Contents
Apa itu aneurisma?
Aneurisma adalah kondisi medis yang mengacu pada melemahnya dinding arteri sehingga menyebabkan tonjolan di pembuluh darah arteri. Sebagian besar kasus aneurisma tidak menunjukkan gejala dan tidak berbahaya. Namun, pada tahap yang lebih parah, benjolan tersebut bisa pecah dan menyebabkan perdarahan internal yang mengancam nyawa.
Aneurisma diklasifikasikan berdasarkan lokasinya di dalam tubuh. Arteri otak dan jantung adalah dua lokasi paling umum dari kasus aneurisma serius.
Tonjolan akibat aneurisma memiliki dua bentuk utama, yaitu aneurisma fusiform yang menonjol di semua sisi pembuluh darah, dan aneurisma sakular yang menonjol hanya di satu sisi. Risiko pecahnya aneurisma juga tergantung pada ukuran tonjolan.
Berikut adalah jenis-jenis aneurisma yang patut diwaspadai:
1. Aneurisma otak
Aneurisma pada pembuluh darah otak yang pecah dapat berakibat fatal dalam waktu 24 jam. Sekitar 40 persen kasus aneurisma otak berakibat fatal. Sementara, sekitar 66 persen pasien yang selamat biasanya mengalami gangguan atau kecacatan neurologis.
Perlu diketahui, aneurisma serebral yang pecah merupakan penyebab paling umum dari jenis stroke yang dikenal sebagai perdarahan subaraknoid (subarachnoid hemorrhage).
2. Aneurisma aorta
Aorta adalah arteri besar yang dimulai di ventrikel kiri jantung dan melewati rongga dada serta perut. Diameter normal aorta adalah antara 2-3 centimeter (cm), tetapi dapat membengkak sampai lebih dari 5 cm akibat aneurisma.
Aneurisma aorta yang paling umum adalah aneurisma aorta abdominal (AAA). Ini terjadi di bagian aorta yang melewati perut.
Aneurisma jenis AAA bisa menjadi fatal secara cepat. Pasien yang berhasil selamat dari jenis aneurisma ini memiliki peluang 50 persen untuk bertahan hidup secara keseluruhan setelah dipindahkan ke rumah sakit.
Jenis aneurisma aorta lainnya adalah aneurisma aorta toraks atau thoracic aortic aneurysm (TAA). Jenis aneurisma ini memengaruhi bagian aorta yang melewati dada.
3. Aneurisma perifer
Aneurisma perifer adalah jenis aneurisma yang terjadi di arteri perifer. Jenis-jenis aneurisma perifer meliputi:
- Aneurisma poplitea: Aneurisma ini terjadi di belakang lutut. Ini adalah jenis aneurisma perifer yang paling umum.
- Aneurisma arteri limpa: Jenis aneurisma ini terjadi di dekat limpa.
- Aneurisma arteri mesenterika: Aneurisma ini memengaruhi arteri yang mengangkut darah ke usus.
- Aneurisma arteri femoralis: Jenis aneurisma ini memengaruhi arteri femoralis yang berada di dekat selangkangan.
- Aneurisma arteri karotis: Aneurisma yang terjadi di bagian leher.
- Aneurisma viseral: Jenis aneurisma yang menyebabkan tonjolan pada arteri yang memasok darah ke usus atau ginjal.
Aneurisma perifer lebih jarang pecah jika dibandingkan dengan aneurisma aorta.
Gejala aneurisma
Aneurisma yang terjadi di dekat permukaan tubuh dapat menunjukkan tanda-tanda pembengkakan dan rasa nyeri. Selain itu, massa berukuran besar juga bisa muncul. Gejala aneurisma bisa bervariasi, tergantung di mana lokasinya.
Gejala aneurisma otak
Gejala dari pecahnya aneurisma serebral atau otak dimulai dengan sakit kepala yang muncul secara tiba-tiba dan menyiksa. Gejala lainnya meliputi:
- Masalah penglihatan, seperti penglihatan ganda
- Sensitif terhadap cahaya
- Mual dan muntah
- Hilang kesadaran.
Gejala aneurisma aorta
Gejala aneurisma aorta bergantung pada lokasinya. Sebagai contoh, gejala dari aneurisma aorta toraks atau TAA adalah sebagai berikut:
- Nyeri dada tiba-tiba dan parah
- Nyeri punggung tiba-tiba
- Penurunan tekanan darah yang signifikan
- Mati rasa pada anggota badan.
Sementara, aneurisma aorta perut atau AAA memiliki gejala-gejala yang meliputi:
- Rasa nyeri tiba-tiba dan parah di perut atau punggung bawah
- Detak jantung cepat
- Pusing atau pening
- Sesak napas
- Keringat dingin.
Gejala aneurisma perifer
Gejala aneurisma perifer juga bervariasi, tergantung dari jenisnya. Misalnya, gejala aneurisma mesenterika meliputi sakit perut, pingsan, atau merasa kenyang secara cepat setelah makan.
Sedangkan gejala aneurisma perifer pada kaki di antaranya nyeri kaki yang muncul secara tiba-tiba, kelemahan atau mati rasa pada kaki, hingga jari kaki yang nyeri atau berubah warna.
Penyebab aneurisma
Penyebab aneurisma belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemunculan kondisi medis ini, seperti:
1. Penyakit aterosklerosis
Penyakit aterosklerosis bisa menyebabkan aneurisma aorta. Orang dengan penyakit aterosklerosis memiliki penumpukan plak di arteri mereka. Plak adalah zat keras yang terdiri dari kolesterol, lemak, atau zat lainnya yang bisa merusak arteri dan mencegah darah mengalir dengan bebas.
2. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) juga dapat memicu aneurisma. Kekuatan darah saat mengalir melalui pembuluh darah diukur dari seberapa besar tekanan yang diberikannya pada dinding arteri. Jika tekanannya meningkat di atas normal, hal ini bisa memperbesar atau melemahkan pembuluh darah.
Tekanan darah untuk orang dewasa dianggap normal jika berada pada rentang nilai 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg.
3. Faktor risiko lainnya
Jenis aneurisma yang bisa terjadi pada seseorang bergantung pada faktor risiko tertentu. Pria lebih mungkin menderita aneurisma dibandingkan wanita. Orang berusia 65 tahun ke atas juga berisiko lebih tinggi mengidapnya. Faktor-faktor lainnya meliputi:
- Pola makan tinggi lemak dan kolesterol
- Riwayat keluarga dengan kondisi jantung, termasuk penyakit jantung dan serangan jantung
- Merokok
- Obesitas
- Kehamilan, yang bisa meningkatkan risiko terjadinya aneurisma limpa.
Diagnosis aneurisma
Alat diagnostik yang digunakan untuk menemukan kerusakan arteri sering kali bergantung pada lokasi masalah.
Sebagian besar aneurisma serebral terdiagnosis secara tidak sengaja, misalnya saat prosedur pemindaian otak. Jika ini kasusnya, dokter akan merujuk pasien ke dokter spesialis, seperti ahli bedah kardiotoraks atau vaskular.
Di samping itu, CT scan dan USG adalah tes pencitraan yang umum digunakan untuk mendiagnosis atau menemukan ketidakteraturan pembuluh darah. CT scan menggunakan sinar-X untuk memeriksa bagian tubuh. Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat kondisi pembuluh darah, termasuk penyumbatan, tonjolan, dan titik lemah yang mungkin ada di dalam pembuluh darah.
Pengobatan aneurisma
Jika dokter menemukan bahwa pasien memiliki aneurisma yang tidak pecah, mereka akan memantau kondisi pasien dengan seksama. Tujuan perawatan adalah untuk mencegah aneurisma agar tidak pecah.
Tergantung pada jenis, lokasi, dan ukuran aneurisma, perawatan dari kondisi ini dapat mencakup pengobatan atau pembedahan. Dokter bisa memberikan obat untuk meningkatkan aliran darah, menurunkan tekanan darah, atau mengendalikan kolesterol. Perawatan ini dapat membantu memperlambat pertumbuhan aneurisma dan mengurangi tekanan pada dinding arteri.
Sementara itu, aneurisma berukuran besar yang berisiko pecah mungkin memerlukan pembedahan. Pasien juga memerlukan pembedahan jika aneurisma pecah. Jenis pembedahannya meliputi:
-
Endovascular aneurysm repair (EVAR)
Selama operasi endovaskular, dokter memasukkan kateter (tabung tipis) ke dalam pembuluh darah. Melalui kateter, dokter bedah memasukkan cangkok (bagian dari tabung khusus) untuk memperkuat atau memperbaiki arteri.
Untuk aneurisma toraks, prosedur ini disebut thoracic endovascular aneurysm repair (TEVAR). Jika dokter beda harus membuat cangkok dengan bukaan khusus, prosedur yang mungkin direkomendasikan adalah fenestrated endovascular aneurysm repair (FEVAR).
-
Operasi terbuka
Dalam beberapa kasus, dokter bedah dapat melakukan cangkok atau mengangkat aneurisma melalui sayatan (operasi terbuka).
-
Digital subtraction angiography (DSA)
Melalui prosedur digital subtraction angiography (DSA), dokter dapat melakukan penggulungan endovaskular, pemotongan mikrovaskular, dan embolisasi kateter.
Penggulungan endovaskular menangani aneurisma serebral. Dokter bedah memasukkan beberapa gulungan (spiral kawat platinum) melalui kateter untuk mengemas aneurisma. Ini dapat mengurangi aliran darah ke aneurisma dan menghilangkan risiko pecah.
Pemotongan mikrovaskular dilakukan untuk mengatasi aneurisma serebral. Dokter bedah menempatkan klip logam di dasar aneurisma untuk memutus suplai darah.
Sementara, embolisasi kateter memutus suplai darah ke aneurisma. Dokter bedah memasukkan kateter ke dalam arteri yang terdampak, kemudian menggunakan tabung untuk menempatkan obat atau agen embolik yang bisa mencegah perdarahan.
Apabila Anda memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi langsung dengan dokter terkait aneurisma, jangan ragu untuk mengunjungi Pusat Tumor Otak dan Aneurisma Mandaya untuk mendapatkan saran medis, pemeriksaan, dan opsi pengobatan terbaik.
Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.