
Dr. dr. ANDREE KURNIAWAN, Sp.PD-KHOM, FINASIM

Spesialis | Penyakit Dalam |
Lokasi | Mandaya Royal Puri |
Bahasa | Indonesia, English |
Mandaya Royal Puri
Mandaya Karawang
Bahasa
Spesialis | Penyakit Dalam |
Lokasi | Mandaya Royal Puri |
Bahasa | Indonesia, English |
Angina pectoris, atau angina, adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan yang terjadi ketika bagian jantung tidak mendapatkan cukup darah dan oksigen. Angina bisa menjadi gejala dari penyakit jantung koroner. Namun, kondisi ini bisa disebabkan oleh kondisi-kondisi lainnya.
Angina pectoris terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Angina stabil adalah bentuk angina yang paling umum. Biasanya, jenis angina ini terjadi selama aktivitas dan hilang dengan istirahat atau obat-obatan angina.
Angina stabil dapat diprediksi, biasanya mirip dengan episode nyeri dada yang pernah dialami sebelumnya. Nyeri dada biasanya berlangsung dalam waktu singkat, yaitu sekitar 5 menit atau kurang.
Angina tidak stabil adalah kondisi darurat medis. Jenis angina ini tidak bisa diprediksi dan terjadi saat penderitanya sedang istirahat sekalipun. Rasa nyerinya bisa memburuk dan terjadi meskipun pengidapnya tidak banyak melakukan aktivitas fisik.
Rasa nyeri dari jenis angina ini biasanya bersifat parah dan berlangsung sekitar 20 menit atau lebih. Selain itu, nyerinya tidak hilang dengan istirahat atau obat-obatan.
Jika aliran darah tidak membaik, jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, sehingga memicu serangan jantung.
Angina varian, atau yang biasa disebut angina Prinzmetal, adalah jenis angina yang tidak disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Jenis angina ini disebabkan oleh kejang pada arteri jantung. Kejang tersebut mengurangi aliran darah secara sementara.
Nyeri dada yang parah merupakan gejala dari angina varian. Kondisi ini paling sering terjadi dalam beberapa siklus, biasanya saat istirahat dan pada malam hari. Rasa sakitnya bisa dikurangi dengan obat angina.
Jenis angina yang sering terjadi meskipun penderitanya telah mengonsumsi kombinasi obat-obatan dan melakukan perubahan gaya hidup.
Gejala angina meliputi nyeri dada dan rasa tidak nyaman yang mungkin terasa seperti:
Rasa nyeri dari angina juga bisa dirasakan di lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung.
Gejala lain dari angina meliputi:
Tingkat keparahan, duras, dan jenis angina dapat bervariasi. Gejala baru atau yang berbeda dapat menandakan angina tidak stabil atau serangan jantung.
Gejala angina yang baru dialami atau yang memburuk perlu segera diperiksa oleh dokter.
Angina terjadi ketika otot jantung (miokardium) tidak mendapatkan cukup darah dan oksigen. Pasokan darah yang tidak mencukupi disebut iskemia.
Angina dapat menjadi gejala penyakit jantung koroner, yang terjadi ketika arteri yang membawa darah ke jantung menyempit dan tersumbat. Kondisi ini bisa terjadi karena:
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga sering kali dapat mendiagnosis angina dari gejala dan bagaimana atau kapan gejala tersebut muncul.
Berikut ini adalah beberapa tes untuk mendiagnosis angina:
Tes ini merekam aktivitas listrik jantung, serta menunjukkan ritme abnormal (aritmia) dan mendeteksi kerusakan otot jantung.
Tes ini dilakukan saat pasien berolahraga di atas treadmill atau mengayuh sepeda statis. Tes ini memeriksa kemampuan jantung untuk berfungsi saat berada di bawah tekanan seperti saat berolahraga. Laju pernapasan dan tekanan darah juga dipantau. Tes stres dapat digunakan untuk menemukan penyakit arteri koroner.
Tes stres juga bisa dilakukan untuk menemukan tingkat olahraga yang aman setelah serangan jantung atau operasi jantung.
Sebuah kawat dimasukkan ke dalam arteri koroner. Kemudian pewarna kontras disuntikkan ke dalam arteri Anda. Gambar sinar-X diambil untuk melihat penyempitan, penyumbatan, dan masalah lain pada arteri tertentu.
MRI jantung dapat dilakukan oleh dokter untuk melihat jumlah aliran darah ke otot jantung.
Tes ini melihat jumlah kalsium dan plak di dalam pembuluh darah jantung. Tes ini juga dapat menunjukkan aliran darah melalui arteri koroner.
Tujuan dari pengobatan angina adalah mengurangi jumlah episode angina, membuat gejalanya tidak terlalu parah, dan menurunkan risiko serangan jantung hingga kematian.
Dokter akan melakukan pengobatan segera jika pasien mengalami angina tidak stabil atau nyeri dada yang berbeda dari yang biasa dialami.
Berikut ini adalah beberapa pengobatan angina yang bisa direkomendasikan oleh dokter:
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar angina pectoris dan ingin melakukan pengobatannya, jangan ragu untuk datang ke RS Mandaya Royal Puri.
Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.
Abses otak adalah pembengkakan berisi nanah di dalam otak. Kondisi ini biasanya terjadi ketika bakteri atau jamur memasuki jaringan otak setelah infeksi atau cedera kepala parah.
Ketika infeksi menyerang bagian otak, peradangan terjadi saat tubuh mencoba melawannya. Limbah dari sistem imun yang melawan infeksi (termasuk sel mati, bakteri, atau jamur) terkumpul di area otak. Hasilnya, jaringan bisa tumbuh di sekitar kumpulan limbah (nanah) dan membentuk abses.
Abses dapat membengkak dan menekan otak. Kondisi ini adalah keadaan darurat medis dan bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani.
Gejala dari kondisi ini bisa meliputi:
Gejala dapat terjadi tiba-tiba atau berkembang selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segera kunjungi rumah sakit segera.
Terdapat 3 cara utama kondisi ini bisa terjadi, yaitu:
Selain itu, berikut adalah beberapa faktor risiko abses otak:
Dokter akan mendiagnosis abses otak setelah pemeriksaan dan pengujian neurologis. Pemeriksaan ini akan menunjukkan bahwa pasien mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak dan akibatnya otak tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk memastikan diagnosis, dokter bisa melakukan beberapa tes, seperti:
Abses otak adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Pengobatannya meliputi:
Dokter bisa memberikan obat antibiotik atau antijamur untuk mengobati abses. Pasien perlu meminum obat antibiotik setidaknya selama 4-8 minggu. Pasien mungkin juga memerlukan pil air (diuretik) untuk mengurangi cairan dalam tubuh, obat antikejang untuk menangani kejang, atau steroid untuk mengurangi pembengkakan.
Dokter akan membuka tengkorak untuk mengeluarkan dan mengangkat abses. Dokter akan mengirimkan sampel cairan abses ke laboratorium untuk mencari tahu penyebabnya. Pasien perlu meminum obat antibiotik atau antijamur saat tim laboratorium mengidentifikasi penyebabnya setelah operasi.
Dokter juga bisa melakukan tindakan awake brain surgery (operasi otak dalam kondisi pasien sadar), khususnya jika abses otak terletak di bagian otak yang mengontrol bicara, gerakan, atau penglihatan.
Selain itu, dokter pun dapat merekomendasikan operasi Endoscopic Endonasal Transsphenoidal Surgery (EETS), yang merupakan operasi untuk menangani abses otak melalui hidung, tanpa membuka tempurung kepala.
Tes pencitraan, seperti MRI atau CT scan, membantu dokter untuk mencapai abses di dalam otak. Dokter akan menggunakan jarum untuk menyedot isi abses dan terkadang menyuntikkan obat ke dalam abses untuk mengecilkannya.
Abses otak bukanlah kondisi yang bisa disepelekan. Jika Anda mengalami gejala-gejala abses otak di atas, segeralah datang ke rumah sakit agar bisa ditangani dengan cepat oleh dokter.
Punya pertanyaan lain tentang kondisi ini atau otak secara umum? Jangan ragu untuk datang ke Mandaya Royal Hospital Puri. Rumah sakit kami dilengkapi dengan teknologi medis yang modern, serta tim dokter spesialis yang berpengalaman.
Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.
Aneurisma adalah kondisi medis yang mengacu pada melemahnya dinding arteri sehingga menyebabkan tonjolan di pembuluh darah arteri. Sebagian besar kasus aneurisma tidak menunjukkan gejala dan tidak berbahaya. Namun, pada tahap yang lebih parah, benjolan tersebut bisa pecah dan menyebabkan perdarahan internal yang mengancam nyawa.
Aneurisma diklasifikasikan berdasarkan lokasinya di dalam tubuh. Arteri otak dan jantung adalah dua lokasi paling umum dari kasus aneurisma serius.
Tonjolan akibat aneurisma memiliki dua bentuk utama, yaitu aneurisma fusiform yang menonjol di semua sisi pembuluh darah, dan aneurisma sakular yang menonjol hanya di satu sisi. Risiko pecahnya aneurisma juga tergantung pada ukuran tonjolan.
Berikut adalah jenis-jenis aneurisma yang patut diwaspadai:
Aneurisma pada pembuluh darah otak yang pecah dapat berakibat fatal dalam waktu 24 jam. Sekitar 40 persen kasus aneurisma otak berakibat fatal. Sementara, sekitar 66 persen pasien yang selamat biasanya mengalami gangguan atau kecacatan neurologis.
Perlu diketahui, aneurisma serebral yang pecah merupakan penyebab paling umum dari jenis stroke yang dikenal sebagai perdarahan subaraknoid (subarachnoid hemorrhage).
Aorta adalah arteri besar yang dimulai di ventrikel kiri jantung dan melewati rongga dada serta perut. Diameter normal aorta adalah antara 2-3 centimeter (cm), tetapi dapat membengkak sampai lebih dari 5 cm akibat aneurisma.
Aneurisma aorta yang paling umum adalah aneurisma aorta abdominal (AAA). Ini terjadi di bagian aorta yang melewati perut.
Aneurisma jenis AAA bisa menjadi fatal secara cepat. Pasien yang berhasil selamat dari jenis aneurisma ini memiliki peluang 50 persen untuk bertahan hidup secara keseluruhan setelah dipindahkan ke rumah sakit.
Jenis aneurisma aorta lainnya adalah aneurisma aorta toraks atau thoracic aortic aneurysm (TAA). Jenis aneurisma ini memengaruhi bagian aorta yang melewati dada.
Aneurisma perifer adalah jenis aneurisma yang terjadi di arteri perifer. Jenis-jenis aneurisma perifer meliputi:
Aneurisma perifer lebih jarang pecah jika dibandingkan dengan aneurisma aorta.
Aneurisma yang terjadi di dekat permukaan tubuh dapat menunjukkan tanda-tanda pembengkakan dan rasa nyeri. Selain itu, massa berukuran besar juga bisa muncul. Gejala aneurisma bisa bervariasi, tergantung di mana lokasinya.
Gejala dari pecahnya aneurisma serebral atau otak dimulai dengan sakit kepala yang muncul secara tiba-tiba dan menyiksa. Gejala lainnya meliputi:
Gejala aneurisma aorta bergantung pada lokasinya. Sebagai contoh, gejala dari aneurisma aorta toraks atau TAA adalah sebagai berikut:
Sementara, aneurisma aorta perut atau AAA memiliki gejala-gejala yang meliputi:
Gejala aneurisma perifer juga bervariasi, tergantung dari jenisnya. Misalnya, gejala aneurisma mesenterika meliputi sakit perut, pingsan, atau merasa kenyang secara cepat setelah makan.
Sedangkan gejala aneurisma perifer pada kaki di antaranya nyeri kaki yang muncul secara tiba-tiba, kelemahan atau mati rasa pada kaki, hingga jari kaki yang nyeri atau berubah warna.
Penyebab aneurisma belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemunculan kondisi medis ini, seperti:
Penyakit aterosklerosis bisa menyebabkan aneurisma aorta. Orang dengan penyakit aterosklerosis memiliki penumpukan plak di arteri mereka. Plak adalah zat keras yang terdiri dari kolesterol, lemak, atau zat lainnya yang bisa merusak arteri dan mencegah darah mengalir dengan bebas.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) juga dapat memicu aneurisma. Kekuatan darah saat mengalir melalui pembuluh darah diukur dari seberapa besar tekanan yang diberikannya pada dinding arteri. Jika tekanannya meningkat di atas normal, hal ini bisa memperbesar atau melemahkan pembuluh darah.
Tekanan darah untuk orang dewasa dianggap normal jika berada pada rentang nilai 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg.
Jenis aneurisma yang bisa terjadi pada seseorang bergantung pada faktor risiko tertentu. Pria lebih mungkin menderita aneurisma dibandingkan wanita. Orang berusia 65 tahun ke atas juga berisiko lebih tinggi mengidapnya. Faktor-faktor lainnya meliputi:
Alat diagnostik yang digunakan untuk menemukan kerusakan arteri sering kali bergantung pada lokasi masalah.
Sebagian besar aneurisma serebral terdiagnosis secara tidak sengaja, misalnya saat prosedur pemindaian otak. Jika ini kasusnya, dokter akan merujuk pasien ke dokter spesialis, seperti ahli bedah kardiotoraks atau vaskular.
Di samping itu, CT scan dan USG adalah tes pencitraan yang umum digunakan untuk mendiagnosis atau menemukan ketidakteraturan pembuluh darah. CT scan menggunakan sinar-X untuk memeriksa bagian tubuh. Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat kondisi pembuluh darah, termasuk penyumbatan, tonjolan, dan titik lemah yang mungkin ada di dalam pembuluh darah.
Jika dokter menemukan bahwa pasien memiliki aneurisma yang tidak pecah, mereka akan memantau kondisi pasien dengan seksama. Tujuan perawatan adalah untuk mencegah aneurisma agar tidak pecah.
Tergantung pada jenis, lokasi, dan ukuran aneurisma, perawatan dari kondisi ini dapat mencakup pengobatan atau pembedahan. Dokter bisa memberikan obat untuk meningkatkan aliran darah, menurunkan tekanan darah, atau mengendalikan kolesterol. Perawatan ini dapat membantu memperlambat pertumbuhan aneurisma dan mengurangi tekanan pada dinding arteri.
Sementara itu, aneurisma berukuran besar yang berisiko pecah mungkin memerlukan pembedahan. Pasien juga memerlukan pembedahan jika aneurisma pecah. Jenis pembedahannya meliputi:
Selama operasi endovaskular, dokter memasukkan kateter (tabung tipis) ke dalam pembuluh darah. Melalui kateter, dokter bedah memasukkan cangkok (bagian dari tabung khusus) untuk memperkuat atau memperbaiki arteri.
Untuk aneurisma toraks, prosedur ini disebut thoracic endovascular aneurysm repair (TEVAR). Jika dokter beda harus membuat cangkok dengan bukaan khusus, prosedur yang mungkin direkomendasikan adalah fenestrated endovascular aneurysm repair (FEVAR).
Dalam beberapa kasus, dokter bedah dapat melakukan cangkok atau mengangkat aneurisma melalui sayatan (operasi terbuka).
Melalui prosedur digital subtraction angiography (DSA), dokter dapat melakukan penggulungan endovaskular, pemotongan mikrovaskular, dan embolisasi kateter.
Penggulungan endovaskular menangani aneurisma serebral. Dokter bedah memasukkan beberapa gulungan (spiral kawat platinum) melalui kateter untuk mengemas aneurisma. Ini dapat mengurangi aliran darah ke aneurisma dan menghilangkan risiko pecah.
Pemotongan mikrovaskular dilakukan untuk mengatasi aneurisma serebral. Dokter bedah menempatkan klip logam di dasar aneurisma untuk memutus suplai darah.
Sementara, embolisasi kateter memutus suplai darah ke aneurisma. Dokter bedah memasukkan kateter ke dalam arteri yang terdampak, kemudian menggunakan tabung untuk menempatkan obat atau agen embolik yang bisa mencegah perdarahan.
Apabila Anda memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi langsung dengan dokter terkait aneurisma, jangan ragu untuk mengunjungi Pusat Tumor Otak dan Aneurisma Mandaya untuk mendapatkan saran medis, pemeriksaan, dan opsi pengobatan terbaik.
Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.
Ataksia adalah salah satu kelainan saraf langka yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan koordinasi dan sulit mengendalikan gerakan otot. Akibatnya, mereka akan mengalami masalah keseimbangan dan bergerak secara kikuk. Selain masalah gerak tubuh yang kurang terkoordinasi, orang yang mengalami ataksia juga bisa mengalami masalah berjalan, berbicara, dan gerakan mata.
Ataksia dapat terjadi sebagai kondisi tunggal ataupun sebagai gejala dari penyakit saraf lainnya. Tergantung apa penyebabnya, kondisi ini mungkin dapat disembuhkan.
Terdapat beberapa penyebab ataksia tergantung dari area yang mengalami kerusakan, yaitu:
Penyebab utama ataksia adalah adanya kerusakan pada bagian otak yang bernama cerebellum, alias otak kecil. Ini adalah bagian otak yang mengatur keseimbangan dan koordinasi gerak.
Kerusakan ini dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu:
Gejala ataksia biasanya bervariasi tergantung dari jenis yang dialaminya. Namun, secara umum, gejala ataksia adalah:
Gejala ataksia biasanya dapat memburuk dari waktu ke waktu. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan.
Bisakah Ataksia Disembuhkan?
Sayangnya, ataksia terutama yang diturunkan atau akibat genetik tidak dapat disembuhkan. Namun, beberapa jenis ataksia bisa diatasi dengan mengobati penyebabnya. Misalnya, jika ataksia terjadi karena kekurangan vitamin tertentu, seperti vitamin B12, pemberian vitamin ini dapat membantu menghilangkan gejalanya.
Untuk mendiagnosis ataksia, dokter spesialis saraf dapat melakukan beberapa pemeriksaan. Dokter saraf juga dapat bekerja sama dengan dokter spesialis THT untuk mencari tahu penyebab masalah keseimbangan yang Anda alami untuk memastikan diagnosis.
Terdapat beberapa tes penunjang yang dapat dilakukan, seperti:
Program Profesi Dokter Universitas Krida Wacana, Jakarta Barat Januari, 2016
Program Pendidikan Dokter Spesialis. Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, 2024
Educational Background
Courses & Training