubuh, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan baik. Diabetes tipe 2 biasanya dimulai pada orang dewasa paruh baya atau lanjut usia tetapi juga dapat terjadi pada usia dewasa muda.

  1. Gestational diabetes

Selain diabetes tipe 1 dan tipe 2, ada tipe diabetes lainnya. Wanita hamil yang belum pernah menderita diabetes sebelumnya tetapi memiliki kadar glukosa darah tinggi selama kehamilan, berarti ibu hamil tersebut menderita diabetes gestational. Diabetes gestational mempengaruhi sekitar 4% dari semua wanita hamil.

  1. Tipe lain dari diabetes melitus

Ada juga bentuk lain dari diabetes yang kurang umum, yaitu:

  • Diabetes sekunder

Diabetes bisa disebabkan oleh penyakit lain. Contohnya termasuk penyakit yang mempengaruhi pankreas, seperti fibrosis kistik dan pankreatitis kronis. Diabetes juga dapat disebabkan oleh penyakit hormon (endokrin) lain seperti sindrom Cushing dan akromegali.

  • Latent autoimmune diabetes of adults (LADA)

Bentuk dari diabetes tipe 1 yang munculnya ketika sudah dewasa, biasanya waktu timbulnya dari penyakit ini lebih lambat dibandingan dengan diabetes tipe 1 yang dimulai pada saat kanak-kanak.

  • Maturity onset diabetes of the young (MODY)

Diabetes yang terbentuk karena ada cacat genetik dari sel-sel pankreas yang membuat insulin

  • Wolfram’s syndrome

Penyebab diabetes ini adalah genetik. Disebut juga sebagai DIDMOAD (karena menyebabkan diabetes insipidus, diabetes melitus, atrofi optik, dan tuli)

  • Penyakit genetik lain yang dapat menyebabkan diabetes

Ini termasuk Friedreich’s ataxia dan haemochromatosis

  • Disebabkan oleh obat atau zat kimia

Misalnya penggunaan glukokortikoid pada terapi HIV/AIDS atau setelah  transplantasi organ.

Memahami glukosa dan insulin

Setelah Anda makan, berbagai makanan dipecah di usus Anda menjadi gula. Gula utama (glukosa) akan melewati dinding usus ke aliran darah Anda. Namun, penting untuk dingat bukan hanya gula yang meningkatkan glukosa darah. Makanan karbohidrat bertepung lainnya seperti kentang, nasi, atau sereal sarapan juga dicerna menjadi jumlah glukosa.

Agar tetap sehat, kadar gula darah (glukosa) anda sebaiknya dapat terkontrol dengan baik. Jadi, ketika kadar glukosa darah anda mulai naik terutama setelah Anda makan, kadar hormon yang disebut insulin juga akan naik.

Insulin bekerja pada sel-sel tubuh anda dan mengambil glukosa dari aliran darah, sehingga menurunkan glukosa darah kembali agar gula darah tetap terkontrol. Beberapa glukosa digunakan oleh sel untuk energi. Glukosa yang tidak digunakan sebagai energi, diubah  dan disimpan menjadi glikogen di hati atau lemak di hati atau perut.

Ketika kadar glukosa darah mulai turun (di antara waktu makan atau saat kita tidak makan), kadar insulin akan turun. Beberapa glikogen atau lemak kemudian diubah kembali menjadi glukosa. Ini dilepaskan dari sel ke dalam aliran darah untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.

Seiring perjalanan waktu, jika anda memiliki lebih banyak glukosa dalam tubuh anda daripada yang anda butuhkan untuk energi, keadaan ini dapat menyebabkan obesitas sentral dan perlemakan hati.

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel yang disebut sel beta. Sel beta adalah bagian dari pulau kecil dari sel di dalam kelenjar pankreas. Hormon adalah bahan kimia yang dilepaskan oleh kelenjar ke dalam aliran darah dan bekerja di berbagai bagian tubuh.

Diabetes melitus berkembang jika anda tidak memproduksi cukup insulin, atau jika insulin yang anda produksi tidak bekerja dengan baik pada sel-sel tubuh:

  1. Pada diabetes tipe 1, tubuh anda sama sekali tidak memproduksi insulin
  2. Pada diabetes tipe 2, jumlah insulin anda mungkin normal/ cukup, tetapi tubuh anda tidak menggunakannya dengan baik. Ini disebut resistensi insulin. Seiring waktu, kemampuan tubuh anda untuk memproduksi insulin juga turun jika anda menderita diabetes tipe 2 dan kadar gula darah (glukosa) anda tetap tinggi

Gejala dari Diabetes

Gejala saat Anda pertama kali terkena diabetes yaitu:

  1. Sering merasa haus
  2. Sering buang air kecil, alasannya karena mengeluarkan banyak air seni dan menjadi haus adalah karena gula darah bocor ke dalam urin Anda, yang mengeluarkan air ekstra melalui ginjal
  3. Kelelahan, penurunan berat badan dan perasaan tidak enak badan secara umum

Gejala cenderung berkembang cukup cepat, selama beberapa hari atau minggu untuk penderita diabetes tipe 1. Diabetes tipe 2 berkembang jauh lebih lambat dan gejala mungkin tidak ada/ tidak dirasakan sampai anda mengalami diabetes tipe 2 selama beberapa tahun. Ini berarti bahwa penderita diabetes tipe 2 mungkin sudah mengalami komplikasi diabetes sebelumnya saat diagnosa diabetes ditegakkan untuk pertama kalinya.

Gejala dari diabetes akan dapat mulai teratasi ketika anda memulai pengobatan diabetes. Namun, gejalanya bisa kembali jika kadar glukosa darah anda tidak terkontrol dengan baik. Tanpa pangobatan, kadar glukosa darah menjadi sangat tinggi dan tidak terkontrol.

Bagaimana Menegakkan Diagnosis Diabetes?

Tes dipstick sederhana dapat mendeteksi gula (glukosa) dalam sampel urin. Ini mungkin disarankan untuk mendiagnosis diabetes. Namun, cara untuk memastikan diagnosis adalah dengan melakukan tes darah untuk melihat kadar glukosa dalam darah anda, dapat dilakukan tes saat puasa, gula darah sewaktu, bila perlu dilakukan tes toleransi glukosa. Jika hasilnya tinggi maka itu menandakan bahwa Anda menderita diabetes.

Beberapa orang harus mengambil dua sampel darah dan mereka diminta untuk berpuasa (tidak boleh makan, minum, selain air dari tengah malam sebelum tes darah dilakukan). Tes darah yang mengukur HbA1c juga digunakan untuk mendiagnosis diabetes.

Bagaimana Cara Mengobati Diabetes?

Setiap penderita diabetes perlu menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan yang sehat, menjaga berat badan ideal, melakukan olahraga teratur dan tidak merokok. Penderita diabetes tipe 1 juga membutuhkan pengobatan dengan insulin.

Penderita diabetes tipe 2 kebanyakan mulai perlu mengkonsumsi satu atau lebih obat jika gaya hidup sehat tidak cukup untuk mengkontrol kadar gula darah (glukosa). Beberapa penderita diabetes tipe 2 perlu menggunakan suntikan insulin jika obat lain tidak dapat mengkontrol kadar glukosa darah secara baik. Mengobati diabetes bukan hanya tentang kadar glukosa darah. Juga sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol dalam batas normal/ optimal. Perawatan diabetes juga mencakup pemantauan rutin untuk mendiagnosis dan mengobati komplikasi pada tahap awal.

Diabetes pada kehamilan dikaitkan dengan kemungkinan masalah bagi ibu dan bayi. Wanita dengan diabetes yang hamil membutuhkan pemantuan yang sangat ketat dan perawatan spesialis untuk memastikan bahwa ibu dan bayinya tetap sehat tanpa masalah.

Ketika Anda tidak sehat karena alasan apa pun, seperti pada keadaan dehidrasi, infeksi, bahkan hanya sakit tenggorokan, hal ini dapat berdampak buruk pada kontrol glukosa darah Anda. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan jika anda sedang dalam keadaan tidak sehat.

  1. Sasaran perawatan

Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, namun dapat dirawat dan dikontrol dengan baik. Jika kadar glukosa darah tinggi diturunkan ke tingkat normal atau mendekati normal, gejala anda akan mereda dan anda dapat merasa fit kembali.

Anda akan tetap memiliki beberapa risiko komplikasi dalam jangka panjang jika kadar glukosa darah anda belum terkontrol dengan baik. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengontrol glukosa dengan baik memiliki komplikasi yang lebih sedikit (seperti penyakit jantung atau masalah mata) dibandingkan dengan orang yang kontrolnya buruk terhadap kadar glukosa mereka. Oleh karena itu tujuan utama dalam pengobatan adalah:

  • Untuk menjaga kadar glukosa darah anda senormal mungkin
  • Untuk mengurangi faktor risiko lain yang dapat meningkatkan risiko komplikasi. Berhenti merokok, menurunkan berat badan atau menurunkan tekanan darah anda jika diperlukan dan menjaga kadar lemak darah (kolesterol dan trigliserida) anda tetap optimal.
  • Untuk mendeteksi komplikasi sedini mungkin. Perawatan dapat mencegah atau menunda beberapa komplikasi menjadi lebih buruk
  1. Makan makanan sehat dan gaya hidup sehat

Anda harus makan makanan yang sehat. Gagasan bahwa anda membutuhkan makanan khusus jika anda menderita diabetes adalah mitos. ‘Makanan diabetes’ masih dapat meningkatkan kadar glukosa darah, mengandung banyak lemak dan kalori, dan biasanya lebih mahal daripada makanan non-diabetes merupakan mitos. Pada dasarnya, anda harus makan makanan rendah lemak, garam dan gula serta harus tinggi serat, dan harus banyak buah-buahan dan sayuran.

Namun, jika anda menggunakan insulin, anda perlu mengetahui cara menentukan jumlah insulin yang tepat dengan jumlah makanan yang anda makan. Anda juga perlu membuat penyesuaian pada diet anda, jika anda menderita diabetes tipe 2, diet, gaya hidup anda berkontribusi pada kondisi kesehatan anda. Oleh karena itu, anda biasanya akan dirujuk ke ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih terperinci.

Merokok merupakan faktor risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi. Anda harus menemui dokter anda untuk berkonsultasi jika anda kesulitan berhenti merokok. Jika perlu, pengobatan atau terapi penggantian nikotin dapat membantu anda untuk berhenti.

Aktivitas fisik secara teratur juga mengurangi risiko beberapa komplikasi seperti penyakit jantung dan pembuluh darah. Jika anda mampu, minimal 30 menit setidaknya lima kali seminggu. Olahraga yang semakin ‘energik’ akan semakin baik seperti berenang, bersepeda, jogging, menari. Olahraga yang terbaik sebaiknya dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan kondisi tubuh anda.

Bergantung pada usia anda dan berapa lama anda menderita diabetes, anda mungkin disarankan untuk minum obat untuk menurunkan kadar kolesterol anda. Ini akan membantu menurunkan risiko terjadinya beberapa komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.

Cobalah menurunkan berat badan anda jika anda kelebihan berat badan atau obesitas. Berat badan berlebih juga merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Untuk mendapatkan berat badan yang sempurna seringkali tidak realistis, tetapi dokter anda akan membantu anak dalam proses mencapai berat badan ideal anda. Namun, jika Anda kelebihan berat badan, menurunkan berat badan akan membantu memperbaiki metabolisme tubuh anda.

  1. Imunisasi

Anda harus diimunisasi terhadap flu dan diimunisasi terhadap infeksi dari kuman pneumokokus (bakteri).

  1. Monitoring (memantau kadar glukosa darah)

Siapapun dengan diabetes yang membutuhkan pengobatan dengan insulin harus memantau kadar glukosa darahnya. Ini biasanya tidak diperlukan untuk penderita diabetes tipe 2 yang tidak membutuhkan insulin.

Penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, terutama untuk yang sudah ada komplikasi, terutama jika terdeteksi sejak dini. Sebagian besar rumah sakit memiliki klinik khusus diabetes. Dokter, perawat, ahli gizi, spesialis perawatan luka kaki dan petugas kesehatan lainnya semua berperan dalam memberikan edukasi dan membantu keberhasilan dari perawatan. Selain edukasi yang diberikan, pemeriksaan rutin dapat mencakup:

  1. Memeriksa kadar glukosa darah, HbA1c, kolesterol dan tekanan darah

Penting untuk menjaga kadar glukosa darah, kolesterol dan tekanan darah seoptimal mungkin. Tes darah HbA1c membantu memeriksa kontrol glukosa darah Anda. Idealnya, tujuannya adalah untuk mempertahankan HbA1c seoptimal mungkin disesuaikan dengan kondisi setiap orang. Namun, hal ini tidak selalu memungkinkan untuk dicapai dan tingkat target HbA1c Anda harus disepakati antara Anda dan dokter Anda.

Pemeriksaan tanda awal komplikasi, contohnya yaitu pemeriksaan mata: untuk memeriksa retina mata agar tidak semakin parah, pemeriksaan darah: pemeriksaan fungsi ginjal dan lainnya, tes urine: pemeriksaan protein di dalam urine, pemeriksaan kaki: untuk menghindari ulser kaki, pemeriksaan sensasi pada kaki untuk mendeteksi kerusakan saraf.

Komplikasi Diabetes

Jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik, ini dapat membuat tubuh Anda kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), kelelahan. Hal ini mungkin dapat membuat anda mengalami penyakit lain yang serius, terutama untuk diabetes tipe 1. Kadar gula darah yang sangat tinggi bisa menyebabkan penyakit serius lainnya seperti infeksi. Orang dengan penyakit diabetes yang menggunakan injeksi insulin harus disesuaikan penggunaan dosis insulin untuk menjaga kadar gula darah berada pada tahap normal.

Orang dengan diabetes tipe 1 dengan kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya asam (keton) di dalam aliran darah (ketoasidosis). Kondisi lain adalah hiperglikemia hiperosmolar non ketotik, yaitu kondisi kadar gula darah yang tinggi tapi tidak ada asam, dan terjadi dehidrasi berat juga. Kedua kondisi ini sangat berbahaya karena selain gula darah sangat tinggi, terjadi dehidrasi , dan dapat mengancam jiwa, sehingga memerlukan perawatan segera.

Kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu hipoglikemia, di mana kadar gula darah rendah. Ini dapat membuat anda keringatan, dada rasa berdebar, pusing, bingung, dan merasa sakit. Perawatan darurat dari hipoglikemia adalah dengan minum air gula, minuman manis, dan bila tidak sadar perlu perawatan segera di rumah sakit.

Diabetes dapat menyebabkan masalah lain, terutama untuk yang sudah injeksi insulin berulang. Jika sudah terjadi infeksi, dibutuhkan waktu yang agak lama untuk sembuh. Ini akan terjadi jika kadar gula darah tidak terkontrol.

Komplikasi jangka panjang

Jika kadar gula darah lebih tinggi dibandingkan dengan yang normal dalam jangka waktu yang panjang, ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Bahkan jika kadar gula darah hanya naik sedikit, tetapi dalam jangka yang panjang, ini juga dapat merusak pembuluh darah. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa komplikasi:

  1. Pengerasan arteri (atheroma), dapat menyebabkan angina, serangan jantung, stroke dan sirkulasi darah yang buruk
  2. Masalah mata yang dapat mempengaruhi penglihatan. Ini karena arteri kecil yang rusak pada retina yang terletak di belakang mata
  3. Kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal
  4. Kerusakan saraf
  5. Masalah kaki. Ini karena sirkulasi darah yang buruk dan kerusakan saraf
  6. Masalah seksual pada laki-laki (disfungsi ereksi) dan kesulitan seksual pada wanita seperti vagina yang kering

Tipe dan keparahan yang ditimbulkan berbeda tiap kasus. Anda juga mungkin tidak akan merasakan gejala apa pun. Secara umum, semakin dekat kadar gula darah anda ke tingkat normal, semakin rendah anda terkena komplikasi penyakit. Risiko anda terkena komplikasi juga akan menurun jika anda mengurangi faktor risiko seperti kadar gula darah tinggi.

Prospek Penderita Diabetes (prognosis)

Walaupun diabetes dapat menyebabkan komplikasi yang serius, komplikasi ini dapat dihindari dan dapat dikurangi progresivitasnya. Gaya hidup yang sehat, pemeriksaan rutin dan makan obat teratur untuk menjaga kadar gula darah Anda, tekanan darah dan kadar kolesterol senormal mungkin merupakan hal yang penting.

Kesuksesan terbesar yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat, termasuk penurunan berat badan dan kontrol makanan.

Apakah Diabetes bisa dihindari?

Sampai saat ini tidak diketahui bagaimana cara untuk menghindari diabetes tipe 1, tetapi sampai saat ini beberapa penelitian sedang dilakukan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan yang memungkinkan untuk merawat diabetes tipe 1.

Diabetes tipe 2 dapat dihindari dengan gaya hidup yang sehat, seperti makanan sehat, latihan secara teratur dan tidak kelebihan berat badan. Ini sangat penting untuk semua orang. Ini penting untuk orang yang mempunyai risiko terkena diabetes, contohnya orang yang menderita pre-diabetes.

Diabetes termasuk salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak dialami orang Indonesia. Karena kerap tidak memicu gejala kecuali kondisi sudah parah, Anda disarankan untuk rutin memeriksakan gula darah serta melakukan medical check up di rumah sakit. Kunjungi klinik spesialis penyakit dalam di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal hingga pengobatan apabila memang diperlukan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp atau Book Appointment melalui website untuk mempermudah kunjungan Anda dan mendapatkan informasi lengkap lainnya, termasuk jadwal dokter dan waktu kunjungan yang dapat dipilih. 

Alzheimer’s Disease

Apa itu Alzheimer's Disease

 in progress of translating content

Alzheimer’s Disease adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku secara bertahap. Kondisi ini banyak ditemukan pada orang-orang di atas 65 tahun.

Alzheimer’s Disease adalah penyebab dari demensia. Tidak ada obat yang dapat digunakan dan dapat menyebabkan kesusahan bagi keluarga yang terkena. Akan tetapi, diagnosis dini penting untuk mendukung dan memberikan pengobatan terhadap orang menderita.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Demensia bersifat progresif dan mempengaruhi banyak fungsi otak dan termasuk memori.

Penyebab pasti dari Alzheimer belum diketahui. Namun telah diketahui bahwa terjadi proses kerusakan pada otak yang disebut cerebral cortex (korteks serebral). Ini disebut atrofi kortikal, yang berarti penghancuran sel-sel korteks serebral sehingga sel-sel tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kerusakan pada korteks serebral otak mungkin dimulai setidaknya sepuluh tahun sebelum gejala apapun berkembang.

Seberapa Umum Penyakit Alzheimer?

Insiden Alzheimer di seluruh dunia meningkat dengan cepat dan saat ini diperkirakan mendekati 46,8 atau 50 juta orang yang didiagnosis dengan demensia didunia, 20,9 juta di Asia Pasifik (Alzheimer’s Disease International, World Health Organization, 2017), ada sekitar 10 juta kasus baru setiap tahun.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050. Kemungkinan terkena demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Karena itu, lebih dari separuh orang tidak akan pernah terkena penyakit demensia bahkan jika mencapai usia 95 tahun.

Faktor Risiko Penyakit Alzheimer

Berikut ini peningkatan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer:

  1. Bertambahnya usia
  2. Kulit putih
  3. Ada sedikit peningkatan risiko jika ada anggota keluarga tingkat pertama (ayah, ibu, saudara laki-laki atau perempuan) yang juga menderita penyakit Alzheimer
  4. Lebih sering terjadi pada wanita
  5. Orang yang pernah mengalami cedera kepala serius
  6. Faktor gaya hidup juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti merokok, kurang olahraga dan pola makan yang tidak sehat
  7. Orang dengan sindrom down

Early-onset Alzheimer’s Disease (Penyakit Alzheimer yang terjadi pada orang usia yang lebih muda)

Kebanyakan orang yang menderita penyakit Alzheimer berusia lebih dari 65 tahun. Namun,  penyakit ini juga dapat menyangkit orang yang lebih muda, ini disebut dengan Early-onset Alzheimer’s Disease, yang terjadi pada orang dengan usia 40 tahun – 50 tahun.

Gejala Early-onset Alzheimer’s Disease

Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang progresif, yang berarti gejalanya berangsur-angsur menjadi lebih parah selama beberapa tahun. Ini mempengaruhi berbagai fungsi otak, termasuk:

  1. Masalah memori/ingatan. Peristiwa terbaru biasanya dilupakan dulu. Peristiwa masa lalu biasanya diingat dengan baik sampai demensia menjadi parah
  2. Masalah bahasa, seperti kesulitan memahami apa yang dikatakan atau apa yang tertulis
  3. Masalah dengan perhatian dan konsentrasi
  4. Disorientasi, terutama di lingkungan asing.
  5. Kesulitan mempelajari keterampilan baru
  6. Masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi
  7. Perubahan mood, perilaku dan kepribadian
  8. Agitasi dan kepribadian yang sulit untuk diatur, menyebabkan masalah tidur, gelisah dan agresi
  9. Masalah melakukan aktivitas sehari-hari

Penyakit Alzheimer dapat menyebabkan masalah menelan dan kesulitan makan. Hal ini dapat menyebabkan makanan turun ke paru-paru saat makan (aspirasi), yang dapat menyebabkan infeksi dada, termasuk pneumonia aspirasi.

Saat penyakit Alzheimer berkembang, gejalanya menjadi semakin parah. Penyakit Alzheimer biasanya berkembang perlahan selama 7 – 10 tahun tetapi tingkat perkembangannya bervariasi dari orang ke orang.

Bagaimana mendiagnosa penyakit Alzheimer?

Karena gejalanya berkembang perlahan, mungkin sulit untuk menyadari bahwa Anda sedang menderita penyakit Alzheimer. Pada tahap awal, gejala seringkali dianggap sebagai tanda penuaan. Akan tetapi, diagnosis dini penyakit Alzheimer sangat penting agar Anda dapat merencanakan masa depan dan menerima pengobatan serta dukungan terbaik yang dapat ditawarkan.

Tidak ada satu tes pun yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer. Dokter Anda akan menggunakan tes sederhana seperti pemeriksaan mini mental state examination (MMSE) untuk menilai seberapa baik otak Anda bekerja. Biasanya tes darah juga dianjurkan untuk memeriksa apakah gejala Anda mungkin disebabkan oleh kondisi lainnya, seperti hipotiroidisme atau kekurangan vitamin B12.

Jika penyakit Alzheimer dicurigai, Anda mungkin dirujuk ke klinik spesialis memori/ingatan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk mencari tahu kondisi lain yang dapat mempengaruhi otak.

Bagaimana penyakit Alzheimer diobati?

Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer. Namun, obat-obatan yang tersedia dapat membantu meringankan beberapa gejala dan memperlambat perkembangan kondisi pada beberapa orang. Perawatan dan dukungan yang dapat diberikan meliputi:

  1. Dukungan dari layanan sosial
  2. Mengubah lingkungan rumah untuk memudahkan aktivitas sehari-hari
  3. Mengatasi kesulitan ingatan, misalnya buat catatan pengingat, daftar dan mengatur ulang harta benda
  4. Cognitive Behavioural Therapy (CBT) / terapi perilaku kognitif untuk membantu mengatasi depresi atau kecemasan
  5. Cara lain membantu mengatasi kecemasan, depresi, dan kesulitan dengan kepribadian yaitu bisa dengan aromaterapi, musik dan tarian, menggunakan hewan sebagai terapi, pijat dan olahraga
  6. Obat-obatan yang digunakan untuk penyakit Alzheimer yaitu acetylcholinester ase (AChE) inhibitors (donepezil, galantamine atau rivastigmine) atau memantine.

Bagaimana prospek (prognosis) penyakit Alzheimer

Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer dan kesulitan yang dihadapi secara bertahap akan menjadi semakin parah. Hal ini dapat menyebabkan banyak kesusahan bagi penderita Alzheimer itu sendiri maupun keluarganya.

Rata-rata orang dengan penyakit Alzheimer hidup sekitar 8 hingga 10 tahun setelah mereka mulai menunjukkan gejala, tetapi ini sangat bervariasi dari orang ke orang.

 

Apakah penyakit Alzheimer bisa dihindari?

Karena penyebab dari penyakit Alzheimer tidak jelas, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kondisi tersebut. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan yang dapat mengurangi risiko atau menunda timbulnya demensia, seperti:

  1. Berhenti merokok
  2. Menjaga asupan alkohol, jangan melewati batas
  3. Makan makanan seimbang
  4. Menjaga berat badan tetap ideal
  5. Tetap aktif secara fisik dan aktif secara mental

 

 

Memory Loss and Dementia

Apa itu Memory Loss And Demensia

 in progress of translating content

Memory loss and dementia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.

Kehilangan memori (ingatan) memiliki beberapa penyebab, salah satunya adalah demensia. Demensia adalah kondisi progresif yang menyebabkan penurunan fungsi mental dan mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.

Demensia mempengaruhi fungsi-fungsi seperti:

  1. Memori
  2. Berpikir
  3. Bahasa
  4. Orientation
  5. Judgement
  6. Perilaku sosial

Namun, demensia bukan satu-satunya penyebab hilangnya ingatan. Memang, kebanyakan orang yang mengalami masalah pada penyimpanan ingatan tidak menderita demensia.

Hal yang normal bila ingatan kita sedikit memburuk seiring bertambahnya usia, dan ini bukan berarti kita menderita demensia. Hal yang wajar jika ingatan tidak bekerja dengan baik saat kita terganggu atau berkonsentrasi pada terlalu banyak hal pada saat yang bersamaan. Inilah mengapa kehilangan ingatan lebih sering terjadi jika saat stress. Penyakit fisik dan mental semuanya dapat mempengaruhi ingatan walaupun hanya sementara.

Gejala Demensia

Gejala dari semua jenis demensia serupa, dapat dibagi menjadi 3 area utama:

  1. Kehilangan kemampuan mental
  2. Masalah ingatan

Biasanya merupakan gejala yang paling jelas pada penderita demensia. Lupa adalah hal yang biasa. Biasanya, peristiwa terbaru adalah hal yang pertama dilupakan. Misalnya, penderita demensia stadium awal mungkin pergi ke toko dan kemudian tidak dapat mengingat apa yang diinginkan.

  1. Kenangan awal bertahan paling awal

Peristiwa di masa lalu sering kali diingat dengan baik walaupun orang tersebut menderita demensia parah. Banyak penderita demensia dapat berbicara tentang masa kecil dan kehidupan awal mereka. Saat demensia berkembang, terkadang kehilangan ingatan untuk kejadian baru adalah sesuatu yang parah dan orang tersebut mungkin tampak hidup di masa lalu. Mereka mungkin menganggap diri mereka masih muda dan tidak mengenali usia mereka yang sebenarnya.

  1. Masalah bahasa juga bisa terjadi. Misalnya, penderita demensia mungkin mengalami kesulitan memahami apa yang dikatakan atau memahami informasi tertulis. Masalah dengan perhatian dan konsentrasi juga bisa terjadi. Umumnya penderita demensia tidak dapat menerima apa pun dan ini dapat membuat mereka tampak gelisah.
  2. Lingkungan baru dan orang baru dapat membingungkan penderita demensia. Mereka dapat dengan mudah mengalami disorientasi. Namun, di tempat-tempat yang sudah di kenal, dan dengan rutinitas lama, mereka dapat berfungsi dengan baik. Inilah sebabnya mengapa beberapa penderita demensia ringan dapat mengatasi dengan baik jika berada di rumah sendiri. Kehilangan jejak waktu juga merupakan masalah umum pada penderita demensia. Misalnya, tidak tahu apakah itu pagi atau sore, atau hari apa sekarang. Penderita demensia juga gampang tersesat.
  3. Mempelajari keterampilan baru. Bahkan orang pintar yang menderita demensia merasa sulit untuk memahami ide-ide baru atau mempelajari keterampilan baru. Misalnya bagaimana cara menggunakan gadget. Kemampuan untuk berpikir, berhitung dan memecahkan masalah dapat terpengaruh saat kecerdasan sudah mulai terganggu. Kesulitan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan juga dapat berkembang menjadi masalah.
  4. Masalah dalam menjalani aktivitas sehari-hari

Kesulitan dengan perawatan diri biasanya berkembang seiring waktu. Misalnya, tanpa bantuan, beberapa penderita demensia mungkin tidak terlalu memperhatikan kebersihan diri. Mereka mungkin lupa mencuci atau mengganti pakaian. Mengingat untuk minum obat mungkin bisa terjadi juga. Orang tersebut mungkin juga mengalami kesulitan menjaga rumahnya. Belanja, memasak, dan makan mungkin menjadi sulit. Ini bisa menyebabkan penurunan berat badan. Mengemudi mungkin berbahaya dan tidak mungkin bagi seseorang dengan demensia.

  1. Lewy body dementia / demensia tubuh lewy

Lewy body dementia adalah bentuk tertentu dari demensia yang dapat disalahartikan sebagai Alzheimer. Selain gejala yang terlihat seperti bentuk lain dari demensia, ini dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan penyakit Parkinson. Halusinasi visual (melihat hal-hal yang tidak ada) juga lebih sering terjadi pada orang dengan demensia Lewy body dementia.

Progress penyakit demensia

Biasanya, gejala demensia cenderung berkembang perlahan, biasanya selama beberapa tahun. Pada tahap awal penyakit, banyak orang dengan demensia ringan dapat mengatasinya hanya dengan sedikit dukungan dan perawatan. Seiring perkembangan penyakit, perawatan lebih lanjut biasanya dibutuhkan.

Pada tahap demensia yang lebih lanjut, kemampuan berbicara mungkin saja hilang dan masalah fisik yang parah dapat berkembang, termasuk masalah dengan mobilitas dan akan terjadi kelemahan-kelemahan lainnya. Hal ini dapat membuat orang lebih rentan terhadap masalah kesehatan lain seperti infeksi. Seringkali, orang dengan demensia meninggal karena masalah kesehatan lain seperti infeksi dada yang parah. Jadi, demensia bukanlah penyebab kematian mereka, tetapi penyebabnya.

Beberapa orang dapat hidup bertahun-tahun setelah didiagnosis menderita demensia. Namun, kondisi ini memperpendek umur. Rata-rata, setelah didiagnosis dengan demensia, orang tersebut akan:

  1. Pada stadium awal (ringan) selama satu atau dua tahun
  2. Pada tahap sedang, membutuhkan bantuan untuk menjaga diri mereka sendiri selama dua atau tiga tahun
  3. Pada tahap parah (empat sampai lima tahun) setelah didiagnosis, sepenuhnya akan bergantung pada pengasuh dan kurang lebih sama sekali tidak aktif

Kelangsungan hidup rata-rata setelah didiagnosis adalah 3 – 9 tahun, tetapi orang dapat bertahan hingga 20 tahun setelah didiagnosis dengan demensia.

Cara Diagnosis Demensia

Demensia sulit didiagnosis pada beberapa orang. Pada awalnya, gejala sering kali disebabkan oleh penyakit lain. Ada juga pengaruh dari tingkat perlindungan oleh teman, pengasuh, dan kerabat yang membantu orang tersebut untuk menjaga dirinya sendiri dan dengan demikian, dapat menutupi ketidakmampuan orang tersebut.

Pada umumnya, orang dengan gejala demensia tidak akan menyadarinya, tetapi kerabat atau teman yang akan mengetahui bahwa orang tersebut mungkin menderita demensia. Mereka mungkin prihatin tentang ingatan atau perilaku orang tersebut. Namun, orang dengan kecerdasan tinggi atau pekerjaan yang menuntut (tinggi) mungkin akan memperhatikan diri mereka sendiri bahwa kemampuan mental mereka mulai bermasalah.

  1. Konsultasi dengan dokter Anda

Langkah pertama jika Anda khawatir terkena demensia adalah menemui dokter. Atau jika Anda khawatir seseorang yang dekat dengan Anda mungkin menderita demensia, Anda harus mendukungnya untuk memeriksakan diri ke dokter. Mereka mungkin setuju Anda menemui dokter bersama mereka.

Dokter Anda mungkin menyarankan beberapa tes khusus untuk melihat memori dan kemampuan mental Anda, untuk melihat apakah kemungkinan demensia atau tidak. Ini tidak membutuhkan waktu yang lama dan biasanya berupa serangkaian pertanyaan atau latihan lain yang diminta dokter Anda untuk diselesaikan.

Dokter Anda juga mungkin menyarankan beberapa tes rutin untuk memastikan bahwa tidak ada penyebab lain yang jelas untuk gejala Anda. Misalnya, tes darah untuk mencari infeksi, kekurangan vitamin, kelenjar tiroid yang kurang aktif, dll. Jika dicurigai adanya infeksi, mungkin akan dilakukan tes urine, rontgen dada atau pemeriksaan penunjang lainnya. Mereka mungkin juga akan mengajukan pertanyaan untuk memastikan bahwa gejala Anda bukan karena hal yang lain, misalnya depresi, obat yang Anda konsumsi, atau kelebihan asupan alkohol.

  1. Rujuk ke spesialis

Rujukan ke spesialis biasanya dibutuhkan untuk memastikan diagnosis demensia. Biasanya Anda akan mencari salah satu dari berikut:

  1. Klinik spesialis untuk memori/ingatan
  2. Psikiater khusus dalam merawat orang tua
  3. Seseorang yang spesialis dalam merawat orang tua
  4. Dokter ahli saraf

Seorang spesialis akan dapat menentukan kemungkinan penyebab demensia dan memutuskan  pengobatan khusus apa yang dapat membantu. Untuk membantu hal ini, spesialis mungkin akan menyarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti magnetic resonance imaging (MRI) otak. Tes lain yang lebih canggih dapat dilakukan jika diduga ada penyebab demensia yang tidak biasa.

Biasanya rujukan dilakukan ke spesialis sedini mungkin. Ini bertujuan agar penderita demensia atau pengasuhnya mendapat nasihat perencanaan yang harus dilakukan. Pada tahap awal, orang akan lebih mampu membuat keputusan tentang bagaimana mereka ingin dirawat. Mereka juga bisa mampu memutuskan sendiri  dengan siapa mereka ingin berkonsultasi.

