Cuci darah adalah salah satu prosedur yang perlu dilakukan oleh orang dengan kerusakan ginjal yang parah. Prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit, namun saat ini sudah ada juga alat dialisis yang bisa digunakan di rumah pada kondisi-kondisi tertentu.
Pengertian Prosedur Cuci Darah
Proses cuci darah atau hemodialisis dilakukan untuk menyaring limbah dan air dari darah. Normalnya, penyaringan ini dilakukan oleh ginjal. Namun pada orang yang punya penyakit ginjal, termasuk pengidap diabetes yang parah, prosedur ini penting dilakukan agar kondisi tubuh tetap terjaga. Hemodialisis dapat menstabilkan tekanan darah dan menyeimbangkan kadar mineral dalam darah seperti kalium, sodium, dan kalsium.
Tergantung dari kondisi kesehatan masing-masing pasien, cuci darah bisa dilakukan dalam jangka panjang maupun pendek. Prosedur ini bisa membantu menjaga kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup orang yang punya riwayat sakit ginjal parah. Bahkan, tidak sedikit juga pasien yang bisa sudah rutin menjalani cuci darah selama belasan atau bahkan puluhan tahun dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Siapa yang Harus Menjalani Cuci Darah?
Prosedur cuci darah perlu dijalani orang yang mengalami gagal ginjal. Gejala gagal ginjal antara lain mual, muntah, pembengkakan di beberapa area tubuh, dan kelelahan. Namun gejala ini tidak spesifik hanya dialami oleh orang yang punya kerusakan ginjal, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
Gagal ginjal bisa dipicu oleh beberapa penyakit, seperti:
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Peradangan di ginjal
- Kista ginjal
- Penyakit ginjal keturunan
Penggunaan obat golongan antiinflamasi non-steroid (NSAID) jangka panjang atau obat-obatan lain yang dapat membahayakan fungsi ginjal.
Selain karena penyakit, gagal ginjal juga bisa terjadi secara tiba-tiba, misalnya karena komplikasi operasi atau serangan jantung mendadak.
Untuk menentukan apabila seseorang perlu menjalani prosedur cuci darah, dokter akan melihat berbagai faktor, termasuk kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, sejauh mana ginjal masih berfungsi, gejala yang dirasakan, kualitas hidup, dan pilihan pasien itu sendiri.
Lihat juga: Pengalaman Pasien yang Sudah Cuci Darah Belasan Tahun
Prosedur Cuci Darah
Saat menjalani hemodialisis, pasien akan menjalani tahap-tahap di bawah ini.
- Petugas akan mengukur berat badan, tekanan darah, detak jantung, dan suhu tubuh sebelum prosedur dimulai.
- Setelah itu petugas akan membersihkan area tubuh yang akan digunakan sebagai tempat masuknya alat.
- Petugas akan memasukkan dua jarum di lengan sebagai tempat untuk keluar masuknya darah, seperti sedang diinfus. Jarum tersebut tersambung ke alat yang disebut dialyzer.
- Alat ini yang nantinya akan mengambil darah dari tubuh sedikit demi sedikit lalu menyaring limbah dan cairan berlebih yang ada di dalam darah.
- Darah yang sudah disaring lalu kembali dialirkan ke dalam tubuh melalui saluran yang berbeda dari saat darah diambil.
- Setelah proses hemodialisis selesai, jarum akan dicabut dan dibalut oleh plester luka untuk mencegah perdarahan.
Cuci darah biasanya dilakukan tiga kali seminggu selama 3-5 jam. Namun, beberapa pasien juga ada yang perlu melakukan hemodialisis setiap hari, tergantung dari tingkat keparahannya. Pada pasien yang melakukan hemodialisis di rumah, frekuensinya biasanya akan ditambah hingga 4-7 kali seminggu, namun durasinya lebih singkat. Setelah selesai, pasien bisa langsung beraktivitas seperti biasa.
Manfaat cuci darah
Jika prosedur hemodialisis yang dijalani berhasil, pasien biasanya akan merasa tubuhnya jauh lebih bugar, ditandai dengan bertambahnya energi untuk berkegiatan sehari-hari dan nafsu makan yang meningkat. Selain itu, prosedur ini juga membuat penumpukan cairan di tubuh berkurang, sehingga pasien bisa bernapas lebih lega dan pembengkakan di tubuh juga berkurang.
Untuk mempertahankan efek positif tersebut, pasien dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat. Mengonsumsi makanan rendah garam dengan nilai gizi yang seimbang serta rutin minum obat yang diresepkan perlu dilakukan.
Efek Samping Cuci Darah
Secara umum hemodialisis aman untuk dilakukan. Namun, tetap ada beberapa risiko efek samping yang perlu diperhatikan dan mungkin saja terjadi, seperti:
- Infeksi di area pembuluh darah yang ditusuk jarum
- Aliran darah menjadi terganggu karena sumbatan akibat gumpalan darah atau perlukaan di area penusukan jarum
- Kram otot
- Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang memicu pusing atau mual
Prosedur cuci darah atau hemodialisis bisa bantu memperbaiki kualitas hidup bagi orang-orang dengan kerusakan ginjal yang parah. Karena itu, jangan tunda lagi untuk mendapatkan pemeriksaan dari tim dokter apabila Anda merasakan gejala-gejala mengganggu. Kunjungi unit hemodialisis dengan teknologi terbaru dan tim dokter terpadu yang siap melayani pasien dengan berbagai kondisi. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment melalui website, atau buat perjanjian melalui aplikasi Care Dokter untuk mempermudah kunjungan Anda dan mendapatkan informasi lengkap lainnya, termasuk jadwal dokter dan waktu kunjungan yang dapat dipilih.