fbpx

Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis adalah salah satu penyakit otot dan saraf yang pada kondisi parah bisa menyebabkan kelumpuhan. Kondisi ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, namun bisa diobati gejala agar kualitas hidup pengidapnya bisa semakin baik.

Apa itu multiple sclerosis?

Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun kronis yang mengganggu sistem saraf pusat termasuk otak dan sumsum tulang belakang.

Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang penutup pelindung serat saraf (mielin), sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan pada mielin. Akibatnya terjadi gangguan saraf yang membuat seseorang mengalami gangguan pada penglihatan, tidak dapat bergerak (cacat), dan kehilangan keseimbangan tubuh.

Multiple sclerosis berlangsung seumur hidup. Tingkat keparahannya bisa beragam, mulai dari ringan hingga berat.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh siapa saja dan usia berapa saja. Namun multiple sclerosis paling sering muncul pada wanita usia 20 hingga 40 tahun.

Penyebab multiple sclerosis

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kondisi multiple sclerosis terjadi karena sistem pertahanan tubuh menyerang serat saraf (autoimun). Namun sampai saat ini belum diketahui pasti apa pemicu kondisi autoimun ini.

Dokter menduga reaksi autoimun ini disebabkan oleh:

  • Infeksi virus
  • Kelainan genetik
  • Faktor lingkungan

Gejala multiple sclerosis

Gejala multiple sclerosis bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Namun berikut ini gejala yang umum dialami oleh kebanyakan penderitanya:

  • Penglihatan terasa berkabut atau penglihatan ganda
  • Muncul distorsi warna merah-hijau di penglihatan
  • Nyeri dan kehilangan penglihatan karena pembengkakan saraf optik (neuritis optik)
  • Kesulitan berjalan dan kesulitan menjaga keseimbangan
  • Mati rasa, kesemutan, atau sensasi seperti tertusuk-tusuk (parestesia)
  • Melemahnya otot di lengan dan kaki
  • Gangguan koordinasi tubuh seperti kesulitan berjalan atau berdiri. Beberapa orang bisa mengalami kelumpuhan
  • Perasaan lelah yang tak kunjung hilang
  • Kesulitan berbicara
  • Gemetar
  • Pusing
  • Kehilangan pendengaran
  • Gangguan pencernaan dan kandung kemih
  • Depresi
  • Perubahan dalam fungsi seksual
  • Penurunan konsentrasi, perhatian, ingatan, serta kemampuan membuat pertimbangan yang baik.

Penanganan multiple sclerosis

Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan multiple sclerosis. Namun dokter memiliki beberapa cara untuk meredakan gejala dan juga meningkatkan kualitas hidup penderitanya, seperti:

  • Obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat-obatan yang berfungsi menekan reaksi imun. Tujuan pemberian obat-obatan ini adalah mengurangi peradangan yang disebabkan oleh reaksi autoimun.

Metode ini juga membantu memperlambat kerusakan pada mielin. Pemberian obat biasanya dilakukan lewat infus.

Selain obat untuk melawan peradangan, dokter juga dapat memberikan obat antikejang dan juga obat yang dapat menjaga fungsi kognitif.

  • Terapi rehabilitasi

Fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi bicara mungkin disarankan untuk penderita yang mengalami gangguan gerak dan bicara.

  • Konseling

Konseling bertujuan memberikan semangat pada pasien agar tidak mengalami depresi akibat multiple sclerosis.

Diagnosis

Diagnosis penyakit multiple sclerosis membutuhkan beberapa tes seperti:

  • MRI. Tes ini dilakukan untuk melihat adanya luka pada mielin di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Adanya bekas luka bisa mengindikasikan multiple sclerosis
  • Tes electromyogram. Tes ini merekam respons listrik otak terhadap stimulus visual, auditori, dan sensorik. Tes ini menunjukkan apakah Anda mengalami perlambatan pesan di berbagai bagian otak.
    • Analisis cairan serebrospinal. Disebut juga sebagai spinal tap. Metode ini bertujuan memeriksa kelainan seluler dan kimia akibat multiple sclerosis.
    • Tes darah. Tes dilakukan untuk memastikan gejala berasal dari multiple sclerosis dan bukan dari penyakit lain.
  • Pemeriksaan mata. Untuk melihat gangguan penglihatan yang dialami bukan disebabkan oleh kondisi lain.

Pencegahan multiple sclerosis

Sayangnya, tidak ada cara pasti untuk mencegah multiple sclerosis. Alasannya karena sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui. Namun mengonsumsi makanan yang sehat dan menjalankan pola hidup sehat diduga dapat mengurangi risiko penyakit ini.

Kapan harus ke dokter?

Segeralah ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas.

Mandaya Royal Hospital adalah salah satu tempat terbaik untuk menangani gangguan saraf. Di Brain-Spine-Pain kami, Anda akan ditangani oleh dokter spesialis saraf yang bekerja secara tim untuk mendapatkan penyembuhan yang lebih maksimal.

Selain itu Mandaya Hospital memiliki layanan rehabilitasi medik untuk membantu pasien mengembalikan fungsi ototnya.

Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Kanker Serviks

Kanker serviks adalah jenis kanker nomer tiga yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Padahal, kanker ini bisa dicegah dengan vaksin HPV sejak usia 12 tahun. Kanker yang juga disebut sebagai kanker leher rahim ini pun bisa sembuh atau mengalami remisi selama pengobatan dimulai sejak stadium awal.

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak bisa dikendalikan dan membentuk tumor pada serviks atau leher rahim. Leher rahim adalah area yang menghubungkan antara lubang vagina dengan rahim. 

Penyebab kanker serviks

Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papillomavirus). Ini adalah jenis virus yang sangat umum dan seringkali ditularkan melalui hubungan seksual.

Diperkirakan 8 dari 10 wanita dapat terinfeksi HPV dalam hidupnya, tetapi sebagian besar tidak mengalami kanker leher rahim. 

Kebanyakan infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada sebagian kecil orang, HPV jenis tertentu dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Infeksi HPV jangka panjang inilah yang dapat menjadi pemicu terjadinya kanker serviks pada wanita.

Selain infeksi HPV, risiko Anda terkena penyakit ini juga dapat meningkat pada:

  • Orang yang terinfeksi HPV dan pengguna pil KB selama lima tahun atau lebih.
  • Perokok aktif atau pasif
  • Memiliki imun tubuh yang lemah

Gejala kanker serviks

Gejala kanker serviks yang paling umum antara lain:

  • Perdarahan dari vagina diluar waktu haid
  • Keputihan yang tidak biasa, seperti volumenya lebih banyak, berbau tajam atau memiliki warna yang beda dari biasanya.
  • Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks
  • Nyeri panggul
  • Menstruasi  yang lebih lama atau lebih deras dari biasanya
  • Pendarahan setelah memasuki menopause

Pada tahap awal perkembangannya, kanker leher rahim mungkin tidak menimbulkan tanda dan gejala tertentu. Bahkan, tidak semua orang yang terdiagnosis akan mengalami gejala hingga kanker memasuki stadium lanjut.

Diagnosis kanker serviks

Untuk mendeteksi keberadaan kanker serviks, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

1. Pap Smear

Pap smear dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan serviks untuk kemudian di teliti di laboratorium untuk mencari keberadaan sel abnormal. 

Selain bisa mendeteksi sel kanker, pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi sel yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

2. Biopsi

Biopsi adalah pemeriksaan jaringan serviks yang lebih mendalam untuk memastikan ada tidaknya sel kanker di leher rahim. 

Biopsi bisa dilakukan saat pemeriksaan kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter menggunakan alat pembesar untuk melihat gejala dan tanda kanker di leher rahim.

3. Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti MRI dan CT-Scan juga mungkin dilakukan untuk melihat keberadaan tumor ganas di leher rahim. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan kanker atau penentuan stadium kanker.

Pengobatan kanker serviks

Berikut ini beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani kanker serviks: 

  • Operasi 

Pada kanker serviks stadium awal yang belum menyebar, perawatan dengan operasi bisa dilakukan. Jenis operasinya antara lain: 

    • Biopsi kerucut atau konisasi

Prosedur yang biasanya dipilih jika tumor masih berukuran sangat kecil. Dilakukan dengan cara mengambil seluruh jaringan kanker dalam bentuk segitiga atau cone dan menyisakan jaringan leher rahim lain yang masih sehat. Biasanya juga dipilih pada orang yang masih berencana untuk hamil di kemudian hari

    • Trakeloktomi

Pada prosedur ini, seluruh serviks dan jaringan sekitarnya akan diangkat. Tidak ada pengangkatan rahim pada metode ini, sehingga masih bisa dilakukan pada orang yang berencana hamil.

    • Histerektomi

Operasi pengangkatan serviks, rahim, sebagian vagina, serta jaringan dan kelenjar getah bening di sekitar serviks. Metode ini dipilih jika tidak ada rencana hamil di masa depan dan merupakan langkah yang efektif untuk mencegah kekambuhan kanker serviks. 

  • Radioterapi 

Terapi radiasi adalah pengobatan dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Radiasi dapat dilakukan secara eksternal, internal, maupun kombinasi keduanya.

    • Radiasi eksternal: Sinar radiasi berenergi tinggi ditembakkan secara langsung dari luar ke area terkena kanker.
    • Radiasi internal: Disebut juga brakiterapi. Dokter akan meletakkan sumber radiasi di dalam serviks.
  • Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan yang kuat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dosis rendah sering dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk mengatasi kanker yang belum menyebar.

Untuk membantu mengatasi gejala kanker stadium lanjut Anda mungkin diberikan kemoterapi dosis tinggi. Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum operasi dengan tujuan untuk mengurangi ukuran kanker.

Pencegahan kanker serviks

Salah satu pencegahan kanker leher rahim adalah dengan mencegah infeksi HPV menggunakan vaksin HPV. Vaksin ini dapat diberikan pada remaja wanita mulai usia 12 tahun.

Anda juga harus rutin menjalani skrining setelah berusia 25 tahun, sudah menikah, atau telah aktif berhubungan seksual. Selanjutnya skrining dapat dilakukan secara rutin lima tahun sekali.

Skrining dapat membantu mendeteksi kemungkinan kanker serviks sejak dini. Semakin dini kanker ini ditangani maka semakin tinggi peluang untuk sembuh.

Jika perlu melakukan skrining atau perawatan untuk mengobati kanker, Anda dapat mengunjungi Cancer Center di Rumah Sakit Royal Mandaya yang telah dilengkapi teknologi pengobatan kanker terbaik kelas dunia.

Laboratorium genomik onkologi Mandaya Royal Hospital Puri mampu menentukan tipe dan jenis kanker Anda secara akurat sehingga dapat memperoleh pengobatan yang tepat.

Konsultasikan dengan ahlinya sekarang juga dan dapatkan penanganan terbaik bagi kanker Anda. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kanker Usus Besar

Kanker usus besar termasuk salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Bahkan, menurut WHO, kanker ini menempati urutan ke-empat, di atas kanker prostat dan ovarium. Perubahan gaya hidup diduga jadi salah satu faktor pemicu meningkatnya jumlah pengidap kanker usus besar dari tahun ke tahun.

Pengertian

Kanker usus besar adalah kanker yang terbentuk di area dinding usus besar bagian dalam. Benjolan di usus yang disebut polip dapat berkembang menjadi kanker, meski sebagian juga bisa bersifat jinak. 

Jika tidak segera ditangani, kanker yang bermula dari area usus besar bisa menyebar ke organ lain. 

Penyebab 

Usus besar terbentuk dari lapisan membran mukosa, jaringan, dan otot. Sel kanker biasanya tumbuh di lapisan mukosa yang merupakan lapisan paling dalam dari usus besar. Lapisan ini mengandung sel yang dapat membuat dan mengeluarkan lendir maupun cairan lain. Jika sel tumbuh di luar kendali, maka bisa terbentuk benjolan yang disebut polip di lapisan ini.

Seiring berjalannya waktu, polip bisa berkembang menjadi kanker.

Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini antara lain:

  • Kebiasaan merokok
  • Obesitas
  • Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan dan daging merah, seperti bakso dan sosis
  • Tidak pernah olahraga
  • Punya riwayat radang saluran cerna
  • Ada keluarga yang pernah mengidap penyakit yang sama

Gejala

Gejala kanker jenis ini bisa berbeda antara satu sama lain. Namun, secara umum beberapa berikut beberapa gejala yang kerap dirasakan:

  • Buang air besar berdarah
  • Perubahan pola buang air besar (jadi lebih jarang atau lebih sering)
  • Rasa tidak tuntas saat buang air besar
  • Nyeri pada perut yang tidak kunjung hilang
  • Perut terasa kembung yang tidak kunjung sembuh
  • Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
  • Mual dan muntah
  • Badan terasa lemas dan lelah

Diagnosis

Untuk mendeteksi kanker di usus besar, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

  • Kolonoskopi

Kolonoskopi dilakukan menggunakan selang kecil yang dimasukkan ke dalam saluran cerna. Pada selang tersebut terdapat kamera, sehingga dokter dapat melihat secara langsung kondisi di dalam organ tubuh tanpa harus melakukan pembedahan. 

Selain kamera, dokter juga dapat menempatkan alat operasi kecil. Hal ini dilakukan untuk mengangkat benjolan atau polip di usus besar. 

  • Biopsi

Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Untuk mengambil jaringan di usus besar, dokter dapat melakukannya saat kolonoskopi. 

Di laboratorium, akan terlihat apakah jaringan yang diambil mengandung sel kanker atau tidak. 

  • Tes darah

Tes darah juga bisa membantu mendeteksi kanker usus besar. Mandaya Hospital Puri memiliki layanan pemeriksaan Septin-9 DNA yang dapat mendeteksi dengan tingkat sensitivitas hingga 96,3% pada stadium 1-4.

Orang yang menerima perawatan komprehensif saat kanker usus besar masih stadium awal, rata-rata harapan hidupnya dalam lima tahun setelah diagnosis cukup tinggi, yaitu mencapai 90%.

Septin 9 DNA

Pengobatan

Pengobatan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Operasi

Operasi adalah langkah pengobatan paling umum untuk mengatasi kanker jenis ini. Jenis operasi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Polipektomi. Operasi untuk mengangkat polip pada usus besar.
  • Laparoskopi. Ini adalah operasi minimal invasif yang dilakukan lewat sayatan kecil di dinding perut.
  • Kolektomi parsial. Operasi untuk mengangkat sebagian usus besar yang terkena kanker. 
  • Operasi reseksi dengan kolostomi. Pengangkatan sebagian usus besar yang terkena kanker, namun tidak lagi bisa disambungkan ke bagian usus yang masih sehat, sehingga akan disambungkan ke kantong khusus. Prosedur ini disebut kolostomi.

2. Kemoterapi

Kemoterapi biasanya dilakukan untuk mengecilkan ukuran tumor atau benjolan dan meredakan gejala kanker yang dirasakan

3. Terapi tertarget 

Terapi ini menargetkan gen, protein, dan jaringan yang berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan sel kanker. Pada terapi tertarget, dokter akan membuat antibodi buatan yang nantinya bertugas untuk menargetkan sel kanker.

Pencegahan

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko, seperti:

  • Tidak merokok
  • Membatasi konsumsi alkohol
  • Jaga berat badan ideal
  • Konsumsi makanan sehat
  • Ketahui riwayat kesehatan keluarga sehingga bisa lakukan deteksi dini
  • Rutin periksa kesehatan ke dokter

Mandaya Royal Hospital Puri memiliki pusat kanker dengan peralatan lengkap dan dokter spesialis berpengalaman. Jangan ragu untuk membuat janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Batu Ginjal

Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari mineral dan garam yang menumpuk. Setelah endapan terbentuk, batu bisa bertahan pada ginjal, bisa juga mengalir ke saluran kemih. Batu tersebut dapat menyebabkan saluran kemih tersumbat sehingga menimbulkan nyeri.

Dalam istilah medis, penyakit batu ginjal disebut sebagai nefrolitiasis (jika batu tersebut terdapat pada ginjal) atau urolitiasis (jika batu ditemukan pada saluran kemih, termasuk ginjal, ureter, dan kandung kemih).

Apa Itu Batu Ginjal?

Urine mengandung banyak mineral dan garam. Batu ginjal terbentuk ketika urine mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium dan asam urat, dibandingkan yang dapat diencerkan oleh cairan dalam urine. 

Batu yang terbentuk mungkin awalnya berukuran kecil dan tidak menimbulkan masalah apa pun. Namun, seiring berjalannya waktu, ukurannya bisa bertambah besar, bahkan mengisi struktur rongga di dalam ginjal.

Batu ginjal bisa ditemukan pada ginjal maupun pada saluran kemih. Pada sebagian orang, batu yang berukuran kecil bisa keluar dari kandung kemih bersamaan dengan aliran urine. Namun, pada kebanyakan kasus, batu tersebut menghalangi aliran urine, sehingga menimbulkan rasa nyeri ketika buang air kecil.

Jenis-Jenis Batu Ginjal

Batu pada ginjal bisa memiliki beragam jenis, bentuk, dan warna, sehingga cara menanganinya pun bisa berbeda-beda, bergantung pada jenisnya. Berikut jenis-jenis yang perlu Anda ketahui:

  • Batu kalsium

Batu kalsium merupakan jenis yang paling umum dan memiliki dua tipe, yaitu kalsium oksalat dan kalsium fosfat. 

  • Batu asam urat

Asam urat adalah produk limbah yang berasal dari perubahan kimia dalam tubuh. Kristal asam urat tidak larut dengan baik dalam urine yang akhirnya menyebabkan terbentuknya batu di saluran kemih.

  • Batu struvit

Batu ginjal struvit berhubungan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang kronis. Selain itu, orang yang mengalami masalah berkemih karena gangguan saraf juga berisiko mengalami kondisi ini. 

  • Batu sistin

Batu jenis ini merupakan yang paling langka karena disebabkan oleh kelainan genetik yang disebut dengan sistinuria (terlalu banyak kadar sistin dalam urine). Sistin sendiri merupakan asam amino yang terdapat pada makanan tertentu. 

Penyebab Batu Ginjal

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, batu ginjal terbentuk saat mineral dan garam dalam urine mengkristal lalu mengeras. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit batu ginjal, yaitu:

  • Dehidrasi

Dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti: 

    • Kurang minum air putih 
    • Olahraga berat 
    • Diare 
    • Muntah 
    • Tinggal di tempat dengan suhu tinggi
    • Mengonsumsi obat-obatan yang bersifat diuretik (membantu tubuh mengurangi kelebihan cairan).

Saat seseorang mengalami dehidrasi cairan untuk melarutkan garam dan mengeluarkannya saat berkemih jadi berkurang. Akibatnya, terjadi penumpukan garam dan mineral yang kemudian mengkristal lalu menjadi batu.

  • Pola Makan

Pola makan yang tinggi protein hewani, seperti daging sapi, daging babi, ayam, dan ikan dapat meningkatkan kadar asam dalam tubuh dan dalam urine. Kadar asam yang tinggi ini memudahkan terbentuknya batu ginjal akibat mengkristalnya asam oksalat dan asam urat dalam urine. 

  • Obesitas

Indeks massa tubuh yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan penambahan berat badan berkaitan erat dengan batu ginjal. Orang dengan obesitas mengalami peningkatan kadar asam dalam urine yang menjadi penyebab batu ginjal.

  • Penyakit Pencernaan

Penyakit pencernaan yang menyebabkan diare (seperti Penyakit Crohn dan ulseratif kolitis) maupun operasi pada usus dapat meningkatkan risiko pembentukan batu pada ginjal akibat penumpukan kalsium oksalat. Alasannya adalah karena diare bisa menyebabkan dehidrasi, sehingga risiko terjadinya penumpukan oksalat berlebih di tubuh juga meningkat. 

  • Kondisi Medis Tertentu

Orang yang memiliki kondisi medis berikut ini berisiko lebih tinggi terkena penyakit batu ginjal:

    • Diabetes
    • Hipertensi
    • Obesitas
    • Gout (asam urat)
    • Hiperparatiroidisme (kondisi saat tubuh menghasilkan terlalu banyak hormon paratiroid)
    • Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang berulang
  • Obat-obatan dan Suplemen

Beberapa jenis obat maupun suplemen seperti kalsium dan vitamin C yang konsumsinya tidak sesuai dengan saran dokter dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen dan obat-obatan. 

  • Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga Anda yang terkena batu ginjal, maka Anda pun rentan mengalaminya. Jika Anda pernah menderita batu ginjal, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lagi adalah sebesar 50 persen. 

Gejala Penyakit Batu Ginjal

Batu ginjal berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Semakin besar ukurannya, maka semakin besar pula kemungkinan Anda merasakan gejala yang mengganggu, seperti: 

  • Rasa ingin buang air kecil terus-menerus
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil 
  • Nyeri di bagian pinggang atau bahkan selangkangan. Pada pria, rasa nyeri juga dapat dirasakan pada bagian testis atau buah zakar. 
  • Demam atau suhu tubuh tinggi
  • Berkeringat
  • Rasa nyeri hebat yang datang dan pergi
  • Mual dan muntah
  • Ada darah dalam urine
  • Infeksi urine

Diagnosis Batu Ginjal

Jika Anda mengalami gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter spesialis urologi. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis batu ginjal, seperti:

  • Tes urine: untuk memeriksa adanya infeksi dan kadar mineral pembentuk batu.
  • Tes pencitraan: CT Scan perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti bentuk dan ukuran batu
  • Tes darah: untuk mengetahui kadar kalsium, fosfor, dan asam urat
  • Analisis batu: batu yang keluar saat operasi akan diperiksa untuk mencari tahu penyebab dan cara mencegah agar tidak kambuh lagi

Cara Mengobati Batu Ginjal

Cara mengobati batu ginjal bergantung pada: tipe, lokasi, seberapa parah kondisi, dan berapa lama gejala tersebut Anda alami. Ada banyak pilihan dalam mengobati batu ginjal yang bisa Anda diskusikan dengan dokter.

Mengobati Batu Ginjal Berukuran Kecil

Bila batu pada ginjal  berukuran kecil, Anda bisa menunggunya keluar bersamaan dengan urine ketika berkemih. Namun, proses keluarnya batu ginjal ini tentu akan menimbulkan nyeri yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

Dokter biasanya akan merekomendasikan beberapa hal berikut untuk membantu meringankan gejala:

  • Minum banyak cairan terutama air putih
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang diresepkan oleh dokter
  • Mengonsumsi obat penghancur batu ginjal yang diresepkan oleh dokter
  • Membatasi konsumsi garam

Teruslah minum banyak cairan. Bila air seni Anda berwarna gelap dan pekat, itu artinya Anda kurang minum. Warna urine seharusnya kuning pucat. Anda disarankan untuk terus minum banyak air putih untuk mencegah terbentuknya batu ginjal lagi.

Mengobati Batu Ginjal Berukuran Besar

Sementara itu, untuk batu ginjal berukuran besar, jenis pengobatan yang biasanya dilakukan adalah: 

  • Shock Wave Lithotripsy (SWL)

Prosedur SWL melibatkan ultrasound (gelombang suara berfrekuensi tinggi) untuk menentukan letak batu ginjal. Kemudian, sebuah mesin akan mengeluarkan gelombang kejut ultrasonik (shock wave ultrasound) untuk membantu memecah batu ginjal menjadi ukuran kecil sehingga dapat dikeluarkan bersamaan dengan urine. 

  • Ureteroscopy (URS)

Prosedur URS merupakan tindakan minimal invasif yang dilakukan dengan memasukkan teleskop tipis dan panjang yang disebut ureteroskop melalui uretra (saluran tempat mengalirnya urine keluar dari tubuh) menuju kandung kemih. 

Kemudian, ureteroskop akan mengarah menuju ureter, saluran yang menghubungkan kandung kemih ke ginjal. 

Setelah itu, dokter bedah akan menggunakan alat lain seperti laser, ultrasound, maupun forsep khusus untuk memecah batu ginjal menjadi potongan kecil yang nantinya bisa keluar bersamaan dengan urine. Pasien akan mendapatkan bius total selama menjalani prosedur ureteroskopi.

  • Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)

Prosedur RIRS mirip dengan URS, yaitu dengan memasukkan teleskop kecil (ureteroskop) melalui uretra menuju ginjal, kemudian menghancurkan batu ginjal dengan sinar laser. 

Namun, yang membedakan kedua prosedur ini adalah metode RIRS menjangkau batu yang berada di dalam organ ginjal, sementara URS biasanya menghancurkan batu yang posisinya berada di ureter maupun ginjal bagian bawah. 

Prosedur RIRS memiliki tingkat kerumitan yang lebih kompleks dibanding prosedur URS, meski keduanya merupakan tindakan minimal invasif.

  • Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)

Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki batu ginjal berukuran besar, bentuknya tidak beraturan, dan tidak berhasil dikeluarkan dengan metode lainnya. 

PCNL menggunakan kamera serat optik berukuran mini yang disebut nefroskop. Pasien yang menjalani prosedur PCNL akan diberikan bius total, kemudian dibuat sayatan pada bagian punggung untuk memasukkan nefroskop dan selang menuju ginjal. Batu ginjal dapat dikeluarkan dengan cara ditarik melalui selang maupun dipecahkan menjadi serpihan kecil menggunakan laser. 

Cara Mencegah Batu Ginjal

Pasien yang sudah pernah mengalami batu ginjal memiliki kemungkinan besar untuk mengalaminya lagi. Berikut ini upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terbentuknya batu ginjal:

  • Minum cukup air putih
  • Hindari minuman bersoda
  • Batasi konsumsi makanan tinggi garam

Pastikan warna urine tetap jernih untuk menghindari penumpukan garam dan mineral yang memicu terbentuknya batu. Anda boleh minum cairan lain seperti kopi, teh, maupun jus buah, namun air putih merupakan pilihan terbaik dalam mencegah terbentuknya batu ginjal.

Bila Anda berkeringat atau setelah berolahraga, usahakan minum air putih lebih banyak untuk menggantikan cairan yang hilang.

Penyakit batu ginjal seringkali tidak disadari oleh penderitanya hingga menimbulkan gejala. Penting bagi Anda untuk minum cukup air putih. Bila mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil maupun muncul darah pada urine, jangan tunda untuk pergi ke dokter. Kunjungi pusat spesialis urologi di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari diagnosis hingga pengobatan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Tumor Hidung

Tumor hidung adalah sebutan untuk benjolan di dalam hidung maupun di sekitarnya. Kondisi ini bisa bersifat jinak maupun ganas, sehingga pengobatannya pun akan bergantung pada penyebabnya. 

Apa itu tumor hidung?

Tumor hidung adalah daging tumbuh yang berkembang di sekitar rongga hidung atau jalur pernapasan di lubang hidung. Hal ini bisa mengganggu pernapasan, sehingga perlu segera dilakukan perawatan. 

Tumor hidung memiliki beragam jenis. Namun umumnya dibagi ke dalam dua kategori, yaitu jinak dan ganas.

Tumor hidung jinak

  • Hemangioma. Tumor yang muncul akibat pertumbuhan pembuluh darah. Dapat terlihat seperti benjolan namun dapat menghilang dengan sendirinya.
  • Polip hidung. Daging tumbuh yang ada di sekitar hidung

Tumor hidung ganas

  • Sarkoma. Jenis kanker yang berkembang dari tulang atau jaringan seperti lemak, pembuluh darah, dan juga otot.
  • Adenokarsinoma. Kanker yang berkembang dari kelenjar tubuh.
  • Karsinoma sel skuamosa. Kanker yang terjadi akibat adanya produksi sel skuamosa berlebihan di epidermis.
  • Neuroblastoma. Sel kanker yang muncul di jaringan saraf
  • Karsinoma kistik adenoid. Kanker yang berawal dari kelenjar ludah

Gejala tumor hidung

Meski jenisnya berbeda-beda, gejala yang bersifat umum dapat berupa:

  • Sakit kepala berulang
  • Kesulitan bernapas dari hidung
  • Mimisan
  • Kehilangan kemampuan mencium
  • Keluar cairan dari hidung
  • Mata berair
  • Gangguan penglihatan
  • Bengkak di wajah
  • Rasa tidak enak di langit-langit mulut
  • Kesulitan membuka mulut
  • Benjolan di leher

Penyebab tumor hidung

Tumor pada hidung terjadi ketika pertumbuhan sel abnormal di sekitar hidung dan rongga hidung. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi abnormal ini. 

Namun ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor, yaitu:

  • Terlalu sering menghirup uap dari zat formaldehyde, solven, lem, dan radium
  • Merokok, baik pasif dan aktif
  • Sering menghirup serbuk gaji
  • Terinfeksi human papillomavirus

Diagnosis tumor hidung

Pertama-tama dokter akan memeriksa kondisi Anda dari luar, baru setelah itu dokter akan merekomendasikan metode diagnosis lain seperti:

  • Nasoendoskopi. Pengecekan visual bagian dalam hidung menggunakan endoskop yang dimasukkan melalui lubang hidung.
  • Tes darah. Pengambilan sel darah untuk memeriksa keberadaan kanker di laboratorium
  • Biopsi. Pengambilan sampel dari jaringan tumor untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat tumor.
  • Tes pencitraan. Menggunakan alat seperti x-ray, MRI, dan CT scan untuk mendapatkan gambar bagian dalam tubuh.

Pengobatan tumor hidung

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pengobatan penyakit ini, di antaranya adalah sifat kanker dan riwayat kesehatan pasien. 

Untuk tumor jinak, pengobatan bisa berupa operasi untuk mengangkat daging tumbuh. Sementara jika tumor bersifat ganas, pengobatan bisa melibatkan operasi, radioterapi, hingga kemoterapi.

  • Operasi

Operasi bertujuan mengangkat tumor. Bila tumor bersifat ganas, dokter mungkin akan mengangkat daerah sekitarnya yang telah terserang kanker.

  • Radioterapi

Radioterapi menggunakan gelombang radiasi untuk mengecilkan tumor. Metode ini dapat digunakan sebagai perawatan tunggal atau bisa digabungkan dengan operasi.

  • Kemoterapi

Metode ini menggunakan obat keras yang bertujuan untuk membunuh sel kanker.

Jika Anda menemukan gejala tumor pada hidung, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semakin cepat deteksi tumor, semakin efektif juga penanganannya.

Salah satu tempat terbaik untuk berkonsultasi mengenai kanker kepala dan leher adalah pusat THT Mandaya Royal Hospital. Dokter-dokter spesialis di Mandaya Royal Hospital telah berpengalaman menangani berbagai tumor hidung jinak dan ganas. 

Jangan ragu untuk membuat janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Kanker Payudara

Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal pada sel-sel yang berada di jaringan payudara. Menurut data WHO, pada 2020, kanker payudara menyebabkan kematian 685.000 orang.

Kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita. Namun, pria juga bisa mengalaminya, meski hanya dalam kasus yang kecil. Kanker ini bisa disembuhkan selama dideteksi sejak masih stadium awal. Semakin dini perawatan dimulai, maka kemungkinan sembuhnya akan semakin tinggi.

Apa Itu Kanker Payudara?

Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi pada jaringan payudara. Payudara sendiri memiliki 3 bagian, yaitu:

  • Lobulus: kelenjar yang memproduksi susu
  • Duktus: saluran yang membawa air susu menuju puting
  • Jaringan pengikat: terdiri atas serat jaringan dan lemak yang mengikat organ payudara.

Kanker dapat tumbuh di bagian mana pun pada payudara. Maka itu, jenis kanker umumnya juga dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya.

Kebanyakan kanker payudara muncul di duktus atau lobulus. Kanker kemudian menyebar ke luar payudara lewat pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Penyebaran ini bisa menandakan kanker mulai memasuki stadium lanjut (metastase).

Jenis Kanker Payudara

Berikut ini adalah jenis kanker payudara yang paling umum:

  • Invasive ductal carcinoma. Bermula di duktus dan menyebar ke bagian tubuh lainnya di jaringan payudara.
  • Invasive lobular carcinoma. Berasal dari lobulus dan menyebar ke jaringan payudara lain di sekitarnya.

Kedua jenis tersebut sama-sama bisa menyebar ke organ tubuh lainnya. Selain itu, beberapa jenis kanker payudara yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Ductal carcinoma in situ (DCIS)

Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) adalah jenis kanker payudara non-invasif yang paling umum. Karsinoma in situ lebih mudah diobati dan memiliki prospek yang lebih baik dibanding kanker invasif.

  • Lobular carcinoma in situ (LCIS)

Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) menghasilkan sel-sel abnormal pada kelenjar penghasil susu pada payudara. Sel-sel ini jarang menyebar di luar lobulus ke bagian lain dari payudara atau tubuh.

  • Kanker payudara peradangan (inflammatory breast cancer)

Inflammatory breast cancer terjadi akibat sel-sel kanker menghalangi pembuluh limfa di kulit, dan bisa menyebabkan payudara membengkak dan memerah. Jenis ini sebenarnya jarang terjadi, tetapi sangat agresif karena bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat. Bahkan, gejalanya bisa memburuk dalam hitungan hari bahkan jam.

  • Penyakit Paget

Penyakit paget payudara adalah jenis kanker yang langka pada area puting payudara. Ini muncul sebagai eksim yang mempengaruhi puting dan sering dikaitkan dengan karsinoma payudara invasif atau in situ.

  • Angiosarcoma

Angiosarcoma muncul di payudara dan kulit tangan, namun awalnya mulai terbentuk di pembuluh darah atau pembuluh limfatik di payudara. Angiosarcoma bisa tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat ke seluruh tubuh. 

  • Kanker payudara berulang

Kanker payudara berulang adalah jenis yang terjadi setelah sebelumnya pernah didiagnosis dan dirawat untuk penyakit yang sama dan dinyatakan bersih dari kanker, namun kembali kambuh. Kondisi ini bisa terjadi saat ada sel kanker yang tidak terdeteksi saat pengobatan, sehingga setelah perawatan selesai, sel kembali berkembang.

Penyebab Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara adalah terjadinya mutasi DNA pada sel-sel di payudara. DNA bertugas memberikan instruksi kepada sel-sel tubuh, termasuk payudara, untuk membelah atau mati.

Namun, ketika di payudara muncul sel kanker, DNA memberikan instruksi yang salah sehingga pembelah sel terjadi dengan sangat cepat. Pertumbuhan ini dapat membunuh sel-sel sehat di payudara dan akhirnya menggerogoti tubuh.

Para peneliti sendiri belum tahu pasti apa yang menyebabkan DNA ini bermutasi. Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkannya seperti gaya hidup, jenis kelamin, dan lingkungan.

Faktor risiko

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara, antara lain:

  • memiliki riwayat kanker payudara
  • pernah mengalami masalah pada payudara
  • menstruasi pertama di usia yang muda
  • menopause pada usia di atas 55 tahun
  • seorang wanita
  • jaringan payudara yang padat
  • konsumsi alkohol
  • memiliki anak pertama pada usia di atas 30 tahun
  • tidak pernah hamil
  • pertambahan usia
  • memiliki mutasi DNA BRCA1 dan BRCA2 yang diturunkan dari orang tua
  • menjalani terapi hormon untuk menopause
  • obesitas

Gejala 

Beberapa gejala kanker payudara adalah:

  • Benjolan di payudara atau ketiak
  • Penebalan atau bengkak di area payudara
  • Tekstur kulit jeruk pada kulit payudara
  • Kulit kemerahan atau berisik pada area puting
  • Puting melesak ke dalam
  • Keluar cairan dari puting selain ASI (darah atau cairan lainnya)
  • Perubahan bentuk dan ukuran payudara
  • Nyeri pada area payudara

Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua benjolan payudara adalah kanker.

Stadium Kanker Payudara

Stadium kanker payudara dapat dibagi menjadi stadium 0-4: 

  1. Stadium 0. Kanker belum berkembang dari tempat aslinya (misalnya, saluran payudara atau kelenjar susu). Ini kadang-kadang disebut in situ.
  2. Stadium 1. Kanker telah menyebar ke jaringan lemak payudara atau beberapa sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang di ketiak
  3. Stadium 2. Kanker telah menjadi sedikit lebih besar atau lebih banyak sel kanker telah menyebar ke 1-3 kelenjar getah bening
  4. Stadium 3. Kanker telah menjadi lebih lanjut dan telah menyebar ke dinding dada atau kulit di sekitar payudara Anda, atau telah menyebar ke lebih banyak kelenjar getah bening
  5. Stadium 4. Sel kanker payudara telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening ke bagian tubuh yang lebih jauh. Tempat yang paling umum adalah tulang, paru-paru, hati dan otak

Tingkat sel kanker

Sampel jaringan kanker dapat dilihat dibawah mikroskop. Dengan melihat ciri-ciri sel tertentu, kanker di area payudara dapat dinilai dalam tiga tingkat.

  1. Tingkat 1. Sel kanker cenderung tumbuh lambat dan kurang agresif
  2. Tingkat 2. Tingkat menengah
  3. Tingkat 3. Sel kanker cenderung tumbuh cepat dan lebih agresif

Reseptor sel kanker

Beberapa sel kanker payudara memiliki reseptor, yang memungkinkan jenis hormon atau protein tertentu menempel pada sel kanker. Jenis reseptor yang diuji adalah:

  1. Tes pada sampel sel kanker dapat menunjukkan ada atau tidaknya reseptor estrogen. Estrogen adalah hormon wanita. Secara keseluruhan sekitar 7 dari 10 kanker payudara adalah reseptor estrogen positif.
  2. Human epidermal growth factor (HER2), merupakan protein yang dapat mempengaruhi pertumbuhan beberapa sel kanker. Ini ditemukan di permukaan sel payudara normal. Beberapa sel kanker memiliki jumlah reseptor HER2 yang sangat tinggi. Kanker yang memiliki reseptor tingkat tinggi ini disebut HER2-positif.

Diagnosis kanker payudara

Segeralah pergi ke dokter jika Anda menemukan benjolan di payudara yang tak kunjung hilang. Untuk mendiagnosis kanker payudara, dokter akan melakukan tanya jawab riwayat kesehatan terlebih dulu.

Dokter kemudian dapat melakukan pemeriksaan fisik payudara klinis (SADANIS). Beberapa pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan untuk membantuk menegakkan diagnosis, antara lain:

1. Mammogram

Mammogram atau mammografi adalah pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk memeriksa jaringan payudara. Anda bisa menjalani diagnostik mammografi lebih dari satu kali apabila pada pemeriksaan mammogram yang pertama ditemukan sesuatu yang mencurigakan.

2. USG payudara

USG payudara digunakan untuk memeriksa jenis benjolan payudara apakah berupa tumor ataupun kista.

3. MRI payudara

Pemeriksaan MRI payudara dapat memberikan gambaran jaringan payudara yang lebih jelas. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras agar bisa menghasilkan gambar jaringan yang lebih detail.

4. Biopsi

Biopsi payudara adalah pengangkatan sebagian jaringan payudara untuk diuji di lab. Untuk pemeriksaan ini, dokter akan menyayat kulit dan mengambil jaringan payudara.

Pemeriksaan ini akan menentukan apakah benjolan di payudara berbahaya, sekaligus menentukan stadium jika merupakan tumor ganas.

Dokter juga mungkin menginstruksikan Anda untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap serta rontgen dada maupun tulang.

Pengobatan kanker payudara

Pilihan perawatan yang dapat dipertimbangkan termasuk pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan pengobatan hormon. Seringkali kombinasi dari dua atau lebih perawatan akan dilakukan. 

1. Pembedahan

Jenis operasi yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Lumpektomi (operasi konservasi payudara)

Lumpektomi sering menjadi pilihan jika ukuran tumor tidak terlalu besar. Pada lumpektomi, hanya tumor dan beberapa jaringan payudara saja yang diangkat. 

Prosedur ini biasanya akan dilanjutkan dengan perawatan radioterapi agar tidak ada lagi sel kanker yang tersisa di jaringan payudara. 

  • Mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) 

Mastektomi biasanya dipilih jika tumor berukuran besar atau berlokasi di tengah payudara. Operasi ini bisa dilanjutkan dengan operasi rekonstruksi payudara untuk membuat payudara baru. 

  • Biopsi kelenjar getah bening sentinel 

Biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah cara untuk menilai apakah kelenjar getah bening utama yang mengeringkan payudara mengandung kanker. Jika sudah bersih maka kelenjar getah bening yang tersisa di ketiak tidak perlu diangkat. 

Jika tidak memungkinkan, satu atau lebih kelenjar getah bening di ketiak dapat diangkat. Ini membantu untuk menentukan stadium penyakit secara akurat dan untuk memandu spesialis mengenai pengobatan apa yang harus disarankan setelah operasi.

2. Radioterapi      

Radioterapi untuk pengobatan kanker biasanya dilakukan dengan penyinaran radiasi eksternal. Anda akan diminta untuk berbaring di meja dengan mesin yang akan bergerak mengelilingi Anda.

Radioterapi adalah pengobatan yang menggunakan pancaran sinar berenergi tinggi yang difokuskan pada jaringan kanker . Radiasi ini dapat membunuh sel kanker, atau menghentikan sel kanker berkembang biak. 

Untuk kanker payudara, radioterapi seringkali dipilih sebagai pengobatan selain pembedahan. 

Misalnya, jika Anda menjalani lumpektomi, maka perawatan umumnya dilanjutkan dengan radioterapi. Ini bertujuan untuk mencegah kanker payudara kembali pada payudara yang sama. Ketika radioterapi digunakan selain pembedahan, ini disebut radioterapi adjuvan.

3. Perawatan hormon

Beberapa jenis kanker payudara dipengaruhi oleh hormon wanita estrogen dan progesteron. Hormon tersebut merangsang sel kanker untuk membelah dan berkembang biak. Sebagian besar estrogen dan progesterone dibuat oleh ovarium. Perawatan hormon bekerja paling baik pada wanita dengan kanker payudara yang responsif terhadap hormon, kadang-kadang bekerja pada kanker yang diklasifikasikan sebagai non-hormon responsif.

Perawatan hormon termasuk:

  • Penghambat estrogen

Tamoxifen bekerja dengan menghalangi estrogen bekerja pada sel. Biasanya dilakukan selama lima tahun. 

  • Penghambat aromatase

Ini adalah obat-obatan yang bekerja dengan menghalangi hormon estrogen di jaringan tubuh dan digunakan pada wanita yang telah mengalami menopause. Contoh obatnya adalah anastrozole, letrozole dan exemestane.

  • Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) analog

Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi jumlah estrogen di ovarium. Jenis yang umum digunakan adalah goserelin dan biasanya diberikan melalui suntikan dan dapat digunakan untuk wanita yang belum mencapai menopause.

4. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat antikanker yang membunuh sel kanker, atau menghentikannya untuk berkembang biak. 

Ketika kemoterapi digunakan tanpa dilanjutkan atau didahului oleh pembedahan, ini dikenal sebagai kemoterapi ajuvan. 

Kemoterapi kadang-kadang diberikan untuk mengecilkan tumor sebelum pembedahan, sehingga pembedahan memiliki peluang sukses yang lebih baik. Ini dikenal sebagai kemoterapi neoadjuvan. Jenis kemoterapi yang diberikan tergantung pada jenis kankernya.

5. Trastuzumab (Herceptin®)

Trastuzumab (juga dikenal sebagai Herceptin) adalah pengobatan yang dapat diberikan kepada wanita yang memiliki banyak reseptor HER2 pada kankernya. Ini adalah jenis obat yang disebut antibody monoclonal. 

Obat ini bekerja dengan menempel pada reseptor HER2 pada permukaan sel kanker, sehingga menghentikan sel kanker untuk membelah dan tumbuh.

Singkatnya, rencana perawatan yang disarankan dapat sangat bervariasi dari kasus ke kasus karena perawatan yang optimal dapat bergantung pada banyak faktor yang berbeda.

Perawatan yang digunakan bergantung pada:

  • Ukuran, Kanker itu sendiri, dari ukuran dan stadium, (apakah sel kanker telah menyebar), tingkatan sel kanker, dan jenis hormon (responsif atau HER2) apakah itu hormon responsif atau mengandung hormone HER2
  • Usia, kondisi kesehatan, riwayat pengobatan sebelumnya. Wanita dengan kanker – usia Anda, apakah Anda telah mengalami menopause atau tidak, kesehatan umum Anda dan pilihan Anda dalam pengobatan.

Anda harus berdiskusi penuh dengan spesialis yang mengetahui kasus Anda. Dokter akan menjelaskan pro dan kontra, kemungkinan tingkat keberhasilan, kemungkinan efek samping dan informasi lainnya tentang berbagai kemungkinan pilihan pengobatan untuk jenis kanker Anda.

Anda juga akan berdiskusi dengan dokter spesialis mengenai tujuan pengobatan Anda. Tujuan pengobatan juga bergantung dari kondisi pasien, contohnya: 

  • Pengobatan bertujuan untuk menyembuhkan kanker

Pada kanker yang masih stadium awal, pengobatan dilakukan untuk menyembuhkan, karena peluangnya masih besar. Dokter biasanya menyebut kata sembuh sebagai remisi kanker. 

Saat seseorang sudah remisi kanker, artinya sudah tidak ada lagi tanda-tanda yang menunjukkan bahwa di tubuh masih ada sel kanker. Jika Anda dalam remisi, Anda mungkin sembuh. Namun, dalam beberapa kasus kanker kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. Inilah sebabnya dokter enggan menggunakan kata sembuh.

  • Pengobatan mungkin bertujuan untuk mengendalikan kanker 

Jika penyembuhan dirasa kurang memungkinkan, maka dokter akan melakukan perawatan dengan tujuan untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker agar tidak menyebar terlalu cepat. Ini mungkin membuat Anda bebas dari gejala untuk beberapa waktu.

  • Perawatan mungkin bertujuan untuk meredakan gejala dalam beberapa kasus

Pada kasus yang paling berat, perawatan biasanya dilakukan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Misalnya, mengecilkan ukuran tumor dan meredakan nyeri. Jika kanker sudah lanjut, Anda mungkin memerlukan perawatan seperti suplemen nutrisi, obat penghilang rasa sakit, atau teknik lain untuk membantu Anda bebas dari rasa sakit atau gejala lainnya.

Pencegahan

Ada beberapa cara mencegah kanker payudara yang bisa dilakukan, yaitu: 

  • Menjalani gaya hidup yang sehat

Perubahan gaya hidup jadi lebih sehat adalah langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, dan makan banyak sayur dan buah dapat menurunkan risiko kanker payudara.

  • Lakukan deteksi dini

Selain itu, melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dapat mendeteksi kanker payudara sejak dini. Semakin dini ditemukan, semakin besar peluang kesembuhan.

  • Mastektomi

Mastektomi atau operasi pengangkatan payudara bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya sel kanker pada payudara.

Dengan mengangkat jaringan payudara sebanyak mungkin, mastektomi dapat mengurangi risiko hingga 90%. 

Namun, sama halnya dengan semua operasi, tetap ada komplikasi dan efek samping yang perlu diwaspadai. 

Mastektomi untuk tujuan pencegahan dilakukan pada orang yang secara hasil uji genetik terbukti memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara. 

  • Konsumsi obat

Obat tamoxifen tersedia untuk wanita yang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker di area payudaranya. Tamoxifen dapat digunakan pada wanita yang telah melalui masa menopause serta untuk wanita yang masih mengalami menstrurasi. 

Obat lainnya adalah raloxifene yang juga dapat digunakan pada wanita yang telah mengalami menopause. Konsumsi tamoxifen atau raloxifene tablet biasanya dilakukan setiap hari selama lima tahun. 

Saat ini, kedua obat tersebut tidak memiliki lisensi untuk tujuan mengurangi risiko kanker payudara. Namun, obat tersebut tetap dapat digunakan jika Anda memahami manfaat dan risikonya dan dokter Anda yakin pengobatan tersebut akan membantu.

Anda juga bisa mengunjungi Breast Advance Cancer Center (BRAVE) RS Mandaya Royal untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai seberapa sering Anda harus menjalani pemeriksaan dan pemeriksaan apa saja yang diperlukan.

Atur janji temu Anda lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Anda juga bisa memantau nomor antrean agar lebih nyaman dalam berkonsultasi dengan dokter.

Atrial Fibrilasi

Atrial fibrilasi (AFib) adalah salah satu jenis aritmia yang membuat detak jantung terlalu cepat. Aritmia sendiri merupakan gangguan irama jantung, yang membuat jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan. Kondisi ini dapat disembuhkan dengan bantuan obat-obatan hingga prosedur ablasi jantung. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Pengertian

Atrial fibrilasi (AFib/AF) atau fibrilasi atrium adalah gangguan irama jantung yang menyebabkan jantung berdetak sangat cepat, di atas 100 kali per menit. Atrial fibrilasi adalah salah satu jenis aritmia, tepatnya takikardia, yang dimulai di ruang atas jantung (atrial/atrium). 

Hal tersebut membuat atrium tidak berdetak secara teratur dengan ventrikel (ruang bawah jantung). Akibatnya, darah yang berada di atrium tidak dapat dipompa keluar secara maksimal. Hal ini membuat atrium menyimpan darah yang berpotensi menggumpal dan membahayakan.

Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah. Hal ini membuat pengidap AFib berisiko sangat tinggi terkena stroke, serangan jantung, dan berbagai komplikasi jantung lainnya.

Atrial fibrilasi bisa berlangsung sementara (kurang dari 7 hari), persisten (muncul terus) ataupun permanen. Biasanya, orang yang memiliki AFib juga dapat mengalami atrial flutter

Namun, kabar baiknya, kondisi ini bisa ditangani.

Konsultasi dengan dokter di Mandaya

Penyebab atrial fibrilasi

Penyebab atrial fibrilasi adalah gangguan atau kerusakan pada jaringan atau sistem kelistrikan jantung. Kerusakan tersebut dapat terjadi karena penyakit jantung koroner atau tekanan darah tinggi.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan atrial fibrilasi (AF):

  • Penyakit jantung bawaan
  • Masalah pada node sinus (sick sinus syndrome)
  • Gangguan tidur, seperti obstructive sleep apnea
  • Serangan jantung
  • Penyakit katup jantung
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit pernapasan, seperti pneumonia
  • Penyakit jantung koroner
  • Hipertiroid
  • Infeksi virus

Selain itu, beberapa faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit ini: 

  • Pertambahan usia
  • Faktor genetik
  • Konsumsi alkohol dan kafein berlebihan
  • Obesitas
  • Diabetes tipe 2
  • Konsumsi narkoba
  • Merokok
  • Masalah saraf dan endokrin

Gejala atrial fibrilasi

Salah satu tanda atrial fibrilasi yang khas adalah jantung yang berdetak sangat cepat. Orang dengan atrial fibrilasi memiliki detak jantung antara 100-175 kali per menit. Dalam kasus yang jarang, atrium bahkan bisa berdetak sampai 250-350 kali per menit. Hal ini membuat jantung seperti bergetar ketimbang berdetak.

Selain itu, gejala lain yang bisa terjadi adalah:

  • Jantung berdebar kencang
  • Nyeri dada
  • Pusing atau keliyengan
  • Kelelahan ekstrem
  • Kesulitan beraktivitas
  • Sesak napas
  • Lemah 

Baca juga: Aritmia Jantung Bisa Sembuh, Ini Pilihan Pengobatannya

Diagnosis 

Untuk mendiagnosis atrial fibrilasi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tanya jawab terkait riwayat kesehatan Anda dan keluarga.

Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dianjurkan dokter: 

  • Elektrokardiogram (EKG). EKG adalah tes pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis AFib. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan aktivitas listrik di jantung dan memungkinkan dokter mengetahui normal tidaknya jantung Anda berdetak.
  • Holter monitor. Merupakan pemeriksaan EKG portabel yang dipasang selama 1-2 hari untuk memantau detak jantung saat aktivitas normal, yang mungkin tidak tercatat selama pemeriksaan EKG.
  • Ekokardiogram (echo/USG jantung). USG jantung dilakukan untuk melihat aliran darah di jantung dan bagaimana kontraksi otot jantung saat memompa darah.
  • Rontgen dada. Digunakan untuk memeriksa ada tidaknya masalah pada organ paru yang menyebabkan atrial fibrilasi.
  • Tes darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari penyebab AFib yang mungkin disebabkan oleh masalah hormon tiroid atau gangguan elektrolit, seperti kalium, kalsium, dan magnesium.

Baca juga: Kenali Kelainan Katup Mitral Jantung yang Bocor atau Rusak

Pengobatan atrial fibrilasi

Pengobatan atrial fibrilasi tergantung dari seberapa lama Anda mengalaminya dan tingkat keparahannya. Atrial fibrilasi dapat berlangsung singkat, atau paroksismal (kurang dari 7 hari), persisten (lebih dari satu minggu), dan permanen.

Atrial fibrilasi paroksismal umumnya dapat membaik dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Sementara itu, jenis AFib lainnya perlu pemeriksaan dokter lebih lanjut. 

Berikut ini adalah opsi pengobatan atrial fibrilasi yang dapat direkomendasikan dokter.

  • Obat-obatan untuk mengontrol detak jantung dan mencegah stroke. 
  • Kardioversi. Pengobatan dengan memberikan kejut listrik untuk mengatur ulang irama jantung jadi kembali normal.
  • Ablasi jantung. Prosedur pengobatan atrial fibrilasi yang dilakukan dengan kateter untuk menghancurkan jaringan di jantung dan membuat jaringan parut. Tujuannya untuk menghalangi sinyal listrik yang membuat jantung berdetak terlalu cepat.

Orang yang mengidap fibrilasi atrial memiliki risiko komplikasi berupa stroke dan gagal jantung. Itu sebabnya, penting untuk lakukan deteksi sedini mungkin agar pengobatan bisa segera dimulai. 

Sebagai langkah pencegahan, sekaligus menjaga agar kondisi tidak memburuk, berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan:

  • Makan makanan bergizi
  • Olahraga rutin
  • Berhenti merokok dan hindari asap rokok
  • Menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol normal
  • Batasi atau berhenti konsumsi alkohol
  • Lakukan kebiasaan tidur yang baik

Jika Anda memiliki faktor risiko di atas dan sering mengalami jantung berdebar, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter sedini mungkin. 

Pusat Jantung & Pembuluh Darah Rumah Sakit Mandaya Royal Puri terdiri atas ahli jantung terkemuka di Indonesia. Dengan peralatan medis lengkap dan didukung oleh 15 Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah yang masing-masing memiliki keahlian khusus, akan menangani Anda dalam satu tim. Pemeriksaan Jantung secara komprehensif akan dilakukan untuk mendapatkan akar dari masalah kesehatan jantung Anda.

Jika mengalami gejala gangguan irama jantung atau aritmia, segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan menyeluruh ke  Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Konsultan Arrhythmia dr. Dony Yugo Hermanto, SpJP (K), FIHA, di Pusat Jantung  Pembuluh Darah Anak & Dewasa Mandaya Royal Hospital Puri.

Anda bisa membuat janji temu dengan dokter spesialis jantung terbaik di pusat jantung RS Mandaya Royal lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Tumor Payudara

Saat mendapati benjolan tidak biasa di payudara, Anda mungkin langsung berpikir tentang kanker payudara. Faktanya, tidak semua tumor payudara merupakan kanker. Benjolan payudara termasuk kondisi yang dialami banyak wanita dan seringkali bersifat jinak. 

Apa itu tumor payudara?

Tumor payudara adalah pertumbuhan abnormal atau perubahan tidak biasa lainnya yang terjadi pada jaringan payudara. Berdasarkan keganasannya, tumor payudara dibagi menjadi tumor jinak (non-kanker) dan tumor ganas (kanker).

Kebanyakan tumor payudara bersifat jinak, namun kemungkinan kanker payudara tetap harus diwaspadai.  Pasalnya, beberapa jenis tumor payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara di masa depan.

Oleh karenanya, jika Anda mendapati benjolan baru atau perubahan tidak biasa pada payudara, sebaiknya segera konsultasikan kondisi tersebut ke dokter.

Gejala tumor payudara

Sebagian tumor payudara jinak sulit dibedakan dengan kanker payudara karena memiliki gejala serupa, seperti:

  • Muncul benjolan atau pertumbuhan jaringan yang dapat teraba dengan jelas
  • Benjolan terasa nyeri saat disentuh 
  • Bengkak
  • Keluar cairan tapi bukan ASI dari puting
  • Iritasi di kulit payudara.
  • Kulit payudara atau puting tampak kemerahan atau bersisik.
  • Nyeri pada puting.
  • Puting terlihat tertarik atau masuk ke dalam.

Ganas atau tidaknya tumor payudara yang dialami hanya bisa diketahui lewat pemeriksaan medis, seperti mamografi dan biopsi. 

Gejala-gejala lainnya dari tumor payudara dapat bervariasi tergantung jenis tumor yang diderita. Tumor payudara mungkin juga tidak terasa nyeri atau tidak menunjukkan gejala berarti dan baru diketahui keberadaannya saat dilakukan tes mamografi.

Jenis-jenis tumor payudara 

Ada banyak jenis tumor payudara, beberapa di antaranya meliputi:

1. Kista payudara

Kista payudara adalah benjolan berisi cairan yang bisa terasa lunak atau menggumpal. Sekitar 25% benjolan payudara berjenis kista. 

Kondisi ini lebih banyak dialami wanita usia 35-50 tahun dan seringkali muncul sebelum memasuki periode menstruasi.

Benjolan jenis kista tidak meningkatkan risiko kanker payudara dan sering kali hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

2. Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah benjolan padat, halus dan keras yang dapat tumbuh di mana saja di jaringan payudara. Ukurannya sangat bervariasi dan umumnya benjolan ini tidak nyeri saat diraba, terasa kenyal serta bisa digerakkan.

Fibroadenoma paling sering dialami wanita berusia 20-an hingga 30-an tetapi tidak meningkatkan risiko kanker dan sering kali hilang dengan sendirinya.

3. Fibrokistik mammae

Penebalan jaringan payudara akibat fluktuasi kadar hormon dalam tubuh, terutama menjelang menstruasi. Payudara dapat terasa lebih padat, memiliki benjolan dan terasa nyeri. 

Kondisi ini banyak dialami wanita usia 30 hingga 50 tahun. Kondisi ini tidak meningkatkan risiko kanker dan biasanya dapat hilang tanpa pengobatan.

4. Nekrosis lemak 

Tumor payudara akibat jaringan lemak di payudara mengalami cedera, sehingga terbentuk jaringan  parut. Ini bisa juga terjadi setelah Anda menjalani operasi payudara maupun terapi radiasi. 

Nekrosis lemak tidak meningkatkan risiko kanker dan sebagian bisa hilang sendiri tanpa pengobatan. Tetapi jika benjolan terus membesar atau menyebabkan nyeri yang mengganggu, dokter mungkin menyarankan operasi untuk mengangkat jaringan tersebut. .

5. Hiperplasia payudara

Hiperplasia adalah pertumbuhan sel-sel yang melapisi saluran atau kelenjar susu secara berlebihan sehingga bentuk dan ukuran payudara berubah. Hiperplasia dibedakan menjadi hiperplasia tipikal (biasa) dan atipikal.

Hiperplasia tipikal ditandai dengan pertumbuhan sel yang berlebihan tetapi sel masih tampak normal. Kondisi ini dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara, namun biasanya tidak memerlukan pembedahan. 

Sementara itu, hiperplasia atipikal adalah pertumbuhan sel yang tidak biasa. Meskipun bukan sel kanker, tetapi sel-sel tersebut memiliki sifat-sifat mirip sel kanker payudara tahap awal. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker payudara, sehingga dokter mungkin menyarankan untuk operasi pengangkatan jaringan payudara yang mengalami hiperplasia.

6. Papiloma intraduktal

Dikenal juga sebagai polip payudara, papiloma intraduktal adalah tumor jinak mirip kutil yang tumbuh di dalam saluran susu. Ada dua jenis papiloma, yaitu: 

    • Solitary papiloma tumbuh tunggal di saluran susu besar dekat puting dan menyebabkan keluarnya cairan bening atau darah dari puting. Jika diraba, dapat terasa seperti benjolan kecil dekat puting susu dan terasa sakit.
    • Multiple papiloma tumbuh di saluran kecil di payudara yang jauh dari puting susu dan tidak menyebabkan keluarnya cairan.

Solitary papiloma tidak meningkatkan risiko kanker payudara sementara multiple papiloma sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

7. Kanker payudara

Kanker adalah pertumbuhan berlebihan sel-sel yang tidak bisa dikendalikan tubuh. Pada kanker payudara, sel kanker dimulai di jaringan payudara dan dapat menyebar pada jaringan tubuh lain. 

Meskipun hampir semua penderita kanker payudara adalah wanita, namun pria juga bisa terkena kanker payudara.

Penyebab tumor payudara

Tumor payudara dapat sebabkan oleh beberapa kemungkinan:

  • Perubahan jaringan payudara.
  • Fluktuasi hormon.
  • Infeksi payudara.
  • Jaringan parut akibat cedera payudara.
  • Terapi hormonal.

Sama halnya dengan jenis kanker lainnya, kanker payudara disebabkan oleh kelainan genetik. Sekitar 5% hingga 10% kanker payudara disebabkan kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua. Sementara 85% kanker payudara disebabkan oleh kelainan genetik akibat bertambahnya usia dan gaya hidup tidak sehat.

Diagnosis tumor payudara

Ada beberapa tes yang dapat dokter lakukan untuk mendiagnosis kondisi benjolan di payudara, yaitu:

1. Pemeriksaan fisik pada payudara dan cek riwayat kesehatan

Dokter akan memperhatikan kondisi payudara, termasuk keberadaan benjolan dan perubahan tidak biasa lainnya. Dokter juga mencatat riwayat kesehatan lengkap, termasuk gejala yang Anda alami dan faktor risiko kanker payudara.

2. Tes pencitraan

Berikut beberapa tes pencitraan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi benjolan pada payudara.

  • Mamografi: pemeriksaan rontgen pada payudara. Ini adalah tes yang paling umum digunakan.
  • USG payudara: pemeriksaan dengan membuat gambar jaringan payudara menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. USG dapat membantu membedakan benjolan cairan (kista) dan benjolan padat.
  • MRI payudara: pemeriksaan menggunakan resonansi magnetik, biasanya dilakukan jika tes lainnya belum memberikan informasi yang cukup.

Promo pemeriksaan benjolan payudara

3. Tes cairan puting

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan pada cairan selain ASI yang keluar dari puting untuk mengetahui adanya darah atau sel abnomal lainnya.

4. Biopsi

Pengambilan sampel jaringan jika ditemukan tumor untuk mengetahui apakah benjolan termasuk tumor jinak atau tumor ganas yang berpotensi menjadi kanker payudara.

Di Mandaya Royal Hospital Puri, pemeriksaan benjolan pada payudara dilakukan menggunakan peralatan medis terkini dan tim dokter terkait yang lengkap, sehingga hasil pemeriksaan bisa keluar dalam waktu satu hari. Dengan begitu, Anda tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan kepastian apabila benjolan yang muncul di payudara ganas atau tidak. 

Setelah jenis tumor terdeteksi lewat pemeriksaan, maka Anda akan diarahkan untuk konsultasi ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan lanjutan atau penentuan jenis pengobatan. 

Pengobatan tumor payudara

Tumor payudara jinak umumnya tidak membutuhkan perawatan medis kecuali jika tumor terus membesar, menyebabkan nyeri, atau meningkatkan risiko kanker payudara.

Jenis pengobatan yang dapat diberikan meliputi:

  • Aspirasi jarum halus atau fine-needle aspiration untuk mengeluarkan cairan pada kista.
  • Operasi untuk mengangkat jaringan tumor payudara.
  • Antibiotik oral untuk mengatasi benjolan akibat infeksi seperti mastitis.
  • Terapi anti hormon estrogen untuk menurunkan risiko kanker payudara jika diperlukan.

Pada beberapa jenis tumor payudara tertentu, dokter dapat menyarankan untuk melakukan pemeriksaan pencitraan rutin setiap 6 bulan sekali untuk mengawasi perkembangan benjolan.

Sementara itu jika tumor yang muncul ternyata ganas, maka dokter akan menentukan opsi pengobatan yang berbeda. Tergantung dari tingkat keparahannya, kanker payudara bisa diobati dengan operasi, kemoterapi, radioterapi, hingga imunoterapi. Pengobatan yang dipilih bisa salah satu atau gabungan dari dua atau lebih prosedur. 

Tumor payudara tidak bisa dicegah. Meskipun demikian, Anda dapat menurunkan risiko beberapa jenis tumor payudara dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga berat badan ideal, rutin olahraga, menggunakan bra dengan ukuran yang pas dan nyaman, tidak merokok dan hindari minuman beralkohol.

Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

 

Bradikardia

Bradikardia adalah kondisi saat jantung berdetak terlalu lambat, yakni di bawah 60 kali per menit. Normalnya, detak jantung manusia dewasa adalah antara 60-100 kali per menit.

Detak jantung yang terlalu rendah bisa berbahaya, karena darah tidak terpompa dengan benar ke seluruh tubuh. Meski demikian, bradikardia bisa saja kondisi yang normal dan tak perlu dikhawatirkan.

Lantas, bradikardia yang seperti apa yang perlu diwaspadai?

Pengertian

Bradikardia adalah salah satu jenis aritmia, atau gangguan irama jantung. Tanda bradikardi adalah detak jantung yang terlalu lambat, yaitu di bawah 60 detak per menit. 

Jika detak jantung sangat rendah, hal ini akan memengaruhi kemampuan jantung dalam memompa darah. Saat darah tidak mampu dialirkan ke seluruh tubuh, Anda dapat merasa pusing, kelelahan ekstrem, sesak napas, bahkan pingsan. 

Namun, detak jantung yang rendah tidak selalu menandakan masalah. Lansia, atlet, dan orang muda dapat memiliki detak jantung di bawah 60 kali per menit dan baik-baik saja.

Bahkan, detak jantung manusia saat berada dalam fase tidur yang dalam juga bisa berada di bawah 60 detak per menit.

Penyebab

Jantung memiliki sistem kelistrikan. Adanya gangguan pada sistem kelistrikan ini dapat membuat seseorang mengalami bradikardia.

Beberapa penyebab bradikardia adalah:

  • Masalah pada node sinus, yaitu pacu jantung alami tubuh
  • Blok jantung, saat sinyal listrik tidak dapat berpindah dari atrium (serambi) ke ventrikel (bilik)
  • Masalah metabolik, seperti hipotiroid (kadar hormon tiroid terlalu rendah)
  • Kerusakan jantung akibat penuaan, sakit jantung, atau serangan jantung
  • Obat-obatan tertentu yang punya efek samping melambatkan detak jantung
  • Penyakit jantung bawaan
  • Infeksi jantung alias miokarditis
  • Komplikasi dari operasi jantung
  • Ketidakseimbangan elektrolit dalam darah, seperti kekurangan kalsium dan kalium karena keduanya bertugas menghantarkan listrik
  • Masalah pernapasan saat tidur, seperti obstructive sleep apnea
  • Penyakit peradangan, seperti demam rematik atau lupus (SLE)

Baca juga: Aritmia Bisa Sembuh dengan Alat Pacu Jantung Permanen Tanpa Kabel

Faktor risiko

Bradikardia sering kali terjadi karena ada kerusakan jantung akibat penyakit jantung tertentu. Artinya, jika ada  hal yang membuat Anda berisiko mengalami sakit jantung, maka itu juga bisa meningkatkan risiko Anda terkena bradikardia.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung penyebab bradikardia adalah:

  • Pertambahan usia
  • Tekanan darah tinggi
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Merokok
  • Stres
  • Penyalahgunaan obat

Beberapa cara menjaga kesehatan jantung dapat membantu Anda mencegah bradikardia.

Gejala bradikardia

Bradikardia menyebabkan jantung berdetak terlalu lambat. Akibatnya, darah tidak bisa terpompa ke seluruh tubuh dengan maksimal. Hal ini menyebabkan otak dan organ lainnya kekurangan oksigen, sehingga menyebabkan orang merasa pusing bahkan pingsan.

Beberapa gejala bradikardia, yaitu:

  • Merasa pusing atau keliyengan
  • Linglung atau masalah memori
  • Pingsan atau hampir pingsan
  • Sesak napas
  • Mudah lelah saat beraktivitas
  • Kelelahan ekstrem atau lemah
  • Nyeri dada

Baca juga: Penyebab Sering Pingsan yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Tidak semua detak jantung yang terlalu lambat menandakan masalah kesehatan. Akan tetapi, jika bradikardia yang Anda alami sampai menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan pingsan, segeralah ke dokter.

Untuk mencari tahu penyebab bradikardia, dokter akan melakukan pemeriksaan dan tanya jawab terkait riwayat kesehatan Anda. Selain itu, dokter juga mungkin merekomendasikan beberapa pemeriksaan medis dan tes darah untuk mencari tahu penyebab bradikardia, seperti:

  • Elektrokardiogram (EKG) untuk melihat aktivitas listrik di jantung Anda.
  • Tes kadar elektrolit untuk melihat kadar elektrolit dalam darah, seperti kalium, kalsium, dan magnesium.
  • Tes kadar hormon tiroid untuk mencari tahu masalah hipotiroidisme.
  • Tes troponin jantung untuk melihat kemungkinan kerusakan jantung akibat serangan jantung.
  • Skrining toksikologi untuk mencari tahu ada tidaknya zat kimiawi (baik dari obat resep atau penggunaan obat terlarang) yang menyebabkan bradikardia.

Pengobatan bradikardia

Apabila bradikardia yang Anda alami tidak menimbulkan gejala atau karena kondisi tubuh yang sehat, umumnya Anda tidak membutuhkan pengobatan khusus. Namun, saat gejala mulai muncul, pengobatan harus segera dilakukan. 

Pengobatan bradikardia akan sangat tergantung dari penyebabnya. Misalnya, jika bradikardia disebabkan oleh masalah ketidakseimbangan elektrolit dalam darah, dokter akan memberikan Anda suplemen elektrolit, baik lewat infus ataupun oral.

Sementara, jika disebabkan oleh obat-obatan, langkah yang dilakukan dokter untuk menyembuhkan bradikardia adalah menghentikan pengobatan atau mencari alternatifnya.

Selain itu, berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan bradikardia:

  • Obat-obatan

Apabila bradikardia sampai menyebabkan tekanan darah yang amat rendah, dokter akan memberikan obat lewat infus atau suntikan untuk membuat jantung berdetak lebih cepat. Ini dilakukan di rumah sakit.

  • Pemasangan alat pacu jantung (pacemaker)

Jika berbagai cara telah dilakukan tapi gangguan irama jantung tetap muncul, pemasangan alat pacu jantung adalah salah satu cara pengobatan bradikardia. Alat ini akan membantu jantung mengatur ulang detaknya saat irama yang tidak normal tercatat di alat pacu jantung.

Alat pacu jantung terdiri dari dua jenis, yaitu alat pacu jantung konvensional dan alat pacu jantung tanpa kabel yang disebut leadless pacemaker. Alat ini akan dipasang di dalam tubuh menggunakan alat khusus dan akan berada di dalam tubuh hingga baterainya perlu diganti. Biasanya, baterai alat pacu jantung bisa bertahan selama 5-10 tahun. 

Selama masa itu, pasien harus tetap rutin kontrol ke dokter untuk memastikan alat pacu jantung berada dalam kondisi baik. Jika ada perubahan pada kondisi jantung atau kerusakan pada alat, dokter bisa mendeteksi saat pemeriksaan rutin. 

Dokter akan menentukan pengobatan yang paling tepat untuk kondisi Anda. Konsultasikan kesehatan jantung Anda di pusat jantung RS Mandaya Royal. Dengan dukungan dokter spesialis terbaik dan alat pemeriksaan mutakhir, kami siap memberikan konsultasi dan solusi yang sesuai dengan kondisi Anda. 

Buat janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes