Transplantasi hati adalah prosedur medis untuk mengambil organ hati yang rusak dan menggantinya dengan organ hati sehat dari pendonor yang sudah meninggal. Prosedur ini dilakukan bila segala pengobatan untuk penyakit hati tidak lagi memberikan hasil yang diharapkan.
Terdapat dua jenis transplantasi hati, yaitu transplantasi hati total atau sebagian. Donor transplantasi hati total biasanya berasal dari orang yang sudah meninggal. Sementara, untuk donor transplantasi hati sebagian bisa didapatkan dari orang yang masih hidup dan memiliki liver yang sehat.
Contents
Kapan transplantasi hati diperlukan?
Transplantasi hati dipertimbangkan untuk orang-orang dengan penyakit hati stadium akhir yang tidak dapat diobati dengan pengobatan lain, seperti:
- Sirosis hati: Kondisi kronis ketika jaringan hati digantikan dengan jaringan parut dan menyebabkan gagal hati.
- Gagal hati akut: Penurunan fungsi hati yang tiba-tiba dan memburuk, sering kali disebabkan oleh infeksi virus atau obat-obatan.
- Kanker hati: Tumor ganas yang berkembang di hati.
- Penyakit hati bawaan: Kelainan genetik yang memengaruhi fungsi hati sejak lahir.
Baca juga: 7 Gejala Kanker Hati Stadium Awal yang Penting Dikenali
Proses transplantasi hati
Transplantasi hati adalah operasi besar yang membutuhkan persiapan. Berikut adalah beberapa langkah dalam proses transplantasi hati:
- Evaluasi dan pencocokan donor: pasien akan menjalani evaluasi menyeluruh untuk memastikan mereka cukup sehat untuk operasi dan cocok dengan donor hati.
- Daftar tunggu donor: pasien akan dimasukkan dalam daftar tunggu donor hati. Waktu tunggu dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis darah.
- Operasi transplantasi: saat donor hati yang cocok ditemukan, operasi transplantasi akan dilakukan. Operasi ini biasanya berlangsung selama 6-12 jam.
- Pemulihan: setelah operasi, pasien akan dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu untuk memantau pemulihan dan mencegah komplikasi.
Baca juga: Mengenal Metode Ablasi RF, MWA & TACE Untuk Tangani Nodul Hati dan Kanker Hati
Risiko
Seperti semua operasi besar, transplantasi hati memiliki risiko dan komplikasi, seperti:
- Infeksi
- Perdarahan
- Penolakan hati
- Kematian
Meskipun tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, risiko kanker hati semakin berkurang seiring bertambahnya pengetahuan dan kemajuan teknologi medis.
Pasca prosedur
Selain risiko operasi, orang yang menjalani transplantasi hati juga berisiko mengalami penolakan organ yang baru oleh sistem kekebalan tubuh pasien. Itu sebabnya, setelah transplantasi hati, pasien perlu minum obat anti-penolakan seumur hidup untuk mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang hati baru. Mereka juga perlu menjalani pemeriksaan medis secara teratur dan mengikuti gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan hati baru mereka.
Transplantasi hati merupakan prosedur medis yang kompleks tapi dapat memperpanjang harapan hidup bagi orang-orang dengan penyakit hati stadium akhir.
Pastikan Anda menanyakan segala kekhawatiran Anda dengan dokter spesialis liver yang menangani Anda.
Lihat juga: Tangani Masalah Abses Hati/Liver dengan Dokter Radiologi Intervensi Mandaya Royal Hospital Puri
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pengobatan penyakit liver tergantung pada stadium penyakit, kondisi kesehatan pasien, dan pilihan pengobatan yang tersedia.
Jangan ragu juga untuk berkonsultasi masalah hati Anda di Mandaya Hospital. Klinik Digestive & Liver kami dapat memberikan pelayanan terbaik untuk mengelola kondisi hati.
Didukung oleh dokter spesialis berpengalaman serta peralatan medis yang lengkap, kami dapat memberikan penanganan mulai dari pengobatan hingga prosedur operasi.
Kunjungi Mandaya Liver Center dengan membuat janji lewat Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store.