fbpx

Mengenal Apa Itu Stenosis Pilorus dan Pengobatannya

Mengenal Apa Itu Stenosis Pilorus dan Pengobatannya

Stenosis pilorus adalah penyempitan pada bukaan antara lambung dan usus kecil. Kondisi yang jarang terjadi pada bayi ini dapat menyebabkan makanan terperangkap di dalam lambung.

Secara normal, terdapat katup otot berbentuk cincin yang berfungsi menutup untuk menahan makanan tetap berada di dalam lambung, atau membuka untuk mengalirkan makanan ke usus kecil. Pada kondisi stenosis pilorus, jaringan otot pada katup ini mengalami pembesaran. Akibatnya, bukaan menjadi sangat sempit sehingga hanya sedikit, atau bahkan tidak ada, makanan yang dapat masuk ke usus kecil.

Konsultasi dokter

Gejala stenosis pilorus pada bayi

Gejala stenosis pilorus biasanya muncul saat bayi berusia 3-6 minggu. Kondisi ini jarang terjadi pada bayi yang berusia lebih dari 3 bulan.

Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain:

1. Muntah setelah menyusu

Bayi dapat muntah dengan sangat kuat, menyemburkan ASI atau susu formula hingga beberapa meter jauhnya. Kondisi ini dikenal sebagai projectile vomiting. Muntah biasanya terjadi segera setelah menyusu. Pada awalnya muntah mungkin ringan, tetapi bisa semakin parah seiring waktu.

2. Rasa lapar terus-menerus

Bayi dengan stenosis pilorus sering kali ingin menyusu kembali tidak lama setelah muntah.

3. Kontraksi perut

Gelombang seperti riak pada perut bayi dapat terlihat setelah menyusu, tetapi sebelum muntah. Hal ini menandakan otot lambung sedang berusaha mendorong makanan keluar.

4. Dehidrasi

Bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, seperti jarang buang air kecil (popok jarang basah), lemas, mulut dan bibir kering, serta menangis tanpa air mata.

5. Perubahan pada tinja

Karena stenosis pilorus mencegah makanan masuk ke usus, bayi dengan kondisi ini bisa mengalami sembelit.

6. Penurunan berat badan

Kekurangan asupan nutrisi dapat membuat bayi tidak bertambah berat badan, bahkan mengalami penurunan berat badan.

Konsultasi dokter

Penyebab stenosis pilorus

Penyebab stenosis pilorus belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, gen dan faktor lingkungan diyakini berperan dalam kemunculannya. 

Stenosis pilorus biasanya tidak muncul saat lahir, tetapi berkembang setelahnya. 

Selain itu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko dari stenosis pilorus, seperti:

  • Berjenis kelamin laki-laki
  • Anak sulung
  • Lahir prematur
  • Memiliki riwayat keluarga stenosis pilorus
  • Dilahirkan dari ibu perokok
  • Terpapar antibiotik tertentu di akhir kehamilan atau setelah dilahirkan
  • Diberi susu botol.

Komplikasi stenosis pilorus

Stenosis pilorus dapat menimbulkan beberapa komplikasi, di antaranya:

  • Kegagalan tumbuh kembang. Kekurangan asupan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan, peningkatan berat badan, dan perkembangan bayi menjadi terhambat.
  • Dehidrasi. Muntah yang terjadi berulang kali dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Kondisi ini juga bisa menimbulkan ketidakseimbangan mineral yang disebut elektrolit. Mineral ini berperan penting dalam mengatur berbagai fungsi vital tubuh.
  • Penyakit kuning (jaundice). Dalam kasus yang jarang terjadi, zat yang diproduksi oleh hati bernama bilirubin dapat menumpuk di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan kulit dan bagian putih mata bayi tampak kekuningan. Kondisi ini dikenal sebagai jaundice.

Konsultasi dokter

Diagnosis stenosis pilorus pada bayi

Dokter anak atau tenaga medis akan menanyakan gejala yang dialami bayi dan melakukan pemeriksaan fisik.

Kadang, benjolan kecil berbentuk seperti buah zaitun dapat teraba di perut bayi. Benjolan ini merupakan otot pilorus yang membesar. Temuan ini lebih sering terlihat pada tahap lanjut kondisi stenosis pilorus.

Selain itu, gelombang kontraksi perut juga bisa terlihat saat memeriksa perut bayi, terutama setelah menyusu atau sebelum muntah.

1. Pemeriksaan pencitraan

Tes pencitraan dapat digunakan untuk mendiagnosis stenosis pilorus atau menyingkirkan kemungkinan kondisi lain. Pemeriksaan ini meliputi:

  • USG. Alat diagnostik utama untuk stenosis pilorus adalah pemeriksaan ultrasonografi (USG). Prosedur sederhana ini dilakukan dengan menempelkan alat di perut bayi. Hasil gambar USG dapat menunjukkan adanya pembesaran pada katup pilorus.
  • Rontgen. Pemeriksaan rontgen khusus dapat menghasilkan video singkat mengenai aktivitas lambung. Bayi akan diberikan cairan khusus yang terlihat jelas saat masuk dan keluar (atau berusaha keluar)  dari lambung. Namun, tes ini jarang digunakan dibandingkan dengan USG.

2. Tes darah

Dokter mungkin juga akan meminta pemeriksaan darah. Hasilnya dapat menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi pada bayi.

Penanganan stenosis pilorus pada bayi

Penanganan stenosis pilorus memerlukan tindakan operasi. Sebelum operasi dilakukan, bayi akan diberikan cairan dan elektrolit melalui selang yang dimasukkan ke pembuluh darah vena. Langkah ini penting untuk memastikan bayi memiliki hidrasi dan keseimbangan elektrolit yang baik sebelum prosedur dilakukan. Proses persiapan ini biasanya memakan waktu sekitar 24 hingga 48 jam.

Prosedur operasi disebut piloromiotomi. Pada tindakan ini, dokter bedah akan membuat sayatan pada otot pilorus yang menebal. Kemudian, alat khusus digunakan untuk melebarkan otot hingga mencapai lapisan jaringan lambung.

Otot pilorus tetap dapat berfungsi, namun adanya celah ini membuat otot menjadi lebih longgar sehingga makanan dapat keluar dari lambung. Lapisan lambung akan menonjol ke ruang yang terbuka, tetapi isi lambung tidak akan bocor keluar.

Umumnya, operasi dilakukan dengan metode laparoskopi, yaitu melalui tiga sayatan kecil di perut bayi. Satu lubang digunakan untuk kamera video, sedangkan dua lainnya untuk memasukkan alat bedah. 

Pada beberapa kasus, dokter mungkin melakukan operasi terbuka dengan satu sayatan lebih besar. Dibandingkan operasi terbuka, laparoskopi biasanya memberikan waktu pemulihan yang lebih cepat.

Setelah operasi, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan:

  • Bayi akan dipantau secara intensif setidaknya selama 24 jam.
  • Rekomendasi pemberian makan setelah operasi bisa berbeda-beda. Pada kebanyakan kasus, bayi sudah dapat mulai diberi makan kembali dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah prosedur.
  • Tim medis mungkin menganjurkan untuk menyusui atau memberi makan bayi saat ia merasa lapar, atau mengikuti jadwal yang sudah ditentukan.
  • Beberapa bayi mungkin masih mengalami muntah setelah operasi.
  • Pada kontrol lanjutan, tim medis akan memantau berat badan, pertumbuhan, dan perkembangan bayi.

Komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi stenosis pilorus termasuk perdarahan dan infeksi. Namun, komplikasi ini jarang terjadi, dan hasil operasi pada umumnya sangat baik.

Konsultasi dokter

Dokter bedah anak RS Mandaya Royal Puri yang ahli tangani kondisi kompleks dan rumit pada bayi

RS Mandaya Royal Puri memiliki seorang dokter bedah anak yang ahli dalam menangani kondisi kompleks pada anak, yaitu dr. Sastiono, Sp.B Subsp.Ped(K)

dr. Sastiono merupakan dokter spesialis bedah anak terkemuka yang dikenal bisa menangani berbagai kondisi kompleks pada anak, termasuk stenosis pilorus.

Beliau menempuh pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, melanjutkan program PPDS, PPDU, hingga berhasil meraih gelar Konsultan Bedah Anak.

Selain berfokus pada bedah anak, dr. Sastiono juga memiliki keahlian di bidang bedah hepatobilier, yaitu tindakan pembedahan yang melibatkan organ hati, kantong empedu, saluran empedu, hingga pankreas. Beliau juga memiliki pengalaman dalam melakukan prosedur transplantasi hati pada anak, yang membutuhkan tingkat keahlian tinggi.

Tidak hanya menangani kasus hernia pada bayi, dr. Sastiono juga menguasai berbagai bidang pembedahan lain untuk mengatasi penyakit anak yang rumit dan jarang ditemui.

Selain stenosis pilorus, dr. Sastiono juga memiliki keahlian lainnya dalam menangani penyakit rumit dan langka pada bayi, seperti:

dr. Sastiono, Sp.B Subsp.Ped(K) bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:

  • Selasa: 10.00 – 13.00 WIB
  • Kamis: 10.00 – 13.00 WIB

Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Konsultasi dokter

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes