Limfoma non-Hodgkin adalah salah satu jenis kanker kelenjar getah bening. Kanker ini bermula di sistem limfatik. Sistem limfatik berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Jenis kanker ini paling sering bermula dari kelenjar getah bening.
Limfoma non-Hodgkin merupakan kelompok kanker kelenjar getah bening. Jenis kanker ini memiliki subtipe lagi tergantung sel kanker yang terdampak.
Apa itu limfoma non-Hodgkin?
Limfoma non-Hodgkin adalah salah satu jenis kanker yang bermula di sistem limfatik, khususnya kelenjar getah bening. Limfoma non-Hodgkin umumnya bermula di sel limfosit B dan limfosit T (jenis sel darah putih) yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Limfoma non-Hodgkin sebenarnya adalah istilah umum untuk menggambarkan limfoma, alias kanker yang bermula di sel limfosit. Terdapat lebih dari 70 subtipe limfoma yang berada di bawah kategori non-Hodgkin. Berbagai jenis limfoma di bawah non-Hodgkin memiliki sifat dan karakter yang sama.
Limfoma non-Hodgkin dapat bermula di kelenjar getah bening, limfa, sumsum tulang, kelenjar timus, adenoid, amandel, atau saluran pencernaan.
Jenis lain dari limfoma yang juga umum adalah limfoma Hodgkin. Perbedaan limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin terletak dari karakteristik sel kanker.
Jenis limfoma non-Hodgkin
Jenis-jenis limfoma non-Hodgkin bisa dibedakan berdasarkan dua hal, yakni dari sel limfosit yang terdampak dan seberapa cepat perkembangan sel.
Jenis limfoma non-Hodgkin berdasarkan jenis sel yang terdampak
Terdapat dua jenis limfoma non-Hodgkin berdasarkan sel limfosit yang terpengaruh:
- Limfoma sel B. Limfoma sel B adalah kanker kelenjar getah bening yang bermula di sel limfosit B. Sel limfosit B bertugas untuk membuat antibodi yang dapat melawan bakteri dan kuman penyakit. Salah satu jenis yang paling umum adalah diffuse large B-cell lymphoma.
- Limfoma sel T. Limfoma sel T adalah limfoma yang bermula di sel T. Fungsi sel T dalam tubuh adalah menemukan dan menghancurkan kuman penyebab penyakit.
Jenis limfoma non-Hodgkin berdasarkan kecepatan pertumbuhan sel
Pertumbuhan sel kanker pada limfoma non-Hodgkin bisa sangat agresif atau sangat lambat (indolen).
- Limfoma indolen. Limfoma indolen adalah jenis kanker kelenjar getah bening yang perkembangannya sangat lambat. Orang yang mengalami limfoma indolen biasanya tidak membutuhkan pengobatan segera. Dokter hanya akan memantau gejalanya, sampai nantinya harus melakukan pengobatan. Beberapa jenis limfoma non-Hodgkin indolen, antara lain limfoma folikular, leukemia limfosit kronis, marginal zone lymphoma, dan Waldenström macroglobulinemia
- Limfoma Burkitt. Limfoma Burkitt adalah jenis limfoma non-Hodgkin yang berkembang sangat cepat dan bermula di area perut. Jenis limfoma ini lebih banyak menyerang anak-anak ketimbang orang dewasa. Namun, kasusnya cukup langka.
- Mantle cell lymphoma. Ini adalah jenis limfoma non-Hodgkin yang jarang terjadi dan biasanya menyerang laki-laki usia 60 tahun ke atas. Jenis kanker ini berkembang lambat pada awalnya, tapi kemudian menjadi agresif.
Baca juga: 6 Jenis Leukemia (Kanker Darah) yang Penting Dikenali
Penyebab limfoma non-Hodgkin
Penyebab limfoma non-Hodgkin adalah tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih (leukosit), terutama jenis limfosit. Diduga, mutasi genetik menjadi penyebab tubuh memproduksi terlalu banyak limfosit yang menyebabkan kanker kelenjar getah bening. Namun, para dokter dan ahli belum memahami yang menyebabkan mutasi genetik.
Selain itu, orang yang pernah mengalami infeksi tertentu atau punya masalah dengan melemahnya sistem imun juga lebih mungkin mengalami limfoma non-Hodgkin.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami limfoma non-Hodgkin:
- Berusia di atas 60 tahun
- Konsumsi imunosupresan untuk menekan sistem imun tubuh (salah satunya karena menjalani transplantasi organ)
- Pernah mengalami infeksi virus Epstein-Barr atau bakteri H. pylori
- Paparan kimia, seperti pestisida
Gejala limfoma non-Hodgkin
Ciri-ciri limfoma non-Hodgkin dapat meliputi:
- Muncul benjolan di ketiak, leher, dan selangkangan
- Pembengkakan dan nyeri pada perut
- Nyeri dada, batut, atau sesak napas
- Kelelahan terus-menerus
- Demam tanpa sebab di atas 39,5 derajat Celcius
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas
- Cepat merasa kenyang
Diagnosis limfoma non-Hodgkin
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, salah satunya adalah memeriksa benjolan yang muncul. Dokter mungkin saja akan memberikan pengobatan terlebih dulu sebelum meminta Anda melakukan pemeriksaan penunjang.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara mengeliminasi penyebab gejala yang Anda rasakan. Apabila setelah pengobatan yang diberikan benjolan tidak merespons atau gejala tetap muncul, dokter mungkin baru akan meminta Anda melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah. Tes darah biasanya dilakukan untuk memeriksa jumlah masing-masing komponen darah dan melihat abnormalitas, salah satunya tes darah lengkap, tes kimia darah, dan laktat dehidrogenase (LDH).
- Tes pencitraan, seperti CT scan, MRI, dan PET scan untuk melihat perkembangan penyakit dan menentukan stadium kanker.
- Biopsi kelenjar getah bening atau lymph node test. Biopsi dilakukan dengan mengambil satu atau beberapa kelenjar getah bening untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini untuk menentukan tipe limfoma yang Anda alami.
- Aspirasi dan biopsi sumsum tulang (bone marrow puncture)) untuk melihat keberadaan sel limfoma non-Hodgkin.
- Lumbar pungsi. Apabila limfoma diduga memengaruhi cairan di sekitar sumsum tulang belakang, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lumbar pungsi.
Stadium limfoma non-Hodgkin
Hasil diagnosis di atas menentukan apakah Anda benar mengalami limfoma non-Hodgkin atau tidak, sekaligus stadiumnya.
Berikut ini adalah stadium kanker limfoma non-Hodgkin:
- Stadium 1. Pada tahap ini, sel kanker baru ditemukan pada 1 area kelenjar getah bening, atau di organ limfatik.
- Stadium 2. Kanker limfoma non-Hodgkin stadium 2 biasanya menandakan bahwa sel kanker telah ditemukan di dua atau lebih kelenjar getah bening yang berada pada satu sisi diafragma (atas ataupun bawah) atau terlokalisasi di organ limfatik (stadium 2E).
- Stadium 3. Sel kanker telah ditemukan pada kelenjar getah bening di kedua sisi diafragma (bagian atas dan bawah).
- Stadium 4. Stadium 4 limfoma non-Hodgkin menandakan sel kanker telah menyebar, termasuk ke luar organ limfatik, seperti hati, sumsum tulang, dan paru, dengan atau tanpa kelenjar getah bening.
Tanda E di belakang menandakan ekstranodal, yaitu saat sel kanker telah menyebar terbatas, misal ke limpa. Apabila penyebaran terlalu jauh, dikategorikan sebagai stadium 4.
Pengobatan limfoma non-Hodgkin
Pengobatan limfoma non-Hodgkin akan sangat tergantung pada tipe yang dialami. Jika Anda mengalami limfoma non-Hodgkin tipe indolen, kemungkinan Anda tidak membutuhkan pengobatan khusus sesegera mungkin. Biasanya, dokter akan melakukan pemantauan secara rutin, terlebih jika Anda tidak mengalami gejala apa pun.
Dokter baru akan melakukan pengobatan apabila gejala mulai muncul. Beberapa pengobatan yang mungkin dijalankan oleh dokter, antara lain:
- Kemoterapi
- Radioterapi
- Targeted therapy (terapi tertarget)
- Imunoterapi
- Kemoterapi dengan transplantasi sel punca (sumsum tulang)
- Chimeric antigen receptor (CAR)-T cell
Pengobatan limfoma non-Hodgkin jarang melibatkan operasi. Namun, operasi juga dibutuhkan untuk mengobati limfoma yang bermula di limpa atau organ lain di luar sistem limfatik, seperti tiroid atau lambung.
Apakah kanker limfoma non-Hodgkin bisa disembuhkan?
Kemungkinan sembuh pasien limfoma non-Hodgkin sangat tergantung pada jenis yang dialami dan pada stadium berapa sel kanker ditemukan. Akan tetapi, secara rata-rata, angka harapan hidup 5 tahun (survival rate) pasien limfoma non-Hodgkin cukup baik.
Melansir American Cancer Society, sekitar 73% pasien kanker dapat bertahan hidup selama 5 tahun setelah didiagnosis jika ditemukan pada tahap awal, khususnya untuk jenis limfoma non-Hodgkin diffuse large B-cell lymphoma. Tipe yang cenderung lebih agresif.
Sementara, untuk limfoma non-Hodgkin indolen, seperti limfoma folikular, angka harapan hidupnya mencapai 93% jika ditemukan dalam tahap awal.
Komplikasi
Terdapat beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi, jika tidak ditangani dengan tepat, antara lain:
- Febrile neutropenia (demam akibat neutropenia)
- Hiperurisemia (asam urat tinggi)
- Tekanan pada otak atau sumsum tulang belakang
- Tamponade jantung
- Hiperleukositosis
- Gagal hati
- Penyakit autoimun anemia hemolitik
Pengobatan dan diagnosis awal yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi di atas yang membahayakan nyawa.
Jika Anda merasa memiliki gejala-gejala di atas, segeralah kunjungi Pusat Kanker Darah RS Mandaya Royal untuk berkonsultasi dengan spesialis hematologi-onkologi terbaik kami. Buat janji lewat Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store.
Pengalaman Pasien Kanker Limfoma Stadium 4 di Pusat Kanker & Radioterapi Mandaya Royal Hospital Puri