fbpx

Epilepsi pada Anak: Diagnosis hingga Pengobatannya

anak mengalami epilepsi saat tidur

Epilepsi adalah penyebab kejang paling umum pada anak. Kondisi ini terjadi ketika ada gangguan pada aktivitas listrik di otak. Saat kejang, anak akan mengalami pergerakan otot di luar kontrol dan kehilangan kesadaran. Beberapa anak ada yang terlihat seperti memiliki tatapan yang kosong dan linglung hingga kejang berakhir.

Perlu diingat bahwa tidak semua kejang yang terjadi pada anak pasti disebabkanoleh epilepsi. Karena itu, Anda perlu memeriksakan buah hati ke dokter spesialis saraf atau neurologi untuk mendapatkan diagnosis yang pasti.

Jenis epilepsi pada anak

  • Epilepsi absen. Ditandai dengan tatapan anak yang tiba-tiba kosong, terlihat seperti linglung dan tidak merespon ketika diajak bicara.
  • Epilepsi rolandik. Terjadi ketika akan tidur atau bangun tidur. Ditandai dengan pergerakan otot yang tidak terkontrol. Umumnya hanya terjadi di satu sisi tubuh.
  • Epilepsi juvenile mioklonik. Kerap terjadi saat masa pubertas. Ditandai dengan kejang di bagian tangan. Biasanya terjadi saat bangun tidur.
  • Kejang infatil. Kondisi ini membuat bayi kejang sampai meringkuk atau meregang di luar kendali. Epilepsi jenis ini umumnya terjadi hanya beberapa detik saja, tetapi dapat terjadi sebanyak beberapa kali dengan jeda singkat di antaranya.
  • Sindrom Lennox-Gastaut. Kondisi ini bisa membuat otot anak tiba-tiba kaku namun langsung lemas setelahnya. Saat terjadi, kesadaran anak juga akan hilang.

Diagnosis epilepsi pada anak

Untuk mendiagnosis epilepsi pada anak, dokter spesialis saraf akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

1. Pencatatan riwayat medis

Dokter akan mencatat secara detail riwayat kesehatan buah hati Anda, termasuk kondisinya saat di kandungan dan ketika dilahirkan. Riwayat keluarga yang memiliki epilepsi serta ada atau tidaknya riwayat kecelakaan atau benturan pada kepala anak pun perlu diberitahukan pada dokter.

2. Pencatatan kondisi anak saat kejang

Selain itu, dokter juga akan menanyakan pada orang tua keterangan detail soal kejang yang terjadi, seperti durasi dan gejala yang dimiliki anak.

Karena itu, saat anak mengalami kejang, sebisa mungkin ada satu orang tua yang membantu anak dan satunya lagi merekam kejadian tersebut, agar dokter bisa memastikan secara detail kondisi anak saat kejang berlangsung.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik seperti tes kekuatan otot dan refleks juga akan dilakukan untuk melihat fungsi otak anak. Selain itu, tes panca indera dan daya ingat juga akan dilakukan.

4. Tes darah

Tes darah berguna untuk melihat apabila ada penyakit lain yang diderita anak tapi sebelumnya tidak terdeteksi. Penyakit tersebut bisa jadi adalah penyebab terjadinya kejang.

5. Pemeriksaan pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti MRI dan CT-Scan juga dapat dilakukan untuk melihat kondisi di dalam tubuh. CT-Scan dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya tanda cedera yang sekiranya bisa menyebabkan kejang, sedangkan MRI dilakukan untuk melihat gambaran otak.

6. Elektroensefalografi (EEG)

EEG adalah tes untuk melihat aktivitas listrik di otak. Pada tes ini, dokter akan menempatkan elektroda pada kulit kepala anak dan lalu memeriksa gelombang listrik pada otak untuk menentukan jenis kejang yang dialami. Pemeriksaan ini bisa menentukan penyebab kejang yang dialami anak akibat epilepsi atau bukan.

Diagnosis epilepsi pada anak dengan pemeriksaan EEG atau elektroensefalografi

Lihat Juga: Ketahui Penyebab Kejang dengan Pemeriksaan EEG Bersama dr. Nurul Fadli, Sp.N

Pengobatan epilepsi pada anak

Pilihan utama pengobatan epilepsi pada anak adalah konsumsi obat-obatan antikejang. Obat ini dapat meredakan gejala epilepsi dan mengurangi frekuensi anak mengalami kejang. Hingga saat ini, durasi anak harus minum obat epilepsi tidak bisa ditentukan secara pasti, karena kondisi setiap anak berbeda. Dokter yang akan menentukan kapan anak boleh berhenti minum obat. Umumnya, pengobatan baru dihentikan setelah anak tidak lagi mengalami kejang selama beberapa tahun setelah pengobatan dimulai.

Jika konsumsi obat tidak juga membuat kondisi epilepsi membaik, maka opsi pengobatan lain seperti operasi otak serta pemasangan alat medis seperti vagal nerve simulator dan responsive neurostimulator dapat dilakukan. Dokter juga mungkin akan menyarankan anak untuk menjalani pola makan tertentu seperti konsumsi makanan dengan indeks glikemik yang rendah.

Lihat Juga: Dokter Spesialis Neurologi di Mandaya yang Bisa Tangani Epilepsi pada Anak

dr. Nurul Fadli, Sp.N

dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K)

Pengaruh epilepsi untuk tumbuh kembang anak

Kondisi epilepsi pada anak serta pengobatannya dapat memengaruhi perkembangan maupun kegiatannya sehari-hari, seperti:

1. Perilaku

Bagi beberapa anak, mengalami epilepsi dan mengonsumsi obat epilepsi tidak akan memengaruhi perilakunya. Namun, pada beberapa kasus, orangtua mungkin menyadari anak menjadi lebih mudah marah dan tidak ingin bersosialisasi.

Namun, tidak semua anak mengalami hal tersebut. Sebagian dari mereka dapat merespon dengan baik mengenai kondisi yang mereka alami.

2. Kemampuan belajar

Kebanyakan anak yang mengalami epilepsi memiliki tingkat kecerdasan dan kemampuan berpikir yang sama dengan anak lainnya. Namun, beberapa anak lain mungkin mengalami kesulitan belajar, yang bisa disebabkan oleh:

  • Gangguan kesehatan tertentu
  • Faktor lain yang berhubungan dengan kejang, seperti kelelahan
  • Efek samping obat
  • Kondisi yang menjadi penyebab utama epilepsi yang dialami
  • Faktor emosional atau sosial

Jika epilepsi pada anak Anda dirasa memengaruhi kemampuan belajarnya, maka Anda sebaiknya mengonsultasikannya kepada dokter yang merawat.

3. Kesehatan fisik

Epilepsi seharusnya tidak menghalangi anak untuk melakukan kegiatan fisik seperti olahraga. Bahkan, olahraga dipercaya baik untuk perkembangan anak dengan kondisi ini.

Tidak hanya baik untuk kesehatan fisiknya, olahraga juga baik untuk kesehatan emosi anak, termasuk pengaruhnya untuk mengontrol kejang. Anda juga tidak perlu khawatir untuk membiarkan anak berolahraga karena kegiatan ini jarang bisa memicu kejang.

Berbagai jenis olahraga juga dapat dilakukan, selama tidak membuat anak terlalu lelah dan dehidrasi hingga terjadi turunnya kadar gula darah.

Jika buah hati Anda kerap mengalami kejang, jangan ragu untuk segera periksakan ke dokter spesialis neurologi. Buat janji temu Anda dengan dokter di Mandaya Royal Hospital Puri lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes