fbpx

Tes Urine: Tujuan, Persiapan, dan Jenis Pemeriksaan

Tes urine adalah pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan urine sebagai sampel yang diteliti. Apabila Anda melakukan medical check up rutin tahunan, pemeriksaan urine lengkap (urinalisis) adalah salah satu yang pasti diperiksa.

Pemeriksaan urine lengkap dapat mendeteksi berbagai kondisi kesehatan, seperti infeksi saluran kemih, masalah ginjal, atau diabetes. Pemeriksaan kehamilan juga sering menggunakan sampel urine, tapi biasanya ini dilakukan di luar pemeriksaan rutin kesehatan.

Apa itu tes urine?

Tes urine, atau dalam bahasa medis disebut dengan urinalisis, adalah pemeriksaan urine yang meliputi evaluasi tampilan, kandungan senyawa kimia, dan sel-sel mikroskopik yang mungkin terdapat di dalam urine. 

Tes urine bertujuan untuk mendeteksi penyakit dan memantau kondisi kesehatan seseorang. Terdapat berbagai hal yang diperiksa oleh dokter lewat sampel urine Anda. Dokter akan menentukan hal-hal yang diperiksa lewat gejala dan kondisi tubuh Anda.

Secara umum, hal-hal yang diperiksa saat melakukan tes urine, antara lain:

  • Warna dan penampakan kasat mata urine, seperti busa atau benda asing lain
  • Zat kimia dalam urine, seperti ada tidaknya protein dalam urine (albuminuria), pH urine, dan kadar glukosa
  • Sel mikroskopik dalam urine, seperti ditemukannya sel darah merah dalam jumlah kecil, bakteri, atau batu berukuran kecil

Kapan pemeriksaan urine diperlukan?

Tes urine dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Beberapa kondisi yang mungkin membutuhkan urinalisis, antara lain:

  • Sebelum operasi
  • Pemeriksaan awal kehamilan
  • Pemeriksaan kesehatan rutin (medical check-up)

Selain itu, jika dokter mencurigai Anda mengalami kondisi seperti diabetes, penyakit ginjal, penyakit hati, atau infeksi saluran kemih, tes urine juga dapat dilakukan.

Anda mungkin membutuhkan tes urine bila mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Sakit perut
  • Ada darah dalam urine
  • Buang air kecil yang terasa sakit

Prosedur tes urine

Prosedur melakukan pemeriksaan urine cukup sederhana dan mudah. Pengambilan sampel pun bisa dilakukan di rumah atau di rumah sakit tergantung instruksi dari dokter.

Sebaiknya, pengambilan sampel urine untuk dianalisis dilakukan pada urine pertama di pagi hari. Sebab, pada saat ini urine lebih terkonsentrasi sehingga banyak yang dapat dianalisis.

Persiapan menjalani tes urine

Apabila hanya akan menjalani tes urine tanpa disertai tes lainnya (seperti tes darah), biasanya Anda tidak perlu puasa sehari sebelumnya. Namun, Anda mungkin harus menghentikan beberapa obat atau multivitamin beberapa hari sebelumnya karena dapat memengaruhi hasil pemeriksaan urine.

Beberapa obat dan multivitamin yang harus dihentikan konsumsinya sebelum tes urine, antara lain:

  • Vitamin C
  • Metronidazole
  • Riboflavin
  • Beberapa jenis obat flu
  • Antidepresan

Maka itu, penting untuk menginformasikan kepada dokter mengenai obat dan suplemen apa saja yang Anda minum sebelum melakukan tes urine. 

Anda juga sebaiknya memberi tahu kepada petugas lab atau dokter apabila Anda mengalami keputihan atau sedang mengalami menstruasi saat hari pengambilan sampel. Darah menstruasi atau keputihan bisa mengganggu hasil interpretasi dari tes urine.

Lihat Juga: Batu Ginjal Dapat Sembuh Tanpa Operasi oleh dr. Maruto Harjanggi, BSc (Hons), Sp.U

Cara mengambil sampel urine yang benar

Anda biasanya akan diminta mengambil sampel dari tengah aliran urine. Berikut ini adalah cara mengambil sampel urine untuk pemeriksaan:

  • Bersihkan labia atau penis sebelum Anda berkemih
  • Saat mulai berkemih, tampunglah urine Anda di tengah aliran
  • Tampung urine sebanyak 30-60 ml
  • Selesaikan buang air kecil seperti biasa

Setelah urine terkumpul Anda bisa langsung menyerahkan ke petugas laboratorium. Namun, jika Anda melakukannya di rumah, Anda harus segera mengantarnya.

Jika Anda tidak dapat mengantarnya dalam waktu 1 jam setelah pengumpulan urine, Anda harus menyimpannya di dalam lemari pendingin atau sesuai dengan instruksi dari petugas. 

Proses urinalisis

Proses urinalisis akan dilakukan di laboratorium. Namun, jika tes urine dilakukan untuk pemeriksaan kehamilan, petugas lab bisa langsung melakukan pemeriksaan.

Tes dipstick juga bisa langsung dilakukan dengan mencelupkan dipstick ke urine segera setelah sampel urine diterima.

Jenis pemeriksaan urine

Seperti yang telah sedikit disinggung sebelumnya, tes urine biasanya dinilai dengan 3 cara, yaitu:

1. Pemeriksaan visual

Pada pemeriksaan ini, analis laboratorium akan memeriksa penampakan warna urine, kejernihan, dan benda asing yang tercampur dalam urine.

Beberapa hal visual yang diperiksa, antara lain:

  • Busa pada urine yang dapat menandakan adanya infeksi atau protein dalam urine
  • Warna urine yang keruh atau gelap dapat menandakan adanya darah dalam urine atau tanda dehidrasi
  • Urine berbau tidak sedap yang menjadi tanda infeksi

2. Pemeriksaan mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk melihat sampel urine di dalam mikroskop untuk mengevaluasi mikroorganisme atau sel yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Beberapa hal yang diperiksa dari pemeriksaan mikroskopik, antara lain:

  • Sel darah putih 
  • Sel darah merah
  • Bakteri
  • Batu ginjal
  • Silinder (casts), salah satu massa protein

Tergantung penemuannya, keberadaan sel-sel di atas bisa mengindikasikan adanya kondisi kesehatan tertentu seperti masalah ginjal, infeksi, kelainan darah, dan masalah diabetes.

3. Tes dipstick

Tes dipstick dilakukan untuk memeriksa senyawa kimia yang berada di dalam urine dengan menggunakan sebuah stik plastik yang dicelupkan ke dalam urine.

Nantinya, warna stik akan berubah sesuai dengan kadar substansi tertentu dalam urine. Tes dipstick dapat memeriksa:

  • Kadar bilirubin
  • Darah
  • Protein
  • Tingkat keasaman (pH) urine
  • Glukosa
  • Konsentrasi urine, pekat atau encer
  • Keton

Baca juga: Pemeriksaan Ginjal dengan Renogram

Hasil pemeriksaan 

Hasil tes urine bisa sangat beragam tergantung jenis yang ingin dibaca. Misalnya saja, warna urine yang keruh atau bahkan cokelat bisa jadi tanda adanya darah yang bisa mengindikasikan masalah ginjal atau dehidrasi.

Munculnya protein atau glukosa dalam urine bisa menandakan adanya kemungkinan penyakit ginjal atau diabetes. 

Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis kondisi yang Anda alami. 

Namun, jika hasilnya normal, dokter mungkin hanya akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin setahun sekali untuk memastikan bahwa kondisi Anda tetap sehat.

Anda bisa melakukan tes ini secara mandiri dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (medical check up) rutin secara berkala. Sebab, selain tes darah lengkap, tes urine lengkap biasanya selalu turut serta dalam pemeriksaan kesehatan.

Baca juga: Dokter Spesialis Urologi dan Penyakit yang Ditanganinya

Untuk mengetahui kebutuhan Anda, Anda bisa mengunjungi Preventive Health Care RS Mandaya Royal Puri. Di sana, Anda dapat melihat berbagai paket MCU yang ditawarkan, yang dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.

Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu apabila masih bingung tentang paket yang sebaiknya Anda ambil. Anda bisa membuat janji lewat Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store. 

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes