Tiroid adalah kelenjar yang berada di bagian depan leher, di bawah laring yang merupakan bagian dari tenggorokan. Bentuknya mirip seperti kupu kupu, jika terkena gangguan dapat mengalami pembekakan atau benjolan. Kelenjar ini memproduksi hormon tiroid yang mengatur proses metabolisme tubuh, termasuk mengatur seberapa cepat tubuh membakar kalori dan seberapa cepat jantung berdenyut.
Ditemukan 8 kasus penderita kanker tiroid per 100.000 penduduk di Indonesia dengan kematian mencapai 50% . Setiap tahunnya terjadi kasus baru, yakni 3 kasus per 100.000 penduduk (Globocan 2012). Angka ini semakin meningkat dengan kecenderungan usia semakin muda dan sering menyerang wanita dibanding pria
Salah satu metode terbaru dalam penanganan kanker tiroid yang tepat adalah Ablasi Tiroid Radioaktif Iodium 131 (RAI). Terapi ini bertujuan menyusutkan hingga menghilangkan seluruh kelenjar tiroid yang menunjukkan sifat keganasan seperti kanker tiroid.
Contents
Mengenal terapi Ablasi Tiroid Radioaktif Iodium 131 (RAI)
Ablasi Tiroid Radioaktif Iodin 131 (RAI) adalah salah satu metode terapi kedokteran nuklir yang digunakan untuk menghancurkan atau mengecilkan kelenjar tiroid yang tumbuh tidak terkendali, seperti pada kasus hipertiroid maupun kanker tiroid. Melalui prosedur ablasi ini, berbagai gangguan pada kelenjar tiroid, baik yang bersifat jinak maupun ganas, dapat ditangani secara efektif tanpa perlu melalui operasi pembedahan.
Prosedur ablasi tiroid sendiri tidaklah rumit, pasien akan diminta untuk meminum zat radioaktif iodium 131 yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa seperti meminum obat pada umumnya, lalu pasien akan ditempatkan pada kamar isolasi selama 3-5 hari tergantung dosis yang diberikan.
Cara kerja terapi ablasi ini melihat dari sifat sel kelenjar tiroid yang menyerap zat yodium di dalam tubuh, dengan mengombinasikan yodium dengan radiasi yang dihasilkan zat I-131 yang nantinya akan diserap oleh sel-sel abnormal tiroid dan membunuhnya.
Terapi ini bekerja dengan sel-sel tiroid yang tidak terkendali yang menyerap yodium secara berlebihan. Perawatan ini juga bekerja untuk mengecilkan jaringan tiroid yang tidak bisa dihilangkan dengan operasi atau untuk mengobati beberapa jenis kanker tiroid yang telah menyebar ke kelenjar getah bening dan bagian lain dari tubuh.
Baca juga: Ablasi Nuklir Iodine-131 (RAI 131) untuk Kanker Tiroid dan Hipertiroid
Menurut American Cancer Society, terapi ini efektif untuk pasien pengidap kanker tiroid jenis papiler atau folikuler yang menyebar ke leher atau bagian tubuh lainnya, namun seiring perkembangannya, terapi ini juga digunakan sebagai tindakan lanjutan pasca operasi pengangkatan kanker tiroid.
Tindakan lanjutan ablasi tiroid ini bertujuan agar tidak ada sisa-sisa jaringan dari sel kanker tiroid yang berpotensi menyebabkan keluhan atau kekambuhan lagi di kemudian hari.
Terapi Ablasi Tiroid Radioaktif Iodium 131 (RAI) di RS Mandaya Royal Puri
Simak video ini untuk melihat alur pasien yang menjalani terapi Ablasi Tiroid Radioaktif Iodium 131:
Tindakan Ablasi Tiroid Nuklir ini sudah dijalani oleh Bapak Rediatma Ihksan seorang pejuang pasien kanker tiroid yang melanjutkan pengobatannya menggunakan metode ablasi tiroid nuklir ini, tentunya Bapak Rediatma didampingi oleh dr. Alvita Dewi selaku dokter yang menanganinya.
Dokter spesialis kedokteran nuklir RS Mandaya Puri, ahli lakukan terapi ablasi nuklir
RS Mandaya Royal Puri memiliki tim dokter spesialis kedokteran nuklir yang ahli dalam melakukan terapi ablasi nuklir untuk menangani kondisi kanker tiroid, yaitu:
1. dr. Aleksander, Sp.KN
dr. Aleksander, Sp.KN merupakan dokter spesialis kedokteran nuklir dengan latar belakang pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Jakarta, serta melanjutkan program spesialisasi Kedokteran Nuklir di Universitas Padjadjaran, Bandung.
Beliau juga telah menempuh berbagai pelatihan di bidang Kedokteran Nuklir, sehingga memiliki keahlian yang mumpuni dalam melakukan pemeriksaan menggunakan teknologi Digital PET Scan.
Jadwal praktik dr. Aleksander, Sp.KN di RS Mandaya Royal Puri adalah:
- Senin: 09.00 – 17.00 WIB
- Selasa: 09.00 – 17.00 WIB
- Rabu: 09.00 – 17.00 WIB
- Kamis: 09.00 – 17.00 WIB
2. dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM (K) Onk
dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM (K) Onk adalah dokter spesialis kedokteran nuklir yang menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya, Jakarta, kemudian melanjutkan program spesialisasi Kedokteran Nuklir di RS Hasan Sadikin, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Selain itu, beliau juga memperdalam keahliannya melalui pelatihan PET Scan di berbagai negara, termasuk Shanghai (Tiongkok), Amsterdam (Belanda), dan Tokyo (Jepang).
Jadwal praktik dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM (K) Onk di RS Mandaya Royal Puri adalah:
- Senin: 09.00 – 15.00 WIB
- Selasa: 09.00 – 15.00 WIB
- Rabu: 09.00 – 15.00 WIB
- Kamis: 09.00 – 15.00 WIB
- Jumat: 11.00 – 15.00 WIB
3. dr. Alvita Dewi S, Sp.KN (K), M.Kes, FANMB
dr. Alvita Dewi S, Sp.KN (K), M.Kes, FANMB merupakan dokter spesialis kedokteran nuklir yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung. Di universitas yang sama, beliau juga melanjutkan program spesialisasi Kedokteran Nuklir.
Jadwal praktik dr. Alvita Dewi S, Sp.KN (K), M.Kes, FANMB di RS Mandaya Royal Puri adalah:
- Senin: 17.00 – 19.00 WIB
- Rabu: 17.00 – 19.00 WIB
Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.
Reviewed on Jul 14, 2023
Halo. Bisakah kanker tiroid ditangani tanpa operasi pengangkatan tiroid?
Saya pernah mendengar tentang targeted therapy, apakah prosedur ini bisa dilakukan pada pasien kanker tiroid?
Kalau masih bisa memilih, tidak ingin minum hormon seumur hidup yang dosisnya jg belum tentu sesuai dgn kebutuhan tubuh saya ke depan.
Mohon dijawab ya. Terimakasih.