
dr. Poengki Dwi Pierwantoro, Sp.B.P.R.E., MM

Speciality | Plastic surgery |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken | English |
Speciality | Plastic surgery |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken | English |
PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome), atau sindrom polikistik ovarium atau adalah kondisi ketika sel telur tidak matang sempurna, sehingga berukuran kecil, akibat gangguan keseimbangan hormon reproduksi. Sel telur yang tidak matang ini akhirnya membentuk kista-kista kecil dalam jumlah banyak.
Sering kali, PCOS disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon pada wanita usia subur. Salah satu masalah yang muncul dari sindrom polikistik ovarium ini adalah orang yang mengalaminya jadi sulit hamil.
Penyebab pasti PCOS hingga kini belum diketahui. Namun, kemungkinan PCOS terjadi akibat masalah hormon yang tidak seimbang.
Wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron. Dalam jumlah kecil, wanita juga memiliki hormon testosteron, yakni hormon pria, di dalam tubuhnya. Ketidakseimbangan hormon reproduksi inilah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami PCOS.
Normalnya, wanita memang memiliki hormon androgen, yakni testosteron di dalam tubuhnya dalam jumlah yang sangat kecil.
Ketika kadar hormon testosteron dalam tubuh wanita berlebihan, kondisi ini bisa membuat ovarium tidak dapat melepaskan sel telur yang sudah matang saat ovulasi.
Hal ini bisa berdampak pada siklus menstruasi dan kesuburan wanita.
Insulin berguna untuk membantu sel tubuh memecah kadar gula darah. Bila sel tubuh resisten atau kebal terhadap insulin, glukosa akan tetap berada di dalam darah dan meningkatkan kadar glukosa darah. Kadar insulin yang terlalu tinggi dapat membuat tubuh menciptakan terlalu banyak hormon androgen yang memengaruhi proses ovulasi dan menyebabkan PCOS.
Sindrom polikistik ovarium cenderung diturunkan dalam satu keluarga. Apabila ibu, bibi, atau saudara perempuan Anda ada yang mengalami PCOS, maka risiko Anda untuk mengalami hal serupa pun lebih besar.
Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang mengalami peradangan (inflamasi) kronis dalam level ringan juga berpotensi mengalami PCOS.
Ini karena kista-kista kecil yang terbentuk mungkin saja memproduksi androgen.
Selain itu, orang yang memiliki obesitas juga diketahui memiliki angka peradangan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang punya berat badan ideal.
Baca Juga: Tes Kesuburan Pria yang Perlu Dilakukan Sebelum Program Hamil
Wanita dengan PCOS memiliki kadar hormon androgen yang berlebihan. Hal ini menyebabkan ovarium tidak dapat melepaskan sel telur yang matang. Sebaliknya, justru menciptakan sel telur kecil dan tidak matang, yang berkembang menjadi kantung-kantung kecil berisi cairan (kista) pada ovarium.
Saat seorang wanita tidak mengalami ovulasi, menstruasi juga mungkin saja tidak terjadi. Maka itu, gejala utama PCOS yang paling khas adalah siklus menstruasi yang tidak teratur.
Anda mungkin hanya mengalami haid kurang dari delapan kali dalam setahun, memiliki jarak siklus haid yang pendek kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari. Pada sebagian wanita PCOS juga dapat menyebabkan menstruasi berhenti.
Selain itu sekitar 70% wanita dengan PCOS juga dapat mengalami hirsutisme, yaitu pertumbuhan rambut ekstra pada wanita di bagian wajah, dagu, atau bagian tubuh lain di mana pria biasanya memiliki rambut.
Berikut ini adalah beberapa gejala PCOS:
Munculnya kista ovarium berukuran kecil dalam jumlah banyak saat dilakukan tes USGBaca juga: Mitos dan Fakta untuk Mendapatkan Kehamilan
Biasanya, dokter mengetahui Anda memiliki PCOS dari serangkaian tes kesuburan wanita. Meski demikian, USG transvagina juga dapat menunjukkan ada tidaknya kista-kista kecil yang terbentuk.
Meskipun tidak bisa disembuhkan tetapi pengobatan dapat diberikan untuk mengontrol gejala PCOS yang menyebabkan Anda merasa tidak nyaman.
Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor yang menyebabkan Anda mengalami PCOS. Jika Anda memiliki kelebihan berat badan, dokter dapat menyarankan untuk lebih rajin berolahraga dan menjalankan pola makan sehat dengan diet rendah kalori.
Penurunan berat badan dapat membantu mengurangi gejala, meningkatkan efektivitas obat PCOS bahkan memperbaiki masalah kesuburan.
Untuk mengembalikan ketidakseimbangan hormon dokter dapat memberikan:
Dokter juga dapat merekomendasikan pemberian obat-obatan hormon seperti clomifene, letrozole dan metformin untuk membantu mengatur siklus menstruasi sehingga Anda bisa lebih mudah mendapatkan kehamilan.
Dokter dapat juga menyarankan metode pengobatan lain sesuai kebutuhan. Electrolysis adalah salah satu prosedur medis untuk menghilangkan rambut ekstra di tubuh. Anda juga bisa mendapatkan perawatan untuk menghilangkan jerawat. Pembedahan ovarium mungkin juga jadi pilihan untuk membuat ovarium bekerja lebih baik.
PCOS adalah salah satu penyebab umum infertilitas pada wanita. Kehamilan pada wanita dengan PCOS juga memerlukan perhatian khusus karena lebih berisiko.
Selain itu, PCOS juga telah dikaitkan dengan berbagai kondisi medis lain termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol jahat tinggi, gangguan sleep apnea, depresi dan kecemasan serta kanker endometrium.
Maka dari itu segera periksakan ke dokter jika Anda mengalami gejala PCOS seperti haid tidak teratur maupun gejala lain yang telah disebutkan di atas. Dengan penanganan yang tepat wanita pemilik PCOS bisa memperoleh kehamilan.
Lihat juga: Mengetahui Tahapan Pemeriksaan Promil yang Perlu dilalui
Fertility Clinic di Mandaya Royal Hospital Puri menyediakan layanan tes kesuburan bagi pasangan yang ingin merencanakan kehamilan. Anda dan pasangan bisa mengikuti program hamil 25 hari yang disusun oleh Dokter Konsultan Fertilitas dan Andrologi berpengalaman.
Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.
Speciality | Opthalmology |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken | Indonesia, English |
Educational Background
Courses & Training
Peripheral neuropathy is a condition involving damage to the peripheral nerves that connect the central nervous system (brain and spinal cord) to other parts of the body. This condition can be caused by various factors and presents with symptoms that vary depending on the type and severity.
Peripheral neuropathy can be caused by various factors, both medical and non-medical. Here are some common causes of peripheral neuropathy:
Diabetes is one of the most common causes of peripheral neuropathy. Prolonged high blood sugar levels can damage small nerves in the body, especially in the feet and hands.
Consuming large amounts of alcohol over a long period can lead to vitamin deficiencies, resulting in nerve damage.
Physical injuries or trauma that cause damage to peripheral nerves can result in neuropathy. Examples include back injuries, injuries to the extremities, or injuries involving specific nerves. Surgery that damages nerves can also lead to peripheral neuropathy.
Infections from various types of viruses, bacteria, or parasites can cause peripheral neuropathy. Examples include HIV infection, hepatitis C, or herpes zoster virus infection.
Exposure to certain chemicals or toxins can also cause peripheral neuropathy. Examples include mercury, lead, arsenic, or certain industrial chemicals.
Some autoimmune diseases such as lupus, Guillain-Barré syndrome, or other autoimmune inflammatory diseases can cause the immune system to attack peripheral nerves.
Vitamin B12 deficiency, disorders of the endocrine system (such as hypothyroidism), or other metabolic disorders can cause peripheral neuropathy.
Certain types of cancer or cancer treatments like chemotherapy can cause neuropathy as a side effect.
Peripheral neuropathy can also be genetic or inherited within families, such as Charcot-Marie-Tooth (CMT) or other hereditary neuropathies.
Symptoms of peripheral neuropathy can vary depending on the type and severity of the condition. However, some common symptoms often experienced with peripheral neuropathy include:
Management of this condition depends largely on its type. The primary goal of management is to reduce pain and, if possible, cure it.
Here are some types of peripheral neuropathy management:
If neuropathy is caused by specific medical conditions such as diabetes, treating the underlying disease is the appropriate solution. For example, controlling blood sugar levels for neuropathy caused by diabetes.
Doctors may prescribe various types of medications to reduce neuropathy symptoms, such as:
Physical therapy can help strengthen muscles, improve balance, and enhance coordination. Physical therapists can also provide suitable exercises to help overcome muscle weakness.
This therapy helps individuals with peripheral neuropathy perform daily activities effectively. Therapists also assist patients in making specific activity modifications.
Besides pain relievers, pain management techniques such as hot-cold therapy, relaxation techniques, or massage therapy can help reduce discomfort.
Using assistive devices like canes, foot braces, or wheelchairs can aid in mobility and reduce the risk of injury.
Adopting a healthy lifestyle including a balanced diet, regular exercise, avoiding alcohol and smoking, and maintaining a healthy weight can help manage neuropathy symptoms.
In some cases, nerve therapies such as nerve stimulation with electrical signals can help reduce symptoms.
If you feel that symptoms of a nerve disorder are affecting your daily activities, visit a doctor immediately.
Feel free to consult at Mandaya Royal Hospital. Our Brain-Spine-Pain department is ready to handle various muscle complaints such as muscular dystrophy. Here, we employ a multidisciplinary approach, where several specialist doctors from different fields address your nerve issues.
Additionally, Mandaya Hospital offers medical rehabilitation services to help patients regain muscle function.
Schedule your appointment with a doctor now via Whatsapp Chat, Book Appointment page, or the Care Dokter app, available for download on Google Play and the App Store. In addition to appointments, you can also monitor queue numbers and get other comprehensive information there.
Speciality | Dentistry, Dental - Endodontics |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken | Indonesia, English |
Speciality | Anesthesiology sub. Intensive Care, Anasthesiology |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken |
Rating:(average: 5 out of 5. Total: 3) |
|
Patient Satisfaction Reviews | 3 Patient Comment |
Educational Background
Courses & Trainings
Speciality | Dentistry, Dental - Endodontics |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken | Indonesia |
Educational Background
Courses & Trainings
Speciality | Dentistry, Dental - Pedodontics |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken | Indonesia, English |
Educational Background
Courses & Trainings
Speciality | Neurology, Neurology sub. Behavior/Dementia |
Location | Mandaya Royal Puri |
Language Spoken | Indonesia |
Rating:(average: 5 out of 5. Total: 1) |
|
Patient Satisfaction Reviews | 1 Patient Comment |
Educational Background
Courses & Trainings
https://scholar.google.com/citations?user=vFXUL-AAAAAJ&sortby=pubdate
Reviewed on Jun 28, 2023
Dokter terbaik….teramah
Reviewed on Mar 28, 2022
Dokter yang melayani dengan hati, bersahabat, ramah dan sangat profesional.
Reviewed on Feb 1, 2022
Dokter terbaik sepanjang masa ?