Klinik spesialis untuk memori/ingatan memberikan banyak informasi tentang  demensia dan cara menanganinya. Terkadang sebelum demensia terjadi, ada fase awal yang disebut gangguan kognitif ringan. Orang dengan gejala memori/ingatan ringan sering dirujuk ke klinik spesialis agar bisa mendapat informasi sejak dini. Ini akan dilakukan apabila gejala mereka memburuk dan berkembang menjadi demensia.

Penelitian Tentang Demensia

Penelitian sedang dilakukan untuk mencoba menemukan cara mendiagnosis demensia lebih awal dan lebih mudah, serta untuk mencoba memprediksi siapa yang mungkin menderita demensia.

Para peneliti telah melihat protein (biomarker) dalam darah atau cairan yang membahasi otak (cairan serebrospinal) pada orang yang menderita penyakit Alzheimer atau orang yang ada kemungkinan terkena penyakit Alzheimer. Penelitian yang lebih lanjut diperlukan sebelum semua ini dapat digunakan untuk memprediksi penyakit Alzheimer.

Bisakah saya tetap mengemudi jika saya telah didiagnosis menderita demensia?

Ini tergantung dari masing-masing individu. Biasanya pada tahap awal demensia tergolong aman. Pada tahap yang sudah lanjut, kemungkinan kemampuan mengemudi harus diperhatikan. Jika Anda pernah didiagnosis menderita demensia, Anda harus segera berkonsultasi dengan spesialis. Anda mungkin dapat terus mengendarai mobil atau sepeda motor dengan aman untuk beberapa waktu, tetapi Anda mungkin diminta untuk menjalankan tes mengemudi atau pemeriksaan dengan dokter Anda untuk melengkapi laporan medis Anda. Anda mungkin akan menjalani penilaian medis dan tes mengemudi setiap tahunnya untuk memastikan bahwa kondisi Anda tetap aman.

Seseorang yang telah didiagnosis dengan demensia tidak akan dapat terus mengemudikan kendaraan (bus, truk atau kendaraan barang besar).

Bisakah Saya Menghindari Demensia

Memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan risiko terkena semua jenis demensia. Faktor risiko tersebut meliputi:

  1. Merokok
  2. Kadar kolesterol tinggi
  3. Minum terlalu banyak alkohol
  4. Tidak cukup melakukan aktivitas fisik
  5. Kelebihan berat badan
  6. Menderita diabetes
  7. Tekanan darah tinggi

Oleh karena itu, melakukan sesuatu untuk mengubah faktor-faktor risiko ini kemungkinan besar dapat mengurangi risiko Anda terkena demensia. Berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan, ini dapat mengurangi risiko demensia. Latihan fisik secara teratur disarankan untuk keuntungan kesehatan Anda dan mengurangi faktor risiko demensia.

Menjaga otak Anda tetap aktif juga dapat membantu mengurangi risiko terkena demensia. Misalnya membaca buku, mengerjakan teka-teki, belajar bahasa asing, memainkan alat music, melakukan hobi baru, dll.

Banyak penelitian sedang mencari pengobatan yang dapat membantu mencegah demensia. Termasuk obat-obatan tekanan darah tertentu, asam lemak omega 3 dan latihan otak, serta strategi yang dibahas di atas. Namun, belum ada bukti yang menyakinkan untuk hal ini. Penelitian yang lebih lanjut sedang dilakukan untuk mencoba menemukan cara lain untuk mencegah demensia.

Kolesterol Tinggi

Apa itu Kolesterol?

Sebelum mengetahui apa itu Kolesterol Tinggi, kolesterol adalah bahan kimia lemak  yang dapat ditemukan di kebanyakan jaringan tubuh. Anda membutuhkan kolesterol untuk tetap sehat. Kolesterol dibawa dalam darah oleh partikel yang disebut lipoprotein. Ketika lipoprotein densitas rendah (kolesterol LDL/low-density lipoprotein) membawa kolesterol, ini disebut kolesterol jahat. Kadar kolesterol tinggi dalam darah akan menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular. Peningkatan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dikaitkan dengan naiknya risiko penyakit jantung koroner.

Ketika seseorang mengidap kolesterol tinggi, maka deposit lemak akan tertimbun di pembuluh darah. Deposit ini akan menyebabkan obstruksi, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar sehingga pasokan darah ke jantung berkurang. Hal ini meningkatkan risiko serangan jantung. Pasokan darah yang kurang ke otak akan mengakibatkan stroke.

Namun, sebagian kolesterol dalam darah Anda dibawa oleh lipoprotein densitas tinggi (kolesterol HDL/high-density lipoprotein). Kolesterol HDL dapat dianggap sebagai kolesterol baik dan apabila tingkat kolesterol HDL tinggi, ini dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular.

Faktor lain yang dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular yaitu tidak merokok, memilih makanan sehat, asupan rendah garam, aktivitas fisik teratur, menjaga berat badan dan ukuran pinggang normal serta minum alkohol dalam batas wajar. Memastikan tingkat tekanan darah Anda tidak naik (atau minum obat untuk menurunkannya jika tinggi) juga penting.

Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kolesterol Darah

Tingkat kolesterol darah Anda dapat bervariasi tergantung dari pola makan Anda. Namun, orang yang berbeda makan makanan yang sama dapat memiliki kadar kolesterol darah yang berbeda. Secara umum, bagaimanapun, jika Anda makan lebih sedikit makanan berlemak, tingkat kolesterol Anda kemungkinan besar akan turun.

Pada beberapa orang, tingkat kolesterol yang tinggi disebabkan oleh kondisi lain. Misalnya, kelenjar tiroid yang kurang aktif, obesitas, minum banyak alkohol, dan beberapa kelainan ginjal dan hati yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Hiperlipidemia berarti terlalu banyak lipid (terutama kolesterol) dalam aliran darah Anda.

Pada beberapa orang, tingkat kolesterol yang sangat tinggi terjadi di dalam keluarganya, karena masalah genetic karena kolesterol diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh. Salah satu contohnya adalah hiperkolesterolemia familial.

Penyebab Kolesterol Tinggi

Setiap orang memiliki risiko pengembangkan gumpalan lemak kecil (aterosklerosis) di dalam lapisan dalam pembuluh darah, yang kemudian dapat menyebabkan satu penyakit atau lebih penyakit kardiovaskular. Namun, beberapa situasi meningkatkan risiko. Contoh:

  • Faktor risiko gaya hidup yang dapat dicegah atau diubah:
  1. Merokok
  2. Kurangnya aktivitas fisik (gaya hidup yang tidak banyak bergerak)
  3. Kegemukan
  4. Pola makan yang tidak sehat, termasuk makan terlalu banyak garam
  5. Alkohol berlebihan
  • Faktor risiko yang dapat diobati atau sebagian dapat diobati:
  1. Tekanan darah tinggi
  2. Tingkat kolesterol darah tinggi. Namun, hanya kolesterol LDL yang merupakan faktor risiko. Kolesterol HDL sehat untuk tubuh Anda
  3. Tingkat trigliserida dalam darah tinggi (jenis lain dari lemak)
  4. Diabetes
  5. Penyakit ginjal yang mempengaruhi fungsi ginjal
  • Faktor risiko tetap yang tidak dapat Anda ubah:
  1. Sejarah keluarga yang kuat. Ini berarti jika Anda memiliki ayah atau saudara laki-laki yang menderita penyakit jantung atau stroke sebelum mereka berusia 55 tahun, atau seorang ibu atau saudara perempuan sebelum mereka berusia 65 tahun.
  2. Laki-laki
  3. Menopause dini pada wanita
  4. Anda lebih mungkin menderita aterosklerosis seiring bertambahnya usia
  5. Suku

 

Namun, jika Anda memiliki faktor risiko tetap, Anda mungkin ingin melakukan upaya esktra untuk mengatasi faktor risiko gaya hidup yang dapat diubah. Faktor risiko saling berkaitan, jika Anda memiliki dua atau lebih faktor risiko, risiko kesehatan Anda jauh lebih tinggi daripada jika Anda hanya memiliki satu faktor risiko.

Misalnya, seorang pria perokok paruh baya yang memiliki tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi memiliki risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung sebelum berusia 60 tahun.

Kadar Kolesterol dalam Darah

Kadar kolesterol darah sangat penting tetapi harus dipertimbangkan dalam penilaian terhadap keseluruhan risiko penyakit kardiovaskular. Pada umumnya, kadar kolesterol darah dibagi menjadi:

  1. Kolesterol total (TChol): 5.0 mmol/L atau dibawahnya
  2. Kolesterol LDL: 3.0 mmol/L atau dibawahnya
  3. Kolesterol HDL: 1.2 mmol/L atau dibawahnya
  4. TChol/rasio kolesterol HDL: 4.5 atau dibawahnya. TChol Anda dibagi dengan kolesterol HDL Anda. Ini akan menggambarkan secara nyata kadar dari kolesterol total, semakin banyak HDL, semakin baik.

 

Semakin tinggi kadar kolesterol LDL, semakin besar risikonya bagi kesehatan. Pemeriksaan darah yang hanya mengukur kadar kolesterol total bisa menyesatkan. Kolesterol total yang tinggi dapat disebabkan oleh kadar kolesterol HDL yang tinggi dan ini adalah kolesterol sehat. Sangat penting untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL dan HDL.

 

Tingkat kolesterol LDL Anda harus dilihat sebagai bagian dari risiko kesehatan jantung Anda secara keseluruhan. Risiko kesehatan kardiovaskular dari tingkat kolesterol LDL sangat bervariasi, tergantung pada tingkat kolesterol HDL Anda dan faktor risiko kesehatan lain yang mungkin Anda miliki. Oleh karena itu, penilaian risiko kardiovaskular mempertimbangkan semua faktor risiko Anda secara bersamaan.

Cara Menurunkan Kadar Kolesterol

Mengubah pola makan yang tidak sehat menjadi pola makan yang sehat dapat menurunkan kadar kolesterol LDL Anda. Namun, perubahan pola makan saja jarang menurunkan kadar kolesterol LDL yang cukup untuk mengubah risiko penyakit kardiovaskular seseorang dari kategori risiko tinggi ke kategori risiko rendah.

Bagaimana jika Saya Berisiko Rendah

Meskipun Anda memiliki risiko yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskular, tetap sangat penting untuk mengikuti anjuran gaya hidup sehat. Nasihat ini, termasuk makan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, dan minum alkohol dalam jumlah yang wajar akan membantu menjaga risiko penyakit kardiovaskular serendah mungkin.

Tekanan Darah Tinggi

Apa itu Hipertensi?

Tekanan Darah Tinggi adalah kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan dapat menyebabkan kematian.  Hipertensi terjadi ketika tekanan pada dinding pembuluh darah lebih tinggi dari normalnya. Ini berarti jantung harus bekerja lebih keras dan pembuluh darah menjadi lebih tegang dan menjadikannya faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, dan kondisi serius lainnya.

Pembacaan tekanan darah memiliki dua kategori. Misalnya 140/80. Angka yang lebih tinggi disebut sistolik, ini adalah ukuran tekanan di dalam arteri Anda saat jantung memompa darah keluar. Angka yang lebih rendah disebut diastolik, ini adalah ukuran tekanan di dalam arteri Anda saat jantung Anda beristirahat diantara detak jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter merkuri (mmHg).

Apabila tekanan darah tinggi dalam satu kali pemeriksaan, ini bukan berarti Anda memilikinya. Tekanan darah Anda bervariasi sepanjang hari. Tekanan darah mungkin tinggi untuk waktu yang singkat jika Anda cemas, stress atau baru saja berolahraga.

Gejala Tekanan Darah Tinggi

Sebagian besar orang dengan tekanan darah tinggi tidak tahu bahwa mereka mengidapnya, sampai hal itu menyebabkan komplikasi seperti stroke atau serangan jantung. Biasanya tekanan darah tinggi akan terdeteksi jika akan memeriksa secara rutin. Kadang-kadang jika tekanan darah sangat tinggi, Anda bisa sakit kepala.

Bahkan lebih sering, beberapa orang merasa sedikit pusing, atau penglihatan mereka juga akan terganggu. Apabila pemeriksaan tekanan darah tinggi, biasanya tidak ada apapun yang dapat ditemukan oleh dokter dalam pemeriksaan. Jika tekanan darah tinggi selama beberapa waktu, atau sangat tinggi, dapat terjadi perubahan pada pembuluh darah di bagian belakang mata.

Penyebab Tekanan Darah Tinggi

Ada dua jenis hipertensi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Berikut penyebab masing-masing kedua jenis hipertensi tersebut:

  1. Hipertensi Primer

Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan darah tinggi ini seringkali tidak diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.

  1. Hipertensi Sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

Berbagai kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:

  1. Obstruktif sleep apnea (OSA).
  2. Masalah ginjal.
  3. Tumor kelenjar adrenal.
  4. Masalah tiroid.
  5. Cacat bawaan di pembuluh darah.
  6. Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
  7. Obat-obatan terlatang, seperti kokain dan amfetamin.

Cara Deteksi Tekanan Darah Tinggi

Anda memiliki tekanan darah tinggi jika pada saat pemeriksaan Anda beberapa kali tercatat mempunyai tekanan darah yang tinggi, dilakukan pada waktu yang berbeda, dan saat Anda rileks.

Tekanan darah yang tinggi (hipertensi) adalah 140/90 mmHg atau lebih setiap kali dilakukan pemeriksaan atau hasil dari pemeriksaan dirumah atau rawat jalan rata-rata lebih dari 135/85 mmHg. Apabila pada saat pemeriksaan yang pertama kali dan didapatkan hasil tekanan darah yang sangat tinggi, maka dokter akan mendiagnosis anda mengalami hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah dianjurkan oleh dokter pada kebanyakan orang yang diduga menderitanya.

Salah satu alasannya adalah karena beberapa orang tiba-tiba menjadi cemas ataupun takut ketika sudah sampai di rumah sakit. Ini bisa menyebabkan tekanan darah naik (biasanya disebut sebagai hipertensi jas putih). Pemeriksaan tekanan darah di rumah atau rawat jalan dapat menunjukkan hasil yang sesuai apabila dilakukan dalam keadaan rileks.

Namun, jika Anda menderita diabetes, atau baru-baru ini mengalami serangan jantung atau stroke, Anda akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan intensitas yang cukup tinggi selama seminggu atau lebih. Selain itu, pengobatan juga akan dipertimbangkan pada tahap awal jika hasil dari pemeriksaan tekanan darah tetap tinggi.

Mengapa Tekanan Darah Tinggi Menjadi Masalah

Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya masalah kesehatan yang serius di kemudian hari. Jika Anda memilikinya selama bertahun-tahun, hal itu dapat merusak pembuluh darah arteri dan membebani jantung Anda. Secara umum, semakin tinggi tekanan darah Anda, semakin besar pula risiko kesehatannya.

 

Penyakit kardiovaskular adalah risiko terbesar dari tekanan darah tinggi.  Penyakit kardiovaskular adalah penyakit jantung (otot jantung) atau pembuluh darah. Ini biasanya berarti penyakit jantung atau pembuluh darah yang disebabkan oleh aterosklerosis. Plak yang timbul karena aterosklerosis seperti gumpalan lemak kecil yang berkembang di dalam lapisan dalam pembuluh darah arteri. Aterosklerosis juga dikenal sebagai pengerasan pembuluh darah.

 

Penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh aterosklerosis adalah angina, serangan jantung, stroke, transient ischemic attack (TIA), peripheral arterial disease.

 

Tekanan darah tinggi biasanya terjadi pada orang dengan:

  1. Diabetes
  2. Penduduk Afrika-Karibia
  3. Penduduk dari anak benua India
  4. Keluarga yang mempunyai sejarah menderita tekanan darah tinggi
  5. Orang dengan faktor gaya tertentu. Misalnya: kelebihan berat badan, makan banyak garam, tidak cukup olahraga, minum banyak alkohol, stress

Mengukur Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah akan dilakukan di klinik atau rumah sakit oleh dokter. Jika didapatkan hasil tekanan darah tinggi, biasanya dokter atau perawat Anda akan menyarankan observasi. Ini berarti Anda memerlukan pemeriksaan tekanan darah dengan interval waktu tertentu. Lamanya periode observasi tergantung pada hasil pemeriksaan awal dan apakah Anda memiliki faktor risiko kesehatan lainnya.

Pemeriksaan tekanan darah di klinik atau rumah sakit akan dilakukan oleh dokter atau perawat di klinik atau rumah sakit menggunakan mesin tekanan darah standar.

Pemeriksaan tekanan darah di rumah, Anda akan diberi atau diminta untuk membeli mesin pengukur tekanan darah  Anda sendiri di rumah. Pemeriksaan ini diambil oleh orang lain disaat anda duduk dan beristirahat di rumah dengan menggunakan mesin tekanan darah standar. Anda perlu melakukan pemeriksaan 2 kali selama seminggu. Artinya dalam seminggu hasil pemeriksaan tekanan darah Anda adalah 14 kali. Tambahkan hasil tekanan darah sistolik dan kemudian dibagi 14. Kemudian lakukan hasil yang sama dengan tekanan darah diastolik dan kemudian dibagi 14. Ini akan memberikan Anda hasil tekanan darah rata-rata.

Pemeriksaan tekanan darah rawat jalan (ambulatori). Pemeriksaan tekanan darah ini diambil secara berkala saat Anda melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Sebuah mesin kecil akan dipasang di lengan Anda untuk mengambil dan mencatat hasil pemeriksaan tekanan darah, biasanya selama periode 24 jam.

Hasil rata-rata dari pemeriksaan tekanan darah rawat jalan memberikan laporan hasil paling tepat. Hasil pemeriksaan tekanan darah rawat jalan seringkali sedikit lebih rendah daripada hasil pemeriksaandi klinik atau rumah sakit karena orang-orang akan lebih santai dan stress juga akan berkurang ketika berada di rumah daripada di tempat lainnya.

Pengobatan

Jika Anda didiagnosis menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) maka Anda harus memeriksakan diri ke dokter dan menjalani tes rutin yang meliputi:

  1. Tes urin untuk memeriksa apakah ada protein darah dalam urin Anda.
  2. Tes darah untuk memeriksa apakah fungsi ginjal Anda berfungsi normal dan untuk memeriksa kadar kolesterol dan gula Anda.
  3. Tracing bagian jantung menggunakan elektrokardiogram (EKG).

Tujuan dari pemeriksaan dan tes tersebut adalah:

  1. Singkirkan atau diagnosis penyebab sekunder, seperti penyakit ginjal.
  2. Pemeriksaan mengetahui apakah mempengaruhi jantung.
  3. Periksa faktor risiko seperti kadar kolesterol tinggi atau diabetes.

Bisakah Saya Menurunkan Tekanan Darah tanpa Makan Obat?

Ada sedikit hal yang dapat Anda lakukan yaitu dengan perubahan gaya hidup dan pada beberapa orang hal ini membantu mereka menghindari penggunaan obat. Ada beberapa hal yang juga dapat membantu:

  1. Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan
  2. Mengurangi garam dalam makanan Anda
  3. Olahraga secara teratur
  4. Berhenti merokok

Bagaimana Jika Saya Memerlukan Obat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Saya?

Dokter jarang menangani hipertensi berdasarkan satu hasil pemeriksaan tekanan darah. Mereka harus memeriksa tekanan darah rata-rata dirumah atau menggunakan mesin yang dipakai selama 24 jam untuk mengukur tekanan darah (pemeriksaan tekanan darah rawat jalan/ambulatori)

Jika anda memiliki hipertensi stadium 1 (tekanan darah 140/90 mmHg) atau tekanan darah rata-rata 135/85 mmHg, dokter akan memeriksa risiko 10 tahun Anda. Ini akan memperhitungkan beberapa faktor termasuk usia, jenis kelamin, kadar kolesterol dan kondisi medis lainnya, serta tekanan darah Anda.

Hingga saat ini, pengobatan dengan obat-obatan untuk tekanan darah tinggi telah direkomendasikan jika risiko 10 tahun Anda di atas 20%. National Institute for Health and Care Excellence (NICE) sekarang merekomendasikan memulai pengobatan jika risiko 10 tahun Anda lebih dari 10%. Itu berarti lebih banyak orang dianjurkan untuk memakan obat untuk menlindungi mereka dari serangan jantung dan stroke.

Ada banyak macam obat namun mereka bekerja dengan cara yang berbeda. Dokter akan memberikan saran yang terbaik untuk Anda. Jika tidak berhasil, atau mengalami efek samping, ada banyak pilihan lain. Idealnya adalah menemukan satu atau lebih pil yang cocok untuk Anda yang dapat mengkontrol tekanan darah Anda.

Setelah Anda dan dokter Anda sudah menemukan obat yang tepat, Anda harus minum obat dalam jangka panjang untuk memastikan Anda tetap terlindungi. Tekanan darah Anda akan diperiksa secara teratur dan obat-obatan akan disesuaikan jika diperlukan.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes