fbpx

IVA Test: Pengertian hingga Akurasinya

iva test

IVA test adalah salah satu cara sederhana untuk deteksi dini kanker serviks. Skrining kanker serviks dengan IVA test aman dilakukan dan efektif untuk menemukan kanker serviks sejak tahap awal sehingga bisa meningkatkan peluang kesembuhan. 

Dibandingkan dengan PAP Smear, pemeriksaan IVA lebih mudah dilakukan dengan biaya yang cenderung lebih terjangkau. Hasil IVA test juga bisa diketahui dalam waktu singkat sehingga penanganan lebih lanjut bisa segera diberikan.

Apa itu IVA test?

IVA test (Inspeksi Visual Asam Asetat) adalah deteksi dini kanker serviks dengan cara mengusapkan asam cuka atau asam asetat pada permukaan leher rahim. Jika terdapat sel-sel abnormal di permukaan serviks, akan terjadi perubahan warna dan muncul lesi pada area yang dioleskan asam asetat sehingga dokter dapat melihat secara langsung.

Hasil IVA test dapat langsung diperoleh saat itu juga. Hal ini memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan medis yang diperlukan untuk menangani gangguan kesehatan pada serviks.

Baca juga: Mengenal Gejala Kanker Serviks Stadium 4 dan Pengobatannya 

Prosedur IVA test

Prosedur pemeriksaan IVA cukup sederhana dan dapat dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas atau klinik, maupun rumah sakit. Tes ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis ginekologi, dokter umum, bidan, maupun perawat terlatih. 

IVA test  dilakukan di ruang tertutup yang memiliki meja periksa ginekologis. Prosedur pemeriksaan IVA, yaitu:

  1. Dokter atau perawat akan meminta Anda membuka pakaian dalam dan berbaring di atas meja periksa dengan posisi lutut ditekuk dan paha dibuka.
  2. Dokter akan memasukkan alat yang disebut spekulum untuk membuat dinding vagina tetap terbuka sehingga memungkinkan bagian mulut rahim bisa terlihat.
  3. Dokter akan mengusap permukaan serviks dengan cotton bud yang telah dicelupkan ke cairan asam asetat dengan kadar 3-5%.
  4. Hasil IVA test akan diperoleh setelah pengamatan selama 1 menit dengan melihat ada tidaknya perubahan pada area serviks yang telah dioles dengan asam asetat tersebut.

Hasil IVA test disebut negatif jika tidak terjadi perubahan atau reaksi apa pun terhadap permukaan serviks setelah dioleskan asam asetat. Artinya, kondisi serviks normal (sehat).

Hasil IVA positif ditandai dengan munculnya bercak putih yang bisa menandakan adanya sel prakanker pada serviks.  Selain itu, IVA test juga dapat menunjukkan jika bagian mulut rahim mengalami peradangan atau kelainan jinak lainnya, seperti polip.

Jika hasil IVA positif, dokter mungkin dapat menegakkan diagnosis dan melakukan tindakan penanganan atau biopsi pada kunjungan yang sama. Jika IVA test bukan dilakukan oleh dokter spesialis ginekologi, Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis ginekologi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Secara umum, tes IVA tidaklah sakit. Namun, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman selama proses karena spekulum (cocor bebek) untuk mempertahankan bukaan vagina.

Konsultasi dokter

Syarat- syarat pemeriksaan IVA

Agar hasil IVA test akurat maka Anda harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.

  • Tidak sedang haid
  • Tidak sedang hamil
  • Sudah pernah melakukan hubungan seksual
  • Tidak melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum menjalani pemeriksaan

Baca juga: Benjolan di Mulut Rahim: Penyebab dan Pentingnya Deteksi Dini 

Akurasi IVA test

Secara umum, hasil berbagai studi menunjukkan bahwa tingkat akurasi IVA test sebagai deteksi dini awal kanker serviks cukup baik.  Sensitivitas atau kemampuan IVA test mengidentifikasi kasus positif dengan benar adalah antara 62,5-96%.

Jika dibandingkan dengan PAP smear yang berada di sekitar 10-75%, IVA test cukup akurat dan sensitif untuk menemukan kasus positif dengan benar.

Sementara itu, specificity atau kemampuan IVA test mengidentifikasi kasus negatif dengan benar adalah antara 32,5-98,8%. Sementara, spesifitas PAP smear lebih tinggi, yaitu 42-100%.

Skrining kanker serviks dianjurkan untuk dilakukan setidaknya satu kali pada wanita usia 35-40 tahun. Jika memungkinkan, lakukan IVA test 5 tahun sekali saat berusia 35-55 tahun atau optimalnya setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.

IVA test adalah cara yang cenderung sederhana, lebih murah, dan efisien untuk mencegah kanker serviks dan mendeteksi sejak dini, selain pemberian vaksin HPV. Lakukan tes ulang setiap 5 tahun sekali jika mendapati hasil tes IVA negatif, untuk memantau kondisi mulut rahim.

Namun, jika pernah mendapatkan hasil tes IVA positif, lakukanlah pengecekan ulang setiap setahun sekali.

Lihat juga: Kenali Lebih Dini Apa Itu Kanker Serviks dan Pentingnya Deteksi Dini

Beberapa gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai adalah munculnya keputihan berbau tidak sedap dan perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi. Apabila Anda mengalami gejala tersebut dan memiliki riwayat kanker serviks dalam keluarga, segera konsultasikan ke dokter.

Anda bisa mengunjungi pusat kanker terpadu Cancer Center di Rumah Sakit Royal Mandaya yang menyediakan berbagai layanan untuk skrining, perawatan dan pengobatan kanker dengan teknologi kanker terbaik di dunia.

Konsultasi dokter

Konsultasikan dengan ahlinya sekarang juga dan dapatkan penanganan terbaik yang paling tepat bagi kanker Anda. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes