fbpx

Kanker ovarium

Apa itu kanker ovarium?

Kanker ovarium adalah kanker yang terjadi ketika sel-sel abnormal di ovarium atau tuba falopi tumbuh dan berkembang biak secara tidak terkendali.

Ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Organ berbentuk bulat yang seukuran buah kenari ini menghasilkan sel telur selama wanita dalam masa reproduksi. 

Kanker ovarium terbagi dalam beberapa jenis, di antaranya:

  • Kanker ovarium epitelial. Jenis ini adalah yang paling umum dan mencakup beberapa subtipe, termasuk karsinoma serosa dan karsinoma musinosa. 
  • Tumor stroma. Tumor langka ini biasanya didiagnosis pada stadium lebih awal daripada jenis kanker ovarium lainnya.
  • Tumor sel germinal. Kanker ovarium langka ini cenderung terjadi pada wanita yang berusia lebih muda. 

Gejala kanker ovarium

Kanker ovarium bisa berkembang dan menyebar ke seluruh perut sebelum menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini bisa mempersulit deteksi dini. 

Berikut beberapa gejala kanker ovarium yang bisa muncul:

  • Perut kembung atau bengkak
  • Cepat merasa kenyang saat makan
  • Penurunan berat badan
  • Rasa tidak nyaman di area panggul
  • Kelelahan
  • Nyeri punggung
  • Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti sembelit
  • Sering buang air kecil

Penyebab kanker ovarium

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa orang memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk mengalaminya. 

Faktor risiko kanker ovarium meliputi:

  • Berusia di atas 60 tahun
  • Obesitas
  • Riwayat keluarga kanker ovarium atau mewarisi mutasi gen (BRCA1 atau BRCA2) atau sindrom Lynch
  • Tidak pernah hamil atau memiliki anak di kemudian hari
  • Endometriosis

Risiko terkena kanker ovarium juga meningkat seiring bertambahnya usia. 

Diagnosis kanker ovarium

Jika dokter mencurigai adanya kanker ovarium pada tubuh pasien, mereka akan menanyakan gejala-gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan, dokter akan memeriksa apakah ada pertumbuhan abnormal atau pembesaran organ. 

Selain itu, berikut sejumlah tes yang bisa direkomendasikan dokter untuk mendiagnosis kanker ovarium:

1. Tes pencitraan

2. Tes darah

Tes darah dilakukan untuk mencari zat CA-125. Kadar CA-125 yang tinggi dalam darah bisa menjadi tanda kanker. Namun ketahuilah bahwa kadar CA-125 dapat normal, bahkan ketika ada kanker sekalipun. Selain itu, kadarnya bisa semakin meningkat dalam banyak kondisi medis selain kanker. 

Karena itu, dokter perlu melakukan tes darah yang dikombinasikan dengan tes lain untuk mendiagnosis kanker ovarium. 

3. Evaluasi bedah

Dalam beberapa kasus, dokter bisa mendiagnosis kanker ovarium selama prosedur operasi. 

Biasanya, jika dokter menemukan pertumbuhan abnormal, mereka akan mengangkatnya selama prosedur operasi yang sama. 

4. Laparoskopi

Selama laparoskopi, dokter bedah menempatkan kamera tipis (laparoskop) melalui sayatan kecil yang dibuat di perut pasien. 

Dengan menggunakan teropong sebagai panduan, beserta lubang tambahan untuk menampung instrumen, dokter bedah bisa menilai kanker, melakukan biopsi stadium, dan mengankat tumor ovarium. 

Pengobatan kanker ovarium

  • Operasi

Pengobatan kanker ovarium dengan operasi biasanya melibatkan pengangkatan organ reproduksi dan organ lainnya yang terdampak kanker. Dokter bisa menggunakan laparoskopi (operasi minimal invasif) atau laparotomi (operasi terbuka dengan membuat sayatan di perut). 

  • Kemoterapi

Dokter bisa merekomendasikan kemoterapi sebelum atau setelah operasi. Kemoterapi adalah obat yang dirancang untuk menargetkan dan membunuh sel kanker. Dokter bisa memberikan kemoterapi melalui infus atau oral. 

  • Terapi tertarget

Perawatan kanker ini menggunakan obat untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker. Terapi ini mengubah cara sel kanker tumbuh dan membelah.

  • Terapi hormon

Beberapa kanker ovarium menggunakan hormon untuk tumbuh. Terapi hormon bisa memblokir hormon, sehingga memperlambat atau menghentikan pertumbuhan kankernya. 

  • Brakiterapi

Brakiterapi adalah radioterapi internal. Itu artinya, sumber radiasi pada brakiterapi ditempatkan langsung di dekat lokasi tumor di dalam tubuh. 

Bentuk sumber radiasinya seperti kapsul berukuran sangat kecil yang dimasukkan ke dalam tubuh menggunakan tabung kecil berbentuk selang. 

Apakah Anda punya pertanyaan lain atau ingin berkonsultasi tentang kanker? Jangan ragu untuk langsung datang ke Pusat Kanker Terpadu Mandaya. Rumah sakit kami dilengkapi dengan teknologi modern yang bisa menangani berbagai jenis kanker, dengan dukungan tim dokter spesialis yang berpengalaman. 

Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kolesistitis

Apa itu kolesistitis?

Kolesistitis adalah radang kantong empedu, yaitu organ kecil berbentuk buah pir yang berada di bawah hati dan menyimpan cairan empedu yang diproduksi oleh hati. Infeksi atau penyumbatan pada kantong empedu atau saluran empedu dapat menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembengkakan di bagian dalamnya. 

Jika tidak ditangani, kolesistitis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti pecahnya kantong empedu, yang berpotensi mengancam nyawa. Pengobatan dari kondisi ini sering kali melibatkan pembedahan untuk mengangkat kantong empedu. 

Gejala kolesistitis

Gejala kolesistitis dapat meliputi:

  • Nyeri hebat di bagian kanan atas atau tengah perut
  • Nyeri yang menjalar ke bahu kanan atau punggung
  • Nyeri di bagian perut saat disentuh
  • Mual
  • Muntah
  • Demam

Gejala-gejala di atas sering kali muncul setelah makan. Jenis makanan berlemak atau mengonsumsi makanan dalam porsi yang besar berisiko menimbulkan gejala-gejalanya. 

Penyebab kolesistitis

Penyebab kolesistitis atau peradangan kantong empedu di antaranya:

  • Batu empedu 

Kolesistitis paling sering disebabkan oleh batu empedu, yaitu partikel keras yang terbentuk di kantong empedu. Batu ini bisa menyumbat saluran yang membawa empedu saat meninggalkan kantong empedu. 

Jika kantong empedu tersumbat, maka cairan empedu bisa menumpuk di dalamnya dan menyebabkan pembengkakan dan iritasi. 

  • Tumor

Tumor dapat menghalangi empedu mengalir keluar dari kantong empedu sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan empedu yang bisa memicu radang kantong empedu. 

  • Penyumbatan saluran empedu

Penyumbatan saluran empedu bisa mengakibatkan kantong empedu meradang. Selain itu, tertekuknya saluran empedu atau terbentuknya jaringan parut pada saluran empedu juga bisa menyebabkan penyumbatan. 

  • Infeksi

AIDS dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus bisa menyebabkan kantong empedu menjadi bengkak dan iritasi. 

  • Penyakit serius

Penyakit yang sangat serius dapat merusak pembuluh darha dan mengurangi aliran darah ke kantong empedu. Kondisi ini bisa memicu peradangan pada kantong empedu. 

Faktor risiko kolesistitis

Seseorang lebih berisiko mengalami radang kantong empedu jika:

  • Berjenis kelamin wanita
  • Sedang hamil
  • Obesitas (berat badan berlebih)
  • Mengidap diabetes
  • Memiliki kadar kolesterol tinggi
  • Mengalami penurunan berat badan yang cepat
  • Berusia lebih dari 40 tahun

Diagnosis kolesistitis

Untuk mendiagnosis kolesistitis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala serta riwayat medis pasien. 

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis radang kantong empedu meliputi:

  • Tes darah

Tes ini dapat mencari tanda-tanda infeksi atau masalah kantong empedu lainnya.

  • Tes pencitraan

Tes seperti USG endoskopi, USG abdomen, CT scan, hingga magnetic resonance cholangiopancreatography dapat mengambil gambar kantong empedu dan saluran empedu, sehingga dokter bisa melihat tanda-tanda kolesistitis atau batu di saluran empedu dan kantong empedu.

  • Pemindaian yang memperlihatkan pergerakan empedu

Pemindaian asam iminodiasetat hepatobilier melacak pembuatan dan aliran empedu dari hati ke usus halus. Pemindaian ini melibatkan pemberian warna radioaktif ke dalam tubuh. 

Pewarna tersebut nantinya menempel pada sel-sel yang memproduksi empedu. Selama pemindaian, pewarna dapat terlihat saat mengalir bersama empedu melalui saluran empedu. Ini dapat memperlihatkan adanya penyumbatan.

Pengobatan kolesistitis

Beberapa perawatan dan pengobatan kolesistitis yang bisa direkomendasikan dokter adalah:

  • Berpuasa: Pasien mungkin tidak bisa makan dan minum pada awalnya untuk menghilangkan stres/tekanan pada kantong empedu yang meradang.
  • Cairan melalui infus: Perawatan ini membantu mencegah hilangnya cairan tubuh (dehidrasi).
  • Antibiotik: Pasien mungkin membutuhkan obat antibiotik jika kantong empedu terinfeksi.
  • Obat pereda nyeri: Obat ini bisa membantu mengendalikan nyeri hingga peradangan kantong empedu mereda.
  • Drainase kantong empedu: Terkadang, prosedur drainase kantong empedu (kolesistostomi) bisa menghilangkan infeksi. Dokter mungkin juga menyarankan prosedur ini apabila pasien tidak bisa menjalani operasi pengangkatan kantong empedu.

Kanker Rahim

Kanker rahim adalah jenis kanker yang menyerang rahim, yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya bayi selama masa kehamilan. Setiap wanita usia berapa pun bisa mengalaminya. Akan tetapi, kondisi ini paling sering terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause atau di atas 50 tahun.

Apa itu kanker rahim?

Kanker rahim adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada jaringan rahim. Kebanyakan, sel kanker akan bermula di lapisan dinding rahim yang disebut atau endometrium. Endometrium inilah yang nantinya akan menjadi tempat melekatnya sel telur (ovum) yang telah dibuahi. itu sebabnya, kondisi ini dikenal juga sebagai kanker endometrium.

Selain di dinding rahim, sel kanker juga bisa berkembang di jaringan ikat maupun otot di sekitar rahim. 

Terdapat dua jenis kanker rahim yang dibedakan berdasarkan lokasi pertumbuhan sel kanker.

  • Kanker endometrium: Jenis kanker yang awalnya berkembang di endometrium dan merupakan salah satu kanker sistem reproduksi yang paling sering dialami wanita.
  • Sarkoma uterus: Jenis kanker yang awalnya berkembang di lapisan otot tengah (miometrium) serta jaringan ikat rahim. Kanker sarkoma uterus tergolong sangat jarang terjadi.

Lihat Juga: Mengenal Jenis Kanker Pada Organ Kewanitaan Bersama Dr. dr. Unedo H. Markus Sihombing, Sp.OG, Subsp. Onk

Gejala 

Gejala umum kanker rahim bisa meliputi:

  • Perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi atau setelah menopause
  • Menstruasi lebih banyak atau lebih lama dari biasanya
  • Keputihan yang tidak biasa dan berbau tidak sedap
  • Nyeri di punggung bawah atau di panggul
  • Nyeri saat berhubungan seks 
  • Kencing berdarah
  • Benjolan atau bengkak di area perut atau panggul

Meski demikian, untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan yang Anda alami, segera kunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

Baca juga: 5 Rekomendasi Dokter Obgyn Perempuan di Jakarta dan Tangerang 

Konsultasi dokter

Penyebab

Penyebab kanker rahim adalah terjadinya mutasi genetik pada sel-sel di jaringan rahim. Mutasi itu kemudian menyebabkan sel-sel di rahim terus membelah secara tidak terkendali sehingga menekan sel-sel sehat.

Hingga kini, dokter dan ahli belum mengetahui apa yang menyebabkan sel-sel di rahim mengalami mutasi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang Anda mengalami kanker rahim, di antaranya:

  • Berusia di atas 50 tahun
  • Sudah memasuki masa menopause
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Diet tinggi lemak hewani
  • Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker rahim
  • Mewarisi sindrom Lynch
  • Kadar estrogen tinggi
  • Memiliki diabetes
  • Mengalami endometriosis 
  • Memiliki PCOS
  • Menjalani terapi pengganti hormon dengan estrogen atau tamoxifen
  • Mendapatkan menstruasi pertama di usia yang relatif muda (kurang dari 12 tahun)
  • Menopause pada usia lebih tua

Konsultasi dokter

Diagnosis

Dokter akan mengawali diagnosis dengan melakukan pemeriksaan terkait riwayat kesehatan Anda termasuk gejala yang dirasakan, faktor risiko yang Anda miliki serta riwayat kesehatan keluarga. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan panggul.

Beberapa tes yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Tes darah
  • Tes pencitraan dengan CT scan, MRI, atau USG transvaginal
  • Biopsi endometrium
  • Histeroskopi
  • Dilatasi dan kuretase

Selain menentukan kondisi keganasan, berbagai pemeriksaan di atas juga akan membantu dokter untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat.

Lihat juga: Mengenal Faktor Genetik atau Keturunan Pada Kanker Rahim & Endometrium

Pengobatan kanker rahim

Pengobatan yang diberikan akan tergantung pada jenis dan stadium kanker serta kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Pilihan pengobatan kanker organ kewanitaan secara umum meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, dan pengobatan hormon. 

Sering kali pengobatan kanker akan menggunakan kombinasi dua perawatan atau lebih.  Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan kanker rahim:

1. Radioterapi

Radioterapi adalah pengobatan dengan menggunakan radiasi sinar berenergi tinggi yang difokuskan untuk menghancurkan sel kanker. Radiasi ini dapat membunuh sel kanker, atau menghentikan sel kanker berkembang biak. 

Salah satu jenis radioterapi yang umum digunakan dan dianjurkan untuk penanganan kanker rahim, antara lain brakiterapi

2. Pembedahan

Operasi atau pembedahan umumnya menjadi pengobatan utama untuk kanker endometrium. Beberapa pilihan pembedahannya, antara lain:

  • Histerektomi

Operasi pengangkatan rahim dan leher rahim. Operasi ini dapat dilakukan dengan membuat sayatan di perut atau mengangkat rahim melalui vagina. 

Tergantung stadium kanker rahim, dokter mungkin hanya akan mengangkat bagian rahim jika kanker belum menyebar. Namun jika kanker telah menyebar, rahim akan diangkat bersama dengan jaringan di sekitarnya seperti leher rahim serta bagian atas vagina.

  •  Bilateral salpingo-oophorectomy (BSO)

Operasi untuk mengangkat rahim sekaligus bagian ovarium dan saluran tuba. Tindakan ini mungkin diperlukan bagi kebanyakan orang untuk memastikan semua sel kanker dapat dihilangkan. 

  • Pengangkatan kelenjar getah bening/limfa (lymphadenectomy)

Operasi untuk mengangkat rahim beserta kelenjar limfa di sekitar rahim untuk memastikan apakah kanker sudah menyebar ke organ lainnya.

3. Kemoterapi

Perawatan dengan menggunakan senyawa kimia yang dapat menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara oral, injeksi, ataupun menggunakan implan.

4. Terapi hormon

Pengobatan kanker rahim dengan memberikan atau menghambat hormon tertentu agar dapat melawan sel kanker.

5. Imunoterapi

Perawatan berupa terapi imun yang bertujuan memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda untuk melawan kanker.

Lihat Juga: Terapi Kanker Organ Kewanitaan dengan Brakiterapi

Konsultasi dokter

Pencegahan 

Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara yang dapat menurunkan faktor risikonya, seperti:

  • Konsultasi kepada dokter jika Anda memiliki banyak faktor risiko
  • Jaga berat badan yang sehat dengan konsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga.
  • Mengendalikan diabetes
  • Periksakan kesehatan organ reproduksi secara berkala
  • Gunakan obat KB hormonal sesuai anjuran dokter

Kanker rahim terdeteksi pada tahap awal karena banyak wanita segera memeriksakan kondisinya saat mengalami gejala tidak biasa, seperti perdarahan vagina yang tidak normal.

Lihat juga: Testimoni Pasien Kanker Ovarium Stadium 4A Lakukan Operasi & Kemo di Mandaya Cancer Center

Untuk mengetahui seberapa sering Anda perlu melakukan pemeriksaan atau jenis pemeriksaan yang Anda lakukan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis obgyn (kebidanan dan kandungan) atau bedah onkologi.

Anda bisa berkunjung ke Advanced Cancer and Radiotherapy Centre di Mandaya Royal Hospital Group untuk berkonsultasi dengan para ahli kami. Buat janji temu dengan fitur  Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kanker Vagina

Selain kanker payudara dan kanker serviks, kanker vagina juga merupakan salah satu jenis kanker yang dapat terjadi pada wanita. Namun, dibandingkan jenis kanker pada wanita lainnya, kanker vagina termasuk yang kasusnya sangat jarang terjadi. 

Apa itu Kanker Vagina?

Kanker vagina adalah pertumbuhan sel kanker yang bermula di vagina. Vagina adalah saluran yang menghubungkan antara mulut rahim dengan bukaan atau bagian luar tubuh. Vagina menjadi jalan lahir bayi saat persalinan normal.

Kanker pada vagina terjadi ketika pertumbuhan sel-sel di vagina menjadi sangat cepat dan abnormal sehingga membentuk benjolan. Walau letaknya berdekatan, kanker vagina dan kanker serviks (mulut rahim) tidaklah sama. 

Dibandingkan jenis kanker pada wanita lainnya, kanker vagina termasuk jenis kanker yang sangat jarang terjadi.

Jenis Kanker Vagina

Jenis-jenis kanker vagina dibedakan berdasarkan lokasi sel kanker terbentuk pertama kali. Terdapat dua jenis utama kanker vagina, yaitu:

  • Karsinoma sel skuamosa, yaitu jenis kanker vagina yang lebih umum terjadi. Sel kanker terbentuk di sel skuamosa, yakni sel tipis dan datar di dalam vagina. Jenis kanker ini biasanya menyebar dengan lambat.
  • Adenokarsinoma adalah sel kanker yang terbentuk di sel-sel kelenjar penghasil cairan atau lendir vagina. Dibandingkan karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma lebih mungkin menyebar ke paru-paru dan kelenjar getah bening.

Selain kedua jenis di atas, ada pula kanker vagina jenis melanoma dan sarcoma. Melanoma pada vagina terjadi ketika sel kanker terbentuk pertama kali di melanosit, yakni sel pigmen yang memberikan warna pada vagina. 

Sementara, sarcoma terbentuk pertama kali di jaringan ikat dan jaringan otot yang membentuk dinding vagina.

Gejala Kanker Vagina

Pada tahap awal, kanker vagina mungkin saja tidak bergejala. Ciri-ciri kanker vagina baru muncul setelah sel kanker mulai berkembang.

Beberapa tanda kanker vagina, antara lain:

  • Perdarahan dari vagina yang tidak biasa, seperti setelah menopause atau berhubungan seks
  • Sakit saat berhubungan seks
  • Menstruasi di luar jadwal
  • Keputihan yang berbau tidak sedap dan menyengat
  • Benjolan di vagina
  • Sakit saat buang air kecil
  • Sering buang air kecil (anyang-anyangan)
  • Nyeri panggul
  • Keinginan BAB walau perut kosong
  • Sembelit
  • Feses berwarna hitam

Penyebab Kanker Vagina

Kanker vagina terjadi akibat adanya kesalahan atau mutasi DNA pada sel-sel di vagina. Mutasi ini menyebabkan sel-sel di vagina bertumbuh dengan cepat dan masif. Lama-kelamaan, sel kanker abnormal ini akan mendesak sel-sel sehat.

Sering kali, perubahan atau mutasi DNA pada sel-sel vagina disebabkan oleh paparan virus HPV (human papillomavirus). Namun, tidak semua infeksi HPV akan menyebabkan kanker vagina.

Virus HPV dapat menular melalui hubungan seks, baik oral, anal, dan tentunya vaginal. Itu sebabnya, perilaku seks yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kanker vagina dan kanker lain yang disebabkan oleh HPV, misalnya kanker serviks.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker vagina:

  • Berusia di atas 60 tahun
  • Mengalami infeksi HPV
  • Merokok
  • Pernah mengonsumsi obat untuk mencegah keguguran, seperti Diethylstilbestrol (DES)
  • Pernah menjalani histerektomi untuk mengangkat tumor jinak ataupun kanker
  • Mengalami kanker serviks

Diagnosis Kanker Vagina

Selain pemeriksaan fisik, akan ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kanker vagina. Bukan hanya untuk menegakkan diagnosis, Anda juga akan menjalani pemeriksaan berikut untuk mengetahui stadium kanker vagina yang mungkin Anda alami.

1. Pemeriksaan Panggul

Pemeriksaan menggunakan spekulum atau alat seperti cocor bebek untuk melihat kondisi vagina, leher rahim, rahim, tuba falopi, ovarium, dan rektum. Pada pemeriksaan ini, dokter juga dapat melakukan tes Pap.

Untuk pemeriksaan panggul, dokter akan memberikan pelumas pada vagina dan memasukkan jari atau tangan untuk memeriksa rektum untuk merasakan benjolan atau hal abnormal lainnya.

2. Tes Pap (Pap smear)

Tes Pap atau pap smear dilakukan untuk mengambil jaringan permukaan di serviks dan vagina. Pengambilan jaringan dilakukan menggunakan alat menyerupai cotton bud, sikat kecil, dan stik kayu untuk mengambil sel permukaan serviks dan vagina. Sel tersebut akan diteliti di laboratorium.

3. Tes HPV

Tes HPV dilakukan untuk mengecek DNA atau RNA dari virus HPV. Tes HPV dilakukan dengan memeriksa sel serviks dan vagina. Sampel yang digunakan biasanya menggunakan sampel yang diambil pada saat papsmear.

4. Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan alat kolposkop untuk melihat vagina dan serviks. Saat pemeriksaan, dokter juga akan mengambil jaringan sampel untuk dibiopsi dan dianalisis di laboratorium.

5. Biopsi

Biopsi biasanya dilakukan apabila tes Pap menunjukkan hasil yang abnormal. Biopsi dapat dilakukan bersamaan dengan kolposkopi.

6. Pencitraan

Apabila dari berbagai pemeriksaan diatas tegak diagnosis kanker vagina, dokter akan melakukan beberapa tes pencitraan untuk melihat sejauh mana persebaran sel kanker dan menentukan stadium kanker vagina.

Beberapa imaging test yang dilakukan untuk memeriksa stadium kanker vagina, antara lain:

  • Rontgen
  • CT scan
  • MRI
  • PET scan

Kanker Serviks

Kanker serviks adalah jenis kanker nomer tiga yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Padahal, kanker ini bisa dicegah dengan vaksin HPV sejak usia 12 tahun. Kanker yang juga disebut sebagai kanker leher rahim ini pun bisa sembuh atau mengalami remisi selama pengobatan dimulai sejak stadium awal.

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak bisa dikendalikan dan membentuk tumor pada serviks atau leher rahim. Leher rahim adalah area yang menghubungkan antara lubang vagina dengan rahim. 

Penyebab kanker serviks

Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papillomavirus). Ini adalah jenis virus yang sangat umum dan seringkali ditularkan melalui hubungan seksual.

Diperkirakan 8 dari 10 wanita dapat terinfeksi HPV dalam hidupnya, tetapi sebagian besar tidak mengalami kanker leher rahim. 

Kebanyakan infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada sebagian kecil orang, HPV jenis tertentu dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Infeksi HPV jangka panjang inilah yang dapat menjadi pemicu terjadinya kanker serviks pada wanita.

Selain infeksi HPV, risiko Anda terkena penyakit ini juga dapat meningkat pada:

  • Orang yang terinfeksi HPV dan pengguna pil KB selama lima tahun atau lebih.
  • Perokok aktif atau pasif
  • Memiliki imun tubuh yang lemah

Gejala kanker serviks

Gejala kanker serviks yang paling umum antara lain:

  • Perdarahan dari vagina diluar waktu haid
  • Keputihan yang tidak biasa, seperti volumenya lebih banyak, berbau tajam atau memiliki warna yang beda dari biasanya.
  • Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks
  • Nyeri panggul
  • Menstruasi  yang lebih lama atau lebih deras dari biasanya
  • Pendarahan setelah memasuki menopause

Pada tahap awal perkembangannya, kanker leher rahim mungkin tidak menimbulkan tanda dan gejala tertentu. Bahkan, tidak semua orang yang terdiagnosis akan mengalami gejala hingga kanker memasuki stadium lanjut.

Diagnosis kanker serviks

Untuk mendeteksi keberadaan kanker serviks, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

1. Pap Smear

Pap smear dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan serviks untuk kemudian di teliti di laboratorium untuk mencari keberadaan sel abnormal. 

Selain bisa mendeteksi sel kanker, pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi sel yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

2. Biopsi

Biopsi adalah pemeriksaan jaringan serviks yang lebih mendalam untuk memastikan ada tidaknya sel kanker di leher rahim. 

Biopsi bisa dilakukan saat pemeriksaan kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter menggunakan alat pembesar untuk melihat gejala dan tanda kanker di leher rahim.

3. Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti MRI dan CT-Scan juga mungkin dilakukan untuk melihat keberadaan tumor ganas di leher rahim. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan kanker atau penentuan stadium kanker.

Pengobatan kanker serviks

Berikut ini beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani kanker serviks: 

  • Operasi 

Pada kanker serviks stadium awal yang belum menyebar, perawatan dengan operasi bisa dilakukan. Jenis operasinya antara lain: 

    • Biopsi kerucut atau konisasi

Prosedur yang biasanya dipilih jika tumor masih berukuran sangat kecil. Dilakukan dengan cara mengambil seluruh jaringan kanker dalam bentuk segitiga atau cone dan menyisakan jaringan leher rahim lain yang masih sehat. Biasanya juga dipilih pada orang yang masih berencana untuk hamil di kemudian hari

    • Trakeloktomi

Pada prosedur ini, seluruh serviks dan jaringan sekitarnya akan diangkat. Tidak ada pengangkatan rahim pada metode ini, sehingga masih bisa dilakukan pada orang yang berencana hamil.

    • Histerektomi

Operasi pengangkatan serviks, rahim, sebagian vagina, serta jaringan dan kelenjar getah bening di sekitar serviks. Metode ini dipilih jika tidak ada rencana hamil di masa depan dan merupakan langkah yang efektif untuk mencegah kekambuhan kanker serviks. 

  • Radioterapi 

Terapi radiasi adalah pengobatan dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Radiasi dapat dilakukan secara eksternal, internal, maupun kombinasi keduanya.

    • Radiasi eksternal: Sinar radiasi berenergi tinggi ditembakkan secara langsung dari luar ke area terkena kanker.
    • Radiasi internal: Disebut juga brakiterapi. Dokter akan meletakkan sumber radiasi di dalam serviks.
  • Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan yang kuat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dosis rendah sering dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk mengatasi kanker yang belum menyebar.

Untuk membantu mengatasi gejala kanker stadium lanjut Anda mungkin diberikan kemoterapi dosis tinggi. Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum operasi dengan tujuan untuk mengurangi ukuran kanker.

Pencegahan kanker serviks

Salah satu pencegahan kanker leher rahim adalah dengan mencegah infeksi HPV menggunakan vaksin HPV. Vaksin ini dapat diberikan pada remaja wanita mulai usia 12 tahun.

Anda juga harus rutin menjalani skrining setelah berusia 25 tahun, sudah menikah, atau telah aktif berhubungan seksual. Selanjutnya skrining dapat dilakukan secara rutin lima tahun sekali.

Skrining dapat membantu mendeteksi kemungkinan kanker serviks sejak dini. Semakin dini kanker ini ditangani maka semakin tinggi peluang untuk sembuh.

Jika perlu melakukan skrining atau perawatan untuk mengobati kanker, Anda dapat mengunjungi Cancer Center di Rumah Sakit Royal Mandaya yang telah dilengkapi teknologi pengobatan kanker terbaik kelas dunia.

Laboratorium genomik onkologi Mandaya Royal Hospital Puri mampu menentukan tipe dan jenis kanker Anda secara akurat sehingga dapat memperoleh pengobatan yang tepat.

Konsultasikan dengan ahlinya sekarang juga dan dapatkan penanganan terbaik bagi kanker Anda. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

bg-left

Dr. dr. Kartika Hapsari, Sp.OG, Subsp.Onk, PhD, FNVOG

Spesialis Kandungan & Kebidanan, Kandungan & Kebidanan sub. Onkologi
Lokasi Mandaya Royal Puri
Bahasa Indonesia, English

Dr. dr. Kartika Hapsari, Sp.OG, Subsp.Onk, PhD, FNVOG adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan subspesialis onkologi yang berpraktik di Mandaya Royal Hospital Puri. Dokter yang pernah bekerja di Afrika Selatan saat menjalani pendidikan subspesialis ini mendapatkan beasiswa dari International Cancer Gynecology Society (ICGS).

Dokter Kartika menyelesaikan pendidikan subspesialis serta program doktornya di Belanda. Beliau memiliki keahlian dalam menangani berbagai gangguan kandungan dan kebidanan, khususnya kanker di organ reproduksi wanita, seperti kanker ovarium, kanker serviks dan kanker rahim.

Riwayat Pendidikan

  • Radbound University, Doctor of Philosophy – PhD in Biochemistry and Molecular Biology
  • Utrecht University, Gynecologic Oncology Fellowship Program
  • Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Universitas Indonesia
  • Program Pendidikan Dokter Umum, Universitas Airlangga

Riwayat Pelatihan

  • Education in Nutshell “How to Teach” by Radbound University, Belanda (2018)
  • Masterclass Robotic and Suturing, NVEC, Amsterdam, Belanda (2017)
  • Advanced Gynecology Oncology Minimal Invasive Surgery Fellowship, IRCAD, Strasbourg University, Perancis (2017)
  • Advanced Gynecology Minimal Invasive Surgery Fellowship, MMC Eidhoven, Maastricht University, Belanda (2015)
  • Workshop Clinical Teaching Skill Hospital University Based, Universitas Indonesia, Jakarta (2014)
  • Basic Gynecology Surgery and Minimal Invasice Surgery Fellowship, UMC Utrecht, Utrecht University, Belanda (2012)

https://scholar.google.com/citations?user=wXbdM90AAAAJ&hl=en

Kondisi yang bisa ditangani:

  • Polip rahim
  • Tumor rahim jinak
  • Kanker Serviks
  • Kanker Ovarium
  • Kanker Rahim
  • Kanker Vulva
  • Kanker Vagina
  • Dan kondisi keganasan lain yang berlokasi di organ-organ reproduksi wanita

Lokasi Utama

Mandaya Royal Puri

Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159

Appointment +6221 5092 8888

Kanker Usus Besar

Kanker usus besar termasuk salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Bahkan, menurut WHO, kanker ini menempati urutan ke-empat, di atas kanker prostat dan ovarium. Perubahan gaya hidup diduga jadi salah satu faktor pemicu meningkatnya jumlah pengidap kanker usus besar dari tahun ke tahun.

Pengertian

Kanker usus besar adalah kanker yang terbentuk di area dinding usus besar bagian dalam. Benjolan di usus yang disebut polip dapat berkembang menjadi kanker, meski sebagian juga bisa bersifat jinak. 

Jika tidak segera ditangani, kanker yang bermula dari area usus besar bisa menyebar ke organ lain. 

Penyebab 

Usus besar terbentuk dari lapisan membran mukosa, jaringan, dan otot. Sel kanker biasanya tumbuh di lapisan mukosa yang merupakan lapisan paling dalam dari usus besar. Lapisan ini mengandung sel yang dapat membuat dan mengeluarkan lendir maupun cairan lain. Jika sel tumbuh di luar kendali, maka bisa terbentuk benjolan yang disebut polip di lapisan ini.

Seiring berjalannya waktu, polip bisa berkembang menjadi kanker.

Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini antara lain:

  • Kebiasaan merokok
  • Obesitas
  • Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan dan daging merah, seperti bakso dan sosis
  • Tidak pernah olahraga
  • Punya riwayat radang saluran cerna
  • Ada keluarga yang pernah mengidap penyakit yang sama

Gejala

Gejala kanker jenis ini bisa berbeda antara satu sama lain. Namun, secara umum beberapa berikut beberapa gejala yang kerap dirasakan:

  • Buang air besar berdarah
  • Perubahan pola buang air besar (jadi lebih jarang atau lebih sering)
  • Rasa tidak tuntas saat buang air besar
  • Nyeri pada perut yang tidak kunjung hilang
  • Perut terasa kembung yang tidak kunjung sembuh
  • Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
  • Mual dan muntah
  • Badan terasa lemas dan lelah

Diagnosis

Untuk mendeteksi kanker di usus besar, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

  • Kolonoskopi

Kolonoskopi dilakukan menggunakan selang kecil yang dimasukkan ke dalam saluran cerna. Pada selang tersebut terdapat kamera, sehingga dokter dapat melihat secara langsung kondisi di dalam organ tubuh tanpa harus melakukan pembedahan. 

Selain kamera, dokter juga dapat menempatkan alat operasi kecil. Hal ini dilakukan untuk mengangkat benjolan atau polip di usus besar. 

  • Biopsi

Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Untuk mengambil jaringan di usus besar, dokter dapat melakukannya saat kolonoskopi. 

Di laboratorium, akan terlihat apakah jaringan yang diambil mengandung sel kanker atau tidak. 

  • Tes darah

Tes darah juga bisa membantu mendeteksi kanker usus besar. Mandaya Hospital Puri memiliki layanan pemeriksaan Septin-9 DNA yang dapat mendeteksi dengan tingkat sensitivitas hingga 96,3% pada stadium 1-4.

Orang yang menerima perawatan komprehensif saat kanker usus besar masih stadium awal, rata-rata harapan hidupnya dalam lima tahun setelah diagnosis cukup tinggi, yaitu mencapai 90%.

Septin 9 DNA

Pengobatan

Pengobatan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Operasi

Operasi adalah langkah pengobatan paling umum untuk mengatasi kanker jenis ini. Jenis operasi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Polipektomi. Operasi untuk mengangkat polip pada usus besar.
  • Laparoskopi. Ini adalah operasi minimal invasif yang dilakukan lewat sayatan kecil di dinding perut.
  • Kolektomi parsial. Operasi untuk mengangkat sebagian usus besar yang terkena kanker. 
  • Operasi reseksi dengan kolostomi. Pengangkatan sebagian usus besar yang terkena kanker, namun tidak lagi bisa disambungkan ke bagian usus yang masih sehat, sehingga akan disambungkan ke kantong khusus. Prosedur ini disebut kolostomi.

2. Kemoterapi

Kemoterapi biasanya dilakukan untuk mengecilkan ukuran tumor atau benjolan dan meredakan gejala kanker yang dirasakan

3. Terapi tertarget 

Terapi ini menargetkan gen, protein, dan jaringan yang berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan sel kanker. Pada terapi tertarget, dokter akan membuat antibodi buatan yang nantinya bertugas untuk menargetkan sel kanker.

Pencegahan

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko, seperti:

  • Tidak merokok
  • Membatasi konsumsi alkohol
  • Jaga berat badan ideal
  • Konsumsi makanan sehat
  • Ketahui riwayat kesehatan keluarga sehingga bisa lakukan deteksi dini
  • Rutin periksa kesehatan ke dokter

Mandaya Royal Hospital Puri memiliki pusat kanker dengan peralatan lengkap dan dokter spesialis berpengalaman. Jangan ragu untuk membuat janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Kanker Payudara

Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal pada sel-sel yang berada di jaringan payudara. Menurut data WHO, pada 2020, kanker payudara menyebabkan kematian 685.000 orang.

Kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita. Namun, pria juga bisa mengalaminya, meski hanya dalam kasus yang kecil. Kanker ini bisa disembuhkan selama dideteksi sejak masih stadium awal. Semakin dini perawatan dimulai, maka kemungkinan sembuhnya akan semakin tinggi.

Apa Itu Kanker Payudara?

Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi pada jaringan payudara. Payudara sendiri memiliki 3 bagian, yaitu:

  • Lobulus: kelenjar yang memproduksi susu
  • Duktus: saluran yang membawa air susu menuju puting
  • Jaringan pengikat: terdiri atas serat jaringan dan lemak yang mengikat organ payudara.

Kanker dapat tumbuh di bagian mana pun pada payudara. Maka itu, jenis kanker umumnya juga dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya.

Kebanyakan kanker payudara muncul di duktus atau lobulus. Kanker kemudian menyebar ke luar payudara lewat pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Penyebaran ini bisa menandakan kanker mulai memasuki stadium lanjut (metastase).

Jenis Kanker Payudara

Berikut ini adalah jenis kanker payudara yang paling umum:

  • Invasive ductal carcinoma. Bermula di duktus dan menyebar ke bagian tubuh lainnya di jaringan payudara.
  • Invasive lobular carcinoma. Berasal dari lobulus dan menyebar ke jaringan payudara lain di sekitarnya.

Kedua jenis tersebut sama-sama bisa menyebar ke organ tubuh lainnya. Selain itu, beberapa jenis kanker payudara yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Ductal carcinoma in situ (DCIS)

Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) adalah jenis kanker payudara non-invasif yang paling umum. Karsinoma in situ lebih mudah diobati dan memiliki prospek yang lebih baik dibanding kanker invasif.

  • Lobular carcinoma in situ (LCIS)

Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) menghasilkan sel-sel abnormal pada kelenjar penghasil susu pada payudara. Sel-sel ini jarang menyebar di luar lobulus ke bagian lain dari payudara atau tubuh.

  • Kanker payudara peradangan (inflammatory breast cancer)

Inflammatory breast cancer terjadi akibat sel-sel kanker menghalangi pembuluh limfa di kulit, dan bisa menyebabkan payudara membengkak dan memerah. Jenis ini sebenarnya jarang terjadi, tetapi sangat agresif karena bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat. Bahkan, gejalanya bisa memburuk dalam hitungan hari bahkan jam.

  • Penyakit Paget

Penyakit paget payudara adalah jenis kanker yang langka pada area puting payudara. Ini muncul sebagai eksim yang mempengaruhi puting dan sering dikaitkan dengan karsinoma payudara invasif atau in situ.

  • Angiosarcoma

Angiosarcoma muncul di payudara dan kulit tangan, namun awalnya mulai terbentuk di pembuluh darah atau pembuluh limfatik di payudara. Angiosarcoma bisa tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat ke seluruh tubuh. 

  • Kanker payudara berulang

Kanker payudara berulang adalah jenis yang terjadi setelah sebelumnya pernah didiagnosis dan dirawat untuk penyakit yang sama dan dinyatakan bersih dari kanker, namun kembali kambuh. Kondisi ini bisa terjadi saat ada sel kanker yang tidak terdeteksi saat pengobatan, sehingga setelah perawatan selesai, sel kembali berkembang.

Penyebab Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara adalah terjadinya mutasi DNA pada sel-sel di payudara. DNA bertugas memberikan instruksi kepada sel-sel tubuh, termasuk payudara, untuk membelah atau mati.

Namun, ketika di payudara muncul sel kanker, DNA memberikan instruksi yang salah sehingga pembelah sel terjadi dengan sangat cepat. Pertumbuhan ini dapat membunuh sel-sel sehat di payudara dan akhirnya menggerogoti tubuh.

Para peneliti sendiri belum tahu pasti apa yang menyebabkan DNA ini bermutasi. Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkannya seperti gaya hidup, jenis kelamin, dan lingkungan.

Faktor risiko

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara, antara lain:

  • memiliki riwayat kanker payudara
  • pernah mengalami masalah pada payudara
  • menstruasi pertama di usia yang muda
  • menopause pada usia di atas 55 tahun
  • seorang wanita
  • jaringan payudara yang padat
  • konsumsi alkohol
  • memiliki anak pertama pada usia di atas 30 tahun
  • tidak pernah hamil
  • pertambahan usia
  • memiliki mutasi DNA BRCA1 dan BRCA2 yang diturunkan dari orang tua
  • menjalani terapi hormon untuk menopause
  • obesitas

Gejala 

Beberapa gejala kanker payudara adalah:

  • Benjolan di payudara atau ketiak
  • Penebalan atau bengkak di area payudara
  • Tekstur kulit jeruk pada kulit payudara
  • Kulit kemerahan atau berisik pada area puting
  • Puting melesak ke dalam
  • Keluar cairan dari puting selain ASI (darah atau cairan lainnya)
  • Perubahan bentuk dan ukuran payudara
  • Nyeri pada area payudara

Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua benjolan payudara adalah kanker.

Stadium Kanker Payudara

Stadium kanker payudara dapat dibagi menjadi stadium 0-4: 

  1. Stadium 0. Kanker belum berkembang dari tempat aslinya (misalnya, saluran payudara atau kelenjar susu). Ini kadang-kadang disebut in situ.
  2. Stadium 1. Kanker telah menyebar ke jaringan lemak payudara atau beberapa sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang di ketiak
  3. Stadium 2. Kanker telah menjadi sedikit lebih besar atau lebih banyak sel kanker telah menyebar ke 1-3 kelenjar getah bening
  4. Stadium 3. Kanker telah menjadi lebih lanjut dan telah menyebar ke dinding dada atau kulit di sekitar payudara Anda, atau telah menyebar ke lebih banyak kelenjar getah bening
  5. Stadium 4. Sel kanker payudara telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening ke bagian tubuh yang lebih jauh. Tempat yang paling umum adalah tulang, paru-paru, hati dan otak

Tingkat sel kanker

Sampel jaringan kanker dapat dilihat dibawah mikroskop. Dengan melihat ciri-ciri sel tertentu, kanker di area payudara dapat dinilai dalam tiga tingkat.

  1. Tingkat 1. Sel kanker cenderung tumbuh lambat dan kurang agresif
  2. Tingkat 2. Tingkat menengah
  3. Tingkat 3. Sel kanker cenderung tumbuh cepat dan lebih agresif

Reseptor sel kanker

Beberapa sel kanker payudara memiliki reseptor, yang memungkinkan jenis hormon atau protein tertentu menempel pada sel kanker. Jenis reseptor yang diuji adalah:

  1. Tes pada sampel sel kanker dapat menunjukkan ada atau tidaknya reseptor estrogen. Estrogen adalah hormon wanita. Secara keseluruhan sekitar 7 dari 10 kanker payudara adalah reseptor estrogen positif.
  2. Human epidermal growth factor (HER2), merupakan protein yang dapat mempengaruhi pertumbuhan beberapa sel kanker. Ini ditemukan di permukaan sel payudara normal. Beberapa sel kanker memiliki jumlah reseptor HER2 yang sangat tinggi. Kanker yang memiliki reseptor tingkat tinggi ini disebut HER2-positif.

Diagnosis kanker payudara

Segeralah pergi ke dokter jika Anda menemukan benjolan di payudara yang tak kunjung hilang. Untuk mendiagnosis kanker payudara, dokter akan melakukan tanya jawab riwayat kesehatan terlebih dulu.

Dokter kemudian dapat melakukan pemeriksaan fisik payudara klinis (SADANIS). Beberapa pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan untuk membantuk menegakkan diagnosis, antara lain:

1. Mammogram

Mammogram atau mammografi adalah pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk memeriksa jaringan payudara. Anda bisa menjalani diagnostik mammografi lebih dari satu kali apabila pada pemeriksaan mammogram yang pertama ditemukan sesuatu yang mencurigakan.

2. USG payudara

USG payudara digunakan untuk memeriksa jenis benjolan payudara apakah berupa tumor ataupun kista.

3. MRI payudara

Pemeriksaan MRI payudara dapat memberikan gambaran jaringan payudara yang lebih jelas. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras agar bisa menghasilkan gambar jaringan yang lebih detail.

4. Biopsi

Biopsi payudara adalah pengangkatan sebagian jaringan payudara untuk diuji di lab. Untuk pemeriksaan ini, dokter akan menyayat kulit dan mengambil jaringan payudara.

Pemeriksaan ini akan menentukan apakah benjolan di payudara berbahaya, sekaligus menentukan stadium jika merupakan tumor ganas.

Dokter juga mungkin menginstruksikan Anda untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap serta rontgen dada maupun tulang.

Pengobatan kanker payudara

Pilihan perawatan yang dapat dipertimbangkan termasuk pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan pengobatan hormon. Seringkali kombinasi dari dua atau lebih perawatan akan dilakukan. 

1. Pembedahan

Jenis operasi yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Lumpektomi (operasi konservasi payudara)

Lumpektomi sering menjadi pilihan jika ukuran tumor tidak terlalu besar. Pada lumpektomi, hanya tumor dan beberapa jaringan payudara saja yang diangkat. 

Prosedur ini biasanya akan dilanjutkan dengan perawatan radioterapi agar tidak ada lagi sel kanker yang tersisa di jaringan payudara. 

  • Mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) 

Mastektomi biasanya dipilih jika tumor berukuran besar atau berlokasi di tengah payudara. Operasi ini bisa dilanjutkan dengan operasi rekonstruksi payudara untuk membuat payudara baru. 

  • Biopsi kelenjar getah bening sentinel 

Biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah cara untuk menilai apakah kelenjar getah bening utama yang mengeringkan payudara mengandung kanker. Jika sudah bersih maka kelenjar getah bening yang tersisa di ketiak tidak perlu diangkat. 

Jika tidak memungkinkan, satu atau lebih kelenjar getah bening di ketiak dapat diangkat. Ini membantu untuk menentukan stadium penyakit secara akurat dan untuk memandu spesialis mengenai pengobatan apa yang harus disarankan setelah operasi.

2. Radioterapi      

Radioterapi untuk pengobatan kanker biasanya dilakukan dengan penyinaran radiasi eksternal. Anda akan diminta untuk berbaring di meja dengan mesin yang akan bergerak mengelilingi Anda.

Radioterapi adalah pengobatan yang menggunakan pancaran sinar berenergi tinggi yang difokuskan pada jaringan kanker . Radiasi ini dapat membunuh sel kanker, atau menghentikan sel kanker berkembang biak. 

Untuk kanker payudara, radioterapi seringkali dipilih sebagai pengobatan selain pembedahan. 

Misalnya, jika Anda menjalani lumpektomi, maka perawatan umumnya dilanjutkan dengan radioterapi. Ini bertujuan untuk mencegah kanker payudara kembali pada payudara yang sama. Ketika radioterapi digunakan selain pembedahan, ini disebut radioterapi adjuvan.

3. Perawatan hormon

Beberapa jenis kanker payudara dipengaruhi oleh hormon wanita estrogen dan progesteron. Hormon tersebut merangsang sel kanker untuk membelah dan berkembang biak. Sebagian besar estrogen dan progesterone dibuat oleh ovarium. Perawatan hormon bekerja paling baik pada wanita dengan kanker payudara yang responsif terhadap hormon, kadang-kadang bekerja pada kanker yang diklasifikasikan sebagai non-hormon responsif.

Perawatan hormon termasuk:

  • Penghambat estrogen

Tamoxifen bekerja dengan menghalangi estrogen bekerja pada sel. Biasanya dilakukan selama lima tahun. 

  • Penghambat aromatase

Ini adalah obat-obatan yang bekerja dengan menghalangi hormon estrogen di jaringan tubuh dan digunakan pada wanita yang telah mengalami menopause. Contoh obatnya adalah anastrozole, letrozole dan exemestane.

  • Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) analog

Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi jumlah estrogen di ovarium. Jenis yang umum digunakan adalah goserelin dan biasanya diberikan melalui suntikan dan dapat digunakan untuk wanita yang belum mencapai menopause.

4. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat antikanker yang membunuh sel kanker, atau menghentikannya untuk berkembang biak. 

Ketika kemoterapi digunakan tanpa dilanjutkan atau didahului oleh pembedahan, ini dikenal sebagai kemoterapi ajuvan. 

Kemoterapi kadang-kadang diberikan untuk mengecilkan tumor sebelum pembedahan, sehingga pembedahan memiliki peluang sukses yang lebih baik. Ini dikenal sebagai kemoterapi neoadjuvan. Jenis kemoterapi yang diberikan tergantung pada jenis kankernya.

5. Trastuzumab (Herceptin®)

Trastuzumab (juga dikenal sebagai Herceptin) adalah pengobatan yang dapat diberikan kepada wanita yang memiliki banyak reseptor HER2 pada kankernya. Ini adalah jenis obat yang disebut antibody monoclonal. 

Obat ini bekerja dengan menempel pada reseptor HER2 pada permukaan sel kanker, sehingga menghentikan sel kanker untuk membelah dan tumbuh.

Singkatnya, rencana perawatan yang disarankan dapat sangat bervariasi dari kasus ke kasus karena perawatan yang optimal dapat bergantung pada banyak faktor yang berbeda.

Perawatan yang digunakan bergantung pada:

  • Ukuran, Kanker itu sendiri, dari ukuran dan stadium, (apakah sel kanker telah menyebar), tingkatan sel kanker, dan jenis hormon (responsif atau HER2) apakah itu hormon responsif atau mengandung hormone HER2
  • Usia, kondisi kesehatan, riwayat pengobatan sebelumnya. Wanita dengan kanker – usia Anda, apakah Anda telah mengalami menopause atau tidak, kesehatan umum Anda dan pilihan Anda dalam pengobatan.

Anda harus berdiskusi penuh dengan spesialis yang mengetahui kasus Anda. Dokter akan menjelaskan pro dan kontra, kemungkinan tingkat keberhasilan, kemungkinan efek samping dan informasi lainnya tentang berbagai kemungkinan pilihan pengobatan untuk jenis kanker Anda.

Anda juga akan berdiskusi dengan dokter spesialis mengenai tujuan pengobatan Anda. Tujuan pengobatan juga bergantung dari kondisi pasien, contohnya: 

  • Pengobatan bertujuan untuk menyembuhkan kanker

Pada kanker yang masih stadium awal, pengobatan dilakukan untuk menyembuhkan, karena peluangnya masih besar. Dokter biasanya menyebut kata sembuh sebagai remisi kanker. 

Saat seseorang sudah remisi kanker, artinya sudah tidak ada lagi tanda-tanda yang menunjukkan bahwa di tubuh masih ada sel kanker. Jika Anda dalam remisi, Anda mungkin sembuh. Namun, dalam beberapa kasus kanker kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. Inilah sebabnya dokter enggan menggunakan kata sembuh.

  • Pengobatan mungkin bertujuan untuk mengendalikan kanker 

Jika penyembuhan dirasa kurang memungkinkan, maka dokter akan melakukan perawatan dengan tujuan untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker agar tidak menyebar terlalu cepat. Ini mungkin membuat Anda bebas dari gejala untuk beberapa waktu.

  • Perawatan mungkin bertujuan untuk meredakan gejala dalam beberapa kasus

Pada kasus yang paling berat, perawatan biasanya dilakukan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Misalnya, mengecilkan ukuran tumor dan meredakan nyeri. Jika kanker sudah lanjut, Anda mungkin memerlukan perawatan seperti suplemen nutrisi, obat penghilang rasa sakit, atau teknik lain untuk membantu Anda bebas dari rasa sakit atau gejala lainnya.

Pencegahan

Ada beberapa cara mencegah kanker payudara yang bisa dilakukan, yaitu: 

  • Menjalani gaya hidup yang sehat

Perubahan gaya hidup jadi lebih sehat adalah langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, dan makan banyak sayur dan buah dapat menurunkan risiko kanker payudara.

  • Lakukan deteksi dini

Selain itu, melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dapat mendeteksi kanker payudara sejak dini. Semakin dini ditemukan, semakin besar peluang kesembuhan.

  • Mastektomi

Mastektomi atau operasi pengangkatan payudara bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya sel kanker pada payudara.

Dengan mengangkat jaringan payudara sebanyak mungkin, mastektomi dapat mengurangi risiko hingga 90%. 

Namun, sama halnya dengan semua operasi, tetap ada komplikasi dan efek samping yang perlu diwaspadai. 

Mastektomi untuk tujuan pencegahan dilakukan pada orang yang secara hasil uji genetik terbukti memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara. 

  • Konsumsi obat

Obat tamoxifen tersedia untuk wanita yang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker di area payudaranya. Tamoxifen dapat digunakan pada wanita yang telah melalui masa menopause serta untuk wanita yang masih mengalami menstrurasi. 

Obat lainnya adalah raloxifene yang juga dapat digunakan pada wanita yang telah mengalami menopause. Konsumsi tamoxifen atau raloxifene tablet biasanya dilakukan setiap hari selama lima tahun. 

Saat ini, kedua obat tersebut tidak memiliki lisensi untuk tujuan mengurangi risiko kanker payudara. Namun, obat tersebut tetap dapat digunakan jika Anda memahami manfaat dan risikonya dan dokter Anda yakin pengobatan tersebut akan membantu.

Anda juga bisa mengunjungi Breast Advance Cancer Center (BRAVE) RS Mandaya Royal untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai seberapa sering Anda harus menjalani pemeriksaan dan pemeriksaan apa saja yang diperlukan.

Atur janji temu Anda lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Anda juga bisa memantau nomor antrean agar lebih nyaman dalam berkonsultasi dengan dokter.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes