Banyak penelitian membuktikan, semakin dini ditangani, semakin tinggi pula peluang kesembuhan dari pengobatan kanker. Sayangnya, gejala kanker pada stadium awal sering kali tidak tampak jelas. Itu sebabnya, deteksi dini pada kanker menjadi sangat penting.
Deteksi dini kanker dapat dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan sederhana, seperti medical check-up rutin ke dokter hingga prosedur medis tergantung jenis kanker yang hendak dicari tahu.
Siapa saja yang memerlukan deteksi dini kanker?
Pemeriksaan untuk kanker biasanya dilakukan secara rutin bahkan sebelum gejalanya muncul. Hal ini dilakukan untuk dapat mencegah kanker itu sendiri atau bisa menemukannya dalam kondisi paling awal, sehingga peluang kesembuhan juga jadi lebih besar.
Setiap jenis kanker memiliki faktor risiko yang berbeda-beda. Namun, secara umum, orang yang harus menjalani deteksi kanker adalah:
- Berusia di atas 40 tahun
- Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker
- Pernah didiagnosis kondisi pre-kanker
Jika Anda sudah berusia di atas 20 tahun, tak ada salahnya untuk bertanya kepada dokter keluarga perihal perlu tidaknya menjalani pemeriksaan untuk deteksi kanker. Nantinya, dokter akan membantu Anda menentukan.
Baca juga: 5 Perbedaan Benjolan Payudara yang Ganas dan Jinak
Pemeriksaan untuk deteksi dini kanker
Secara umum, terdapat empat pemeriksaan utama untuk deteksi dini kanker, yaitu:
1. Pemeriksaan fisik
Ini adalah jenis pemeriksaan standar dan sederhana di ruang dokter. Pemeriksaan fisik akan melibat tanya jawab dokter, seputar riwayat kesehatan Anda, gaya hidup, dan riwayat kesehatan keluarga, mengingat beberapa jenis kanker mungkin saja diturunkan.
Beberapa gejala kanker juga bisa menyebabkan benjolan, seperti limfoma. Itu sebabnya, dokter juga memeriksa ada tidaknya benjolan.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi lengkap, tes urine, hingga pemeriksaan jaringan tertentu (biopsi) untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker. Terutama, jumlah sel darah yang biasanya terpengaruh karena kanker darah.
Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count) sering digunakan untuk mendeteksi kanker darah (leukemia) dan limfoma. Selain itu, orang yang diduga mengalami kanker darah juga bisa dianjurkan melakukan pemeriksaan bone marrow puncture.
3. Tes pencitraan
Tes pencitraan adalah pemeriksaan untuk mendapatkan gambaran bagian dalam tubuh, untuk melihat ada tidaknya sel-sel abnormal.
Beberapa tes pencitraan untuk deteksi kanker, antara lain:
- CT scan
- Scan tulang
- MRI
- PET scan
- USG
- Rontgen
- Mammogram
Baca juga: 6 Jenis Leukemia (Kanker Darah) yang Penting Dikenali
4. Endoskopi
Endoskopi sebenarnya masuk ke pemeriksaan pencitraan. Namun, prosedur yang dijalani sedikit berbeda.
Deteksi kanker dengan endoskopi adalah prosedur pemeriksaan menggunakan selang dengan kamera untuk dapat melihat bagian dalam tubuh. Terkadang, dalam endoskopi ini dokter akan mengambil sampel jaringan untuk dibiopsi.
Beberapa pemeriksaan endoskopi yang dapat digunakan sebagai skrining kanker, antara lain:
-
- Bronkoskopi
- Kolonoskopi
- Sistoskopi
- Laparoskopi
- Laringoskopi
- Torakoskopi
- Gastroskopi
- Mediastinoscopy
5. Pemeriksaan genetik
Terdapat beberapa jenis kanker yang diturunkan dalam keluarga. Pemeriksaan genetik dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya genetik di dalam tubuh Anda yang jadi penyebab kanker.
Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan genetik jika di dalam keluarga Anda ada yang mengalami kanker yang diturunkan.
6. Biopsi
Biopsi dilakukan untuk memeriksa jaringan abnormal tubuh untuk mendeteksi sel kanker atau bukan. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengambil sampel, bisa melalui pembedahan atau endoskopi.
Baca juga: Sentinel Lymph Node Biopsy dengan ICG Mapping: Deteksi Penyebaran Kanker Payudara Akurat
Pemeriksaan kanker tergantung jenisnya
Selain beberapa pemeriksaan di atas, prosedur medis untuk deteksi kanker juga berbeda-beda, tergantung jenis skrining kanker yang dilakukan.
1. Skrining kanker payudara
Deteksi kanker payudara bisa dilakukan menggunakan metode SADARI dan SADANIS. Untuk SADARI, Anda bisa melakukannya sendiri di rumah secara rutin. Sementara SADANIS, bisa dilakukan secara rutin lewat pemeriksaan rutin di rumah sakit.
Selain itu, beberapa pemeriksaan medis untuk mendeteksi kanker payudara, antara lain:
-
- Mammogram
- USG payudara
- MRI payudara
- Core needle biopsy
2. Skrining kanker serviks
Deteksi dini kanker serviks dapat melalui beberapa prosedur pemeriksaan, seperti:
- Tes HPV, untuk mendeteksi keberadaan virus
- Tes IVA
- Pap smear
- Kolposkopi
3. Skrining kanker usus besar
Orang di atas usia 45 tahun sebaiknya melakukan skrining kanker usus besar untuk deteksi hal-hal abnormal, dan mengatasinya sebelum berubah jadi kanker. Beberapa tes yang bisa dilakukan, antara lain:
- Uji feses
- Sigmoidoskopi
- Kolonoskopi
4. Skrining kanker paru
Pemeriksaan untuk deteksi dini kanker paru sebaiknya dilakukan pada usia 50-80 tahun, terutama perokok berat.
Beberapa pemeriksaan untuk deteksi kanker, antara lain:
- Rontgen thorax
- CT scan paru
- Sitologi sputum
5. Skrining kanker ovarium
Tidak ada pemeriksaan khusus untuk deteksi kanker ovarium. Namun, dokter bisa meminta Anda melakukan tes darah CA-125 dan pemeriksaan genetik.
6. Skrining kanker prostat
Deteksi kanker prostat dapat dilakukan pada laki-laki berusia di atas 45 tahun. Untuk melakukannya, dokter akan dapat melakukan tes darah untuk memeriksa kadar PSA dalam tubuh.
Selain berbagai pemeriksaan di atas, untuk deteksi dini kanker sebenarnya bisa dilakukan dengan melakukan medical check-up secara rutin setiap tahunnya. Sebab, melalui medical check-up secara rutin, beberapa kondisi kesehatan juga bisa terdeteksi sedini mungkin.
Serunya Medical Check Up Arie Kriting & Indah Permatasari, Ternyata Gak Seram!
Pantau kesehatan Anda dengan menjadwalkan pemeriksaan kesehatan secara rutin di Preventive Health Care RS Mandaya Royal Puri. Buat janji lewat Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store. Apabila Anda