Teknologi neurorestorasi banyak digunakan dalam dunia medis untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan terapi pasca stroke guna membantu pasien memulihkan fungsi saraf yang hilang atau rusak akibat stroke. Tidak hanya di luar negeri, ada juga rumah sakit di Jakarta dan Tangerang yang telah menghadirkan terapi pasca stroke berteknologi neurorestorasi, yaitu Mandaya Royal Hospital Puri.
Contents
Teknologi neurorestorasi dalam terapi pasca stroke di RS Mandaya Puri
Neurorestorasi adalah bidang yang berfokus pada pemulihan fungsi saraf yang hilang atau rusak akibat cedera atau penyakit. Neurorestorasi meliputi berbagai strategi, seperti terapi sel, terapi gen, biomaterial, stimulasi listrik, dan penggunaan komputer. Bahkan, neurorestorasi dianggap memiliki potensi untuk mengatasi tantangan kesehatan global, seperti penyakit stroke.
Mandaya Royal Hospital Puri menghadirkan program terapi intensif pasca stroke berdurasi 14 dan 30 hari yang mencakup neurorestorasi. Teknologi yang digunakan adalah Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).
TMS adalah prosedur non invasif yang menggunakan denyut elektromagnetik untuk merangsang sel-sel saraf. Teknologi ini bisa memperbaiki gejala-gejala gangguan neurologi, seperti stroke, hingga gangguan kesehatan mental.
Tidak hanya stroke, TMS juga bisa menangani gejala-gejala dari kondisi lainnya, seperti:
- Depresi
- Obsessive-compulsive disorder (OCD)
- Gangguan kecemasan
- Post-traumatic stress disorder (PTSD)
- Disfungsi motorik akibat penyakit Parkinson, hingga multiple sclerosis (MS)
Terkait stroke, TMS dapat meningkatkan pemulihan motorik. Para peneliti berpendapat bahwa impuls magnetik dari TMS bisa mengubah aktivitas korteks motorik, yaitu bagian otak yang mengendalikan gerakan sukarela.
Bahkan, sebuah artikel jurnal dari tahun 2017 juga mengatakan bahwa TMS bisa memperbaiki kesulitan menelan pasca stroke dengan cara merangsang korteks motorik.
Prosedur TMS dalam program terapi pasca stroke RS Mandaya Puri
TMS adalah prosedur rawat jalan, sehingga pasien tidak perlu menginap di rumah sakit setelahnya.
Sebelum TMS dilakukan, pasien akan diminta untuk melepaskan barang-barang yang sensitif terhadap magnet, seperti perhiasan.
Berikut adalah prosedur TMS:
- Dokter akan meminta pasien mengenakan penyumbat telinga untuk meminimalisir bunyi klik impuls magnetik
- Pasien akan duduk di kursi yang nyaman
- Prosedur TMS tidak melibatkan penggunaan anestesi (obat bius) umum, sehingga pasien tetap sadar selama tindakan
- Jika ini adalah sesi TMS pertama, dokter akan mengukur kepala pasien untuk menentukan lokasi penempatan kumparan magnetik. Dokter juga akan melakukan pengukuran lain untuk menyesuaikan pengaturan pada mesin TMS
- Dokter akan menempatkan kumparan di atas area depan otak
- Selama tindakan, pasien akan mendengar bunyi klik saat impuls magnetik dilepaskan. Pasien juga akan merasakan sensasi ketukan di bawah kumparan magnetik
Prosedur TMS biasanya hanya memakan waktu selama 30-60 menit. Setelah sesinya selesai, pasien boleh pulang dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Kelebihan dan keunggulan TMS untuk terapi pasca stroke
Berikut adalah sejumlah kelebihan dan keunggulan prosedur TMS untuk terapi pasca stroke:
- Bersifat non invasif: TMS merupakan prosedur non invasif yang tidak melibatkan pembedahan dan obat bius apa pun. Pasien pun boleh langsung pulang setelah prosedur.
- Efek samping minim: Efek samping TMS tergolong ringan, seperti sakit kepala, nyeri, pusing, atau tinitus (telinga berdenging). Risiko efek samping serius dari TMS, seperti kejang, sangat jarang terjadi, risikonya kurang dari 0,01%.
- Efektif: Sebuah studi dari tahun 2017 membuktikan bahwa TMS bisa memperbaiki kesulitan menelan pada pasien stroke dengan cara merangsang korteks motorik.
- Bisa dilakukan dengan terapi pasca stroke lainnya: Prosedur TMS bisa dilakukan dengan terapi pasca stroke lainnya, sehingga membuat hasil perawatan pasca stroke jadi optimal dan maksimal.
Baca juga: 5 Keunggulan Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), Harapan Baru Pasien Stroke
Program terapi pasca stroke 14 & 30 hari di RS Mandaya Puri
Program terapi intensif pasca stroke di Mandaya Royal Hospital Puri terbagi dalam dua paket, yaitu 14 dan 30 hari. Dengan begitu, pasien bisa memilih paketnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Di dalam program ini, terdapat beberapa terapi yang bisa dilakukan oleh pasien stroke, yaitu:
- Konsul dokter spesialis saraf
- Konsul dokter spesialis rehabilitasi medik
- Neuro Stimulation Therapy
- Neuromuscular exercise
- Muscular Electrotherapy
- Occupational & Daily Living Therapy
- Speech & Language Exercise
Masing-masing dari terapi ini akan dilakukan oleh tim dokter saraf di RS Mandaya Puri. Untuk prosedur TMS, dokter yang menanganinya adalah Dr. dr. Yetty Ramli, Sp.N (K), dr. Djung Lilya Wati, Sp.N, dan dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.N (K), Subsp.NGD, PHD.
Lihat juga: Apa Penyebab Stroke? Bagaimana Cara Mencegahnya? – dr Djung Lilya Wati Sp.N (Spesialis Neurologi)
Terdapat setidaknya 8 dokter spesialis saraf di Mandaya Royal Hospital Puri. Dokter-dokter ini bisa Anda temui mulai dari hari Senin sampai Sabtu. Bahkan, dalam kasus gawat darurat (emergency), dokter spesialis saraf kami berjaga selama 24 jam di rumah sakit.
Paket skrining stroke di RS Mandaya Puri
Tidak hanya menyediakan program terapi intensif pasca stroke saja, RS Mandaya Puri juga menyediakan paket skrining/pemeriksaan stroke.
Ingat, stroke bukanlah penyakit yang datang secara tiba-tiba. Penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan stroke untuk mencegah kemunculan penyakit ini di masa depan.
Jika Anda tertarik untuk mengikuti program terapi pasca stroke berdurasi 14 dan 30 hari di RS Mandaya Puri, atau ingin berkonsultasi seputar stroke dengan tim dokter kami, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.