Dalam dunia kesehatan, transplantasi organ terkadang dibutuhkan untuk menangani suatu penyakit. Salah satu organ tubuh yang sering ditransplantasi adalah hati. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa menjalani prosedur ini jika memang diperlukan.
Bagaimana prosedur transplantasi hati pada anak dilakukan? Kondisi apa saja yang mengharuskan anak untuk menjalani prosedur ini?
Contents
Apa itu transplantasi hati pada anak?
Transplantasi hati adalah operasi untuk mengganti hati yang sakit dengan hati yang sehat dari orang lain (donor).
Hati baru yang didonorkan dapat berasal dari seorang donor yang baru meninggal, atau sebagian hati dapat berasal dari orang yang masih hidup dan sehat (donor hidup).
Donor hidup bisa berasal dari anggota keluarga atau seseorang yang tidak memiliki hubungan darah dengan anak, tetapi memiliki golongan darah yang cocok.
Sebagai informasi, orang yang mendonorkan sebagian hatinya dapat hidup sehat dengan hati yang tersisa. Sebab, hati adalah satu-satunya organ dalam tubuh yang dapat menggantikan (meregenerasi) jaringan yang hilang atau rusak.
Hati dari pendonor akan segera tumbuh kembali ke ukuran normal setelah operasi. Sementara bagian hati yang diterima oleh anak akan tumbuh ke ukuran normal dalam waktu beberapa minggu.
Tujuan transplantasi hati pada anak
Transplantasi hati direkomendasikan untuk anak-anak yang mengidap masalah hati serius dan tidak bisa selamat (meninggal) tanpa hati baru.
Penyakit hati paling umum pada anak yang memerlukan transplantasi hati adalah atresia bilier, yaitu penyakit hati dan saluran empedu langka yang terjadi pada bayi baru lahir.
Kondisi lain yang mungkin memerlukan transplantasi hati meliputi:
- Kanker hati atau tumor hati
- Gagal hati mendadak atau akut karena penyakit autoimun, penyebab yang tidak diketahui, atau overdosis obat (seperti asetaminofen)
- Penyakit hati genetik atau keturunan
- Kondisi yang diderita sejak lahir, seperti Alagille syndrome atau gangguan kolestatik
- Hepatitis virus
- Penumpukan zat besi yang terlalu banyak dalam tubuh, yang berpotensi merusak organ (hemokromatosis)
- Alpha-1 anti-trypsin (kondisi bawaan yang meningkatkan risiko penyakit hati)
Lihat juga: Operasi Tumor Hati & Kanker Hati atau Reseksi Hati oleh Prof. Toar Lalisang
Persiapan transplantasi hati pada anak
Jika seorang anak memerlukan transplantasi hati, dokter akan merujuknya ke rumah sakit pusat transplantasi. Di sana, anak dan orangtuanya akan bertemu dengan anggota tim transplantasi, yang biasanya meliputi:
- Dokter ahli bedah
- Dokter spesialis hati (hepatologis)
- Koordinator transplantasi
- Apoteker
- Ahli gizi
- Psikolog
- Pekerja sosial
- Dokter spesialis kehidupan anak (child life specialist)
Dokter perlu memastikan bahwa anak cukup sehat untuk menjalani transplantasi dan bisa meminum obat-obatan yang dibutuhkan setelahnya. Selain itu, tim dokter juga akan melakukan tes, seperti:
- Tes darah
- Tes pencitraan (USG perut atau CT scan)
- Biopsi, mengambil sepotong kecil jaringan dari hati untuk diperiksa di bawah mikroskop
Jika tim dokter transplantasi memutuskan bahwa anak merupakan kandidat yang tepat untuk transplantasi hati, langkah selanjutnya adalah mencari donor.
Nama anak akan masuk ke dalam daftar tunggu organ. Daftar ini berisi nama semua orang yang sedang menunggu organ hati atau organ lainnya. Keluarga juga dapat mendiskusikan apakah donor hidup bisa menjadi opsi untuk anak. Tim dokter transplantasi akan memandu orangtua untuk menemukan donor hidup yang tepat bagi anak.
Sambil menunggu organ hati yang cocok, orangtua dianjurkan untuk menjaga kesehatan anak sebisa mungkin. Dengan demikian, anak akan siap untuk menjalani transplantasi hati ketika waktu tindakannya tiba.
Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga kesehatan anak antara lain:
- Memberikan makanan-makanan yang sehat
- Memberikan obat sesuai petunjuk dokter
- Melakukan kontrol dengan dokter-dokter terkait
Baca juga: Rekomendasi Dokter Kanker Hati di Jakarta dan Tangerang
Prosedur transplantasi hati pada anak
Setelah organ hati tersedia untuk anak, dokter akan meminta anak dan orangtuanya untuk segera pergi ke rumah sakit. Panggilan ini dapat terjadi kapan saja, jadi orangtua harus selalu siap untuk pergi membawa anak ke rumah sakit.
Di rumah sakit, anak akan menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan bahwa hati yang didonorkan telah cocok. Setelah itu, barulah anak akan menjalani operasi transplantasi hati.
Tindakan ini bisa memakan waktu beberapa jam, tergantung pada kondisi hati yang dialami oleh anak. Selama operasi, seorang anggota tim transplantasi akan memberi tahu orangtua tentang bagaimana operasinya berlangsung.
Umumnya, berikut ini adalah langkah-langkah transplantasi hati pada anak:
- Anak akan diminta untuk melepas pakaiannya dan diberi pakaian khusus untuk digunakan.
- Infus akan dipasang di lengan atau tangan anak. Tabung atau kateter lainnya juga akan dipasang di leher dan pergelangan tangan, atau dapat dipasang di bawah tulang selangka atau di area selangkangan anak. Kateter ini digunakan untuk memeriksa jantung dan tekanan darah anak, serta untuk mengambil sampel darah.
- Anak akan dibaringkan telentang di meja operasi.
- Kateter akan dipasang ke kandung kemih untuk mengeluarkan urine.
- Anak akan diberikan anestesi umum (bius total), sehingga tertidur selama operasi. Setelah anak dibius, ahli anestesi akan memasang tabung ke paru-paru agar pernapasan anak bisa dibantu dengan mesin ventilator.
- Ahli anestesi akan terus memeriksa detak jantung, tekanan darah, pernapasan, dan kadar oksigen dalam darah anak selama operasi.
- Kulit di atas lokasi operasi akan dibersihkan dengan larutan steril. Kemudian, dokter akan membuat sayatan tepat di bawah tulang rusuk di kedua sisi perut anak. Sayatan akan memanjang lurus ke atas dengan jarak pendek di atas tulang dada.
- Dokter akan memisahkan hati yang sakit secara hati-hati dari organ dan struktur di dekatnya.
- Arteri dan vena yang menempel akan dijepit untuk menghentikan aliran darah ke hati yang sakit.
- Metode pembedahan yang berbeda dapat digunakan untuk mengangkat hati yang sakit dan memasangkan hati baru dari donor. Metode yang digunakan akan bergantung pada kondisi masing-masing anak.
- Hati yang sakit akan diangkat setelah dipotong dari pembuluh darah.
- Dokter bedah akan memeriksa hati donor sebelum menanamkannya ke tubuh anak.
- Setelah diperiksa, hati donor akan dimasukkan dan ditempelkan ke pembuluh darah anak. Aliran darah ke hati yang baru akan dimulai. Dokter bedah akan memeriksa adanya perdarahan di bagian yang dijahit.
- Dokter bedah juga akan menempelkan hati yang baru ke saluran empedu anak.
- Berikutnya, dokter bedah akan menutup sayatan dengan jahitan atau staples bedah.
- Drainase akan dipasang di tempat sayatan untuk mengurangi pembengkakan. Setelah itu, perban atau balutan steril akan dipasang.
Baca juga: Tim Dokter Mandaya Berhasil Angkat Kanker Hati HCC di Segmen 6 Metode Laparoskopi
Setelah tindakan transplantasi hati pada anak
Setelah operasi transplantasi hati, anak akan dibawa ke unit perawatan intensif (ICU) untuk dimonitor secara ketat. Lamanya waktu yang dihabiskan di ruang ICU bervariasi, bergantung pada kondisi masing-masing anak.
Setelah kondisi anak stabil, dokter akan mengirim anak ke rumah sakit khusus yang bisa merawat pasien transplantasi hati. Selama fase ini, anak akan terus diawasi dengan ketat.
Dokter akan memberi tahu kedua orangtua anak tentang informasi obat-obatan yang perlu diminum anak, aktivitas, tindak lanjut, pola makan, dan instruksi-instruksi lainnya.
Lihat juga: Pengobatan Kanker Hati dengan Metode Hepatektomi & TACE di Pusat Liver Mandaya Royal Hospital Puri
Dokter ahli transplantasi hati pada anak di RS Mandaya Royal Puri
RS Mandaya Royal Puri memiliki seorang dokter spesialis bedah anak ternama yang bisa melakukan transplantasi hati, yaitu dr. Sastiono, Sp.B Subsp.Ped(K). Beliau adalah salah satu dokter yang terjun langsung dan terlibat dalam beberapa prosedur transplantasi hati di Indonesia.
Tidak hanya ahli transplantasi hati pada anak, dr. Sastiono juga bisa menangani operasi-operasi lainnya, seperti operasi hernia pada anak, hingga operasi usus buntu pada anak.
Beliau terhimpun dalam Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan juga Ikatan Ahli Bedah Indonesia. Beberapa keahlian yang dimilikinya meliputi:
- Penanganan atresia bilier bayi (saluran empedu tersumbat)
- Penanganan atresia ani (kelainan anus)
- Penanganan hernia pada anak
- Penanganan radang usus buntu anak
- Penanganan kondisi penyumbatan usus anak
- Penanganan kelainan hati anak
dr. Sastiono, yang akrab disapa dr. Sas, bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Selasa: 10.00 – 13.00 WIB
- Kamis: 10.00 – 13.00 WIB
Jika Anda ingin berkonsultasi seputar prosedur transplantasi hati pada anak, atau kesehatan anak secara umum, jangan ragu untuk datang ke RS Mandaya Royal Puri.
Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.