RS Mandaya Royal Puri dan Roche Indonesia berkolaborasi mengadakan acara bertajuk “Multidiciplinary Approach in HCC: Combining TACE with Systemic Therapy for Optimal Outcomes” pada Sabtu (5/7) untuk mendiskusikan pentingnya terapi kombinasi antara Transarterial Chemoembolization (TACE) dan terapi sistemik, seperti imunoterapi, dalam penanganan kanker hati hepatocellular carcinoma (HCC) stadium akhir.
Acara diskusi ini dihadiri oleh narasumber-narasumber yang berkompeten dan berpengalaman di bidang penanganan kanker hati, mulai dari Prof. Dr. dr. Toar Jean Maurice Lalisang, Sp.B. Subsp.BD (K), selaku dokter bedah digestif yang ahli transplantasi hati dan dr. Sugianto Santoso, Sp.Rad (K)RI, yang merupakan dokter spesialis radiologi subspesialis radiologi intervensional.
Selain itu, turut hadir dr. Hendra Koncoro, Sp.PD-KGEH, selaku dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi dan dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM, yaitu dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik (KHOM).
Mengenal HCC, silent killer yang tidak bergejala di awal
HCC adalah jenis kanker hati yang berasal dari hepatosit, yaitu sel utama hati. Ini adalah bentuk kanker hati primer yang paling umum terjadi. Faktanya, HCC menyumbang 80% dari total kanker hati di dunia. Jenis kanker hati ini sering kali terjadi pada pasien yang mengidap penyakit hati, seperti sirosis atau hepatitis kronis.
HCC adalah jenis kanker hati yang mendapatkan predikat “silent killer“. Itu artinya, jenis kanker hati ini jarang menimbulkan gejala pada awalnya. Umumnya, gejala-gejalanya baru akan muncul pada stadium lanjut.
“HCC adalah kanker terbanyak nomor 6 dari segi insidensi dan nomor 3 dari sisi mortalitas. Di Asia, angkanya mencapai 70%, karena benua kita memang banyak hepatitis B, hepatitis C, dan fatty liver juga sudah mulai banyak. Di Indonesia sendiri, HCC menduduki kanker nomor 3 untuk jenis kelamin laki-laki, dan untuk keseluruhan, kanker hati menduduki nomor 5,” ucap dr. Hendra.
Baca juga: Ada RS Khusus Kanker Hati di Jakarta, Mandaya Royal Puri
Pentingnya terapi TACE dan imunoterapi untuk menangani kanker hati HCC stadium akhir
RS Mandaya Royal Puri memiliki Pusat Kanker Hati yang bisa melakukan terapi kombinasi antara TACE dan terapi sistemik, seperti imunoterapi, untuk menangani kanker hati HCC stadium akhir.
TACE adalah prosedur medis yang umumnya digunakan untuk menangani kanker hati, khususnya HCC. Dalam prosedur ini, obat kemoterapi disuntikkan langsung ke arteri yang menyuplai darah ke tumor. Tujuannya adalah untuk memutus aliran darah ke sel kanker, sehingga menghambat pertumbuhan tumor dan mengurangi efek samping pada organ tubuh lainnya.
Sementara imunoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan untuk meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh dalam menemukan dan menghancurkan sel kanker.
Menurut penjelasan dr. Sugianto, kombinasi antara TACE dan imunoterapi bisa memberikan dampak yang baik bagi pasien. “Kombinasi antara partial TACE dengan imunoterapi ini baik, sehingga efek kerja dari imunoterapi jadi meningkat, dan bisa membantu meningkatkan kerusakan dari tumor kanker tersebut,” katanya.
Senada dengan dr. Sugianto, dr. Hendra juga menegaskan bahwa pengobatan kanker hati HCC saat ini sudah sangat berkembang, ditambah lagi dengan kehadiran metode TACE.
“Kanker hati HCC ini sangat berkembang penanganannya. Dulu, HCC ini istilahnya sudah kartu merah, kita tidak bisa apa-apa dan mungkin pasrah. Sekarang ternyata penanganannya sudah sangat banyak, mulai dari transplantasi hati, radiofrequency ablation (RFA), TACE, hingga imunoterapi. Semuanya bisa dilakukan di RS Mandaya Royal Puri,” ucap dr. Hendra.
Tidak hanya menyediakan fasilitas dan teknologi canggih untuk menangani kanker hati, RS Mandaya Royal Puri juga memfasilitasi dokter-dokternya untuk mengadakan pertemuan multidisciplinary tumor board meeting (MDT).
Dalam MDT, dokter multidisiplin bisa bertemu dalam sebuah forum diskusi untuk membahas penanganan terbaik dan paling tepat untuk pasien kanker hati. Dalam pertemuan ini, dokter-dokter multidisiplin dapat memberikan pendapatnya sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga bisa membuat keputusan yang paling tepat untuk pasien.
Baca juga: 5 Jenis Terapi Kanker Hati di RS Mandaya Royal Puri
Pusat Kanker Hati Mandaya, dilengkapi fasilitas dan teknologi mutakhir
Pusat Kanker Hati Mandaya dilengkapi dengan berbagai macam penanganan untuk kanker hati. Selain TACE dan imunoterapi, ada juga RFA, yaitu jenis ablasi yang menggunakan gelombang radiofrekuensi untuk menghasilkan panas melalui jarum yang dimasukkan langsung ke dalam tumor, sehingga menghancurkan sel kanker dan menyebabkan tumor mati.
Di samping RFA, Pusat Kanker Hati Mandaya juga memiliki Microwave Ablation (MWA), yang memanfaatkan gelombang mikro untuk memanaskan jaringan tumor. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk menghantarkan panas ke area tumor yang lebih luas, sehingga area tumor yang dihancurkan bisa lebih luas dalam waktu yang lebih singkat.
Tidak hanya itu, ada pula berbagai fasilitas deteksi kanker hati, salah satunya pemeriksaan PIVKA-II. Tes laboratorium ini mengukur kadar protein tertentu dalam darah yang diproduksi ketika tubuh kekurangan vitamin K atau dalam kondisi tertentu seperti kanker hati.
Menurut penjelasan dr. Hendra, pemeriksaan PIVKA-II bisa menunjukkan sensitivitas yang cukup tinggi untuk mendeteksi HCC, baik pada stadium awal maupun stadium lanjut.
Bahkan, RS Mandaya Royal Puri juga memiliki fasilitas Digital PET Scan canggih yang bisa mendeteksi kanker hati.
Kehadiran fasilitas yang canggih dan tim dokter multidisiplin berpengalaman di Pusat Kanker Hati Mandaya diharapkan bisa membantu pasien kanker hati untuk mendapatkan penanganan yang komprehensif, sehingga bisa mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal.