fbpx

Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah sebuah penyakit saraf yang terjadi akibat kerusakan otak saat bayi masih dalam kandungan. Hal ini menyebabkan anak yang lahir mengalami masalah dalam koordinasi, lemah dalam mengendalikan kekuatan otot, dan postur.

Cerebral palsy juga dikenal dengan sebutan lumpuh otak. Gejalanya muncul pada masa awal kehidupan anak.

Apa itu Cerebral Palsy?

Cerebral palsy adalah gangguan pada motorik anak yang terjadi karena kerusakan otak saat perkembangan bayi di dalam kandungan. Anak yang mengalami cerebral palsy biasanya memiliki masalah postur tubuh dan koordinasi, termasuk kelainan otot seperti kesulitan dalam mengendalikan otot-ototnya sehingga memengaruhi pergerakannya.

Tingkat keparahan cerebral palsy bervariasi. Anak dengan cerebral palsy berat mungkin membutuhkan alat bantu jalan. Beberapa lainnya mungkin tidak butuh alat bantu meski cara berjalannya sedikit kikuk.

Beberapa kondisi yang mungkin juga muncul bersamaan dengan cerebral palsy, yaitu:

  • Disabilitas intelektual
  • Kejang atau epilepsi
  • Masalah penglihatan, pendengaran, dan berbicara
  • Kelainan tulang belakang, seperti skoliosis
  • Masalah sendi

Meski demikian, tidak semua anak yang mengalami cerebral palsy akan mengalami disabilitas intelektual.

Tipe Cerebral Palsy

Terdapat 4 jenis cerebral palsy, yaitu:

  • Spastik: jenis lumpuh otak yang menyebabkan otot menjadi kaku, tegang, dan kejang.
  • Diskinetik: cerebral palsy yang menyebabkan seorang anak tidak dapat mengendalikan gerak otot sehingga muncul gerakan-gerakan tidak terkontrol.
  • Ataksia: jenis ini terjadi ketika seseorang mengalami masalah keseimbangan dan koordinasi. Anak yang mengalami cerebral palsy jenis ini mungkin sering terjatuh saat berjalan.
  • Gabungan. Sesuai namanya, ini adalah jenis cerebral palsy yang melibatkan lebih dari satu tipe lumpuh otak.

Gejala Cerebral Palsy

Gejala cerebral palsy biasanya muncul pada tahap awal kehidupan anak. Namun, tandanya dapat bervariasi tergantung dari area otak yang terdampak. Gejalanya dapat berupa masalah motorik dan pergerakan ataupun tumbuh kembang anak.

Beberapa gejala cerebral palsy, antara lain:

  • Ukuran kepala abnormal, biasanya mikrosefali (ukuran kepala kecil) ataupun makrosefali (lebih jarang terjadi).
  • Bayi lebih rewel
  • Anak kurang menunjukkan interaksi dengan orang sekitar
  • Hipotonia, yaitu kondisi melemahnya otot sehingga bagian tubuh yang terpengaruh terlihat “lembek”
  • Keterlambatan tumbuh kembang, seperti speech delay, terlambat merangkak atau berjalan
  • Kejang
  • Masalah pendengaran
  • Masalah penglihatan dan gerakan mata

Selain gejala di atas, berikut ini adalah beberapa tanda lumpuh otak yang memengaruhi kemampuan gerak dan koordinasi:

  • Otot kaku dan refleks yang berlebihan
  • Masalah tonus otot, baik itu terlalu kaku atau terlalu lemah
  • Kurang koordinasi dan gangguan keseimbangan
  • Sulit mengontrol gerakan otot, salah satunya tremor
  • Gerakan lambat
  • Slow, writhing movements.
  • Hanya mengandalkan satu sisi tubuh, misal mengambil barang dengan satu tangan saja atau menyeret salah satu kaki saat berjalan atau merangkak
  • Masalah saat berjalan, seperti berjalan dengan bentuk kaki seperti gunting atau huruf ‘X’ (kedua lutut bertemu)
  • Berjalan jinjit
  • Masalah pada motorik halus, seperti mengancing baju atau mengambil barang

Penyebab Cerebral Palsy

Cerebral palsy terjadi karena kerusakan yang terjadi saat perkembangan otak janin. Namun, kerusakan ini juga dapat terjadi pada masa awal kelahiran anak.

Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko kerusakan pada perkembangan otak janin, antara lain:

  • Perdarahan pada otak bayi atau berkurangnya asupan darah dan oksigen ke otak
  • Infeksi pada awal kehamilan
  • Asfiksi (otak kekurangan oksigen) sesaat setelah bayi lahir akibat masalah pada persalinan
  • Meningitis pada anak
  • Cedera kepala serius
  • Mutasi genetik
  • Lahir prematur

Namun sering kali, penyebab lumpuh otak tidak diketahui.

Diagnosis

Biasanya cerebral palsy terdiagnosis sebelum anak berusia 12 bulan. Gejalanya mungkin tidak terlalu kentara. Tapi, dokter anak berpengalaman dapat mengetahuinya lewat sejumlah pemeriksaan lewat kunjungan rutin pada masa awal kelahiran.

Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk membawa anak periksa secara rutin. Dokter dapat mencurigai adanya cerebral palsy dari gejala yang muncul, seperti ukuran lingkar kepala dan keterlambatan tumbuh kembang.

Dokter dapat menggunakan MRI otak, pemeriksaan saraf, aktivitas listrik otak (elektroensefalografi), dan penilaian klinis khusus.

Komplikasi

Salah satu dampak dari lumpuh otak adalah adanya masalah pada kemampuan gerak dan koordinasi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat cerebral palsy:

  • Kejang dan epilepsi pada anak
  • Disabilitas intelektual
  • Masalah pendengaran dan penghilangan
  • Malnutrisi akibat masalah pada kemampuan makan, seperti sulit menelan
  • Osteoporosis akibat mobilitas yang rendah, malnutrisi, dan obat antikejang
  • Masalah jantung dan paru yang dapat disebabkan oleh pneumonia aspirasi karena sulit menelan

Anak yang mengalami cerebral palsy juga dapat mengalami dampak psikologis karena kemampuan bersosialisasi yang kurang.

Kerusakan otak yang terjadi tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, gejala yang muncul dapat ditangani dan diredakan.

Pengobatan juga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pengobatan cerebral palsy akan tergantung pada seberapa berat gejalanya dan dampaknya pada anak.

  • Obat-obatan, untuk mengatasi kejang dan kejang otot yang dialami.
  • Fisioterapi dan terapi okupasi, untuk membantu meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan tugas sehari-hari.
  • Terapi wicara, untuk membantu anak yang mengalami speech delay, termasuk juga meningkatkan kemampuan oromotor anak.
  • Operasi, untuk mengurangi kejang otot. Operasi juga dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah tulang belakang yang mengalami skoliosis akibat cerebral palsy. 

Pencegahan

Penyebab lumpuh otak tidak selalu diketahui, itu sebabnya kondisi ini juga tidak selalu bisa dicegah. Namun, ada beberapa hal yang dapat membantu menurunkan risiko cerebral palsy:

  • Mendapat vaksinasi untuk menurunkan risiko infeksi virus saat hamil
  • Melakukan kontrol kehamilan secara rutin
  • Menghindari alkohol, rokok, dan narkotika selama hamil

Mendeteksi cerebral palsy sejak dini dapat membantu tumbuh kembang anak selama kehidupannya ke depan. Untuk itu, Anda sebaiknya secara rutin melakukan kontrol ke dokter spesialis anak pada dua tahun pertama kehidupannya, bahkan setelahnya.

Anda dapat mengunjungi Children’s Clinic di Mandaya Royal Hospital untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terbaik yang kami miliki. Di sini, kami juga memiliki layanan tumbuh kembang untuk membantu masalah tumbuh kembang untuk anak Anda sesuai dengan kondisinya.

Artikel

Des 20, 2024

Speech Delay pada Anak, Ini Penyebab dan Gejalanya

Artikel

Des 17, 2024

Anak Usia 1 Tahun Harus Sudah Bisa Apa Saja? Ini Kata Dokter Anak 

Artikel

Des 17, 2024

Gejala Autisme pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Artikel

Des 02, 2024

Macam-Macam Gangguan Motorik Anak dan Ciri-Ciri yang Perlu Diwaspadai

Artikel

Des 02, 2024

Penyebab Anak Jalan Jinjit dan Penanganannya

Artikel

Nov 20, 2024

Kejang Demam pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Artikel

Nov 14, 2024

8 Penyakit Saraf pada Anak yang Orang Tua Perlu Waspada

Berita

Nov 07, 2024

dr. Lisa Safira, Dokter Spesialis Anak Konsultan Saraf yang Menangani Kejang & Gangguan Otak Anak

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes