fbpx

Kanker tulang

Apa itu kanker tulang?

Kanker tulang adalah pertumbuhan sel kanker yang bermula di tulang. Jenis kanker ini bisa bermula di tulang mana pun, tetapi paling sering dari tulang paha. Sebagai informasi, kanker yang bermula di tulang jarang terjadi.

Terdapat beberapa jenis kanker tulang, beberapa di antaranya sebagian besar terjadi pada anak-anak. Sementara jenis lainnya lebih sering terjadi pada orang dewasa. 

Berikut beberapa jenis kanker tulang:

  • Osteosarkoma

Osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang bermula di sel-sel pembentuk tulang. Jenis kanker tulang ini merupakan yang paling umum. Osteosarkoma cenderung menyerang remaja dan orang dewasa muda. 

Namun, jenis kanker ini juga dapat dialami oleh anak-anak yang lebih muda dan orang dewasa yang lebih tua. Osteosarkoma paling sering terjadi pada tulang panjang kaki dan terkadang lengan. Dalam kasus yang langka, osteosarkoma terjadi pada jaringan lunak di luar tulang. 

  • Kondrosarkoma

Kondrosarkoma adalah jenis kanker tulang yang biasanya bermula di tulang, tetapi terkadang juga bisa terjadi di jaringan lunak. Kondrosarkoma paling sering terjadi di panggul, pinggul, dan bahu. Jenis kanker ini umumnya terjadi pada orang dewasa setengah baya dan orang dewasa yang lebih tua.

  • Sarkoma Ewing

Sarkoma Ewing adalah jenis kanker yang bermula di tulang dan jaringan lunak di sekitar tulang. Sebagian besar kasus Sarkoma Ewing terjadi pada anak-anak dan remaja. Kondisi ini umumnya bermula di tulang kaki dan panggul, tetapi bisa terjadi pada tulang mana pun. 

Gejala kanker tulang

Berikut sejumlah gejala kanker tulang:

  • Nyeri dan pembengkakan pada tulang yang terdampak
  • Massa keras yang bisa teraba pada tulang panjang tungkai, panggul, atau dada
  • Merasa lelah atau letih
  • Terbangun di malam hari akibat nyeri pada tulang
  • Rasa nyeri pada tulang yang dimulai setelah trauma ringan
  • Rentang gerak yang berkurang

Gejala kanker tulang yang jarang terjadi di antaranya:

  • Tulang mudah patah
  • Penurunan berat badan
  • Demam

Meskipun nyeri adalah gejala kanker tulang yang paling umum, tidak semua jenis kanker tulang bisa menyebabkan nyeri. 

Penyebab kanker tulang

Penyebab kanker tulang tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor ririsko yang dapat menyebabkan atau meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami jenis kanker ini. Faktor-faktor ini meliputi:

  • Berusia di bawah 20 tahun
  • Terpapar radiasi, seperti ketika menjalani terapi radiasi untuk kanker lain
  • Pernah menjalani transplantasi sumsum tulang belakang
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kanker tulang
  • Mengidap retinoblastoma herediter, yaitu jenis kanker mata yang paling sering dialami anak-anak

Diagnosis kanker tulang

Dokter mengklasifikasikan kanker tulang ke dalam beberapa stadium, yang bisa memberikan gambaran tentang di mana kanker berada, apa yang dilakukannya, dan seberapa besar kanker telah memengaruhi bagian tubuh lainnya.

  • Kanker tulang stadium 1: Belum menyebar dari tulang.
  • Kanker tulang stadium 2: Belum menyebar tetapi dapat menjadi invasif, sehingga mengancam jaringan tubuh lainnya.
  • Kanker tulang stadium 3: Telah menyebar ke satu atau beberapa area tulang, dan bersifat invasif.
  • Kanker tulang stadium 4: Telah menyebar ke jaringan di sekitar tulang dan ke organ lain, seperti paru-paru atau otak.

Dokter bisa menggunakan metode berikut untuk menentukan stadium kanker pada tulang:

  • Biopsi, yang menganalisis sampel kecil jaringan untuk mendiagnosis kanker
  • Pemindaian tulang, yang memeriksa kondisi tulang
  • Tes darah untuk menetapkan dasar yang digunakan selama perawatan
  • Tes pencitraan yang mencakup sinar-X, serta PET, MRI, dan CT scan, untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang struktur tulang

Pengobatan kanker tulang

Pengobatan kanker tulang bergantung pada jenis, lokasi, dan stadium dari kanker, seperti:

  • Operasi

Tujuan operasi dalam pengobatan kanker tulang adalah mengangkat seluruh kanker. Dokter bedah dapat mengangkat kanker dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya. Kemudian, dokter akan memperbaiki tulang. Tindakan ini dapat melibatkan penggunaan sepotong tulang dari bagian tubuh lainnya. Terkadang, tulang diperbaiki dengan bahan logam atau plastik. 

  • Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan obat-obatan. Sebagian besar obat kemoterapi diberikan melalui infus. Tapi, ada juga obat-obatan kemoterapi yang berbentuk pil. 

Kemoterapi sering digunakan setelah operasi untuk beberapa jenis kanker tulang. Sebab, kemoterapi dapat membunuh sel kanker yang tersisa dan menurunkan risiko kanker akan kambuh. Terkadang, kemoterapi diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan kanker dan membuatnya lebih mudah diangkat. 

Tidak semua jenis kanker tulang merespons obat-obatan kemoterapi. Kemoterapi sering digunakan untuk mengobati osteosarkoma dan Sarkoma Ewing. 

  • Terapi radiasi

Terapi radiasi mengobati kanker dengan sinar energi yang kuat. Energi tersebut dapat berasal dari sinar-X, proton, atau sumber lainnya. Selama terapi ini, pasien akan berbaring di atas meja, sementara mesin bergerak di sekitar pasien. Mesin akan mengarhkan radiasi ke titik-titik tertentu di tubuh. 

Punya pertanyaan dan keluhan lain tentang kanker? Jangan ragu untuk mengunjungi Pusat Kanker Terpadu Mandaya yang dilengkapi dengan teknologi-teknologi medis modern, serta dukungan tim dokter spesialis yang berpengalaman.

Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Koma

Apa itu koma?

Koma adalah kondisi kehilangan kesadaran dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini bisa disebabkan oleh cedera kepala traumatis, stroke, tumor otak, hingga keracunan obat atau alkohol. Koma bahkan bisa disebabkan oleh kondisi medis, seperti diabetes atau infeksi. 

Koma merupakan keadaan darurat medis. Tindakan cepat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan fungsi otak. Dokter biasanya meminta serangkaian tes dara dan pemindaian otak untuk mencari tahu apa yang menyebabkan koma sehingga perawatan tepatnya dapat diberikan. 

Koma biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu. Orang yang tidak sadarkan diri dalam waktu lama bisa beralih ke kondisi vegetatif yang berlangsung lama, yang dikenal sebagai kondisi vegetatif persisten atau kematian otak. 

Gejala koma

Gejala koma umumnya meliputi:

  • Mata yang tertutup
  • Refleks batang otak tertekan, seperti pupil tidak merespons cahaya
  • Tidak ada respons anggota tubuh kecuali gerakan refleks
  • Tidak ada respons terhadap rangsangan nyeri kecuali gerakan refleks
  • Pernapasan tidak teratur

Penyebab koma

Penyebab koma dapat meliputi:

  • Cedera otak traumatis: Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau tindak kekerasan.
  • Stroke: Kondisi yang ditandai dengan berkurangnya atau terhentinya pasokan darah ke otak.
  • Tumor: Tumor di otak atau batang otak dapat menyebabkan koma.
  • Diabetes: Kadar gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan koma.
  • Kekurangan oksigen: Orang yang selamat dari insiden tenggelam atau yang sadar kembali setelah serangan jantung mungkin tidak terbangun karena kekurangan oksigen ke otak.
  • Infeksi: Infeksi seperti ensefalitis dan meningitis menyebabkan otak, sumsum tulang belang, atau jaringan yang mengelilingi otak membengkak. Kasus infeksi yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak atau koma.
  • Kejang: Kejang yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan koma.
  • Racun: Paparan toksin atau racun, seperti karbon monoksida atau timbal, dapat menyebabkan kerusakan otak dan koma.
  • Narkoba dan alkohol: Overdosis obat-obatan terlarang dan alkohol dapat mengakibatkan koma. 

Diagnosis koma

Riwayat medis dan berbagai tes dapat membantu mencari tahu apa penyebab koma, sehingga memungkinkan dokter untuk mencari pengobatan dan penanganan terbaiknya. 

Berikut beberapa cara mendiagnosis koma yang bisa dilakukan dokter:

1. Riwayat medis

Dokter bisa menanyakan beberapa hal berikut kepada teman, keluarga, polisi, dan saksi:

  • Apakah koma atau gejala sebelumnya dimulai secara perlahan atau tiba-tiba?
  • Apakah orang tersebut memiliki atau tampak memiliki masalah penglihatan, pusing, pingsan, atau mati rasa sebelum koma?
  • Apakah orang tersebut menderita diabetes, memiliki riwayat kejang atau stroke, atau kondisi lainnya?
  • Obat atau zat apa yang mungkin telah dikonsumsi orang tersebut.

2. Tes fisik

Tujuan dari tes ini adalah untuk memicu berbagai gerakan mata refleksif. Jenis respons bervariasi tergantung pada penyebab koma. 

Dulunya, tes fisik dilakukan dengan menyemprotkan air yang sangat dingin atau hangat ke dalam lubang telinga. Saat ini, dokter lebih cenderung membuat diagnosis berdasarkan evaluasi berikut:

  • Gerakan ekstraokular: Apakah bola mata bergerak ke atas, ke bawah, dan ke samping?
  • Pupil: Apakah pupil berubah ukuran sebagai respons terhadap cahaya?
  • Kornea: Apakah orang tersebut berkedip ketika bola matanya disentuh dengan sehelai kapas? 
  • Batuk: Apakah ini terjadi ketika ada sekresi oral?
  • Refleks muntah: Apakah sentuhan ke bagian belakang mulut memicu refleks ini?

3. Tes darah

Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa:

  • Jumlah darah
  • Adanya tanda-tanda keracunan karbon monoksida
  • Adanya obat-obatan legal atau ilegal beserta kadarnya
  • Kadar elektrolit
  • Kadar glukosa
  • Fungsi hati

4. Pemindaian otak

Tes pemindaian otak dapat membantu dokter untuk melihat apakah ada cedera atau kerusakan otak. 

Tes seperti CT scan atau MRI bisa mengungkap adanya penyumbatan atau kelainan lainnya. Sementara itu, elektroensefalogram akan mengukur aktivitas listrik di dalam otak.

Pengobatan koma

Koma adalah keadaan darurat medis yang serius. Dokter akan memulai penanganan dengan memastikan kelangsungan hidup pasien. Dokter juga akan mengamankan pernapasan dan sirkulasi darah pasien untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang mencapai otak.

Pilihan pengobatan dapat mencakup pemberian:

  • Glukosa, jika pasien mengalami syok diabetes atau mengalami infeksi otak
  • Obat yang disebut nalokson, jika pasien keracunan parah hingga jatuh koma
  • Vitamin B1, jika pasien memiliki gangguan penggunaan alkohol, yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin ini

Dalam semua kasus koma, dokter biasanya berusaha menjaga tekanan darah pasien pada tingkat yang baik dan menjaga pernapasan mereka dengan cara melindungi saluran napas. 

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu mengurangi tekanan darah di dalam tengkorak pasien dengan menguras kelebihan cairan serebrospinal atau meresepkan obat yang mengurangi pembengkakan otak, seperti manitol dan larutan garam hipertonik. 

Punya pertanyaan lebih lanjut seputar koma atau kondisi medis lainnya? Datang saja ke Mandaya Royal Hospital Puri. 

Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kardiomegali

Apa itu kardiomegali?

Kardiomegali adalah kondisi yang ditandai dengan jantung yang membesar. Kondisi ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari kondisi lainnya. 

Istilah “kardiomegali” mengacu pada pembesaran jantung yang terlihat pada tes pencitraan, salah satunya rontgen dada. Setelah pembesaran jantung ditemukan, tes lain kemudian diperlukan untuk mendiagnosis kondisi yang menyebabkan ukuran jantung membesar.. 

Gejala kardiomegali

Pada sebagian orang, pembesaran jantung tidak menimbulkan tanda atau gejala. Namun, sebagian orang lainnya mungkin mengalami gejalanya. Gejala kardiomegali meliputi:

  • Sesak napas, terutama saat berbaring
  • Bangun tidur dengan napas pendek atau sesak napas
  • Irama jantung tidak teratur (aritmia)
  • Pembengkakan (edema) di perut atau kaki
  • Kelelahan
  • Jantung berdebar-debar
  • Energi rendah

Penyebab kardiomegali

Berikut beberapa kondisi yang dikaitkan dengan pembesaran jantung:

  • Kondisi jantung yang terjadi sejak lahir (cacat jantung bawaan)

Masalah pada struktur dan fungsi jantung bisa menyebabkan otot jantung membesar dan melemah. 

  • Kerusakan akibat serangan jantung

Jaringan parut dan kerusakan struktural jantung lainnya bisa mempersulit jantung untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Ketegangan ini bisa menyebabkan pembengkakan jantung dan akhirnya gagal jantung. 

  • Penyakit otot jantung (kardiomiopati)

Kardiomiopati atau penyakit otot jantung sering kali membuat jantung menjadi kaku atau tebal, sehingga mempersulit jantung untuk memompa darah. 

  • Penumpukan cairan di kantong sekitar jantung (efusi perikardial)

Kumpulan cairan di kantong sekitar jantung bisa menyebabkan pembesaran jantung. Kondisi ini bisa terlihat melalui rontgen dada. 

  • Penyakit katup jantung

Empat katup di jantung menjaga darah mengalir ke arah yang benar. Penyakit atau kerusakan pada salah satu katup dapat mengganggu aliran darah dan menyebabkan ruang jantung membesar. 

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Jika seseorang mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung mungkin harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Ketegangan ini dapat menyebabkan otot jantung membesar dan menjadi lemah.

  • Tekanan darah tinggi pada arteri di paru-paru (hipertensi pulmonal)

Jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah antara paru-paru dan jantung. Ketegangan tersebut dapat menyebabkan penebalan atau pembesaran sisi kanan jantung.

  • Jumlah sel darah merah rendah (anemia)

Anemia menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah sehat untuk membawa kadar oksigen yang tepat ke jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan jantung harus memompa lebih banyak darah untuk menggangtikan kekurangan oksigen dalam darah. 

  • Gangguan tiroid

Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk pembesaran jantung.

  • Terlalu banyak zat besi dalam tubuh (hemokromatosis)

Zat besi dapat menumpuk di berbagai organ, termasuk jantung. Hal ini dapat menyebabkan ruang jantung kiri bawah membengkak.

Diagnosis kardiomegali

Berikut beberapa tes yang bisa dilakukan dokter untuk mencari tahu apa penyebab kardiomegali:

  • Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk mencari masalah pada bilik jantung.
  • Elektrokardiogram (EKG atau ECG) memantau aktivitas listrik di jantung. ECG dapat mendiagnosis irama jantung yang tidak teratur dan iskemia.
  • Tes darah untuk memeriksa zat dalam darah yang diproduksi oleh kondisi penyebab jantung membesar, seperti penyakit tiroid.
  • Tes stres, ketika pasien berjalan di atas treadmill atau mengayuh sepeda statis sehingga dokter bisa melihat irama jantung dan pernapasan. ECG juga dapat menunjukkan seberapa keras jantung bekerja selama berolahraga. 
  • CT scan menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar terperinci dari jantung dan struktur lain di dada. ECG bisa membantu mendiagnosis penyakit katup atau peradangan. 
  • Pemindaian MRI menggunakan magnet dan gelombang radio yang kuat untuk menghasilkan gambar jantung. 

Pengobatan kardiomegali

Dokter akan memberikan rencana pengobatan atau penanganan sesuai dengan penyebab yang mendasari kardiomegali, sebagai contoh:

  • Hipertensi: ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker (ARB), dan beta-blocker
  • Detak jantung tidak teratur: obat antiaritmia, alat pacu jantung, dan implan cardioverter-defibrillator (ICD)
  • Masalah katup jantung: operasi untuk memperbaiki atau mengganti katup yang rusak
  • Arteri koroner yang menyempit: angioplasti jantung dan pemasangan stent, operasi bypass jantung, dan nitrat
  • Gagal jantung: diuretik, beta-blocker, inotropik, angiotensin receptor neprilysin inhibitor (ARNI), dan pada sebagian kecil orang, left ventric assist device (LVAD)

Punya pertanyaan spesifik tentang kondisi kardiomegali atau kesehatan jantung lainnya? Langsung saja kunjungi Mandaya Royal Hospital Puri. Rumah sakit kami dilengkapi dengan teknologi medis modern yang bisa menangani berbagai masalah jantung. Anda juga bisa berkonsultasi dan bertemu dengan dokter-dokter spesialis jantung yang berpengalaman. 

Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kanker lambung

Apa itu kanker lambung?

Kanker lambung adalah kondisi ketika sel kanker tumbuh tidak terkendali di lambung. Lambung adalah organ tubuh yang terletak di bagian tengah atas perut, tepat di bawah tulang rusuk. Fungsinya adalah membantu memecah dan mencerna makanan. 

Kanker lambung dapat terjadi di bagian lambung mana saja. Tapi, dalam sebagian besar kasus, kanker ini terjadi di bagian utama lambung, yaitu badan lambung. 

Sekitar 95% kasus kanker lambung bermula di lapisan lambung dan berkembang secara perlahan. Jika tidak diobati, kanker ini dapat membentuk massa (tumor) dan tumbuh semakin dalam di dinding lambung. Tumor dapat menyebar ke organ-organ di dekatnya, seperti hati dan pankreas. 

Jenis kanker lambung

Jenis kanker lambung didasarkan pada jenis sel tempat kanker bermula, yaitu:

  • Adenokarsinoma

Adenokarsinoma bermula di sel yang memproduksi lendir. Ini adalah jenis kanker lambung yang paling umum. Hampir semua kanker yang bermula di lambung adalah adenokarsinoma.

  • Tumor stroma gastrointestinal (GIST)

Tumor stroma gastrointestinal (GIST) bermula di sel saraf khusus yang ada di dinding lambung dan organ pencernaan lainnya. GIST adalah jenis sarkoma jaringan lunak.

  • Tumor karsinoid

Tumor karsinoid adalah kanker yang bermula di sel neuroendokrin. Sel ini bisa ditemukan di banyak tempat di dalam tubuh. Sel-sel tersebut menjalankan beberapa fungsi sel saraf dan fungsi sel yang memproduksi hormon. Tumor karsinoid adalah jenis tumor neuroendokrin.

  • Limfoma

Limfoma adalah kanker yang bermula di sel sistem imun. Limfoma terkadang dapat bermula di lambung jika tubuh mengirimkan sel sistem imun ke lambung. Hal ini dapat terjadi ketika tubuh sedang mencoba melawan infeksi.

Sebagian besar limfoma yang bermula di lambung merupakan jenis limfoma non-Hodgkin. 

Gejala kanker lambung

Tanda dan gejala kanker lambung bisa meliputi:

  • Sulit menelan
  • Nyeri perut
  • Merasa kembung setelah makan
  • Merasa kenyang walaupun hanya makan sedikit
  • Tidak merasa lapar saat Anda seharusnya merasa lapar
  • Mulas
  • Gangguan pencernaan
  • Mual
  • Muntah
  • Turun berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Merasa sangat lelah
  • Feses berwarna hitam

Kanker lambung tidak selalu menimbulkan gejala pada fase awal. Jika memang terjadi, biasanya meliputi gangguan pencernaan dan nyeri di bagian atas perut. Gejalanya mungkin tidak muncul hingga kanker berkembang. 

Tahap akhir kanker dapat menimbulkan gejala seperti merasa sangat lelah, penurunan berat badan, muntah darah, dan feses hitam. 

Penyebab kanker lambung

Siapa pun dapat terkena kanker lambung. Penyebab pastinya tidak diketahui secara pasti. 

Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya, seperti:

  • Berusia di atas 50 tahun
  • Berjenis kelamin pria
  • Mengidap infeksi jangka panjang akibat Helicobacter pylori (H. pylori)
  • Mengidap kondisi lambung tertentu, seperti refluks asam lambung parah dan jangka panjang, hingga gastritis
  • Riwayat keluarga yang memiliki kanker lambung

Diagnosis kanker lambung

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis dan mendeteksi kanker lambung meliputi:

  • Endoskopi

Untuk mencari tanda-tanda kanker, dokter mungkin menggunakan kamera kecil untuk melihat ke dalam lambung. Prosedur ini disebut endoskopi bagian atas. Sebuah tabung tipis dengan kamera kecil dimasukkan melalui tenggorokan dan diarahkan ke lambung. 

  • Biopsi

Jika ada sesuatu yang tampak seperti kanker di lambung, jaringan tersebut mungkin akan diangkat untuk dilakukan pengujian. Prosedur ini disebut biopsi dan bisa dilakukan selama endoskopi. Alat khusus dimasukkan ke dalam tabung untuk mengambil sampel jaringan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diuji.  

Pengobatan kanker lambung

Berikut beberapa pengobatan kanker lambung yang bisa direkomendasikan oleh dokter:

  • Operasi

Pengobatan kanker lambung akan bergantung pada apakah kanker bisa diangkat atau tidak. Jika tidak bisa diangkat, dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk membantu mengendalikan beberapa gejala dari kanker lambung. 

  • Kemoterapi

Kemoterapi adalah jenis pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan khusus untuk membunuh sel kanker. 

  • Radioterapi

Radioterapi merupakan pengobatan kanker yang memanfaatkan sinar radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker dalam tubuh pasien.

  • Terapi tertarget dan imunoterapi

Terapi tertarget bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan kanker. Sementara imunoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membantu sistem kekebalan tubuh membunuh kanker. 

Punya pertanyaan seputar kanker lambung atau jenis kanker lainnya? Datang saja ke Pusat Kanker Terpadu di Mandaya Royal Hospital Puri. Rumah sakit kami dilengkapi dengan teknologi medis modern yang bisa mengatasi berbagai macam kanker. Selain itu, RS Mandaya Puri juga memiliki tim dokter spesialis multidisiplin yang berpengalaman dalam menangani kasus-kasus kanker. 

Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kanker pankreas

Apa itu kanker pankreas?

Kanker pankreas adakah kanker yang terjadi saat sel-sel di pankreas bermutasi (berubah) dan berkembang biak di luar kendali, sehingga membentuk tumor. 

Pankreas adalah kelenjar yang terletak di antara tulang belakang dan lambung. Fungsinya adalah menghasilkan hormon yang mengendalikan kadar gula darah dan enzim yang membantu pencernaan. 

Sebagian besar kasus kanker pankreas bermula di saluran pankreas. Saluran pankreas utama (saluran Wirsung) menghubungkan pankreas ke saluran empedu umum. 

Tumor pankreas stadium awal tidak terlihat pada tes pencitraan. Karena alasan ini, banyak orang tidak menerima diagnosis sampai kankernya telah menyebar (metastasis). Selain itu, jenis kanker ini juga resistan terhadap banyak obat kanker, sehingga sulit diobati. 

Berikut adalah beberapa jenis kanker pankreas:

  • Tumor eksokrin: Lebih dari 90% dari semua tumor pankreas adalah tumor eksokrin. Jenis kanker pankreas yang paling umum adalah adenokarsinoma, yang bermula di sel-sel yang melapisi organ tubuh.
  • Tumor neuroendokrin: Kurang dari 10% tumor pankreas adalah tumor neuroendokrin (NET). Karsinoma sel islet adalah nama lain untuk NET.

Gejala kanker pankreas

Gejala kanker pankreas sering kali tidak menimbulkan gejala hingga stadiumnya sudah lanjut. Jika sudah parah, tanda dan gejalanya dapat meliputi:

  • Sakit perut yang menjalar ke samping atau punggung
  • Hilangnya nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Kulit dan bagian putih mata menguning, yang disebut penyakit kuning
  • Tinja berwarna terang atau mengambang
  • Urine berwarna gelap
  • Gatal-gatal
  • Diagnosis baru diabetes atau diabetes yang makin sulit dikendalikan
  • Nyeri dan bengkak di lengan atau kaki, yang mungkin disebabkan oleh bekuan darah
  • Kelelahan atau kelemahan

Penyebab kanker pankreas

Siapa pun bisa terkena kanker pankreas. Namun, penyebab dari kanker ini tidak selalu diketahui secara pasti. 

Seseorang mungkin lebih mungkin terkena kanker pankreas jika:

  • Berusia di atas 65 tahun (kanker pankreas tidak terlalu umum pada orang di bawah usia 40 tahun)
  • Mengidap kondisi medis tertentu, misalnya pankreatitis kronis
  • Memiliki riwayat kanker pankreas dalam keluarga

Selain itu, banyak juga kasus kanker pankreas yang disebabkan oleh gaya hidup. 

Diagnosis kanker pankreas

Kanker pankreas tahap awal sulit untuk dideteksi. Alasannya, dokter tidak dapat merasakan pankreas pasien selama pemeriksaan rutin dan sulit untuk melihat tumornya pada tes pencitraan rutin. 

Jika dokter mencurigai adanya kanker pankreas, mereka akan merekomendasikan beberapa tes kombinasi, yang mungkin meliputi:

1. Tes pencitraan

  • CT scan
  • MRI 
  • PET scan
  • USG endoskopi

2. Tes darah

Tes darah dapat mendeteksi penanda tumor, yaitu zat yang bisa menunjukkan adanya kanker. 

Untuk kanker pankreas, kadar antigen karbohidrat (CA) 19-9 dapat mengindikasikan adanya tumor. CA 19-9 adalah sejenis protein yang dilepaskan oleh sel kanker pankreas. 

3. Laparoskopi

Dokter bisa menggunakan laparoskopi untuk menentukan tingkat keparahan kanker pankreas dan mencari tahu apakah pengangkatannya memungkinkan. 

Selama prosedur, dokter membuat beberapa sayatan kecil di perut dan memasukkan tabung panjang dengan kamera di ujungnya. Tujuannya agar doker bisa melihat ke dalam perut dan mencari kelainan. Dokter juga sering kali mengambil biopsi selama prosedur yang sama. 

Pengobatan kanker pankreas

1. Operasi

Operasi adalah satu-satunya cara yang realistis untuk menyembuhkan kanker pankreas. Namun, dokter hanya merekomendasikannya jika mereka merasa dapat mengangkat seluruh kanker. Jika tidak, manfaatnya tidak akan signifikan. 

Agar operasi berhasil, kanker harus dibatasi sepenuhnya pada pankreas. Meskipun demikian, pengangkatan kanker secara total mungkin tidak memungkinkan. 

Terdapat beberapa teknik pembedahan yang berbeda, tergantung dari lokasi dan ukuran tumor kankernya. 

2. Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang membunuh sel kanker. Dokter bisa memberikan obat kemoterapi dalam bentuk pil atau melalui infus. 

Dokter menggunakan kemoterapi sebagai pengobatan tunggal, terutama bagi penderita kanker pankreas stadium lanjut. Mereka juga bisa merekomendasikan kemoterapi sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker. 

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi memanfaatkan sinar-X berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Dokter umumnya menggunakan metode pengobatan ini untuk mengobati kanker pankreas. 

Mandaya Royal Hospital Puri memiliki Pusat Kanker Terpadu yang bisa membantu Anda untuk mendeteksi hingga menangani berbagai macam kanker, termasuk kanker pankreas. Jadi, jangan ragu untuk datang ke rumah sakit kami dan bertemu dengan tim dokter spesialias yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. 

Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kanker ovarium

Apa itu kanker ovarium?

Kanker ovarium adalah kanker yang terjadi ketika sel-sel abnormal di ovarium atau tuba falopi tumbuh dan berkembang biak secara tidak terkendali.

Ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Organ berbentuk bulat yang seukuran buah kenari ini menghasilkan sel telur selama wanita dalam masa reproduksi. 

Kanker ovarium terbagi dalam beberapa jenis, di antaranya:

  • Kanker ovarium epitelial. Jenis ini adalah yang paling umum dan mencakup beberapa subtipe, termasuk karsinoma serosa dan karsinoma musinosa. 
  • Tumor stroma. Tumor langka ini biasanya didiagnosis pada stadium lebih awal daripada jenis kanker ovarium lainnya.
  • Tumor sel germinal. Kanker ovarium langka ini cenderung terjadi pada wanita yang berusia lebih muda. 

Gejala kanker ovarium

Kanker ovarium bisa berkembang dan menyebar ke seluruh perut sebelum menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini bisa mempersulit deteksi dini. 

Berikut beberapa gejala kanker ovarium yang bisa muncul:

  • Perut kembung atau bengkak
  • Cepat merasa kenyang saat makan
  • Penurunan berat badan
  • Rasa tidak nyaman di area panggul
  • Kelelahan
  • Nyeri punggung
  • Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti sembelit
  • Sering buang air kecil

Penyebab kanker ovarium

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa orang memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk mengalaminya. 

Faktor risiko kanker ovarium meliputi:

  • Berusia di atas 60 tahun
  • Obesitas
  • Riwayat keluarga kanker ovarium atau mewarisi mutasi gen (BRCA1 atau BRCA2) atau sindrom Lynch
  • Tidak pernah hamil atau memiliki anak di kemudian hari
  • Endometriosis

Risiko terkena kanker ovarium juga meningkat seiring bertambahnya usia. 

Diagnosis kanker ovarium

Jika dokter mencurigai adanya kanker ovarium pada tubuh pasien, mereka akan menanyakan gejala-gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan, dokter akan memeriksa apakah ada pertumbuhan abnormal atau pembesaran organ. 

Selain itu, berikut sejumlah tes yang bisa direkomendasikan dokter untuk mendiagnosis kanker ovarium:

1. Tes pencitraan

2. Tes darah

Tes darah dilakukan untuk mencari zat CA-125. Kadar CA-125 yang tinggi dalam darah bisa menjadi tanda kanker. Namun ketahuilah bahwa kadar CA-125 dapat normal, bahkan ketika ada kanker sekalipun. Selain itu, kadarnya bisa semakin meningkat dalam banyak kondisi medis selain kanker. 

Karena itu, dokter perlu melakukan tes darah yang dikombinasikan dengan tes lain untuk mendiagnosis kanker ovarium. 

3. Evaluasi bedah

Dalam beberapa kasus, dokter bisa mendiagnosis kanker ovarium selama prosedur operasi. 

Biasanya, jika dokter menemukan pertumbuhan abnormal, mereka akan mengangkatnya selama prosedur operasi yang sama. 

4. Laparoskopi

Selama laparoskopi, dokter bedah menempatkan kamera tipis (laparoskop) melalui sayatan kecil yang dibuat di perut pasien. 

Dengan menggunakan teropong sebagai panduan, beserta lubang tambahan untuk menampung instrumen, dokter bedah bisa menilai kanker, melakukan biopsi stadium, dan mengankat tumor ovarium. 

Pengobatan kanker ovarium

  • Operasi

Pengobatan kanker ovarium dengan operasi biasanya melibatkan pengangkatan organ reproduksi dan organ lainnya yang terdampak kanker. Dokter bisa menggunakan laparoskopi (operasi minimal invasif) atau laparotomi (operasi terbuka dengan membuat sayatan di perut). 

  • Kemoterapi

Dokter bisa merekomendasikan kemoterapi sebelum atau setelah operasi. Kemoterapi adalah obat yang dirancang untuk menargetkan dan membunuh sel kanker. Dokter bisa memberikan kemoterapi melalui infus atau oral. 

  • Terapi tertarget

Perawatan kanker ini menggunakan obat untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker. Terapi ini mengubah cara sel kanker tumbuh dan membelah.

  • Terapi hormon

Beberapa kanker ovarium menggunakan hormon untuk tumbuh. Terapi hormon bisa memblokir hormon, sehingga memperlambat atau menghentikan pertumbuhan kankernya. 

  • Brakiterapi

Brakiterapi adalah radioterapi internal. Itu artinya, sumber radiasi pada brakiterapi ditempatkan langsung di dekat lokasi tumor di dalam tubuh. 

Bentuk sumber radiasinya seperti kapsul berukuran sangat kecil yang dimasukkan ke dalam tubuh menggunakan tabung kecil berbentuk selang. 

Apakah Anda punya pertanyaan lain atau ingin berkonsultasi tentang kanker? Jangan ragu untuk langsung datang ke Pusat Kanker Terpadu Mandaya. Rumah sakit kami dilengkapi dengan teknologi modern yang bisa menangani berbagai jenis kanker, dengan dukungan tim dokter spesialis yang berpengalaman. 

Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kolesistitis

Apa itu kolesistitis?

Kolesistitis adalah radang kantong empedu, yaitu organ kecil berbentuk buah pir yang berada di bawah hati dan menyimpan cairan empedu yang diproduksi oleh hati. Infeksi atau penyumbatan pada kantong empedu atau saluran empedu dapat menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembengkakan di bagian dalamnya. 

Jika tidak ditangani, kolesistitis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti pecahnya kantong empedu, yang berpotensi mengancam nyawa. Pengobatan dari kondisi ini sering kali melibatkan pembedahan untuk mengangkat kantong empedu. 

Gejala kolesistitis

Gejala kolesistitis dapat meliputi:

  • Nyeri hebat di bagian kanan atas atau tengah perut
  • Nyeri yang menjalar ke bahu kanan atau punggung
  • Nyeri di bagian perut saat disentuh
  • Mual
  • Muntah
  • Demam

Gejala-gejala di atas sering kali muncul setelah makan. Jenis makanan berlemak atau mengonsumsi makanan dalam porsi yang besar berisiko menimbulkan gejala-gejalanya. 

Penyebab kolesistitis

Penyebab kolesistitis atau peradangan kantong empedu di antaranya:

  • Batu empedu 

Kolesistitis paling sering disebabkan oleh batu empedu, yaitu partikel keras yang terbentuk di kantong empedu. Batu ini bisa menyumbat saluran yang membawa empedu saat meninggalkan kantong empedu. 

Jika kantong empedu tersumbat, maka cairan empedu bisa menumpuk di dalamnya dan menyebabkan pembengkakan dan iritasi. 

  • Tumor

Tumor dapat menghalangi empedu mengalir keluar dari kantong empedu sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan empedu yang bisa memicu radang kantong empedu. 

  • Penyumbatan saluran empedu

Penyumbatan saluran empedu bisa mengakibatkan kantong empedu meradang. Selain itu, tertekuknya saluran empedu atau terbentuknya jaringan parut pada saluran empedu juga bisa menyebabkan penyumbatan. 

  • Infeksi

AIDS dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus bisa menyebabkan kantong empedu menjadi bengkak dan iritasi. 

  • Penyakit serius

Penyakit yang sangat serius dapat merusak pembuluh darha dan mengurangi aliran darah ke kantong empedu. Kondisi ini bisa memicu peradangan pada kantong empedu. 

Faktor risiko kolesistitis

Seseorang lebih berisiko mengalami radang kantong empedu jika:

  • Berjenis kelamin wanita
  • Sedang hamil
  • Obesitas (berat badan berlebih)
  • Mengidap diabetes
  • Memiliki kadar kolesterol tinggi
  • Mengalami penurunan berat badan yang cepat
  • Berusia lebih dari 40 tahun

Diagnosis kolesistitis

Untuk mendiagnosis kolesistitis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala serta riwayat medis pasien. 

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis radang kantong empedu meliputi:

  • Tes darah

Tes ini dapat mencari tanda-tanda infeksi atau masalah kantong empedu lainnya.

  • Tes pencitraan

Tes seperti USG endoskopi, USG abdomen, CT scan, hingga magnetic resonance cholangiopancreatography dapat mengambil gambar kantong empedu dan saluran empedu, sehingga dokter bisa melihat tanda-tanda kolesistitis atau batu di saluran empedu dan kantong empedu.

  • Pemindaian yang memperlihatkan pergerakan empedu

Pemindaian asam iminodiasetat hepatobilier melacak pembuatan dan aliran empedu dari hati ke usus halus. Pemindaian ini melibatkan pemberian warna radioaktif ke dalam tubuh. 

Pewarna tersebut nantinya menempel pada sel-sel yang memproduksi empedu. Selama pemindaian, pewarna dapat terlihat saat mengalir bersama empedu melalui saluran empedu. Ini dapat memperlihatkan adanya penyumbatan.

Pengobatan kolesistitis

Beberapa perawatan dan pengobatan kolesistitis yang bisa direkomendasikan dokter adalah:

  • Berpuasa: Pasien mungkin tidak bisa makan dan minum pada awalnya untuk menghilangkan stres/tekanan pada kantong empedu yang meradang.
  • Cairan melalui infus: Perawatan ini membantu mencegah hilangnya cairan tubuh (dehidrasi).
  • Antibiotik: Pasien mungkin membutuhkan obat antibiotik jika kantong empedu terinfeksi.
  • Obat pereda nyeri: Obat ini bisa membantu mengendalikan nyeri hingga peradangan kantong empedu mereda.
  • Drainase kantong empedu: Terkadang, prosedur drainase kantong empedu (kolesistostomi) bisa menghilangkan infeksi. Dokter mungkin juga menyarankan prosedur ini apabila pasien tidak bisa menjalani operasi pengangkatan kantong empedu.
bg-left

dr. Kresna Dharma Suryana, BMedSci, Sp.PD

Spesialis Penyakit Dalam
Lokasi Mandaya Royal Puri
Bahasa Indonesia, English

Educational Background

  • Dokter Umum, UNIKA Atma Jaya
  • Spesialis Penyakir Dalam, Universitas Indonesia
  • Melbourne University (Advance Medical Science Course), Australia

Courses & Training

  • The Role of Internist in Cancer Management
  • Jakarta Oncology Weekend 38
  • Simposium World Thrombosis Day 2024 Hospital Acquired Thrombosis
  • Workshop International Vaccination Services for ICV Clinic (P3VI)
  • Tumor Board Lesson form Case Experiences
  • Workshop A to Z Cancer Systemic Therapy
  • Indonesia International Cancer Conference (IICC)
  • Internalisasi Pemenuhan 20 JPL Bagi Seluruh Pegawai RS Kanker Dharmais
  • Symposium JIMDACE
  • The 4th Atma Jaya Internal Medicine Scientific Meeting (AISM)
  • Indonesia Oncology Scientific Update (INNOVATE)
  • The 9th International Scientific Meeting on Hematology, Oncology, Thrombosis and Transplantation in Indonesia (ISMI-HOTTI) 2024 in conjunction with American Society of Clinical Oncology Joint Session (ASCO)
  • Workshop Early Detection and Diagnosis of Most Common Cancers in Indonesia
  • JACC – Jakarta Annual Collaborative Cancer Meeting
  • Jakarta Oncology Weekend – Antibody Drug Conjugate a New Hope for Lymphoma Patient
  • ESMO Preceptorship Course on Breast Cancer, Singapore (Case Discussion Presentant)
  • ESMO Virtual Advance Course in Early Stage NSCLC, Melbourne – Australia (Participant)
  • Peserta Poster PIT IPD
  • Peserta Poster Liver Update
  • Peserta Seminar S.K. Lerik Hospital Clinical Update
  • Peserta Round Table Discussion Terapi Besi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
  • Peserta Pertemuan Ilmiah Ilmu Penyakit Dalam
  • Peserta Seminar Autoimmune Disease dan Pemeriksaan Vitamin D
  • Peserta Simposium Maumere Clinical Update – General Meeting With Experts
  • Peserta Seminar Penggunaan Antibiotik Yang Rasional Dalam Praktek Kedokteran dengan Ekstra Materi Update Penanganan Kejang Demam
  • Pelatihan Internal Medicine Life Support
  • Pelatihan Advanced Cardiac Life Support, PERKI House Jakarta
  • Pelatihan Advanced Trauma Life Support, Jakarta
  • Peserta Seminar The 24th Jakarta Diabetes Meeting
  • Peserta Seminar Annual Tropical Disease Meeting
  • Peserta Seminar Jakarta Anti-Microbial Update
  • Peserta Seminar Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran bersama Profesor dan Doktor FKUI
  • Peserta Seminar Allergy and Clinical Immunology Network
  • Konsultasi Penyakit Dalam

Lokasi Utama

Mandaya Royal Puri

Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159

Appointment +6221 5092 8888

Kanker Rahim

Kanker rahim adalah jenis kanker yang menyerang rahim, yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya bayi selama masa kehamilan. Setiap wanita usia berapa pun bisa mengalaminya. Akan tetapi, kondisi ini paling sering terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause atau di atas 50 tahun.

Apa itu kanker rahim?

Kanker rahim adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada jaringan rahim. Kebanyakan, sel kanker akan bermula di lapisan dinding rahim yang disebut atau endometrium. Endometrium inilah yang nantinya akan menjadi tempat melekatnya sel telur (ovum) yang telah dibuahi. itu sebabnya, kondisi ini dikenal juga sebagai kanker endometrium.

Selain di dinding rahim, sel kanker juga bisa berkembang di jaringan ikat maupun otot di sekitar rahim. 

Terdapat dua jenis kanker rahim yang dibedakan berdasarkan lokasi pertumbuhan sel kanker.

  • Kanker endometrium: Jenis kanker yang awalnya berkembang di endometrium dan merupakan salah satu kanker sistem reproduksi yang paling sering dialami wanita.
  • Sarkoma uterus: Jenis kanker yang awalnya berkembang di lapisan otot tengah (miometrium) serta jaringan ikat rahim. Kanker sarkoma uterus tergolong sangat jarang terjadi.

Lihat Juga: Mengenal Jenis Kanker Pada Organ Kewanitaan Bersama Dr. dr. Unedo H. Markus Sihombing, Sp.OG, Subsp. Onk

Gejala 

Gejala umum kanker rahim bisa meliputi:

  • Perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi atau setelah menopause
  • Menstruasi lebih banyak atau lebih lama dari biasanya
  • Keputihan yang tidak biasa dan berbau tidak sedap
  • Nyeri di punggung bawah atau di panggul
  • Nyeri saat berhubungan seks 
  • Kencing berdarah
  • Benjolan atau bengkak di area perut atau panggul

Meski demikian, untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan yang Anda alami, segera kunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

Baca juga: 5 Rekomendasi Dokter Obgyn Perempuan di Jakarta dan Tangerang 

Konsultasi dokter

Penyebab

Penyebab kanker rahim adalah terjadinya mutasi genetik pada sel-sel di jaringan rahim. Mutasi itu kemudian menyebabkan sel-sel di rahim terus membelah secara tidak terkendali sehingga menekan sel-sel sehat.

Hingga kini, dokter dan ahli belum mengetahui apa yang menyebabkan sel-sel di rahim mengalami mutasi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang Anda mengalami kanker rahim, di antaranya:

  • Berusia di atas 50 tahun
  • Sudah memasuki masa menopause
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Diet tinggi lemak hewani
  • Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker rahim
  • Mewarisi sindrom Lynch
  • Kadar estrogen tinggi
  • Memiliki diabetes
  • Mengalami endometriosis 
  • Memiliki PCOS
  • Menjalani terapi pengganti hormon dengan estrogen atau tamoxifen
  • Mendapatkan menstruasi pertama di usia yang relatif muda (kurang dari 12 tahun)
  • Menopause pada usia lebih tua

Konsultasi dokter

Diagnosis

Dokter akan mengawali diagnosis dengan melakukan pemeriksaan terkait riwayat kesehatan Anda termasuk gejala yang dirasakan, faktor risiko yang Anda miliki serta riwayat kesehatan keluarga. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan panggul.

Beberapa tes yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Tes darah
  • Tes pencitraan dengan CT scan, MRI, atau USG transvaginal
  • Biopsi endometrium
  • Histeroskopi
  • Dilatasi dan kuretase

Selain menentukan kondisi keganasan, berbagai pemeriksaan di atas juga akan membantu dokter untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat.

Lihat juga: Mengenal Faktor Genetik atau Keturunan Pada Kanker Rahim & Endometrium

Pengobatan kanker rahim

Pengobatan yang diberikan akan tergantung pada jenis dan stadium kanker serta kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Pilihan pengobatan kanker organ kewanitaan secara umum meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, dan pengobatan hormon. 

Sering kali pengobatan kanker akan menggunakan kombinasi dua perawatan atau lebih.  Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan kanker rahim:

1. Radioterapi

Radioterapi adalah pengobatan dengan menggunakan radiasi sinar berenergi tinggi yang difokuskan untuk menghancurkan sel kanker. Radiasi ini dapat membunuh sel kanker, atau menghentikan sel kanker berkembang biak. 

Salah satu jenis radioterapi yang umum digunakan dan dianjurkan untuk penanganan kanker rahim, antara lain brakiterapi

2. Pembedahan

Operasi atau pembedahan umumnya menjadi pengobatan utama untuk kanker endometrium. Beberapa pilihan pembedahannya, antara lain:

  • Histerektomi

Operasi pengangkatan rahim dan leher rahim. Operasi ini dapat dilakukan dengan membuat sayatan di perut atau mengangkat rahim melalui vagina. 

Tergantung stadium kanker rahim, dokter mungkin hanya akan mengangkat bagian rahim jika kanker belum menyebar. Namun jika kanker telah menyebar, rahim akan diangkat bersama dengan jaringan di sekitarnya seperti leher rahim serta bagian atas vagina.

  •  Bilateral salpingo-oophorectomy (BSO)

Operasi untuk mengangkat rahim sekaligus bagian ovarium dan saluran tuba. Tindakan ini mungkin diperlukan bagi kebanyakan orang untuk memastikan semua sel kanker dapat dihilangkan. 

  • Pengangkatan kelenjar getah bening/limfa (lymphadenectomy)

Operasi untuk mengangkat rahim beserta kelenjar limfa di sekitar rahim untuk memastikan apakah kanker sudah menyebar ke organ lainnya.

3. Kemoterapi

Perawatan dengan menggunakan senyawa kimia yang dapat menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara oral, injeksi, ataupun menggunakan implan.

4. Terapi hormon

Pengobatan kanker rahim dengan memberikan atau menghambat hormon tertentu agar dapat melawan sel kanker.

5. Imunoterapi

Perawatan berupa terapi imun yang bertujuan memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda untuk melawan kanker.

Lihat Juga: Terapi Kanker Organ Kewanitaan dengan Brakiterapi

Konsultasi dokter

Pencegahan 

Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara yang dapat menurunkan faktor risikonya, seperti:

  • Konsultasi kepada dokter jika Anda memiliki banyak faktor risiko
  • Jaga berat badan yang sehat dengan konsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga.
  • Mengendalikan diabetes
  • Periksakan kesehatan organ reproduksi secara berkala
  • Gunakan obat KB hormonal sesuai anjuran dokter

Kanker rahim terdeteksi pada tahap awal karena banyak wanita segera memeriksakan kondisinya saat mengalami gejala tidak biasa, seperti perdarahan vagina yang tidak normal.

Lihat juga: Testimoni Pasien Kanker Ovarium Stadium 4A Lakukan Operasi & Kemo di Mandaya Cancer Center

Untuk mengetahui seberapa sering Anda perlu melakukan pemeriksaan atau jenis pemeriksaan yang Anda lakukan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis obgyn (kebidanan dan kandungan) atau bedah onkologi.

Anda bisa berkunjung ke Advanced Cancer and Radiotherapy Centre di Mandaya Royal Hospital Group untuk berkonsultasi dengan para ahli kami. Buat janji temu dengan fitur  Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes