fbpx

Brakiterapi: Radiasi Internal untuk Pengobatan Kanker

brakiterapi untuk pengobatan kanker

Brakiterapi (brachytherapy) adalah prosedur medis untuk mengobati kanker maupun kondisi lain dengan menggunakan bahan radioaktif secara internal. Meskipun efektif untuk mengatasi tumor, prosedur ini tidak bisa untuk mengobati kondisi kanker yang sudah menyebar.

Pengertian brakiterapi

Brakiterapi adalah jenis terapi radiasi yang dilakukan dengan menempatkan sumber radiasi di dalam tubuh di sekitar tumor. Prosedur ini disebut juga sebagai terapi radiasi internal. Ini berbeda dari radioterapi eksternal yang dilakukan dengan menembakkan sinar berenergi tinggi dari luar tubuh.

Proses brakiterapi dilakukan oleh dokter spesialis radiologi onkologi. Berikut tim ahli dari Mandaya Royal Hospital Puri yang siap membantu pengobatan kanker menggunakan terapi radiasi.

Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad (K)

dr Riyan Apriantoni, Sp.Onk.Rad

dr. Novina Fortunata, Sp.Onk.Rad

Fungsi brakiterapi

Brakiterapi paling efektif untuk mengatasi kanker yang belum menyebar atau masih terlokalisasi pada satu area tubuh seperti kanker kepala dan leher, kanker serviks, kanker payudara, kanker prostat dan kanker mata. Dengan radioterapi internal, dokter dapat menggunakan dosis radiasi yang lebih tinggi dibandingkan radioterapi eksternal. 

Pada prosedur radioterapi ini, sumber radiasi yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul, bibit, atau pita akan diletakkan di dalam tubuh di dekat tumor dan dibiarkan selama beberapa waktu. Radiasi yang dipancarkan tersebut kemudian dapat menghancurkan sel kanker secara langsung atau merusak DNA kanker sehingga tidak bisa berkembang dan mati seiring waktu.

Karena bekerja secara lokal, terapi ini dapat meminimalisir kerusakan pada sel tubuh di sekitar tumor yang masih sehat. Proses pemulihannya juga lebih cepat jika dibandingkan radioterapi eksternal karena memiliki efek samping lebih sedikit.

Untuk mengatasi kanker, terapi ini dapat digunakan sebagai pengobatan tunggal  atau dikombinasikan dengan metode pengobatan kanker lainnya, seperti operasi dan radiasi eksternal.

Prosedur brakiterapi

Prosedur brakiterapi adalah sebagai berikut.

Persiapan

Sebelum menjalani radioterapi internal, Anda akan berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter spesialis onkologi radiasi. Anda juga akan menjalani pemeriksaan fisik termasuk pencatatan riwayat kesehatan dan serangkaian tes pencitraan seperti MRI atau CT Scan. 

Dokter akan menginformasikan mengenai manfaat dan efek samping terapi, serta membuat rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Dokter kemudian menjadwalkan perawatan serta menginformasikan apa saja yang perlu Anda lakukan sebelum menjalani prosedur brakiterapi, termasuk obat apa yang perlu dikonsumsi atau harus dihentikan menjelang terapi, serta berapa lama Anda harus berpuasa sebelum menjalani brakiterapi.  

Prosedur

Proses brakiterapi untuk kanker payudara
Brakiterapi untuk kanker payudara (sumber gambar: Very Well Health)

Brakiterapi dilakukan di dalam ruangan khusus untuk menjaga radiasi tidak menyebar keluar ruangan. Anda akan diberikan obat bius dan dipasangi infus saat akan menjalani brakiterapi.

Selanjutnya prosedur brakiterapi tergantung pada jenis kanker, jenis brakiterapi dan dimana bibit radiasi akan diletakkan.

Berikut prosedur penempatan radiasi pada brakiterapi:

  • Dokter akan memasukkan bibit atau kapsul radiasi menggunakan selang kecil atau kateter ke lokasi tumor berada. 
  • Selama proses penempatan, dokter akan menggunakan bantuan x-ray agar bisa melihat perjalanan kateter sehingga penempatan bibir radiasi bisa dilakukan secara akurat. 
  • Proses penempatan sumber radiasi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu intrakaviter dan interstisial. Pada brakiterapi intrakaviter, sumber radiasi akan ditempatkan di dekat tumor, sementara pada interstisial akan diletakkan langsung di dalam tumor. 

Setelah penempatan selesai dilakukan, maka sumber radiasi akan didiamkan selama beberapa waktu di dalam tubuh. Durasi brakiterapi bisa berbeda-beda, tergantung jenis brakiterapi yang dilakukan.

  • Brakiterapi sementara
    • Low Dose Rate Implant (LDR) 

Setelah terpasang, sumber radiasi akan tetap berada di dalam tubuh selama 1 hingga 7 hari. Anda mungkin harus tetap berada di rumah sakit hingga perawatan selesai dan sumber radiasi diambil lagi.

    • High Dose Rate Implant (HDR) 

Sumber radiasi hanya akan berada di dalam tubuh selama 10 hingga 20 menit dan kemudian dikeluarkan. Tergantung jenis kanker, Anda mungkin harus menjalani terapi ini dua kali sehari selama 2-5 hari atau seminggu sekali selama 2-5 minggu. 

  • Brakiterapi permanen

Setelah sumber radiasi dipasang, maka aplikator akan langsung dilepas sementara kapsul radiasi akan tetap berada di dalam tubuh Anda seumur hidup. Namun seiring berjalannya waktu, dosis radiasi yang dipancarkan akan semakin lemah hingga akhirnya benar-benar hilang. 

Baca juga: Mandaya Royal Hospital Puri Hadirkan Pusat Kanker dan Radioterapi Terpadu

Setelah brakiterapi

Pada brakiterapi sementara, Anda akan diberikan obat nyeri sebelum proses pelepasan sumber radiasi dilakukan. Anda juga mungkin akan merasakan nyeri di area tempat masuknya kateter selama beberapa bulan. 

Pada pasien yang menjalani brakiterapi permanen, karena sumber radiasi akan terus berada di tubuh, maka perlu menjaga jarak dengan orang lain selama waktu yang ditentukan hingga dosis radiasi berada dalam batas aman untuk orang sekitar. 

Setelah menjalani brakiterapi, Anda mungkin perlu banyak beristirahat dan membatasi aktivitas yang mengerahkan banyak tenaga selama satu atau dua minggu. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis aktivitas apa yang aman atau harus dihindari selama masa pemulihan.

Lihat Juga: Keunggulan Terapi Radiasi di Mandaya Royal Hospital Puri

Efek samping brakiterapi

Efek samping brakiterapi tergantung jenis kanker dan jenis brakiterapi yang dijalani. Beberapa efek samping yang mungkin dirasakan setelah menjalani brakiterapi meliputi:

  • Kesulitan buang air kecil atau inkontinensia urin.
  • Disfungsi ereksi.
  • Kelelahan.
  • Inkontinensia tinja (gangguan usus), sembelit, atau diare.
  • Rambut rontok.
  • Sakit kepala.
  • Sariawan di mulut.
  • Mual dan muntah.
  • Sesak napas (dispnea) atau batuk.

Umumnya efek samping terasa di bagian sumber radiasi diletakkan. Misalnya, jika sumber radiasi diletakkan pada area prostat, Anda mungkin merasakan kelelahan, gangguan buang air kecil atau gangguan pencernaan dan disfungsi ereksi, tetapi tidak mengalami sariawan dan rambut rontok.

Keluhan efek samping biasanya membaik beberapa bulan setelah perawatan brakiterapi dihentikan.

Lihat Juga: Jenis Radioterapi untuk Mengatasi Kanker Bersama Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad (K)

Pusat Kanker dan Radioterapi Terpadu Mandaya tersusun atas 29 tim dokter onkologi yang siap memberikan pelayanan secara menyeluruh sesuai kondisi pasien. Bagi para pasien yang membutuhkan perawatan radioterapi, terdapat juga dokter-dokter ahli radiologi onkologi, termasuk Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad (K) yang merupakan seorang guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di bidang radiasi kanker.

Pusat Kanker Terpadu di Rumah Sakit Royal Mandaya juga dilengkapi dengan teknologi radioterapi tercanggih dan tertinggi di kelasnya (Elekta Versa HD) yang menghadirkan penyinaran sel kanker secara efektif dan presisi dengan ketepatan hingga 1 mm. 

radioterapi kanker
Radioterapi Elekta Versa HD untuk radioterapi eksternal

Konsultasikan dengan ahlinya sekarang juga dan dapatkan penanganan terbaik yang paling tepat bagi kanker Anda. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes