Benjolan dapat muncul di area tubuh mana pun, termasuk di paha. Biasanya, benjolan di paha terjadi akibat munculnya jaringan atau penumpukan lemak di bawah kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, ataupun kondisi kesehatan lainnya.
Walau cenderung aman dan dapat hilang dengan sendirinya, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai karena bisa menjadi sinyal untuk Anda segera berkonsultasi ke dokter.
Contents
Penyebab benjolan di paha
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan benjolan di area paha, seperti trauma (alias cedera atau kecelakaan), infeksi, penyakit yang menyebabkan peradangan, tumor jinak, hingga kanker.
Pada kasus penyakit peradangan, benjolan di area paha biasanya terjadi akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Pembengkakan ini terjadi sebagai tanda tubuh sedang berusaha melawan infeksi atau radang yang terjadi.
Beberapa penyebab benjolan paha, antara lain:
1. Hernia
Hernia adalah salah satu kondisi ketika organ dalam tubuh, seperti usus, mencuat dari rongga perut karena otot penopangnya melemah. Akibatnya, Anda akan melihat adanya benjolan di area paha Anda, tepatnya pangkal paha, alias selangkangan.
Benjolan di area sekitar paha yang muncul biasanya dapat dimasukkan kembali ke rongganya. Akan tetapi, tanpa ditahan oleh tangan benjolan akan tetap muncul.
Anda perlu segera ke dokter jika mengalami hernia. Dokter dapat menyarankan operasi hernia untuk mengembalikan organ dalam ke tempatnya dan menjahit otot atau dinding jaringan agar lebih kuat menahan organ di tempatnya.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening
Limfedema, atau pembengkakan kelenjar getah bening, adalah salah satu penyebab benjolan paha yang lebih umum. Benjolan biasanya terjadi di pangkal paha, alias area selangkangan.
Pembengkakan kelenjar getah bening di paha biasanya jadi salah satu tanda adanya infeksi bakteri ataupun virus.
Pemberian antibiotik mungkin saja akan diberikan dan biasanya, benjolan akan menghilang seiring dengan infeksi yang kemudian hilang.
3. Kista
Kista juga bisa menyebabkan benjolan paha. Kista adalah benjolan yang berisi cairan ataupun nanah di dalamnya. Seringnya, kista di paha bersifat jinak.
Meski demikian, Anda perlu memeriksakan diri, terutama jika ukuran kista semakin membesar. Sebab, kista yang pecah dapat meningkatkan risiko infeksi.
Baca juga: Ada Benjolan di Wajah tapi Bukan Jerawat, Ini 9 Penyebabnya
4. Lipoma
Lipoma adalah benjolan paha yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan lemak. Benjolan lemak ini cenderung tidak berbahaya.
Bahkan seringnya, Anda tidak membutuhkan pengobatan khusus walau benjolan lemak ini mungkin tidak dapat hilang. Apabila benjolan semakin membesar dan mulai mengganggu, Anda bisa berkonsultasi ke dokter spesialis kulit ataupun dokter bedah lipoma.
Dokter mungkin merekomendasikan pengangkatan lipoma jika benjolan di paha mulai mengganggu aktivitas Anda.
Baca juga: Benjolan di Ketiak, Mungkinkah Kanker?
5. Pembesaran pembuluh vena
Benjolan paha selanjutnya juga bisa disebabkan oleh pembesaran pembuluh darah vena yang berada di area paha, alias varises. Kondisi ini disebut dengan saphena varix.
Saphena varix adalah pembesaran pembuluh vena besar (saphena) yang ada di sekitar pangkal paha. Benjolan di pangkal paha akibat saphena varix ini biasanya akan hilang saat Anda berada dalam posisi berbaring.
Varises pada pembuluh saphena terjadi ketika katup vena rusak sehingga aliran darah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk mengatasinya, dokter spesialis bedah mungkin akan menyarankan saphenous ligation.
6. Abses
Abses adalah benjolan berisi nanah yang terjadi akibat infeksi bakteri. Abses ini bisa muncul di mana pun termasuk di paha.
Untuk mengatasi benjolan paha akibat abses, biasanya dokter dapat memberikan antibiotik. Jika diperlukan, dokter juga mungkin akan menyayat abses untuk mengeluarkan nanah.
7. Fibroma
Fibroma adalah tumor jinak yang tumbuh dari jaringan ikat. Benjolan tumor ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun, termasuk di paha.
Biasanya, fibroma pada area kulit di paha akan berbentuk benjolan keras di bawah kulit. Walau tidak berbahaya, benjolan bisa terasa sakit atau gatal.
Sama seperti lipoma, benjolan akibat fibroma mungkin tidak akan hilang tapi tidak memerlukan pengobatan khusus. Apabila benjolan semakin membesar dan mulai mengganggu, dokter dapat melakukan pembedahan untuk mengangkat fibroma.
8. Kanker
Dalam kasus yang jarang, benjolan paha juga bisa jadi tanda kanker. Kanker yang dapat menyebabkan benjolan pada kanker bisa berupa kanker melanoma, atau kanker kulit, ataupun kanker non-melanoma.
Selain pembedahan, dokter mungkin akan merekomendasikan kemoterapi, radioterapi, dan pengobatan kanker lainnya untuk memastikan sel kanker tidak tersisa.
Baca juga: 5 Perbedaan Benjolan Payudara yang Ganas dan Jinak
Kapan harus ke dokter?
Dalam kebanyakan kasus, benjolan paha biasanya bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan. Namun, Anda harus waspada jika benjolan Anda:
- Bertambah besar, lebih dari 1 cm
- Benjolan terasa sakit dan mengganggu aktivitas
- Terdapat perubahan warna kulit pada area benjolan paha
- Demam berulang tanpa sebab
- Penurunan berat badan secara drastis
- Mengeluarkan cairan, nanah, atau darah
Benjolan di tubuh, termasuk area paha tak selalu berbahaya. Akan tetapi, tak ada salahnya Anda memeriksakan diri ke dokter spesialis untuk memberikan ketenangan bagi diri Anda.
Anda bisa berkunjung pada dokter spesialis penyakit dalam ataupun dokter spesialis bedah jika cukup yakin benjolan yang Anda miliki akan membutuhkan pembedahan.
Anda bisa berkonsultasi dulu dengan dokter spesialis terbaik kami di Mandaya Royal Hospital Group. Hubungi kami lewat Chat Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store untuk membuat janji temu.