fbpx

Perawatan Luka Bakar dengan Skin Graft (Cangkok Kulit): Tujuan Dilakukan, Jenis, dan Prosedurnya

skin graft

Skin graft (cangkok kulit) adalah jenis operasi yang dilakukan dengan cara mengambil kulit yang sehat dari satu bagian tubuh dan memindahkannya untuk menutupi kulit yang rusak atau hilang. Dalam waktu beberapa hari, kulit yang dicangkok mulai mengembangkan pembuluh darah dan terhubung dengan kulit di sekitarnya. 

Salah satu indikasi dilakukannya skin graft adalah untuk mengatasi luka bakar. Bagaimana prosedurnya dan apakah ada risikonya?

Tujuan dilakukannya skin graft

Selain dilakukan untuk menangani luka bakar, skin graft atau cangkok kulit juga bisa direkomendasikan dokter untuk mengatasi kondisi kulit rusak atau hilang yang tidak bisa sembuh dengan sendirinya, seperti: 

  • Infeksi
  • Operasi pengangkatan kanker kulit (seperti operasi Mohs)
  • Ulkus kulit dan luka baring (cedera tekan)
  • Luka yang lambat sembuh atau luka yang sangat besar

Pada luka bakar, skin graft bukanlah satu-satunya pilihan pengobatan. Namun, pada kondisi yang cocok, prosedur cangkok kulit dapat membantu untuk memperbaiki fungsi serta tampilan area tubuh yang terkena luka bakar.

Dokter Poengki Dwi Pierwantoro, Sp.B.P.R.E., MM, selaku dokter bedah plastik di Mandaya Royal Hospital Puri yang ahli menangani luka bakar, menjelaskan bahwa hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan skin graft atau cangkok kulit adalah pengembalian fungsi dari organ yang terbakar.

“Pada pasien luka bakar yang derajatnya dalam, itu yang kita kejar fungsi anggota tubuhnya terlebih dahulu. Jadi, pasien sembuh dulu, pasien bisa bertahan hidup, kemudian kita baru kita memperbaiki fungsi jari-jari, fungsi sendi baik di kaki dan tangan, salah satunya bisa dengan skin graft,” ucap dr. Poengki. 

Baca juga: Cara Menangani Luka Bakar: Pertolongan Pertama dan Pengobatan di Mandaya Royal Hospital Puri

Jenis skin graft

Skin graft terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 

  • Split-thickness skin graft (STSG)

Selama prosedur ini, dokter mengangkat lapisan atas kulit (epidermis) dan hanya sebagian dari lapisan kedua (dermis). Dokter biasanya menggunakan STSG untuk menutupi area kulit yang rusak atau hilang. Biasanya, bagian kulit yang diambil berasal dari paha, bokong, perut, atau punggung. 

  • Full-thickness skin graft (FTSG)

Selama prosedurnya, dokter akan mengangkat dan mencangkok lapisan atas dan seluruh lapisan kedua kulit. Prosedur ini membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dari pada STSG karena kulit yang dicangkok lebih tebal. 

Terkait jenis cangkok kulit, dr. Poengki menjelaskan bahwa prosedur skin graft STSG biasanya dilakukan pada pasien luka bakar baru atau akut. 

“Kalau pasien luka bakar dalam kondisi baru atau akut, dilakukan yang STSG, ini yang diambil kulit yang tipis, kemudian dipindahkan ke tempat luka bakar,” ucap dr. Poengki. 

“Kalau FTSG itu yang tebal, itu biasanya diambil dari kulit selangkangan. Seluruh kulit diambil dan bekas lukanya dijahit, ada satu garis. Ini ditempelkan pada luka bakar yang biasanya sudah agak lama dan terjadi kontraktur,” jelasnya. 

Prosedur skin graft untuk perawatan luka bakar

Berikut adalah prosedur skin graft pada luka bakar: 

  • Dokter bedah akan memulai operasi skin graft dengan mengangkat kulit dari lokasi donor.
  • Jika jenis skin graft yang dilakukan STSG, dokter akan mengangkat kulit dari area tubuh yang biasanya tersembunyi oleh pakaian, seperti pinggul atau bagian luar paha. 
  • Jika jenis skin graft yang dilakukan FTSG, dokter bisa mengambil kulit dari area perut, selangkangan, lengan bawah, atau area di atas tulang selangka.
  • Setelah kulit diambil dari lokasi donor, dokter akan meletakannya di atas area transplantasi dan mengamankannya dengan balutan bedah, staples, atau jahitan.
  • Apabila prosedurnya sudah usai, dokter akan menutupi area donor dengan perban yang tidak akan menempel.

Dalam beberapa hari, kulit yang dicangkok mungkin tampak keunguan atau kemerahan. Setelah sekitar seminggu, saat dokter melepas perban, kulit akan tampak merah muda. Seiring berjalannya waktu, warna kulit akan berubah sesuai dengan warna kulit di sekitarnya. 

Baca juga: Rekomendasi Dokter Luka Bakar di Tangerang

Perawatan luka bakar di Mandaya Royal Hospital Puri

Mandaya Royal Hospital Puri memiliki tim dokter spesialis yang menangani kasus-kasus luka bakar, salah satunya dr. Poengki. Dokter berpengalaman ini dikenal bisa menangani kasus luka bakar yang sudah menjadi kontraktur, yaitu komplikasi serius yang menyebabkan pemendekan dan kekakuan jaringan kulit, otot, dan sendi, sehingga membatasi pergerakan. 

Selain dr. Poengki, RS Mandaya Puri juga memiliki dokter luka bakar lainnya, yaitu dr. Rezania Khairani Mochtar, Sp.B.P.R.E. Beliau telah mengikuti banyak kursus dan pelatihan di bidang luka bakar, seperti Emergency Management in Severe Burns, Australian & New Zealand Burn Association dan Emergency Management of Burn Injury in Daily Practice 3rd Jakarta Annual Surgical Update.

Lihat juga: Pertolongan Pertama Pada Kasus Luka Bakar Dijelaskan Oleh Spesialis Bedah Plastik | Mandaya Royal

Ingin berkonsultasi langsung dengan dr. Poengki dan dr. Rezania terkait luka bakar yang Anda atau keluarga Anda alami? Jangan ragu untuk langsung datang ke Mandaya Royal Hospital Puri. 

Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes