Cholangitis adalah infeksi atau pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada saluran empedu. Saluran empedu adalah saluran yang bertugas untuk mengalirkan cairan empedu dari hati menuju kantung empedu dan usus kecil.
Empedu bertugas dalam proses pencernaan, khususnya mencerna lemak. Selain itu, cairan empedu juga berguna membawa zat limbah keluar dari tubuh lewat usus besar. Apa yang jadi penyebab cholangitis?
Penyebab Cholangitis
Terdapat dua jenis cholangitis yang dikelompokkan berdasarkan penyebabnya. Jenis cholangitis, yaitu:
Cholangitis akut
Cholangitis kronis
Cholangitis akut paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Jenis infeksi saluran empedu ini juga lebih sering terjadi daripada yang bersifat kronis.
Infeksi bakteri yang menyebabkan cholangitis dapat terjadi ketika saluran empedu tersumbat, bisa oleh batu empedu ataupun tumor. Selain itu, beberapa hal lainnya yang dapat menyebabkan saluran empedu tersumbat, antara lain:
Gumpalan atau bekuan darah
Penyempitan saluran empedu pascaoperasi
Pembengkakan pankreas
Peradangan pada liver (hepatitis)
Infeksi parasit
Trauma yang terjadi di area perut
Jika tak ditangani dengan baik, infeksi pada saluran empedu ini bisa menyebar ke hati dan aliran darah.
Sementara itu, cholangitis kronis biasanya disebabkan oleh penyakit atau peradangan kronis, seperti penyakit autoimun. Cholangitis autoimun dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan liver yang berdampak pada penurunan fungsi hati. Kondisi ini bisa berujung pada gagal hati.
Gejala Cholangitis
Apabila mengalami cholangitis kronis, Anda mungkin tidak akan menyadari gejalanya pada tahap-tahap awal. Mereka yang mengalami cholangitis kronis biasanya baru tahu kondisinya ketika kondisinya sudah lebih buruk dan menyebabkan beberapa gejala penyakit hati. Penyakit kuning atau jaundice adalah salah satunya.
Berbeda dengan tipe kronis, cholangitis akut biasanya punya ciri yang cukup menonjol dan muncul secara tiba-tiba. Berikut ini adalah beberapa gejala cholangitis akut:
Sakit perut bagian atas sebelah kanan yang menjalar ke belikat atau punggung
Rasa sakit yang tajam ataupun tumpul yang hilang timbul
Demam
Penyakit kuning (jaundice)
Kulit gatal tanpa ruam
Pembengkakan hati
Mual dan muntah
Kehilangan nafsu makan
Warna feses pucat seperti dempul
Warna urine pekat
Tekanan darah rendah
Cholangitis kronis bisa merasakan semua gejala di atas. Namun, ada pula beberapa gejala tambahan, seperti:
Pembengkakan perut, kaki, dan pergelangan kaki
Muncul benjolan lemak di bawah kulit
Pembesaran pembuluh darah vena yang terlihat di area perut
Diare
Diagnosis
Selain melakukan pemeriksaan fisik, untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
Cerebral palsy adalah sebuah penyakit saraf yang terjadi akibat kerusakan otak saat bayi masih dalam kandungan. Hal ini menyebabkan anak yang lahir mengalami masalah dalam koordinasi, lemah dalam mengendalikan kekuatan otot, dan postur.
Cerebral palsy juga dikenal dengan sebutan lumpuh otak. Gejalanya muncul pada masa awal kehidupan anak.
Apa itu Cerebral Palsy?
Cerebral palsy adalah gangguan pada motorik anak yang terjadi karena kerusakan otak saat perkembangan bayi di dalam kandungan. Anak yang mengalami cerebral palsy biasanya memiliki masalah postur tubuh dan koordinasi, termasuk kelainan otot seperti kesulitan dalam mengendalikan otot-ototnya sehingga memengaruhi pergerakannya.
Tingkat keparahan cerebral palsy bervariasi. Anak dengan cerebral palsy berat mungkin membutuhkan alat bantu jalan. Beberapa lainnya mungkin tidak butuh alat bantu meski cara berjalannya sedikit kikuk.
Beberapa kondisi yang mungkin juga muncul bersamaan dengan cerebral palsy, yaitu:
Disabilitas intelektual
Kejang atau epilepsi
Masalah penglihatan, pendengaran, dan berbicara
Kelainan tulang belakang, seperti skoliosis
Masalah sendi
Meski demikian, tidak semua anak yang mengalami cerebral palsy akan mengalami disabilitas intelektual.
Tipe Cerebral Palsy
Terdapat 4 jenis cerebral palsy, yaitu:
Spastik: jenis lumpuh otak yang menyebabkan otot menjadi kaku, tegang, dan kejang.
Diskinetik: cerebral palsy yang menyebabkan seorang anak tidak dapat mengendalikan gerak otot sehingga muncul gerakan-gerakan tidak terkontrol.
Ataksia: jenis ini terjadi ketika seseorang mengalami masalah keseimbangan dan koordinasi. Anak yang mengalami cerebral palsy jenis ini mungkin sering terjatuh saat berjalan.
Gabungan. Sesuai namanya, ini adalah jenis cerebral palsy yang melibatkan lebih dari satu tipe lumpuh otak.
Gejala Cerebral Palsy
Gejala cerebral palsy biasanya muncul pada tahap awal kehidupan anak. Namun, tandanya dapat bervariasi tergantung dari area otak yang terdampak. Gejalanya dapat berupa masalah motorik dan pergerakan ataupun tumbuh kembang anak.
Beberapa gejala cerebral palsy, antara lain:
Ukuran kepala abnormal, biasanya mikrosefali (ukuran kepala kecil) ataupun makrosefali (lebih jarang terjadi).
Bayi lebih rewel
Anak kurang menunjukkan interaksi dengan orang sekitar
Hipotonia, yaitu kondisi melemahnya otot sehingga bagian tubuh yang terpengaruh terlihat “lembek”
Keterlambatan tumbuh kembang, seperti speech delay, terlambat merangkak atau berjalan
Kejang
Masalah pendengaran
Masalah penglihatan dan gerakan mata
Selain gejala di atas, berikut ini adalah beberapa tanda lumpuh otak yang memengaruhi kemampuan gerak dan koordinasi:
Otot kaku dan refleks yang berlebihan
Masalah tonus otot, baik itu terlalu kaku atau terlalu lemah
Kurang koordinasi dan gangguan keseimbangan
Sulit mengontrol gerakan otot, salah satunya tremor
Gerakan lambat
Slow, writhing movements.
Hanya mengandalkan satu sisi tubuh, misal mengambil barang dengan satu tangan saja atau menyeret salah satu kaki saat berjalan atau merangkak
Masalah saat berjalan, seperti berjalan dengan bentuk kaki seperti gunting atau huruf ‘X’ (kedua lutut bertemu)
Berjalan jinjit
Masalah pada motorik halus, seperti mengancing baju atau mengambil barang
Penyebab Cerebral Palsy
Cerebral palsy terjadi karena kerusakan yang terjadi saat perkembangan otak janin. Namun, kerusakan ini juga dapat terjadi pada masa awal kelahiran anak.
Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko kerusakan pada perkembangan otak janin, antara lain:
Perdarahan pada otak bayi atau berkurangnya asupan darah dan oksigen ke otak
Infeksi pada awal kehamilan
Asfiksi (otak kekurangan oksigen) sesaat setelah bayi lahir akibat masalah pada persalinan
Meningitis pada anak
Cedera kepala serius
Mutasi genetik
Lahir prematur
Namun sering kali, penyebab lumpuh otak tidak diketahui.
Diagnosis
Biasanya cerebral palsy terdiagnosis sebelum anak berusia 12 bulan. Gejalanya mungkin tidak terlalu kentara. Tapi, dokter anak berpengalaman dapat mengetahuinya lewat sejumlah pemeriksaan lewat kunjungan rutin pada masa awal kelahiran.
Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk membawa anak periksa secara rutin. Dokter dapat mencurigai adanya cerebral palsy dari gejala yang muncul, seperti ukuran lingkar kepala dan keterlambatan tumbuh kembang.
Dokter dapat menggunakan MRI otak, pemeriksaan saraf, aktivitas listrik otak (elektroensefalografi), dan penilaian klinis khusus.
Komplikasi
Salah satu dampak dari lumpuh otak adalah adanya masalah pada kemampuan gerak dan koordinasi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat cerebral palsy:
Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) merupakan salah satu penyakit neuromuskular yang disebabkan gangguan saraf yang mendukung otot. Penyakit ini termasuk jarang terjadi, namun bisa ditangani gejalanya.
Apa Itu CIDP?
Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) adalah penyakit autoimun langka yang menyebabkan imun tubuh menyerang selubung myelin di saraf. Hal ini menyebabkan fungsi saraf yang mengatur kerja otot tubuh jadi terganggu, sehingga memicu kondisi seperti kebas, kesemutan dan kelemahan di kaki serta tangan.
CIDP juga bisa menyebabkan pengidapnya tidak bisa berjalan, karena tubuh kehilangan kemampuan refleks serta keseimbangan.
Penyakit ini diduga ada hubungannya dengan gangguan neuromuskular yang lain yaitu Guillain-Barré syndrome (GBS). Bedanya, GBS bersifat akut, sementara CIDP bersifat kronis dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Jumlah pengidap GBS lebih banyak dibanding CIDP.
CIDP terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Multifocal motor neuropathy: hanya menyebabkan kelemahan otot yang asimetrik (menyerang beberapa bagian tubuh berbeda)
Lewis-Sumner neuropathy: menyebabkan kelemahan otot asimetrik dan gangguan sensori
Pure sensory CIDP: menyebabkan kebas, nyeri, gangguan keseimbangan, dan pola jalan jadi abnormal. Tidak menyebabkan kelemahan otot.
Pure motor CIDP: menyebabkan kelemahan otot simetris dan kehilangan refleks tetapi tidak menyebabkan gejala sensori.
Gejala
Berikut beberapa gejala CIDP yang paling umum terjadi:
Gangguan pada otot pinggul dan paha, bahu dan lengan atas, tangan, serta kaki
Berkurangnya massa otot pada bagian tubuh yang terdampak (ukurannya jadi lebih kecil)
Tubuh tidak seimbang
Refleks hilang
Nyeri akibat kerusakan saraf
Sulit menelan
Penglihatan menjadi berbayang
Gejala-gejala di atas biasanya akan memburuk seiring berjalannya waktu.
Penyebab
CIPD terjadi karena adanya kerusakan pada sistem imun, sehingga bukannya melindungi, malah justru menyerang bagian tubuh yang sehat. Pada gangguan ini, yang diserang adalah selubung myelin.
Selubung myelin adalah lapisan yang mengelindungi sel saraf bagian axon. Lapisan ini yang melancarkan perjalanan impuls listrik saraf.
Ketika myelin rusak, maka impuls listrik saraf pun terganggu. Ini membuat perintah saraf tidak sampai ke tujuan, dalam hal ini otot, sehingga memicu gejala-gejala di atas.
Diagnosis
CIPD dapat didiagnosis melalui beberapa pemeriksaan, seperti:
Tes darah dan urine
Elektromiografi (EMG) yang melibatkan nerve conduction study untuk melihat seberapa parah kerusakan myelin di saraf tepi.
Tes pungsi lumbal untuk melihat kadar protein tertentu yang terkait dengan CIPD
Biopsi saraf untuk melihat ada atau tidaknya perubahan pada struktur saraf
MRI untuk melihat peradangan pada akar saraf
Pengobatan
Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) bisa ditangani dengan:
Pemberian kortikosteroid
Obat ini bisa membantu meredakan peradangan, sehingga gejala yang dirasakan bisa berkurang. Namun, penggunaan kortikosteroid jangka panjang bisa memicu berbagai efek samping serius.
Plasmaferesis
Prosedur untuk memisahkan plasma dari darah. Plasma yang sudah terpisah kemudian
Intravenus Immunoglobulin Therapy (IVIG)
Pasien akan diberikan immunoglobulin, protein yang membuat sistem imun secara natural menyerang patogen penyebab penyakit. Pemberian IVIG dapat mengurangi serangan sistem imun pada myelin yang sehat.
CIPD dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari. Namun, dengan pengobatan yang tepat, gejala-gejala yang dirasakan oleh para pengidap bisa membaik. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala CIPD, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.
Rotator cuff adalah sekumpulan otot dan tendon yang berfungsi menjaga bahu Anda pada tempatnya. Cedera pada rotator cuff bisa menyebabkan Anda kesulitan mengangkat ataupun menggerakkan tangan. Apakah operasi adalah satu-satunya cara untuk mengatasinya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu cedera rotator cuff?
Rotator cuff adalah sekumpulan otot dan tendon yang berada di bahu. Fungsi utama otot ini adalah menjaga sendi bahu pada tempatnya saat Anda menggerakkannya. Otot rotator cuff memungkinkan Anda melakukan gerakan mengangkat ke atas.
Cedera rotator cuff menyebabkan Anda merasakan sakit dan sulit menggerakkan tangan ke atas. Biasanya, jenis cedera yang paling sering berupa robekan. Cedera ini umum terjadi, terutama seiring dengan pertambahan usia.
Tergantung tingkat keparahannya, pengobatan robekan rotator cuff bervariasi, mulai dari fisioterapi, minum obat antinyeri, hingga operasi.
Jenis-jenis cedera rotator cuff
Rotator cuff adalah sekumpulan otot dan tendon yang mengelilingi sendi bahu dan bertugas menjaga ujung tulang lengan atas tetap berada di soket bahu. Cedera pada rotator cuff dapat terjadi pada ototnya saja, tendon saja, ataupun seluruhnya.
Itu sebabnya, jenis cedera rotator cuff akan dibedakan berdasarkan bagian yang terdampak ataupun seberapa luas robekan yang terjadi.
1. Jenis cedera berdasarkan jaringan yang terdampak
Cedera rotator cuff juga dapat dikelompokkan berdasarkan jaringan yang terdampak, yaitu:
Tendinitis. Tendinitis terjadi ketika tendon yang berada di dalam rotator cuff mengalami radang dan bengkak.
Bursitis. Bursa adalah kantong kecil berisi cairan yang menjadi bantalan dan pelumas antara rotator cuff dan tulang bahu. Bantalan ini berfungsi untuk meminimalisir gesekan yang terjadi ketika Anda menggerakkan sendi bahu. Bursitis terjadi ketika otot dan tulang menekan bursa secara berlebihan dan menyebabkan bengkak.
Robekan rotator cuff. Kondisi ini menyebabkan robekan tendon pada rotator cuff. Robekan ini dapat terjadi akibat peregangan pada tendon yang berlebihan atau mengangkat beban yang terlalu berat. Robekan dapat terjadi sebagian (partial) ataupun seluruhnya (complete tear).
2. Jenis cedera berdasarkan luas robekan
Cedera rotator cuff bisa terjadi seluruhnya ataupun hanya sebagian.
Robek sebagian (partial). Cedera yang terjadi saat tendon, yaitu jaringan yang mengikat antara otot dan tulang jadi robek sebagian. Pada kondisi ini, ada bagian tendon Anda yang masih melekat pada tulang lengan.
Robek seluruhnya (complete tear). Cedera rotator cuff yang terjadi saat tendon Anda robek dan lepas seluruhnya dari tulang Anda.
Lihat Juga: Pengalaman Pasien Robek Otot Bahu Operasi di Mandaya Royal Hospital Puri
Gejala cedera rotator cuff
Beberapa gejala cedera rotator cuff yang mungkin Anda alami, antara lain:
Kesulitan mengangkat, menurunkan, dan menggerakkan tangan
Bunyi ‘krek-krek’ atau sensasi bahu bergerak ketika menggerakkan bahu pada posisi tertentu
Rasa sakit yang tumpul di bahu saat digerakkan
Rasa nyeri memburuk saat malam dan mengganggu tidur
Kesulitan menyisir atau meraih punggung
Lengan menjadi lemah
Meski demikian, dalam beberapa kasus cedera rotator cuff mungkin saja tidak menimbulkan rasa sakit.
Penyebab
Cedera rotator cuff biasanya terjadi akibat penggunaan sendi bahu yang berlebihan dan berulang terus-menerus dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini dapat menyebabkan otot rotator cuff iritasi ataupun robek.
Selain penggunaan otot bahu secara berulang dan berlebihan, kecelakaan kerja, seperti terjatuh, juga bisa menjadi penyebab cedera ini terjadi.
Degenerasi otot rotator cuff juga jadi penyebab cedera yang paling umum. Kondisi ini biasanya akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Usia yang bertambah akan membuat beberapa bagian tubuh, termasuk otot rotator cuff jadi lebih aus dan lebih mudah robek.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan risiko cedera otot bahu meningkat:
Usia. orang yang berusia di atas 60 tahun lebih berisiko mengalami cedera rotator cuff.
Pekerjaan tertentu. Beberapa profesi yang kerap menggunakan bahu secara berulang juga lebih berisiko mengalami cedera rotator cuff, misalnya, tukang kayu atau tukang cat.
Beberapa jenis olahraga. Jenis olahraga yang mengandalkan bahu juga membuat Anda lebih berisiko mengalami cedera rotator cuff, misalnya, bisbol, tenis, dan angkat berat.
Riwayat keluarga. Ada kemungkinan cedera rotator cuff diturunkan dalam keluarga karena angka kejadiannya yang lebih umum pada keluarga tertentu.
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti melakukan beberapa gerakan pada sendi bahu Anda, untuk melihat seberapa luas rentang gerak sendi bahu Anda.
Untuk memastikannya, dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
Rontgen. Pemeriksaan ini biasanya ditujukan untuk mencari tahu ada tidaknya penyebab lain yang membuat bahu Anda terasa nyeri dan rentang geraknya terbatas, salah satunya artritis ataupun retak atau patah tulang. Robekan pada rotator cuff biiasanya tidak akan muncul pada rontgen.
Ultrasound(USG). Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat struktur jaringan tubuh, khususnya jaringan lunak seperti tendon dan otot. Pada pemeriksaan ini dokter juga dapat melihat kondisi jaringan saat bahu melakukan gerakan.
MRI. MRI dapat menunjukkan gambaran kondisi tulang dan otot dan jaringan lain di bahu dengan lebih detail.
Pengobatan
Robekan rotator cuff biasanya tidak dapat sembuh sendiri jika tidak melalui operasi. Meski demikian, tidak semua orang yang mengalami robekan pada rotator cuff harus menjalani operasi.
Dalam kebanyakan kasus, seseorang yang mengalami robekan rotator cuff bisa tetap menggerakkan bahunya tanpa operasi dengan menjalani serangkaian latihan fisik untuk memperkuat otot bahunya.
Sekitar 8 dari 10 orang yang mengalami robekan rotator cuff sebagian mengalami perbaikan gejala dengan fisioterapi walau mungkin membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Berikut ini adalah beberapa cara mengobati gejala rotator cuff tanpa operasi:
Mengistirahatkan lengan dari aktivitas sehari-hari
Menyangga atau menggunakan gendongan lengan untuk membuat kerja bahu tidak terlalu berat dan memulihkan bahu
Kompres dingin pada area bahu yang membengkak untuk meredakan sakit dan bengkak
Menjalani fisioterapi dan melakukan beberapa latihan peregangan yang dapat menguatkan otot bahu
Minum obat antinyeri untuk meredakan rasa sakit yang muncul
Dalam kasus yang berat, seseorang mungkin membutuhkan operasi untuk memulihkan cedera otot bahu yang terjadi.
Jenis operasi yang paling sering dilakukan untuk rotator cuff adalah artroskopi. Artroskopi adalah prosedur minimal invasif yang hanya menggunakan sayatan kecil untuk mengobati retakan tulang atau menyambung kembali tendon yang rusak.
Ini merupakan salah satu prosedur yang juga dapat dilakukan di Mandaya Orthopedic & Movement Centre. Prosedur ini dapat dilakukan secara rawat jalan. Artinya, pasien dapat langsung pulang pada hari yang sama setelah prosedur dilakukan.
Namun, penting untuk menjalani beberapa terapi yang dokter sarankan setelahnya karena ini akan sangat menentukan pemulihan bahu Anda.
Dalam kasus tertentu, yaitu saat kondisi robekan terlalu parah, dokter mungkin saja menyarankan penggantian tendon sebagai salah satu pengobatan cedera bahu. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil tendon yang terdekat untuk melekatkan kembali tulang dan otot.
Selain kedua prosedur tersebut, beberapa operasi lain untuk mengobati rotator cuff injury adalah:
Operasi tendon terbuka untuk memperbaiki tendon yang robek. Prosedur ini dilakukan apabila prosedur artroskopi tidak dapat dilakukan.
Shoulder replacementatau penggantian bahu. Jika kerusakan rotator cuff sudah terlalu berat, penggantian bahu menjadi bahu buatan mungkin menjadi pilihan. Prosedur ini disebut juga dengan shoulder arthroplasty. Pada prosedur ini, dokter akan memasang sendi buatan pada soket bahu.
Lihat juga: Tindakan Pengikisan Tulang Bahu Metode Arthoscopy Kurang dari 1cm – dr. Troydimas Panjaitan Sp.OT(K)
Cedera rotator cuff bisa menyebabkan komplikasi berupa kehilangan kemampuan gerak permanen jika tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter, terutama jika mengalami nyeri bahu yang tak kunjung hilang bahkan diikuti oleh melemahnya kemampuan gerak.
Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindrom lorong karpal adalah suatu kondisi yang menyebabkan tangan mengalami nyeri, kesemutan, mati rasa, atau bahkan terasa lemah. Kondisi ini terjadi karena adanya tekanan saraf pada pergelangan tangan. Meski bisa sembuh dengan sendirinya, konsultasi ke dokter ortopedi sangat disarankan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Apa itu carpal tunnel syndrome?
Lorong karpal atau carpal tunnel adalah sebuah ruang yang berbentuk seperti terowongan yang berada di tulang pergelangan tangan (tulang karpal). Di dalam ruang ini terdapat tendon, ligamen, dan saraf yang dapat membantu Anda menggerakkan tangan.
Carpal tunnel syndrome adalah kondisi ketika saraf median yang berada di dalam lorong karpal tersebut tertekan atau mengalami iritasi. Saraf median ini berfungsi mengendalikan sensasi sensorik dan gerak ke jempol, telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
Saat saraf median tertekan atau iritasi, Anda akan merasakan kesemutan, mati rasa, hingga kelemahan khususnya di jari-jari yang dikendalikan oleh saraf median.
Gejala carpal tunnel syndrome
Carpal tunnel syndrome adalah kondisi progresif. Artinya, gejalanya dapat tampak sangat ringan di awal tapi memburuk seiring waktu jika penanganannya tidak tepat.
Berikut ini adalah beberapa gejala carpal tunnel syndrome yang perlu Anda waspadai:
Nyeri pada jari, telapak tangan, atau lengan bawah
Rasa nyeri yang mengganggu tidur malam
Tangan mati rasa, khususnya di ujung jari
Sensasi kesemutan atau seperti ditusuk jarum
Ibu jari melemah
Kesulitan menggenggam
Sering kali, gejala carpal tunnel syndrome serupa dengan kondisi lainnya. Maka itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter demi memastikan penyebabnya.
Sebab, jika dibiarkan tanpa pengobatan risiko kerusakan permanen pada saraf atau otot dapat terjadi. Segera konsultasi ke dokter spesialis ortopedi apabila rasa nyeri dan gejala yang muncul mengganggu aktivitas dan tidur malam.
Carpal tunnel syndrome (CTS) terjadi karena adanya tekanan pada saraf median.
Lorong karpal memiliki cukup ruang untuk saraf dan otot yang menunjang fungsi tangan. Apabila salah satu bagiannya mengalami iritasi atau bengkak, jaringan di sekitarnya dapat tertekan termasuk saraf median.
Patah pergelangan tangan juga dapat mempersempit lorong karpal dan melukai saraf di dalamnya.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan pergelangan tangan membengkak dan mengakibatkan carpal tunnel syndrome, antara lain:
Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami sindrom lorong karpal, seperti:
Berjenis kelamin wanita
Berusia di atas 40 tahun
Memiliki kondisi kesehatan yang berpotensi memengaruhi saraf, seperti diabetes
Kebiasaan bekerja dengan komputer atau peralatan lain
Melakukan gerakan berulang dan dalam jangka waktu lama
Obesitas
Retensi cairan
Masalah hormon, seperti menopause atau masalah kelenjar tiroid
Diagnosis
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada tangan dan menanyakan perihal waktu pertama kali gejala dirasakan.
Pada pemeriksaan fisik ini, dokter akan memeriksa pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari-jari Anda serta keluhan yang ada. Memberi tahu dokter kondisi yang membuat gejala terasa semakin buruk juga dapat membantu menegakkan diagnosis.
Selain lewat pemeriksaan, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan.
Beberapa prosedur pemeriksaan untuk mendiagnosis carpal tunnel syndrome adalah:
Rontgen pergelangan tangan
Dokter akan meminta Anda menjalani rontgen untuk memastikan kondisi pergelangan tangan dengan tujuan mengeliminasi penyebab yang mungkin tidak berhubungan.
USG
Pemeriksaan USG dapat membantu dokter mendapatkan gambaran kondisi tendon dan saraf yang berada di pergelangan tangan. Lewat pemeriksaan ini dokter dapat mengetahui seberapa besar tekanan pada saraf yang mungkin ada.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai aktivitas listrik kecil yang dihasilkan otot. Tes ini dapat mengetahui seberapa jauh kerusakan otot yang dikendalikan oleh saraf median.
MRI
Pemeriksaan MRI juga bisa dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail mengenai kondisi saraf dan otot yang ada di pergelangan tangan.
Phalen’s test
Ini adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai posisi dan gerakan tangan. Pemeriksaan ini cukup mudah karena dapat dilakukan di ruang konsultasi bersamaan dengan pemeriksaan fisik.
Pengobatan
Pengobatan carpal tunnel syndrome akan lebih mudah jika dilakukan sejak pertama kali gejala muncul. Itu sebabnya, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter ketika Anda mulai merasakan gejala-gejala di atas.
Pada tahap awal, Anda mungkin hanya butuh mengistirahatkan tangan, melakukan beberapa latihan tangan, dan minum obat jika diperlukan. Semua itu dapat Anda lakukan di rumah secara mandiri dengan panduan dokter.
Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan dari carpal tunnel syndrome:
Memasang belat di pergelangan tangan. Cara ini dapat membantu pergelangan tangan tetap lurus dan mengurangi tekanan pada saraf. Gunakan pada malam hari saat tidur setidaknya 4 minggu.
Istirahatkan tangan untuk membantu mengurangi rasa nyeri dan tekanan di pergelangan tangan.
Hindari aktivitas penyebab yang membuat rasa nyeri bertambah buruk.
Ubah posisi kerja menjadi lebih ergonomis sehingga tekanan dapat berkurang.
Kompres dingin untuk meredakan pembengkakan.
Minum obat. Dokter dapat merekomendasikan beberapa antinyeri golongan NSAID untuk meredakan sakit dan peradangan yang terjadi.
Injeksi steroid. Dokter mungkin saja memberikan suntikan kortikosteroid apabila berbagai cara di atas kurang memberikan hasil yang maksimal.
Operasi carpal tunnel syndrome
Dalam kasus yang berat, ketika segala upaya di atas belum membuahkan hasil yang diharapkan, operasi tangan bisa jadi salah satu pilihan.
Terdapat 3 teknik operasi yang dapat menjadi opsi untuk mengobati carpal tunnel syndrome, yaitu:
Endoskopi
Teknik pembedahan menggunakan alat menyerupai teleskop dengan kamera kecil yang disebut dengan endoskop. Dengan metode ini, dokter hanya membutuhkan 1-2 sayatan kecil saja di tangan atau pergeangannya untuk melepaskan saraf yang bermasalah di lorong karpal.
Bedah terbuka
Sayatan yang dibuat dalam bedah terbuka biasanya lebih besar dalam operasi tangan terbuka ini. Melalui sayatan tersebut, dokter akan melepaskan saraf yang mengalami tekanan.
Operasi dengan panduan USG
Serupa dengan endoskopi, dokter akan menggunakan bantuan gelombang suara untuk melihat bagian dalam lorong karpal. Dokter kemudian akan memotong ligamen dengan pisau kecil atau kabel yang dimasukkan ke pergelangan tangan lewat jarum khusus.
Belum diketahui secara pasti cara mencegah carpal tunnel syndrome. Akan tetapi, mengingat penyebab CTS adalah tekanan pada saraf median di pergelangan tangan, hal yang bisa Anda lakukan adalah berusaha mengurangi tekanan pada pergelangan tangan Anda.
Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
Kurangi tenaga saat menggenggam
Sering beristirahat saat menggunakan tangan
Pastikan Anda berada dalam posisi yang ergonomis
Jaga tangan tetap hangat
Jika tidak ditangani dengan benar, carpal tunnel syndrome dapat menyebabkan kerusakan saraf tangan secara permanen. Maka itu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi. Akan lebih baik jika Anda mencari dokter spesialis ortopedi yang memiliki subspesialisasi pada tangan.
Anda bisa berkonsultasi dengan para ahli ortopedi terbaik di Mandaya Orthopedic & Movement Centre yang dapat memberikan konsultasi serta perawatan optimal.
Consultant Pediatrician, Growth & Development – Social Pediatrics, University of Indonesia
Clinical Fellow Growth & Development – Social Pediatrics, University of Indonesia
Pediatrician, University of Indonesia
Courses & Training
IPA LEAD Workshop, International Pediatric Association -Yale Global Health Leadership Institute, Istanbul, Turkey
American Academy of Pediatrics National Congress and Exhibition 2019, New Orleans, USA
Therapeutic Use Exemption Training, World Anti-Doping Agency – Indonesia Ministry of Youth and Sport, Jakarta
IPA LEAD Child Health Emerging Leadership Program, International Pediatric Association, Panama
Media Handling Skills Training, PT Pfizer Indonesia, Jakarta
Protecting Children from Tobacco: Leadership Advocacy Workshop, American Academy of Pediatrics/Centers for Disease Control and Prevention, Washington DC, USA
Strengthening Capacity of Global Pediatric Immunization Champions in Indonesia, American Academy of Pediatrics -Indonesian Pediatric Society
Autism and ADHD Workshop, Indonesian Pediatric Society, Makassar
International Course on Facilitating Multi-stakeholder Partnership and Social Learning, Centre for Development Innovation, Wageningen University & Research, The Netherlands
11th Congress, Asian Society for Pediatric Research, Japan
Pediatric Sleep Medicine Workshop, World Association of Sleep Medicine, Korea
Vaksin Anak
Konsultasi Kesehatan Anak
Konsultasi Tumbuh Kembang Anak
Lokasi Utama
Mandaya Royal Puri
Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159
Dokter Christopher Silman, Sp.Rad, Ph.D adalah seorang dokter spesialis radiologi yang praktik di Mandaya Royal Hospital Puri. Beliau memiliki keahlian dalam melakukan berbagai tindakan pencitraan, mulai dari X-Ray, CT-Thorax, Mammografi, CT Scan, hingga MRI.
Riwayat Pendidikan
Postgraduate (Ph.D) Oita University, Japan
Pendidikan Dokter Spesialis Radiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pendidikan Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Penghargaan
Outstanding Reviewer Status from Canadian Association of Radiologist Journal (2018)
Young Investigator Award from The 6th Asian Congress of Abdominal Radiology (2017)
1st Winner of the 71th Radiology National Board Exam from Indonesia Radiology National Board Exam Committee (2015)
dr. Christian Ariono, Sp.BS adalah dokter spesialis bedah saraf yang dapat menangani berbagai kondisi mulai dari operasi saraf kejepit, tumor saraf, penyumbatan pembuluh darah otak, hingga gangguan otak seperti meningitis.
dr. Christian Ariono, Sp.BS juga terhimpun dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf (PERSPEBSI).
Riwayat Pendidikan
General Practitioner Faculty of Medicine, Universitas Padjajaran
Residency Departement of Neurosurgery at Faculty of Medicine, Universitas Padjajaran
Workshop & Pelatihan
The 4 Aesculap Academy & Padjadjaran University Skulibase Cadaver Dissection Resident Course & Cerebrovascular Microanastomosis Course. Bandung, Indonesia. 2019
Trigeminal Neuralgia International Awareness Day Symposium, Jakarta, Indonesia. 2019
23 Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Neurological Surgeon in conjunction with WFNS Educational Course, Yogyakarta, Indonesia. 2019
The 3 Aesculap Academy & Padjadjaran University Resident Course Skullbase Cadaver Dissection, Bandung, Indonesia. 2019
Bandung International Society of Pediatric Neurosurgeon Course 2019, Bandung, Indonesia. 2019
15th Asian Australasian Advanced Course of Pediatric Neurosurgery, Mito, Japan. 2018
Korean Society of Pediatric Neurosurgeon Japan Society of Pediatric Neurosurgeon Joint Conference 2018, Tokyo, Japan. 2018
The 1″ Aesculap Academy & Padjadjaran University Resident Course Skullbase Cadaver Dissection, Bandung, Indonesia. 2018
Pre-Course Transcranial Ultrasound Workshop at 2nd ISPN Educational Course, Kuala Lumpur, Malaysia. 2017
2 ISPN Educational Course, Kuala Lumpur, Malaysia. 2017
Joint Symposium Neurology & Neurosurgery: Working Together Towards A Better Service For Patients, Bandung, Indonesia. 2017
Cancer Immunotherapy Has Arrived, Dr. Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series, Jakarta, Indonesia. 2017
The 11th Asian Congress of Neurological Surgeons (ACNS) 2016 in conjunction with. The 21 Annual Scientific Meeting of indonesian Society of Neurological Surgeons (PERSPEBSI), Surabaya, Indonesia. 2016
Neuroscience Lipdate on Stroke Management, Bandung, Indonesia. 2016
Live Surgery Course in Microvascular Neurosurgery, Bandung, Indonesia. 2016
Basic Surgical Skill Course, Bali, Indonesia. 2015
Espen Course, Bali, Indonesia. 2015
Wound and Stoma Care Course, Bali, Indonesia. 2015
Perioperative Core in Acute Care Surgery, Ball, Indonesia. 2015
Symposium Minimally Invasive Surgery in Various Medical Cases, Jakarta, Indonesia. 2013
Simulative Training on Basic Suturing Technique, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 2013
Head Trauma Workshop, Bandung, Indonesia. 2013
Indonesian Society Of Neurological Surgeons (PERSPEBSI) Neurosurgery in Indonesia Today, Surakarta, Indonesia. 2013
Recent Advances in Diagnostic and Management Cervical Spondylotic Myelopathy, Jakarta, Indonesia. 2013
Advanced Trauma Life Support, LAKESPRA, Jakarta, Indonesia Observership. 20143
1st Jakarta Annual Surgical Symposia, Jakarta, Indonesia. 2012
Pediatric Neurosurgery Observership at Tokyo Metropolitan Children’s Medical Centre, Tokyo, Japan. 2012
”COGNITIVE FUNTION OUTCOMES OF POST-OPERATIVE MILD TO MODERATE TRAUMATIC BRAIN INJURY USING COMBINATION OF MINI-MENTAL STATE EXAMINATION, DIGIT SPAN, AND CONSTRUCTIONAL PRAXIS”, Achmad Adam, Christian Ariono, Muhammad Z. Arifin, Ahmad Faried. in Medical Journal of Medical Sciences.
“INTRAVENTRICULAR FLUID INJECTION AS A NOVEL TREATMENT OF SUBDURAL FLUID COLLECTION AFTER VP SHUNT OVERDRAINAGE: A CASE REPORT”, Christian Ariono, Nobuhito Morota, Adhitya Rahadi, Aya Yamamoto, Satoshi Ihara, Kyoji Tsuda, in Asian Australasian Neuro and Health Science Journal.
“THE ROLE OF VENTRICULOATRIAL SHUNTS FOR THE SHUNT PLACEMENT IN MODERN MEDICINE: A CASE REPORT”, Adhitya Yudadi, Christian Ariono, Nobuhito Morota, Satoshi Ihara, Kyoji Tsuda in Asian Australasian Neuro and Health Science Journal.
Bedah Saraf
Bedah Tumor Otak dengan Fluoresence
Konsultasi Bedah Saraf
Laminektomi
Saraf Kejepit
Lokasi Utama
Mandaya Royal Puri
Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159
Reviewed on Nov 10, 2022
Dokter sangat perhatian.