Penyakit saraf pada anak dapat disebabkan oleh masalah sistem saraf pusat, seperti otak dan saraf tulang belakang, ataupun masalah pada sistem saraf tepi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah tumbuh kembang.
Mengetahui berbagai jenis penyakit saraf pada anak bisa membantu orang tua tetap waspada sekaligus menemui dokter sedini mungkin untuk mencegah efek yang ditimbulkan.
Contents
Macam-Macam Penyakit Saraf Pada Anak
Beberapa penyakit saraf yang umum pada anak, antara lain:
1. Epilepsi
Epilepsi pada anak adalah salah satu penyakit saraf pada anak yang paling umum terjadi. Kejang pada anak adalah salah satu gejala epilepsi yang paling umum. Kejang akibat epilepsi ini berbeda dengan kejang demam dan biasanya terjadi ketika dalam 24 jam setidaknya anak Anda mengalami dua kali kejang tanpa sebab.
Pada beberapa anak, epilepsi sering kali tidak diketahui sebabnya. Namun, ada beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan epilepsi, seperti kelainan genetik, cedera kepala, dan cedera sebelum kelahiran.
2. Spina Bifida
Spina bifida adalah penyakit saraf pada anak yang terjadi ketika saraf tulang belakang dan tulang belakang tidak terbentuk dengan sempurna. Ini adalah salah satu jenis cacat tabung saraf.
Tabung saraf adalah struktur yang akan berkembang menjadi otak bayi dan saraf tulang belakang. Pembentukan yang tidak sempurna inilah yang menyebabkan spina bifida. Gejala spina bifida bisa ringan ataupun berat tergantung jenis yang dialami.
3. Cerebral Palsy
Penyakit saraf pada anak selanjutnya adalah cerebral palsy. Ini adalah kondisi yang terjadi ketika terjadi kerusakan saat tahap perkembangan otak janin.
Seringnya, kerusakan otak terjadi pada saat anak di dalam kandungan. Namun, kerusakan juga bisa terjadi sesaat setelah anak dilahirkan, salah satunya akibat kelahiran prematur, kurangnya oksigen ke otak akibat masalah pada saat persalinan.
Gangguan koordinasi dan kemampuan gerak adalah gejala paling umum dari cerebral palsy. Masalah tumbuh kembang juga dapat terjadi pada anak dengan cerebral palsy.
4. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurologis yang membuat anak sulit mempertahankan perhatian, fokus, dan konsentrasi. Anak yang mengalami ADHD juga biasanya hiperaktif dan impulsif.
Sering kali, kondisi ini terdiagnosis saat masih anak-anak. Terutama saat anak mulai masuk ke sekolah. Penyebab ADHD tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, kondisi ini umumnya dipengaruhi oleh faktor keluarga.
5. Autisme
Autism spectrum disorder (ASD), alias autisme, adalah suatu gangguan yang memengaruhi saraf dan perkembangan anak. Anak yang mengalami autisme biasanya mengalami masalah dalam berinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi, belajar, dan bersikap. Selain itu, anak juga biasanya akan melakukan suatu kegiatan berulang-ulang (repetitif) dan memiliki minat yang terbatas.
Autisme sering disebut sebagai gangguan tumbuh kembang karena sering kali gejalanya muncul saat anak berusia dua tahun. Seperti ADHD, penyebabnya sering kali tidak diketahui. Namun, faktor riwayat keluarga dan lingkungan dapat memperbesar risikonya.
6. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kondisi menumpuknya cairan serebrospinal di dalam otak. Ini adalah salah satu penyakit saraf pada anak yang sering ditangani oleh dokter spesialis saraf anak atau bedah saraf anak.
Biasanya, hidrosefalus terjadi karena kelainan bawaan, tapi bisa juga terjadi setelah bayi dilahirkan. Gejala yang muncul bisa berupa ukuran kepala yang sangat besar, mual dan muntah, kejang, dan keterlambatan tumbuh kembang.
7. Disleksia
Disleksia adalah gangguan belajar yang membuat seorang anak kesulitan membaca karena tidak mampu mengidentifikasi bunyi-bunyian yang dibentuk dari huruf-huruf atau kata.
Kondisi ini termasuk penyakit saraf pada anak sebab sering kali terdeteksi saat anak-anak hendak belajar membaca akibat terdapat perbedaan pada area otak yang memproses bahasa. Meski kesulitan membaca, hal itu tidak memengaruhi kecerdasan anak.
8. Keterlambatan Tumbuh Kembang
Daripada disebut penyakit, keterlambatan tumbuh kembang lebih sering menjadi salah satu gejala adanya masalah pada saraf anak. Gangguan saraf itu menyebabkan anak mengalami masalah otot yang berpengaruh dalam sistem motorik anak.
Hal ini ditandai dengan keterlambatan anak dalam menguasai kemampuan dasar, seperti merangkak, berjalan, berbicara, dan menggenggam.
Gejala Masalah Saraf Pada Anak
Keterlambatan tumbuh kembang bisa menjadi tanda adanya masalah saraf pada anak. Anda dapat berkonsultasi ke dokter spesialis anak ataupun spesialis saraf anak bila anak menunjukkan gejala, seperti:
- Keterlambatan tumbuh kembang
- Ukuran kepala kecil atau membesar
- Perubahan kemampuan gerak, aktivitas, dan reflek
- Gangguan koordinasi
- Tremor, kejang, dan otot kaku
- Lemah otot
- Terlambat bicara
Anak yang lebih besar biasanya dapat mengalami gejala sakit kepala atau migrain hebat, perubahan penglihatan, atau kesemutan.
Deteksi dini bisa membantu anak mencapai tumbuh kembang optimal dengan berbagai pengobatan dan terapi yang diberikan. Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk memeriksakan anak secara rutin terutama pada tahun pertama kehidupan anak.
Dokter Spesialis Saraf Anak
dr. Lisa Safira, Sp.A (K) merupakan dokter spesialis anak konsultan saraf yang menangani kejang pada anak dan berbagai penyakit gangguan saraf & otot pada anak seperti epilepsi, gangguan gerak, infeksi otak meningitis, gangguan bahasa & ketrampilan motorik, spektrum ADHD hingga autisme anak.
Beliau menyelesaikan pendidikan kedokteran umumnya di Universitas Brawijaya, kemudian menyelesaikan pendidikan dokter spesialis dan subspesialisnya di Universitas Indonesia. Selain mengenyam pendidikan di dalam negeri, beliau juga mengikuti post graduate program in pediatric nutrition di Boston.
Anda dapat mengunjungi Children’s Clinic di Mandaya Royal Hospital untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak konsultan saraf. Di sini, kami juga memiliki layanan tumbuh kembang untuk membantu masalah tumbuh kembang untuk anak Anda sesuai dengan kondisinya. Hubungi kami melalui Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store.