Hingga saat ini, belum ditemukan satu obat kanker yang bisa membunuh sel kanker secara menyeluruh. Namun, berbagai kombinasi pengobatan bisa membantu meningkatkan harapan hidup pasien kanker, salah satunya imunoterapi.
Imunoterapi kerap digunakan sebagai pengobatan tambahan, atau lanjutan setelah proses kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Terkadang, imunoterapi juga diberikan setelah berbagai pengobatan lainnya diberikan.
Apa itu imunoterapi?
Imunoterapi adalah metode pengobatan kanker dengan cara meningkatkan sistem imun tubuh lewat obat-obatan khusus. Secara alami, fungsi daya tahan tubuh manusia adalah menghancurkan sel-sel asing yang berpotensi menyebabkan penyakit (patogen), termasuk sel kanker.
Akan tetapi, beberapa jenis sel kanker dapat bersembunyi dari sistem imun sehingga terus berkembang. Lewat imunoterapi, daya tahan tubuh diperkuat agar kemampuannya menghancurkan sel kankernya meningkat.
Lihat juga: Testimoni Pasien Imunoterapi Kanker Endometrium Stadium 3
Cara kerja imunoterapi
Di dalam sistem daya tahan tubuh manusia terdapat sel penghancur kanker yang disebut tumor-infiltrating lymphocytes (TIL). Sel ini menyusup ke dalam kanker dan menghancurkannya dari dalam.
Sayangnya, sel kanker juga memiliki cara agar kebal atau bahkan tidak terdeteksi oleh sistem daya tahan tubuh sehingga dapat terus berkembang bebas. Dengan imunoterapi, sel TIL ini diperkuat agar lebih efektif dalam menghadapi sel kanker.
Baca juga: 6 Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Kanker Sejak Dini
Jenis-jenis imunoterapi
Ada berbagai jenis imunoterapi yang dapat dipilih dokter dalam pengobatan kanker, yaitu:
1. Checkpoint inhibitor
Dalam sistem imun, terdapat suatu protein yang berperan sebagai “checkpoint”. Protein ini berperan seperti sakelar yang perlu “dinyalakan” (atau dimatikan) untuk mengaktifkan sistem imun.
Sel kanker menggunakan protein ini untuk “mengelabui” sistem imun. Itu sebabnya, pemberian obat inhibitor ini bertujuan untuk menghalangi protein tersebut agar tidak dalam keadaan “off”, yang membuat kemampuan sel T (sel kekebalan tubuh) untuk menyerang sel kanker jadi terhambat.
Dengan kata lain, obat ini mencabut “rem” dari sel kekebalan tubuh sehingga dapat mengenali dan menyerang sel kanker.
2. Terapi sel T CAR
Lewat imunoterapi jenis ini, dokter akan mengambil sampel sel T pasien dari darah. Sel T tersebut akan dimodifikasi secara genetik di laboratorium agar dapat mengenali sel kanker.
Sel T yang sudah dilatih dan dimodifikasi kemudian dikembalikan ke tubuh pasien untuk melawan kanker.
3. Antibodi monoklonal
Pemberian antibodi buatan yang dirancang untuk menargetkan antigen spesifik pada sel kanker.
4. Vaksin kanker
Serupa juga dengan vaksin lainnya, pemberian vaksin bertujuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh melawan sel kanker tertentu.
5. Sitokin
Sitokin adalah bagian dari sistem imun yang bertugas memberi sinyal pada tubuh untuk melakukan “perlawanan” terhadap zat asing atau kuman penyebab penyakit, termasuk sel kanker.
Pemberian sitokin dilakukan untuk merangsang aktivitas sel imun dalam menyerang sel kanker.
Manfaat imunoterapi
Imunoterapi memiliki cara kerja yang berbeda. Dengan demikian, terdapat beberapa manfaat dari imunoterapi yang tidak dimiliki pengobatan kanker lainnya, seperti:
- Meningkatkan respons sistem imun: imunoterapi membantu memperkuat respons sistem kekebalan terhadap sel kanker.
- Target spesifik: imunoterapi dirancang untuk menargetkan sel kanker secara spesifik sehingga dapat mengurangi kerusakan pada sel-sel sehat.
- Pengobatan jangka panjang: beberapa jenis imunoterapi dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap kanker dengan menciptakan “memori imun”. Dengan demikian, sistem kekebalan dapat mengenali dan melawan kanker di masa depan.
- Efektif pada kanker stadium lanjut: imunoterapi telah menunjukkan keberhasilan pada beberapa jenis kanker yang sudah berada pada stadium lanjut atau sulit diobati.
Baca juga: 5 Jenis Imunoterapi untuk Kanker Darah
Efek samping imunoterapi
Meskipun imunoterapi menjanjikan, pengobatan ini juga dapat menimbulkan efek samping, termasuk:
- Reaksi di lokasi suntikan: kemerahan, bengkak, nyeri, atau gatal di tempat suntikan.
- Gejala flu: demam, menggigil, lelah, dan nyeri otot.
- Masalah pencernaan: mual, muntah, diare, atau sembelit.
- Reaksi imun: peradangan akibat autoimun yang dapat mempengaruhi organ tubuh seperti paru-paru, hati, ginjal, atau usus.
Kapan harus ke dokter?
Imunoterapi merupakan terobosan baru dalam pengobatan kanker yang menawarkan harapan bagi banyak pasien. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, imunoterapi telah terbukti efektif dalam mengobati beberapa jenis kanker yang sebelumnya sulit diobati.
Namun perlu diingat bahwa imunoterapi tidak cocok untuk semua pasien kanker. Dokter akan mendiskusikan dengan pasien mengenai apakah imunoterapi merupakan pilihan pengobatan yang tepat.
Jangan ragu juga untuk berkonsultasi masalah kanker Anda di Mandaya Hospital. Pusat Kanker Terpadu kami dapat memberikan pelayanan terbaik untuk mengelola kondisi kanker.
Didukung oleh dokter spesialis berpengalaman serta peralatan medis yang lengkap, kami dapat memberikan penanganan mulai dari pengobatan hingga prosedur operasi.
Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.