Saat ini kita sedang mengalami pandemi akibat infeksi Covid-19 yang dapat menular lewat udara, namun disaat kita sedang berusaha mencegah penyakit menular tersebut jangan lupa bahaya yang juga mengintai pada penyakit yang tidak menular seperti kencing manis atau diabetes melitus atau DM tipe 2.
Di tengah masa WFH (Work From Home) dan SFH (School From Home) yang membuat semua bersifat daring dan mengurangi aktivitas fisik, memperbanyak konsumsi makanan siap saji dan kaum “rebahan” menyebabkan faktor risiko untuk menjadi diabetes, selain itu saat ini pasien-pasien yang baru terdiagnosis diabetes tergolong masuk usia muda dan produktif.
Pengertian
Diabetes merupakan tingginya gula darah diatas normal yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya kelenjar pankreas secara normal untuk memproduksi insulin atau penolakan insulin oleh tubuh, dimana insulin sendiri berfungsi untuk membantu gula masuk ke dalam tubuh untuk diolah menjadi energi.
Gejala
Pada sebagian besar pasien tidak didapatkan gejala saat terdiagnosis diabetes, namun seringkali gejala muncul saat sudah terjadi komplikasi seperti gangguan saraf (stroke), gangguan jantung (penyumbatan pembuluh darah jantung), gangguan ginjal (gagal ginjal) dan juga munculnya luka pada kaki yang sulit sembuh (kaki diabetik). Gejala yang khas / klasik pada diabetes biasanya adalah polifagi (banyak makan), polidipsi (banyak minum), dan poliuri (banyak BAK), dan dapat juga disertai gejala yang tidak khas seperti lemas dan berat badan yang turun secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.
Penyebab
Pada keadaan normal kelenjar pankreas yang ada di pencernaan kita akan menghasilkan insulin yang bertujuan untuk mengubah gula menjadi energi, namun pada penderita diabetes terdapat gangguan pada proses ini dimana pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup untuk mengubah gula menjadi energi, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Salah satu penyebab diabetes yaitu genetik, namun terdapat banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan diabetes seperti adanya tekanan darah tinggi, adanya gangguan jantung sebelumnya, kadar kolesterol yang tinggi, kegemukan (obesitas), adanya riwayat gula darah tinggi saat kehamilan atau adanya riwayat sindrom polikistik ovarium (PCOS) pada wanita. Gaya hidup yang tidak teratur juga merupakan faktor risiko diabetes seperti kurangnya aktivitas fisik dan olahraga, merokok, istirahat yang tidak teratur serta tingkat stress yang tinggi.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis seseorang terkena diabetes dapat dilakukan dengan wawancara dengan adanya keluhan dan gejala yang mengarah ke diabetes ataupun komplikasi yang sudah terjadi, selain itu dibutuhkan beberapa pemeriksaan gula darah yang dilakukan baik saat puasa, sewaktu, maupun 2 jam setelah makan, dan juga pemeriksaan HbA1C untuk menilai profil gula darah selama 2-3 bulan sebelumnya. Selain itu juga diperlukan pemeriksaan lain terkait komplikasi diabetes seperti pemeriksaan kolesterol, pemeriksaanfungsi hati dan ginjal.
Penanganan
Penanganan diabetes meliputi 2 hal yaitu penanganan tanpa obat dan dengan obat. Pada penanganan tanpa obat kunci utama adalah modifikasi gaya hidup, seperti olahraga teratur, memperbanyak aktivitas fisik, menurunkan berat badan yang berlebih, mengurangi dan bahkan menghentikan merokok, istirahat yang cukup (6-8 jam sehari) serta manajemen stress yang baik. Pada penderita diabetes yang memerlukan pengobatan dapat diberikan obat yang bertujuan mengendalikan gula darah agar kembali normal, selain itu apabila diperlukan pada pasien dengan kegemukan yang sulit menurunkan berat badan dapat dilakukan operasi bariatric untuk menurunkam berat badan.
Referensi
ADA Standards of Medical Care in Diabetes – 2021
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam – Edisi VI – 2014
Kebijakan Pengendalian DM di Indonesia – P2PTM KEMKES 2017
Konsensus DM PERKENI – 2019