Seorang pasien bernama Ibu Galuh yang awalnya didiagnosis menderita miom mulai merasakan perubahan signifikan pada tubuhnya. Siklus menstruasinya yang biasanya hanya empat hari berubah drastis menjadi satu bulan penuh. Selain itu, perutnya terasa keras saat ditekan, menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar.
“Awalnya saya pikir ini hanya miom biasa, tetapi ketika menstruasi berlangsung hingga sebulan penuh, saya mulai merasa ada yang tidak beres,” ujarnya.
Setelah konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut, dokter memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim. Namun, hasil patologi pasca-operasi menunjukkan adanya sarkoma uteri, jenis kanker langka yang sangat jarang dialami oleh orang yang sebelumnya mengalami miom. Karena jenis kanker ini lebih sensitif terhadap radiasi, maka dokter menyarankan Ibu Galuh untuk menjalani Radioterapi sebagai bagian dari pengobatan.
Contents
Proses Pengobatan: Radioterapi dan Brakiterapi
Pasien kemudian diarahkan untuk menjalani 25 sesi radioterapi dan tiga sesi brakiterapi di Rumah Sakit Mandaya Royal Puri. Radioterapi menargetkan area luar tubuh, sementara brakiterapi menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk meradiasi sisa jaringan kanker.
“Awalnya saya sangat khawatir, terutama saat mendengar tentang brakiterapi. Tapi tim medis di sini sangat mendukung dan memberikan penjelasan yang detail sehingga saya merasa lebih tenang,” ungkap pasien.
Setiap sesi radioterapi berlangsung sekitar 15-30 menit, di mana pasien berbaring diam sementara alat radiasi bekerja menargetkan sel kanker. Brakiterapi, di sisi lain, melibatkan prosedur yang lebih spesifik, dimana dokter akan menempatkan sumber radiasi langsung di dekat sel kanker.
Proses pengobatan yang intensif ini tidak mudah dijalani. Karena pasien disarankan untuk menjaalni 25 sesi terapi, maka selama itu pula harus hadir di rumah sakit. Namun, dukungan dari tim medis radioterapi, termasuk Prof. Tati, dr. Rian, dan dr. Novi, membantu pasien merasa lebih nyaman dan percaya diri.
Lihat Juga: Tim Dokter Spesialis Onkologi Radiasi RS Mandaya Royal Puri
Pengalaman yang Penuh Dukungan dan Harapan
Selain teknologi pengobatan yang canggih, suasana yang nyaman dan dukungan psikologis dari tim medis juga menjadi faktor penting dalam kesembuhan pasien.
“Di sini, tim medisnya sangat ramah dan peduli. Bahkan selama sesi terapi, saya bisa meminta untuk memutar video atau musik yang saya suka untuk mengurangi rasa cemas,” tambahnya.
Pasien juga menekankan pentingnya lingkungan yang positif selama pengobatan. Dengan fasilitas yang memadai dan tim medis yang profesional, ia merasa lebih siap menghadapi setiap sesi terapi.
Setelah menyelesaikan seluruh sesi radioterapi dan brakiterapi, kondisi pasien mulai membaik. Energinya perlahan pulih, dan ia mulai kembali beraktivitas seperti biasa.
Pesan untuk Pasien Kanker Otot Rahim Lainnya
Di akhir wawancara, pasien memberikan pesan penuh harapan untuk para pejuang kanker lainnya:
“Tuhan sudah menyediakan kesembuhan. Jalani pengobatan dengan penuh keyakinan dan syukur. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis di tempat yang tepat, karena dukungan yang baik sangat berarti dalam proses penyembuhan.”
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup sehat, termasuk olahraga teratur dan konsumsi makanan bergizi, untuk membantu tubuh tetap kuat selama dan setelah pengobatan.
Pengalaman pasien ini menunjukkan bahwa dengan diagnosis yang tepat, pengobatan yang konsisten, dan dukungan yang kuat, kanker otot rahim dapat diatasi dengan baik. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala serupa, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Anda bisa berkunjung ke Advanced Cancer and Radiotherapy Centre di Mandaya Royal Hospital Group untuk menemui berkonsultasi dengan dokter terbaik kami dan mendapatkan jawaban tentang pengobatan kanker otot rahim. Hubungi kami lewat Chat Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store untuk membuat janji temu.