fbpx

Limfoma

Limfoma adalah sel kanker yang berkembang di sistem limfatik atau kelenjar getah bening. Itu sebabnya, jenis kanker ini juga dikenal dengan nama kanker kelenjar getah bening. Limfoma punya banyak tipe, tapi yang paling umum adalah limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

Apa itu limfoma?

Limfoma adalah kanker yang menyerang sistem limfatik sehingga menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati). Sistem limfatik atau sistem getah bening adalah bagian dari sistem imun yang membantu tubuh melawan penyakit.

Limfoma termasuk ke salah satu jenis kanker darah karena kondisi ini bermula dari pertumbuhan limfosit (sel darah putih) yang abnormal di sistem limfatik.

Secara umum, terdapat 2 jenis kanker kelenjar getah bening, yaitu:

  • Limfoma Hodgkin 
  • Limfoma non-Hodgkin

Perbedaan utama dari limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin dapat terlihat dari penampakan sel limfosit di bawah mikroskop. Limfoma Hodgkin memiliki karakteristik yang disebut dengan sel Reed-Sternberg, sedangkan limfoma non-Hodgkin tidak.

Limfoma non-Hodgkin lebih umum terjadi dibandingkan limfoma Hodgkin, dan sayangnya biasanya lebih berat. 

Limfoma bisa bertumbuh secara agresif ataupun lambat. Tergantung jenisnya, sering kali kanker kelenjar getah bening dapat ditangani dengan baik sampai dalam keadaan remisi atau sembuh total.

Baca juga: 6 Jenis Leukemia (Kanker Darah) yang Penting Dikenali

Penyebab limfoma (kanker kelenjar getah bening)

Kanker kelenjar getah bening (limfoma) dan leukemia sama-sama terjadi akibat pertumbuhan abnormal sel darah putih. Bedanya, pada limfoma, sel kanker pertama kali terletak atau berkembang di kelenjar getah bening dan menyebar lewat sistem limfatik.

Sementara, leukemia terjadi pertama kali di sumsum tulang. Penyebaran sel kanker juga terjadi lewat aliran darah, bukan sistem limfatik.

Pertumbuhan abnormal sel darah putih di kelenjar getah bening yang menyebabkan limfoma kemungkinan disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi ini menyebabkan sel limfosit berkembang pesat tapi tidak normal, dan menekan sel-sel sehat lainnya hingga akhirnya mati.

Terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan seseorang mengalami limfoma, yaitu:

  • Pernah terinfeksi virus HIV, Epstein-Barr (mononucleosis), dan Kaposi sarcoma human immunodeficiency virus
  • Riwayat keluarga mengalami limfoma
  • Punya sistem imun yang lemah karena kondisi kesehatan atau pengobatan, seperti pernah mendapat transplantasi organ atau mengonsumsi imunosupresan
  • Memiliki penyakit autoimun

Gejala kanker kelenjar getah bening (limfoma)

Gejala paling khas dari kanker limfoma adalah pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), yang menyebabkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Meski demikian, mengalami limfadenopati tidak berarti Anda pasti memiliki kanker kelenjar getah bening.

Berikut ini adalah beberapa gejala limfoma (kanker kelenjar getah bening):

  • Pembengkakan satu atau lebih kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan yang tidak hilang dalam waktu beberapa minggu
  • Kelelahan ekstrem dan terus-menerus, bahkan setelah beristirahat
  • Demam di atas 39,5 derajat Celcius lebih dari 2 hari atau demam berulang
  • Berkeringat berlebihan di malam hari sampai membuat tempat tidur basah
  • Sesak napas
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Kulit terasa gatal
  • Nyeri di dada, perut, atau tulang pertanda kanker mungkin telah menyebar

Diagnosis limfoma

Dokter biasanya akan melihat kondisi fisik, seperti memeriksa pembengkakan organ atau kelenjar getah bening. Biopsi juga mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

Beberapa pemeriksaan yang mungkin perlu Anda jalani untuk mendiagnosis limfoma, antara lain:

  • Pemeriksaan hematologi, meliputi hitung darah lengkap, laju endap darah (LED), dehidrogenase laktat, tes fungsi ginjal dan fungsi hati, serta serum protein electrophoresis (SPEP).
  • Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan, PET scan, dan MRI jika diperlukan untuk melihat kondisi organ.
  • Biopsi, proses pengambilan kelenjar getah bening untuk dicek di laboratorium.

Baca juga: Benjolan di Ketiak, Mungkinkah Kanker? 

Stadium limfoma

Dari berbagai pemeriksaan di atas, selain mendiagnosis limfoma, dokter juga bisa mendapatkan informasi mengenai stadium kanker kelenjar getah bening yang dialami.

Stadium ini nantinya juga akan membantu dokter dalam menentukan langkah pengobatan selanjutnya.

Berikut adalah tahapan kanker kelenjar getah bening:

  • Stadium 1
    Stadium paling awal dari limfoma. Pada tahap ini sel kanker hanya berkembang pada satu area kelenjar getah bening atau di organ di luar sistem limfatik tanpa melibatkan kelenjar getah bening.
  • Stadium 2
    Pada stadium 2, sel kanker telah ditemukan di dua atau lebih kelenjar getah bening dalam area diafragma yang sama. 
  • Stadium 3
    Sel kanker telah ditemukan di dalam area diafragma yang berbeda (bagian atas dan bawah tubuh). 
  • Stadium 4
    Disebut juga stadium lanjut atau metastase karena sel kanker telah menyebar ke organ di luar sistem limfatik, seperti paru, sumsum tulang, dan hati.

Pengobatan limfoma

Stadium limfoma menentukan pengobatan yang akan dijalankan oleh dokter. Semakin dini limfoma ditemukan, semakin baik pula prognosis pengobatannya.

Selain stadium, jenis limfoma yang dialami juga memiliki pengobatan yang berbeda.

Beberapa opsi pengobatan limfoma, atau kanker kelenjar getah bening, antara lain:

Dokter dapat menggunakan salah satu metode di atas, ataupun menggabungkan beberapa metode pengobatan.

Selain itu, dokter juga mungkin saja merekomendasikan terapi paliatif pada pasien kanker limfoma, khususnya mereka yang telah berada pada stadium lanjut. Terapi paliatif berfokus pada peningkatan kualitas hidup pasien dengan meminimalisir gejala-gejala yang dirasakan, dukungan moral dan spiritual, hingga mengendalikan stres.

Bisakah limfoma (kanker kelenjar getah bening) disembuhkan?

Keberhasilan pengobatan limfoma sangat tergantung pada stadium kanker saat ditemukan, jenis kanker, usia, dan kondisi kesehatan pasien. Menurut Leukemia & Lymphoma Society, limfoma Hodgkin sangat mungkin disembuhkan.

Selain itu, sekitar 73,8% orang yang mengalami limfoma non-Hodgkin juga memiliki prognosis angka bertahan hidup 5 tahun yang cukup baik. 

Pengalaman Pasien Kanker Limfoma Stadium 4 di Pusat Kanker & Radioterapi Mandaya Royal Hospital Puri

 

Mutasi genetik yang jadi penyebab limfoma hingga kini belum diketahui. Dengan demikian, cara pasti pencegahannya juga sulit dirumuskan.

Meski demikian infeksi virus tertentu dan riwayat keluarga meningkatkan risiko Anda untuk mengalami limfoma. Jika Anda memiliki faktor-faktor risiko ini, tak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sebagai tindakan pencegahan.

Melakukan pemeriksaan kesehatan juga dapat membantu mendeteksi dini penyakit, termasuk kanker, yang jadi salah satu poin penting dalam keberhasilan pengobatan.

Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Karawang
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan

Lainnya

Des 18, 2024

Tidak Perlu Lama Rawat Inap, Bedah Usus Buntu Pulih Paling Cepat

Artikel

Des 11, 2024

Rekomendasi Dokter Spesialis Empedu di Jakarta

Artikel

Des 11, 2024

Macam Pengobatan Kanker Hati, dari Stadium Awal sampai Akhir

Artikel

Des 11, 2024

Ablasi Kanker Hati, Pengobatan untuk Menghancurkan Sel Kanker

Artikel

Des 10, 2024

Rekomendasi Dokter Spesialis Bedah Digestif di Jakarta dan Tangerang

Berita

Des 03, 2024

Dokter Emerson, Spesialis Bedah Batu Empedu Metode Laparoskopi di RS Mandaya Puri

Artikel

Des 02, 2024

Atasi Hernia (Turun Berok) Tanpa Nyeri dan Minim Luka dengan Metode Laparoskopi

Lainnya

Nov 29, 2024

Bedah Usus Buntu Tanpa Nyeri, Minim Luka: Solusi Cepat untuk Pemulihan Lebih Mudah

Artikel

Nov 25, 2024

Jenis Penyakit Ini Mudah Diketahui dengan MRI

Lainnya

Nov 08, 2024

Atasi Masalah Pencernaan, Konsultasi dengan Dokter Digestif Paling Favorit di Karawang & Sekitarnya

Lainnya

Nov 06, 2024

Metode Operasi Batu Empedu Minim Luka 1 cm Hanya di Mandaya Hospital Karawang

Artikel

Okt 24, 2024

Kolesistektomi (Operasi Batu Empedu): Prosedur dan Efek Samping

Artikel

Okt 10, 2024

Rekomendasi Dokter Spesialis Batu Empedu di Jakarta Barat & Tangerang

Berita

Okt 09, 2024

Metode Pengangkatan Batu Empedu Minim Sayatan di RS Mandaya Puri

Artikel

Sep 13, 2024

Rekomendasi 6 Dokter Bedah di Tangerang

Berita

Apr 24, 2024

Berkenalan dengan The 7 Wonders, 7 Dokter Bergelar Profesor di Mandaya Royal Hospital Puri

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes