fbpx

Meningitis

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput yang membungkus otak dan saraf tulang belakang. Selaput otak ini disebut dengan meninges.

Infeksi virus adalah penyebab utama meningitis, meskipun bakteri, jamur, dan parasit juga bisa menyebabkan peradangan. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri sering kali jadi radang selaput otak yang berbahaya dan dampak berdampak fatal.

Namun, pengobatan yang tepat dapat menyembuhkan meningitis. Peradangan yang terjadi membuat selaput otak membengkak dan menyebabkan beberapa gejala, seperti sakit kepala, demam, dan leher kaku.

Gejala Meningitis

Gejala meningitis awalnya dapat menyerupai gejala flu, sehingga mungkin sulit dikenali. Namun, mual muntah dan sakit kepala yang mengikuti perlu Anda waspadai.

Berikut ini adalah gejala meningitis pada orang dewasa:

  • Demam tinggi tiba-tiba
  • Leher kaku
  • Sakit kepala hebat
  • Mual dan muntah
  • Linglung dan sulit berkonsentrasi
  • Kejang
  • Sangat mengantuk
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Tidak nafsu makan
  • Ruam kulit, terutama pada meningococcal meningitis.

Radang selaput otak dapat terjadi pada usia berapa pun. Meski demikian, meningitis lebih umum terjadi pada bayi, anak-anak, remaja, dan orang dengan sistem imun rendah. 

Beberapa gejala meningitis pada anak yang patut diwaspadai:

  • Demam tinggi
  • Menangis terus dan rewel
  • Anak jadi sangat mengantuk
  • Sulit dibangunkan dari tidur
  • Tidak bangun untuk makan
  • Tidak mau makan
  • Muntah 
  • Muncul benjolan lunak di bagian ubun-ubun bayi
  • Kaku di badan dan leher

Penyebab Meningitis

Ada beberapa jenis meningitis yang dipisahkan berdasarkan penyebabnya, yaitu:

1. Meningitis Bakteri

Meningitis bakteri adalah jenis radang selaput otak yang paling berbahaya dan mengancam nyawa. Diperlukan pengobatan antibiotik segera untuk mengatasinya. Keterlambatan pengobatan bisa menyebabkan kerusakan otak jangka panjang.

Bakteri dapat masuk ke aliran darah dan menyebar ke otak dan saraf tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan peradangan pada meninges. 

Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan meningitis, antara lain:

  • Streptococcus pneumonia, penyebab pneumonia
  • Streptokokus grup B
  • Neisseria meningitides
  • Haemophilus influenzae
  • Listeria monocytogenes
  • E. coli
  • Mycobacterium tuberculosis

2. Meningitis Virus

Meningitis yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Beberapa virus yang bisa menyebabkan meningitis, antara lain:

  • Enterovirus
  • Virus penyebab gondongan dan campak
  • Virus herpes, penyebab mononukleosis, cacar air, dan cacar
  • Influenza
  • Virus West Nile

3. Meningitis Fungal

Infeksi jamur juga bisa menyebabkan radang selaput otak. Namun, angka kejadiannya lebih jarang. 

4. Meningitis Parasit

Meningitis juga dapat disebabkan oleh infeksi parasit, seperti cacing. Infeksi cacing pita atau malaria bisa menyebabkan jenis radang selaput otak ini. 

Infeksi cacing juga dapat berasal dari makanan yang terkontaminasi, protein yang tidak diolah dengan benar, feses, atau kotoran lain.

5. Meningitis non-Infeksi

Selain akibat infeksi, meningitis dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang bukan infeksi, seperti reaksi autoimun, cedera kepala, atau operasi kepala.

Meski demikian, terinfeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit di atas tidak selalu membuat Anda mengalami meningitis.

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami radang selaput otak, yaitu:

  • Berusia di bawah 5 tahun
  • Memiliki sistem imun yang lemah, seperti terinfeksi HIV, mengalami kanker
  • Tinggal di asrama, panti jompo, panti asuhan, atau tempat tinggal berkelompok lainnya
  • Memiliki kebocoran cairan serebrospinal
  • Pernah melakukan perjalanan ke daerah yang umum terjadi meningitis
  • Memiliki kerusakan limpa
  • Memiliki masalah hidung dan telinga kronis
  • Mengalami cedera kepala atau cedera saraf tulang belakang

Apakah Meningitis Menular?

Meningitis akibat infeksi virus, bakteri, jamur, dan parasit dapat saja menular. Cara penularannya tergantung dari penyebabnya.

Infeksi virus dan bakteri yang menyebabkan meningitis menular dari orang ke orang yang melakukan kontak dekat. Virus dan bakteri dapat menular lewat droplets yang ditularkan saat seseorang bersin atau batuk.

Sementara, streptokokus grup B umumnya ditemukan pada usus dan vagina dan dapat menular ke anak saat proses kelahiran.

Diagnosis

Terdapat beberapa tes untuk mendeteksi apakah Anda mengalami meningitis atau tidak, yaitu:

  • Tes swab dari hidung atau tenggorokan
  • Pungsi lumbal, atau pengecekan cairan serebrospinal
  • Tes darah untuk mengetahui tanda-tanda infeksi
  • CT scan atau MRI otak
  • Tes feses

Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS (K), Subsp.N.Vas., PhD, FICS merupakan Dokter Bedah Saraf Subspesialis Pembuluh Darah Otak lulusan S3 Helsinki, Finlandia.

Dr. Joy merupakan pemegang Rekor MURI “Dokter yang Lulus Tercepat Dalam Program Studi Doktor (S3) Ilmu Kedokteran dalam 18 Bulan, 12 Hari”

Dokter Mardjono yang juga akrab disapa sebagai Dr. Joy merupakan seorang penulis buku dengan judul Aneurisme Otak 1 & 2.

Beliau menangani berbagai penyakit pada otak, seperti, aneurisma otak (melendungnya pembuluh darah otak), penyempitan pembuluh darah otak, pendarahan otak, tumor jinak (meningioma) hingga kanker otak.

Educational Background

  • Faculty of Medicine, Atmajaya Catholic University of Indonesia, Jakarta
  • Neurosurgery Residency – Faculty of Medicine, Padjadjaran University / Hasan Sadikin General Hospital, Bandung
  • WFNS Skull-base surgery fellowship Keio University Hospital, Tokyo
  • Cerebrovascular clinical fellowship in the Department of Neurosurgery of Helsinki University Central Hospital, Finland
  • Neuro-endovascular / Neurointerventional clinical and research fellowship in the Department of Neurosurgery of Seoul National University Bundang Hospital, South Korea
  • PhD Program in Clinical Science – University of Helsinki, Findland
  • Board-certified subspecialist in Vascular Neurosurgery, Indonesia
  • Board-certified fellowship in Oncology Neurosurgery, Indonesia

Courses & Training

  • The 2023 IFNE Hands-on Workshop on Cerebral, Ventricular and Skull Neuroendoscopy, Singapore
  • Visiting Surgeon (North American Skull Base Society Mentorship Program) – Mayo Clinic, Rochester, MN, USA
  • 2nd Aesculap Academy and Faculty of Medicine of Universitas Indonesia Skull Base Cadaver Dissection Workshop
  • Bypass 2020 – Anniversary Symposium, Zurich Switzerland LINNC Asia edition, Singapore
  • Introduction to minimally disruptive subcortical neurosurgery : Concepts of a system approach, Singapore
  • 23rd Annual Scientific Meeting of Indonesia Neurosurgical Society – Yogyakarta, Indonesia
  • 4th Asia-Pacific Microanastomosis Workshop, Seoul National University Bundang Hospital – South Korea
  • Pelatihan Proteksi dan Keselamatan Radiasi – RS Fatmawati Jakarta
  • North American Skull Base Society Annual Meeting – Florida USA
  • North American Skull Base Society Cadaver dissection course – Florida, USA
  • The First ASEAN Neurointervention Conference. Jakarta, Indonesia
  • Medtronic Medical Education Program : Pipeline embolization Device Workshop. Jakarta, Indonesia
  • Live Interventional Neuroradiology and Neurosurgery Course – Asia Edition, Singapore
  • The 5th WFNS Committee Biennial Conference. Bali, Indonesia
  • The 12th Asian Epilepsy Surgery Congress (AESC).Bali, Indonesia
  • Advanced Simulative Training on Neurointerventional Procedure – Universitas Indonesia. Jakarta, Indonesia
  • Asia Pacific Stroke Conference 2018. Jakarta – Indonesia
  • Co-Instructor Neuroendovascular Training Level 1. Bandung, Indonesia
  • Workshop on Pain Management Level 1 – Universitas Sumatera Utara
  • Workshop on carotid endarterectomy – PIT PERSPEBSI Balikpapan, Indonesia
  • The 12th Lectures and Hands-on Cadaver Dissection Course for Cerebrovascular Microneurosurgery, Taipei, Taiwan
  • The 1st Indonesian Advanced Intracranial Neuroendoscopy : Workshop, Symposium, and Live Surgery, Surabaya, Indonesia
  • WFNS Comprehensive Surgical Neuroanatomy – 3D Lecture. Karawaci, Indonesia
  • Participant in World Skull Base Society Congress 2016. Osaka, Japan
  • Pre-Congress Workshop of World Skull Base 2016. Osaka, Japan
  • The 10th Micro-anastomosis Workshop for Neurosurgeons. Bundang, South Korea
  • Participant in World Society of stereotactic and functional neurosurgery meeting, Mumbai, India
  • ICCVS : Workshop in cerebral revascularization and bypass, Siloam Hospital. Karawaci, Indonesia
  • Microsurgery of Aneurysms : Recent advances and Hands-on workshop in Saint Louis University School Medicine. St. Louis, USA
  • Helsinki Live-Course in Microneurosurgery 2014. Helsinki, Finland
  • Barrow Neurological Institute : Workshop in cerebral revascularization and bypass, Phoenix, USA
  • International clinical researcher – St Joseph Hospital. Phoenix, USA
  • PIT PERSPEBSI Neuroendoscopy Workshop. Solo, Indonesia
  • WFNS Workshop : Hands-On Microanastomosis Workshop, Siloam Hospital, Jakarta, Indonesia
  • Visiting neurosurgeon and clinical training in microscopic lumbar spine surgery at Elisabeth Krankenhaus, Osnabruck, Germany
  • Clinical Fellowship in Skull Base and Cerebrovascular Surgery at WFNS Foundation Siloam Hospital/ Pelita Harapan University, Indonesia.
  • Cerebrovascular Surgery Course – Recent Advances in Cerebral Aneurysm Surgery, Jakarta, Indonesia
  • Keio University School of Medicine Cadaver Dissection Course, Tokyo, Japan
  • Workshop at 16th Annual Meeting of Japanese Congress for Brain Tumor Surgery, Yokohama, Japan.
  • Workshop on Skull base dissection – Asian Oceania Skull Base Surgery Meeting, Denpasar, Indonesia
  • Workshop on Cadaveric Surgical Approaches to Cervical Spine and Instrumentation Technique – 8th Asian Congress of Neurosurgeon, Kuala Lumpur, Malaysia
  • AO Spine Basic Workshop. Jakarta, Indonesia
  • Workshop on Microsurgical approaches to Intrinsic Brain Tumor in Saint Louis University School of Medicine, St. Louis, USA
  • Rhoton Surgical Microneuroanatomy Course, AANS meeting, Philadelphia, USA
  • Course in pediatric neurosurgery – International Society of Pediatric Neurosurgery, Jakarta, Indonesia
  • Cranio-cervical Junction approach – Cadaver Dissection, Indonesian Neurosurgical Society annual Meeting, Semarang, Indonesia.
  • Total Nutrition Therapy Course. Bandung, Indonesia
  • Royal College of Surgeon of England – Introduction to Safe Surgical Skills Course, Bali, Indonesia
  • Advance Trauma Life Support Course. Semarang, Indonesia

https://scholar.google.com/citations?user=beZFQFwAAAAJ&hl=id

  • Digital Subtraction Angiography (DSA)
  • Coiling & Clipping Aneurysm
  • Brain Trauma Surgery
  • Brain Tumor Surgery
  • Microneurosurgery
  • Pediatricneurosurgery
  • Operasi Tumor Jinak (Meningioma & Adenoma)

Lokasi Utama

Mandaya Royal Puri

Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159

Appointment +6221 5092 8888

Migrain

Migrain sering diartikan sebagai sakit kepala sebelah. Namun, kondisi ini sebenarnya juga memicu gejala khas lain, seperti sensasi berdenyut dari yang ringan hingga parah, mual, dan menjadi sensitif terhadap cahaya maupun suara. 

Saat terjadi, migrain bisa bertahan selama beberapa jam hingga berhari-hari.

Penyebab 

Sakit kepala migrain terjadi karena perubahan zat kimia pada otak akibat saraf tertentu di pembuluh darah mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Sinyal tersebut memicu tubuh melepaskan zat inflamasi ke saraf dan pembuluh darah di kepala sehingga menyebabkan rasa nyeri. Namun masih tidak diketahui pasti penyebab saraf mengirimkan sinyal tersebut.

Beberapa kondisi yang dapat memicu serangan migrain antara lain:

  • Perubahan hormon
  • Awal siklus haid
  • Stres dan kelelahan
  • Kecemasan dan depresi
  • Stimulasi berlebihan pada panca indra (suara keras, cahaya silau, atau aroma yang terlalu kuat)
  • Melewatkan waktu makan
  • Konsumsi makanan tertentu
  • Perubahan cuaca
  • Obat-obatan tertentu
  • Kurang aktivitas fisik
  • Aktivitas fisik berlebihan
  • Zat adiktif seperti kafein atau tembakau
  • Perubahan pola tidur

Gejala

Sakit kepala adalah salah satu gejala utama migrain. Meskipun demikian, migrain juga dapat terjadi tanpa disertai sakit kepala.

Karakteristik migrain yang membedakannya dengan sakit kepala biasa antara lain:

  • Nyeri berupa sensasi berdenyut yang semakin memburuk saat bergerak
  • Seringkali hanya terjadi di satu sisi kepala
  • Biasanya disertai gejala lain seperti mual, muntah dan jadi lebih sensitif terhadap suara atau cahaya

Pada kebanyakan orang, gejala migrain dapat berlangsung secara bertahap selama 2 jam hingga 3 hari dengan beberapa tanda sudah mulai terasa dua hari sebelum sakit kepala menyerang sampai sakit kepala berhenti.

Berikut ini gejala migrain berdasarkan tahapannya:

  • Fase prodromal

Satu atau dua hari sebelum migrain Anda mungkin merasakan gejala ringan seperti:

    • Perubahan suasana hati.
    • Kesulitan berkonsentrasi.
    • Sulit tidur.
    • Kelelahan.
    • Mual.
    • Peningkatan rasa lapar dan haus
    • Sering ngidam makanan tertentu
    • Sering buang air kecil
    • Konstipasi atau sembelit
    • Leher kaku
    • Sering menguap
  • Fase aura

Pada sebagian orang, serangan migrain dapat didahului dengan aura yang biasanya muncul sebelum sakit kepala. Gejala pada fase aura umumnya berupa gangguan penglihatan tetapi bisa juga berupa gangguan lainnya. 

Gejala biasanya muncul bertahap dan bertahan antara beberapa menit hingga 60 menit. Aura dapat berupa:

    • gangguan penglihatan, seperti kilatan cahaya atau titik buta,
    • gangguan seperti kesemutan maupun kelemahan di satu sisi wajah, di lengan atau kaki
    • kesulitan berbicara 

Serangan migrain juga dapat ditandai dengan aura yang disertai gejala lain seperti mual atau kesulitan bicara namun tanpa disertai sakit kepala. Kondisi ini disebut dengan silent migraine atau acephalgic migraine yang biasanya berlangsung selama 20 – 30 menit saja.

  • Fase Attack

Fase serangan migrain yang biasanya berlangsung selama 4 hingga 72 jam. Gejala migrain pada fase attack meliputi:

    • Sakit kepala yang biasanya dialami pada satu sisi kepala tetapi bisa juga di kedua sisi kepala.
    • Nyeri berdenyut-denyut.
    • Kepekaan terhadap cahaya, suara, dan terkadang pada bau maupun sentuhan.
    • Mual dan muntah.
  • Fase postdrome

Pada fase ini, Anda dapat merasakan gejala mirip setelah mabuk minuman keras yang dapat berlangsung selama beberapa jam hingga 48 jam. Gejala fase postdrome dapat meliputi:

    • Pusing
    • Mual
    • Kebingungan.
    • Kelelahan.
    • Leher kaku.
    • Sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
    • Kesulitan berkonsentrasi.

Jenis-jenis Migrain

Berdasarkan gejala yang muncul migrain terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

  • Migrain tanpa aura: migrain tidak memiliki gejala awal sebelum sakit kepala menyerang. Ini jenis migrain paling umum.
  • Migrain dengan aura: migrain dengan gejala awal berupa permasalahan sensorik seperti melihat garis zigzag, merasa kebas atau kesemutan maupun kesulitan bicara. Sekitar 25% penderita migrain mengalami jenis ini.
  • Migrain aura tanpa sakit kepala: penderita migrain merasakan gejala-gejala awal (aura) seperti misalnya kilatan cahaya pada penglihatan tetapi tidak disertai dengan sakit kepala. Disebut juga silent migraine atau acephalgic migraine.
  • Menstrual migraine: sakit kepala migrain yang berkaitan dengan siklus menstruasi. Biasanya dialami dua hari sebelum haid hingga tiga hari setelahnya. Menstrual migrain biasanya tidak disertai aura.
  • Hemiplegic migraine: jenis migrain yang ditandai dengan kelemahan (hemiplegic) pada salah satu bagian tubuh dalam jangka pendek. Gejala ini juga dapat disertai sensasi kesemutan atau kebas serta gejala visual
  • Ocular migraine: dikenal juga sebagai retinal migraine yang ditandai dengan kehilangan penglihatan total atau sebagian pada salah satu mata selama 10-20 menit.
  • Vestibular migraine: ditandai dengan gangguan keseimbangan, vertigo, mual, dan muntah. Biasanya dialami orang dengan riwayat mabuk kendaraan.

Baca juga: VERTIGO, SI PUSING BERPUTAR YANG BIKIN PUSING

Diagnosis

Jika Anda merasakan sakit kepala sebelah, periksakan diri ke dokter saraf. Dokter akan memeriksa beberapa hal saat konsultasi, seperti:

  • Frekuensi migrain
  • Hal yang memicu migrain
  • Pola hidup dan kebiasaan sehari-hari
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
  • Pemeriksaan riwayat kesehatan 

Selanjutnya ada beberapa tes yang bisa dilakukan dokter untuk mendiagnosis migrain serta memastikan tidak ada penyakit lain yang menyebabkan migrain, yaitu dengan:

  • Tes darah
  • Tes pencitraan CT-Scan dan MRI
  • Electroencephalogram (EEG) untuk menguji fungsi otak dengan menempatkan elektroda di kulit kepala untuk melacak aktivitas otak Anda. 

Lihat juga: Ketahui Penyebab Kejang-Kejang Melalui Tes EEG | Mandaya Royal Hospital Puri

Pengobatan

Jika Anda mengalami serangan migrain cobalah beristirahat dengan mata tertutup di ruangan yang gelap dan sunyi, kompres dingin di dahi, pijat kepala dengan lembut dan minum banyak cairan.

Anda juga dapat mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk mengurangi sakit kepala akibat migrain serta obat antimual sesuai gejala yang Anda rasakan.

Kunjungi dokter saraf jika kondisi Anda belum membaik setelah perawatan di rumah, mengalami serangan migrain hebat yang belum pernah sebelumnya atau mengalami migrain kronis yang berlangsung 15 hari dalam sebulan sehingga aktivitas Anda terganggu. 

Pusat Saraf Rumah Sakit Mandaya Royal Puri berkomitmen untuk membantu pasien yang membutuhkan perawatan neurologis dari tim multi-disiplin terpadu yang terdiri dari ahli saraf, ahli bedah saraf, perawat ahli saraf, fisioterapis dan radiologis.

Pusat Saraf Rumah Sakit Mandaya juga didukung dengan teknologi diagnostik dan terapeutik terbaru, seperti MRI dan CT-scan, ruang operasi bedah saraf khusus dengan unit navigasi dan mikroskopik, serta laboratorium kateterisasi.

Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Multifocal Motor Neuropathy (MMN)

Multifocal Motor Neuropathy (MMN) adalah salah satu jenis penyakit neuromuskular yang menyerang otot akibat gangguan pada saraf. Kondisi ini menyebabkan kelemahan pada tangan dan lengan, namun tidak memicu rasa nyeri. MMN bisa ditangani dengan suntikan IVIg.

Apa Itu Multifocal Motor Neuropathy (MMN)?

Multifocal Motor Neuropathy (MMN) adalah penyakit yang terjadi akibat kerusakan saraf motorik yang mengontrol otot. Saat ini terjadi, saraf jadi kesulitan mengirim sinyal pada otot untuk bergerak, sehingga tangan dan lengan jadi lemah, kram, dan kedutan, sehingga sulit digerakkan. 

Kondisi ini tidak membahayakan nyawa dan bisa diobati selama mendapatkan penanganan yang tepat. Meski begitu, jika dibiarkan, MMN bisa semakin memburuk dan membuat pengidapnya kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengetik atau menggunakan pakaian sendiri. 

MMN bisa terjadi di usia dewasa, namun lebih sering menyerang orang berusia 40an dan 50an tahun.

Penyebab 

Pada orang dengan Multifocal Motor Neuropathy, biasanya ada peningkatan kadar antibodi GM1 yang umum ditemukan pada saraf perifer. Antibodi ini dalam kondisi normal akan melindungi tubuh dari virus dan bakteri, namun pada kondisi tertentu, bisa justru berbalik menyerang saraf perifer. 

Gejala

Gejala MMN umumnya pertama kali muncul di tangan dan lengan bagian bawah. Otot-otot di area tersebut akan terasa lemah dan kram hingga berkedut tanpa bisa dikontrol.

Pada kebanyakan pengidapnya, gejala di satu sisi lebih parah dibandingkan sisi yang lain. Jika tidak diobati dengan tepat, gejala bisa menyebar hingga ke kaki. 

Perlu diingat bahwa MMN tidak menyebabkan rasa nyeri seperti penyakit neuromuskular lainnya. Anda juga masih bisa merasakan sensasi di tangan dan lengan karena saraf sensori di tubuh tidak terdampak.

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis Multifocal Motor Neuropathy, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

  1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melihat kondisi fisik pasien dan mencatat gejala-gejala yang dirasakan. Beberapa hal yang akan dilihat antara lain ada atau tidaknya kesulitan bicara dan menelan, gangguan pada saraf sensori, dan kerja saraf motorik.

  1. EMG

EMG atau elektromiografi adalah pemeriksaan untuk melihat hubungan atau komunikasi antara saraf dan otot. Dokter akan menempatkan jarum tipis di area tubuh yang terdampak untuk melihat impuls listrik saraf di area tersebut. 

Hasil pemeriksaan akan tampak di layar dalam bentuk grafik, dan dokter akan menganalisis grafik untuk melihat ada atau tidaknya aktivitas yang abnormal di saraf dan otot. 

  1. Tes Laboratorium 

Tes laboratorium dilakukan untuk melihat kadar antibodi GM1 di tubuh. Tes ini menggunakan sampel darah.

Pengobatan

Pengobatan untuk kondisi Multifocal Motor Neuropathy adalah intravenous immunoglobulin (IVIg). Pada metode ini, dokter akan menyuntikkan immunoglobulin untuk memperbaiki fungsi saraf motorik pasien.

Pemberian suntikan obat ini dilakukan setiap 2-5 minggu sekali dan tiap kali perawatan, dosisnya akan ditingkatkan.

IVIg bukanlah pengobatan yang bisa menyembuhkan MMN sepenuhnya, namun metode ini bisa memperbaiki fungsi saraf motorik secara bertahap. 

MMN dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari. Namun, dengan pengobatan yang tepat, gejala-gejala yang dirasakan oleh para pengidap bisa membaik. ​ Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala MMN, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter. 

Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Myositis

Myositis adalah sekelompok penyakit langka yang menyebabkan otot menjadi lemah, lelah, dan sakit. Kata “myositis” berarti peradangan pada otot. Peradangan ini dapat mempengaruhi otot di sekitar bahu, pinggul, dan paha, serta bisa menyebar ke kulit, paru-paru, atau jantung. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit neuromuskular, yang mempengaruhi saraf dan otot​ 

Jenis-jenis Myositis

Terdapat beberapa jenis myositis, masing-masing dengan karakteristik dan gejala yang berbeda:

  • Polymyositis: Jenis ini menyebabkan peradangan pada banyak otot di seluruh tubuh. Gejala umumnya termasuk kelemahan otot di sekitar pinggul, paha, bahu, dan lengan atas.
  • Dermatomyositis: Selain kelemahan otot, dermatomyositis juga disertai ruam kulit yang khas, seperti ruam merah atau ungu di sekitar mata dan di atas sendi.
  • Inclusion Body Myositis (IBM): IBM biasanya menyerang orang dewasa di atas usia 50 tahun dan menyebabkan kelemahan otot yang lambat progresif, terutama di otot tangan dan kaki.
  • Necrotizing Autoimmune Myopathy (NAM): Jenis ini ditandai dengan kelemahan otot yang parah dan cepat progresif, sering kali terkait dengan adanya antibodi spesifik dalam darah​ 

Gejala 

Gejala myositis bervariasi tergantung pada jenisnya, namun umumnya termasuk:

  • Kelemahan otot yang progresif
  • Nyeri otot dan sendi
  • Kelelahan ekstrem
  • Kesulitan mengangkat lengan atau berjalan
  • Ruam kulit (pada dermatomyositis)
  • Penurunan berat badan dan keringat malam
  • Pada beberapa kasus, myositis juga dapat menyebabkan masalah pernapasan dan menelan jika otot-otot terkait terpengaruh​ 

Penyebab 

Penyebab myositis seringkali berkaitan dengan gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat. Beberapa faktor pemicu lainnya termasuk infeksi virus, reaksi obat, dan kondisi medis lain seperti gangguan hormon atau kekurangan vitamin. Faktor genetik juga dapat berperan dalam beberapa jenis myositis​.

Diagnosis 

Proses diagnosis kondisi ini melibatkan berbagai tes untuk memastikan kondisi dan menentukan jenisnya:

  • Tes Darah: Mengukur kadar enzim otot seperti kreatin kinase (CK) yang meningkat saat otot mengalami kerusakan.
  • Elektromiografi (EMG): Menilai aktivitas listrik dalam otot untuk mendeteksi kelainan.
  • Biopsi Otot: Memeriksa jaringan otot di bawah mikroskop untuk melihat tanda-tanda peradangan.
  • MRI: Mengidentifikasi area peradangan pada otot tanpa perlu biopsi invasif​ 

Pengobatan 

Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan myositis, beberapa perawatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien:

  1. Kortikosteroid: Steroid adalah lini pertama pengobatan untuk mengurangi peradangan dan nyeri otot.
  2. Imunosupresan: Obat seperti methotrexate atau azathioprine digunakan jika steroid tidak efektif.
  3. Intravenous Immunoglobulin (IVIG): Terapi ini dapat membantu memperbaiki fungsi otot pada beberapa pasien.
  4. Fisioterapi: Latihan fisik teratur sangat penting untuk menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas serta mencegah atrofi otot.
  5. Perawatan Multidisiplin: Pendekatan yang melibatkan berbagai ahli seperti ahli reumatologi, neurologi, fisioterapi, dan nutrisi sangat penting untuk manajemen myositis yang efektif​ 

Myositis dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari seperti naik tangga, menyisir rambut, dan masuk atau keluar mobil. Pada kasus yang parah, pengidapnya bisa kesulitan bernafas dan menelan. Dengan pengobatan yang tepat, banyak penderita myositis yang dapat menjalani hidup normal, meskipun beberapa mungkin tidak pernah sepenuhnya pulih dari kekuatan otot yang hilang​ 

Myositis adalah penyakit otot yang serius dan memerlukan diagnosis serta pengobatan yang tepat untuk mengelola gejalanya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala myositis, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter. 

Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Myasthenia Gravis

myasthenia gravis
Gejala myasthenia gravis salah satunya nyeri otot

Myasthenia gravis adalah penyakit autoimun yang terjadi akibat antibodi merusak komunikasi antara otot dan saraf, sehingga otot menjadi lemah. Otot yang sering terdampak kondisi ini adalah otot mata, mulut, tenggorokan, dan kaki serta tangan.

Meski bisa dialami segala usia, pengidap myasthenia gravis paling banyak berusia 20-30 tahun pada wanita dan di atas 50 tahun untuk pria.

Kondisi ini perlu segera ditangani, karena jika otot-otot yang terdampak tidak berfungsi dengan baik, maka aktivitas harian akan sulit dilakukan. Pada kondisi yang parah, pengidap myasthenia gravis bisa mengalami kesulitan menelan bahkan bernapas. 

Myasthenia gravis tidak bisa disembuhkan. Namun, kondisi ini bisa dikontrol gejalanya. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik.

Penyebab 

Myasthenia gravis terjadi ketika ada gangguan antara komunikasi saraf dan otot. Karena itu, penyakit ini masuk ke dalam golongan penyakit neuromuskular

Normalnya, saraf berkomunikasi dengan otot dengan cara mengeluarkan zat kimia yang disebut neurotransmiter. Zat ini secara alami akan masuk ke area sel otot yang disebut reseptor.

Pada orang dengan myasthenia gravis, antibodi yang seharusnya melindungi tubuh, justru menghancurkan reseptor di otot. Ini membuat semakin sedikit otot yang menerima sinyal dari saraf, sehingga otot jadi lemah dan sulit digerakkan. 

Gejala

Gejala myasthenia gravis yang umum dialami antara lain: 

  • Kelopak mata turun
  • Penglihatan kabur dan objek terlihat berbayang atau ganda
  • Kesulitan untuk tersenyum
  • Kesulitan bernapas dan menelan
  • Tangan dan kaki sangat lemah, hingga sulit digerakkan
  • Badan lemas terus menerus
  • Tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari 

Gejala akan semakin parah saat pengidapnya sedang merasakan kondisi-kondisi di bawah ini:

  • Kelelahan
  • Infeksi 
  • Sehabis menjalani operasi
  • Stres
  • Konsumsi obat-obatan tertentu seperti beta blocker, obat bius tertentu, dan antibiotik.
  • Hamil
  • Menstruasi

Diagnosis

Ada beberapa tes yang bisa dilakukan dokter untuk mendiagnosis myasthenia gravis, yaitu:

  1. Tes darah

Tes darah dilakukan untuk melihat jenis antibodi yang menghentikan komunikasi antara saraf dan otot. 

  1. Pemeriksaan saraf dan otot

Pemeriksaan fungsi saraf dan otot dilakukan dengan elektromiografi atau EMG

Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan jarum kecil ke area-area otot yang mengalami gangguan. 

Jarum tersebut akan menangkap sinyal hantaran saraf ke otot dan menggambarkannya dalam bentuk grafik di layar. Dokter spesialis neurologi akan melihat grafik yang tertera pada layar dan menilai apabila ada gangguan pada komunikasi antara saraf dan otot.

Lihat Juga: Pemeriksaan EMG oleh dr. Nurul Fadli, Sp.N

  1. Scan

CT-Scan dan MRI juga bisa dilakukan untuk mendeteksi myasthenia gravis. Pada pengidap penyakit ini, biasanya ada pembesaran thymus yang akan terlihat pada hasil scan. 

Thymus adalah kelenjar kecil pada dada yang berperan penting dalam sistem imun. 

  1. Tes genetik

Tes genetik dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya gen yang diwariskan dari orang tua yang menyebabkan meningkatnya risiko myasthenia gravis.

Pengobatan

Penanganan Myasthenia Gravis yang bisa dilakukan adalah:

  1. Pemberian obat

Jenis obat yang diberikan antara lain anticholinesterase, steroid, atau obat-obatan untuk menekan imun (imunosupresan)

  1. Plasmaferesis

Plasma adalah cairan bening pada darah. Pada plasmaferesis, cairan plasma akan dipisahkan dari sel-sel darah lalu kemudian ditempatkan kembali ke tubuh untuk merangsang lebih banyak pembentukan plasma dibanding sebelumnya. 

  1. Immunoglobulin Intravena (IVIG) 

Immunoglobulin yang mengandung antibodi sehat dari donor diberikan secara intravena pada pasien dengan GBS. Pada dosis tinggi, immunoglobulin bisa mencegah kerusakan antibodi lebih jauh yang bisa memperparah kondisi GBS. 

Metode ini diharapkan dapat menyingkirkan antibodi tertentu yang berkontribusi pada serangan sistem imun ke saraf tepi.

  1. Operasi

Beberapa pengidap myasthenia gravis punya tumor di kelenjar thymus. Tumor ini harus diangkat, karena bisa membantu meredakan gejala. 

Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Multiple Myeloma

Kanker darah dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya myeloma atau yang sering juga disebut sebagai multiple myeloma. Kondisi ini terjadi saat ada gangguan pada fungsi produksi sel plasma darah yang berperan penting pada sistem imun. Disebut multiple karena sebagian besar pengidapnya terdeteksi memiliki banyak lesi di tulang belakang, tempat produksi darah.

Gejala yang khas antara lain nyeri tulang terutama di tulang belakang, dada dan pinggul yang disertai mudah memar dan mimisan. Ketika mengalami gejala-gejala tersebut, Anda disarankan untuk periksa ke dokter.

Myeloma bisa diobati. Semakin cepat terdeteksi, maka kemungkinan membaiknya akan semakin tinggi.

Apa Itu Myeloma?

Myeloma adalah salah satu jenis kanker darah yang terbentuk dari sel plasma di sumsum tulang. Sel plasma sendiri merupakan bagian dari sistem imun yang berperan untuk melindungi tubuh dari penyakit dengan cara menyerang sumber infeksi. 

Saat sel kanker berkembang di sumsum tulang, jumlah sel plasma yang sehat akan semakin berkurang, tergantikan dengan sel-sel kanker. Akibatnya, pembentukan antibodi terganggu dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti masalah ginjal.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini mungkin tidak harus selalu langsung membutuhkan pengobatan, terutama jika pertumbuhannya sangat lambat. Simak gejala yang perlu Anda waspadai dan beberapa pilihan pengobatannya.

Penyebab Myeloma

Sumsum tulang adalah “pabrik” yang memproduksi berbagai komponen darah. Myeloma terjadi saat sel plasma di sumsum tulang berkembang secara tidak normal. Akibatnya, sel-sel plasma yang tidak sehat ini menekan pertumbuhan sel plasma yang sehat.

Belum jelas apa penyebab sel plasma di sumsum tulang bisa berkembang dengan cara tidak normal. Namun, sangat jarang multiple myeloma disebabkan oleh keturunan.

Beberapa jenis bahan kimia, tingkat radiasi yang tinggi, dan infeksi virus juga sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko myeloma.

Selain itu, beberapa faktor berikut ini juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami multiple myeloma:

  • Laki-laki
  • Orang berusia di atas 60 tahun (myeloma sering terdiagnosis pada usia sekitar 70)
  • Orang kulit hitam
  • Obesitas
  • Bekerja di industri perminyakan

Memiliki faktor risiko di atas tidak berarti Anda pasti akan mengalami myeloma. 

Orang yang punya myeloma juga sering dikaitkan dengan kondisi yang disebut monoclonal gammopathy of unknown significance (MGUS). MGUS adalah kondisi saat ada tubuh terlalu banyak imunoglobulin dalam darah. 

Sekitar 1 dari 100 orang yang mengalami MGUS diketahui akan mengalami multiple myeloma.

Gejala multiple myeloma

Pada stadium awal, multiple myeloma mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, ada beberapa gejala yang mungkin muncul.

Berikut ini adalah beberapa gejala myeloma yang umum muncul:

  • Nyeri tulang, terutama di tulang belakang, dada, atau pinggul
  • Mual
  • Sembelit (konstipasi)
  • Kehilangan nafsu makan
  • Linglung
  • Kelelahan ekstrem
  • Infeksi berulang
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Haus terus-menerus
  • Sering buang air kecil
  • Masalah ginjal
  • Mudah memar
  • Mimisan

Diagnosis multiple myeloma

Sering kali seseorang dicurigai mengalami multiple myeloma secara tidak sengaja, lewat pemeriksaan darah rutin atau urine untuk tujuan kesehatan yang lain.

Namun, untuk memastikan Anda benar-benar memiliki multiple myeloma atau tidak, ada beberapa prosedur pemeriksaan yang perlu dijalani, antara lain:

  • Tes darah

Pemeriksaan darah dapat menunjukkan jumlah protein M yang terbuat dari sel plasma dalam darah. Selain melihat jumlah protein M, beberapa pemeriksaan darah yang dapat membantu diagnosis mieloma, antara lain pemeriksaan fungsi ginjal, jumlah sel darah, kadar kalsium, dan kadar asam urat.

  • Tes urine

Protein M juga dapat muncul dalam urine. Protein ini disebut dengan protein Bence Jones.

  • Pemeriksaan sumsum tulang belakang

Sumsum tulang adalah pabrik yang memproduksi berbagai sel darah. Pemeriksaan ini akan mengambil sampel dari sumsum tulang belakang untuk melihat sel mieloma.

  • Tes pencitraan

Ada beberapa pemeriksaan pencitraan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis multiple myeloma, seperti rontgen, CT scan, dan MRI. Sebab, komplikasi mieloma juga bisa menyebabkan masalah tulang.

Pengobatan multiple myeloma

Tidak semua kasus multiple myeloma membutuhkan pengobatan segera. Untuk multiple myeloma yang perkembangannya lambat dan tidak menyebabkan gejala apa pun, Anda hanya memerlukan pemantauan dan kontrol secara rutin untuk memastikan kondisi Anda tidak bertambah buruk.

Ada beberapa pilihan pengobatan untuk myeloma, yaitu:

1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Terkadang, kemoterapi dikombinasikan dengan pengobatan lain, seperti obat-obatan ataupun radioterapi.

2. Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker. Radioterapi adalah pengobatan multiple myeloma untuk menghambat pertumbuhan sel myeloma dengan cepat. 

3. Terapi Tertarget

Terapi tertarget menggunakan obat-obatan yang secara spesifik menyasar bahan kimia tertentu penyusun sel kanker. Dengan menyasar bahan kimia tertentu, pertumbuhan sel kanker akan terhambat sampai akhirnya mati.

4. Imunoterapi

Pengobatan multiple myeloma selanjutnya adalah menggunakan prosedur imunoterapi. Pengobatan ini menggunakan obat-obatan yang dapat membantu sel imun untuk memerangi sel kanker. 

Sel kanker normalnya dapat bersembunyi dan mengelabui sistem imun tubuh sehingga tidak mati dan terus berkembang. Imunoterapi ini dapat membantu sistem imun menemukan dan membunuh sel kanker.

5. Kortikosteroid

Konsumsi kortikosteroid juga jadi salah satu pengobatan untuk myeloma. Obat kortikosteroidkortiksteroid, seperti dexamethasone dan prednisolon, dapat membantu menghancurkan sel kanker dan meningkatkan efektivitas kemoterapi.

Selain itu, kortikosteroid juga membantu meredakan inflamasi dalam tubuh.

6. Transplantasi Sumsum Tulang

Kanker myeloma dimulai dari sel plasma di sumsum tulang. Salah satu pengobatan yang bisa membantu adalah transplantasi sumsum tulang.

Harapannya, dengan melakukan transplantasi, sumsum tulang kembali baru sehingga bisa menghasilkan sel-sel plasma yang sehat. Untuk melakukan ini, Anda perlu mendapatkan donor sumsum tulang yang cocok.

Komplikasi Multiple Myeloma

Myeloma menyerang sel-sel plasma yang berperan dalam sistem imun tubuh. Maka itu, ada beberapa komplikasi yang mungkin muncul bila Anda mengalami multiple myeloma, yaitu:

  • Infeksi berulang
  • Masalah tulang, seperti patah tulang karena menurunnya kepadatan tulang
  • Masalah ginjal, yang dapat berujung pada gagal ginjal
  • Anemia dan penyakit darah lainnya

Sekalipun pada tahap awal myeloma tampak tidak membahayakan, nyatanya tetap ada risiko komplikasi yang juga bisa memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan.

Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis adalah salah satu penyakit otot dan saraf yang pada kondisi parah bisa menyebabkan kelumpuhan. Kondisi ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, namun bisa diobati gejala agar kualitas hidup pengidapnya bisa semakin baik.

Apa itu multiple sclerosis?

Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun kronis yang mengganggu sistem saraf pusat termasuk otak dan sumsum tulang belakang.

Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang penutup pelindung serat saraf (mielin), sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan pada mielin. Akibatnya terjadi gangguan saraf yang membuat seseorang mengalami gangguan pada penglihatan, tidak dapat bergerak (cacat), dan kehilangan keseimbangan tubuh.

Multiple sclerosis berlangsung seumur hidup. Tingkat keparahannya bisa beragam, mulai dari ringan hingga berat.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh siapa saja dan usia berapa saja. Namun multiple sclerosis paling sering muncul pada wanita usia 20 hingga 40 tahun.

Penyebab multiple sclerosis

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kondisi multiple sclerosis terjadi karena sistem pertahanan tubuh menyerang serat saraf (autoimun). Namun sampai saat ini belum diketahui pasti apa pemicu kondisi autoimun ini.

Dokter menduga reaksi autoimun ini disebabkan oleh:

  • Infeksi virus
  • Kelainan genetik
  • Faktor lingkungan

Gejala multiple sclerosis

Gejala multiple sclerosis bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Namun berikut ini gejala yang umum dialami oleh kebanyakan penderitanya:

  • Penglihatan terasa berkabut atau penglihatan ganda
  • Muncul distorsi warna merah-hijau di penglihatan
  • Nyeri dan kehilangan penglihatan karena pembengkakan saraf optik (neuritis optik)
  • Kesulitan berjalan dan kesulitan menjaga keseimbangan
  • Mati rasa, kesemutan, atau sensasi seperti tertusuk-tusuk (parestesia)
  • Melemahnya otot di lengan dan kaki
  • Gangguan koordinasi tubuh seperti kesulitan berjalan atau berdiri. Beberapa orang bisa mengalami kelumpuhan
  • Perasaan lelah yang tak kunjung hilang
  • Kesulitan berbicara
  • Gemetar
  • Pusing
  • Kehilangan pendengaran
  • Gangguan pencernaan dan kandung kemih
  • Depresi
  • Perubahan dalam fungsi seksual
  • Penurunan konsentrasi, perhatian, ingatan, serta kemampuan membuat pertimbangan yang baik.

Penanganan multiple sclerosis

Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan multiple sclerosis. Namun dokter memiliki beberapa cara untuk meredakan gejala dan juga meningkatkan kualitas hidup penderitanya, seperti:

  • Obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat-obatan yang berfungsi menekan reaksi imun. Tujuan pemberian obat-obatan ini adalah mengurangi peradangan yang disebabkan oleh reaksi autoimun.

Metode ini juga membantu memperlambat kerusakan pada mielin. Pemberian obat biasanya dilakukan lewat infus.

Selain obat untuk melawan peradangan, dokter juga dapat memberikan obat antikejang dan juga obat yang dapat menjaga fungsi kognitif.

  • Terapi rehabilitasi

Fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi bicara mungkin disarankan untuk penderita yang mengalami gangguan gerak dan bicara.

  • Konseling

Konseling bertujuan memberikan semangat pada pasien agar tidak mengalami depresi akibat multiple sclerosis.

Diagnosis

Diagnosis penyakit multiple sclerosis membutuhkan beberapa tes seperti:

  • MRI. Tes ini dilakukan untuk melihat adanya luka pada mielin di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Adanya bekas luka bisa mengindikasikan multiple sclerosis
  • Tes electromyogram. Tes ini merekam respons listrik otak terhadap stimulus visual, auditori, dan sensorik. Tes ini menunjukkan apakah Anda mengalami perlambatan pesan di berbagai bagian otak.
    • Analisis cairan serebrospinal. Disebut juga sebagai spinal tap. Metode ini bertujuan memeriksa kelainan seluler dan kimia akibat multiple sclerosis.
    • Tes darah. Tes dilakukan untuk memastikan gejala berasal dari multiple sclerosis dan bukan dari penyakit lain.
  • Pemeriksaan mata. Untuk melihat gangguan penglihatan yang dialami bukan disebabkan oleh kondisi lain.

Pencegahan multiple sclerosis

Sayangnya, tidak ada cara pasti untuk mencegah multiple sclerosis. Alasannya karena sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui. Namun mengonsumsi makanan yang sehat dan menjalankan pola hidup sehat diduga dapat mengurangi risiko penyakit ini.

Kapan harus ke dokter?

Segeralah ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas.

Mandaya Royal Hospital adalah salah satu tempat terbaik untuk menangani gangguan saraf. Di Brain-Spine-Pain kami, Anda akan ditangani oleh dokter spesialis saraf yang bekerja secara tim untuk mendapatkan penyembuhan yang lebih maksimal.

Selain itu Mandaya Hospital memiliki layanan rehabilitasi medik untuk membantu pasien mengembalikan fungsi ototnya.

Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

bg-left

dr. Mohammad Fachry Lubis, Sp.OT-(K)

Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, Orthopedi sub. Spine
Lokasi Mandaya Royal Puri
Bahasa Indonesia, English

dr. Mohammad Fachry Lubis, Sp.OT adalah dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang (Spine) yang ahli dalam mengatasi berbagai masalah di area tulang belakang seperti saraf terjepit hingga skoliosis.

Educational Background

  • Spine Consultant Education, University of Indonesia
  • Orthopedic Specialist Education, University of Indonesia
  • General Practitioner Education, University of North Sumatra

Courses & Training

  • AO Spine Asia Pacific Cadaveric Sydney 2017
  • AO Spine advance 2017 Jakarta
  • North America Spine Society Bali 2017
  • AO Trauma Chengdu 2076
  • AO Total Hip Replacement and Total Knee Replacement, Jakarta 2018
  • Paris Shoulder Course 2017
  • AO Trauma Course Jakarta 2014
  • Nyeri leher
  • Nyeri punggung dan pinggang
  • Nyeri dan kesemutan menjalar dari leher ke lengan
  • Nyeri dan kesemutan menjalar dari pinggang ke kaki
  • Nyeri menjalar dari area leher ke kepala
  • Nyeri area bokong
  • Tidak dapat berjalan jauh, harus diselingi dengan duduk
  • Gangguan BAB dan BAK
  • Kelemahan dan kelumpuhan pada tangan
  • Kelemahan dan kelumpuhan pada kaki
  • Gangguan keseimbangan berjalan
  • Gangguan Gerakan halus
  • Patah tulang belakang
  • Tulang belakang bergeser
  • Cedera tulang belakang akibat olahraga
  • Tumor di saraf tulang belakang
  • Pergeseran tulang belakang
  • BESS: Biportal Endoscopic Spine Surgery (operasi menggunakan kamera endoskopi)
  • PLDD: Percutaneuous Laser Disc Decompression

Lokasi Utama

Mandaya Royal Puri

Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159

Appointment +6221 5092 8888
Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes