Tes BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) adalah tes medis yang digunakan untuk mengevaluasi aktivitas gelombang otak sebagai respons terhadap stimulus suara seperti klik atau nada tertentu. Pemeriksaan ini sering dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan pendengaran, khususnya pada bayi baru lahir dan anak-anak, serta membantu mendiagnosis kelainan sistem saraf pusat.
RS Mandaya Royal Puri menyediakan layanan uji BERA dengan dukungan tim dokter spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) yang kompeten dan berpengalaman.
Contents
Tim dokter THT RS Mandaya Royal Puri yang ahli melakukan tes BERA
Berikut daftar dokter THT yang siap melakukan uji BERA di rumah sakit ini:
1. Prof. dr. Abdul Kadir Ph.D Sp.THT-KL (K). MARS
Prof. dr. Abdul Kadir Ph.D Sp.THT-KL (K). MARS adalah dokter THT senior lulusan Universitas Hasanuddin, Makassar, dengan gelar spesialis dan doktoral dari Universitas Hiroshima, Jepang.
Selain uji BERA, beliau juga menangani bedah THT, endoskopi telinga, irigasi telinga, konsultasi THT, serta berbagai tes pendengaran lainnya.
Prof. dr. Abdul Kadir Ph.D Sp.THT-KL (K). MARS bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Senin: 09.00 – 12.00 WIB
- Rabu: 13.00 – 15.00 WIB
- Kamis: 13.00 – 15.00 WIB
2. dr. Abdillah Hasbi Assadyk, Sp.THTBKL, MPH
dr. Abdillah Hasbi Assadyk, Sp.THTBKL, MPH merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk jenjang dokter umum dan spesialis THT. Beliau juga menyelesaikan program Master of Public Health di Universitas Gadjah Mada.
Selain uji BERA, beliau juga menguasai pemeriksaan pendengaran metode MASTER (Multiple Auditory Steady State Responses) untuk bayi, anak, hingga dewasa.
dr. Abdillah Hasbi Assadyk, Sp.THTBKL, MPH bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Rabu: 16.00 – 19.00 WIB
- Jumat: 16.00 – 20.00 WIB
- Sabtu: 09.00 – 12.00 WIB dan 17.00 – 19.00 WIB
3. dr. Dewi Lizanty, M.Kes, SpTHT-BKL
dr. Dewi Lizanty, M.Kes, SpTHT-BKL juga melayani pemeriksaan uji BERA di RS Mandaya Royal Puri dan aktif memberikan layanan konsultasi THT.
dr. Dewi Lizanty, M.Kes, SpTHT-BKL bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Senin: 13.00 – 15.00 WIB
- Selasa: 13.00 – 15.00 WIB
- Jumat: 13.00 – 15.00 WIB
4. dr. Handoko Nugroho Yossarsongko, Sp.THT-KL, MKes
dr. Handoko Nugroho Yossarsongko, Sp.THT-KL, MKes adalah dokter THT yang merupakan anggota PERHATI-KL dan IDI. Beliau adalah lulusan Universitas Kristen Indonesia dan Universitas Hasanuddin.
Selain uji BERA, dr. Handoko juga dapat melakukan Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) dan berbagai pemeriksaan pendengaran lainnya.
dr. Handoko Nugroho Yossarsongko, Sp.THT-KL, MKes bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Selasa: 16.00 – 20.00 WIB
- Kamis: 16.00 – 20.00 WIB
- Sabtu: 13.00 – 16.00 WIB
5. dr. Reno Hardoyo Kelan, Sp.THT-KL
dr. Reno Hardoyo Kelan, Sp.THT-KL adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dokter spesialis THT yang berpraktek di RS Mandaya Royal Puri ini memiliki banyak keahlian di bidang THT, termasuk uji BERA, bedah THT, endoskopi telinga, dan irigasi telinga.
dr. Reno Hardoyo Kelan, Sp.THT-KL bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Senin: 16.00 – 18.00 WIB
- Selasa: 09.30 – 12.00 WIB
- Rabu: 09.30 – 12.00 WIB
- Kamis: 09.30 – 12.00 WIB
- Jumat: 09.30 – 12.00 WIB
Manfaat dan tujuan uji BERA
Uji BERA dilakukan dengan tujuan:
- Mendeteksi gangguan pendengaran, terutama pada bayi dan anak kecil.
- Menilai fungsi sistem saraf pendengaran.
- Mengukur kemampuan mendengar pada individu yang sulit mengikuti tes pendengaran konvensional.
- Memantau aktivitas saraf selama prosedur bedah untuk menghindari cedera pada otak dan saraf pendengaran.
Memahami hasil uji BERA
Setelah tes BERA selesai dilakukan, hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk grafik atau visualisasi lonjakan aktivitas otak yang tercetak di atas kertas. Grafik ini menunjukkan bagaimana otak merespons stimulus suara seperti bunyi klik atau nada tertentu.
Apabila grafik menunjukkan garis datar pada saat suara tertentu diperdengarkan, hal ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan pendengaran pada pasien.
Selain itu, hasil uji BERA yang tidak normal juga dapat menandakan adanya gangguan pada otak atau sistem saraf. Beberapa kondisi medis yang mungkin terkait antara lain:
- Multiple sclerosis – gangguan autoimun yang merusak lapisan pelindung (mielin) di sekitar sel saraf.
- Central pontine myelinolysis – kondisi serius yang menyebabkan kerusakan pada selubung mielin di otak.
- Neuroma akustik – tumor jinak yang tumbuh di saraf pendengaran dan menghubungkan telinga dengan otak.
- Stroke – gangguan suplai darah ke otak yang bisa memengaruhi fungsi pendengaran atau saraf lainnya.
- Cedera otak traumatis – seperti akibat benturan keras atau kecelakaan.
- Tumor otak – yang menekan area tertentu di otak dan mengganggu fungsi pendengaran.
- Gangguan bicara – yang bisa berkaitan dengan kerusakan jalur saraf pendengaran atau pemrosesan suara di otak.
Jika ditemukan hasil uji BERA yang tidak normal, dokter kemungkinan akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan untuk menelusuri penyebab pastinya. Setelah penyebab diketahui secara jelas, dokter akan menjelaskan berbagai opsi pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Apabila Anda ingin melakukan tes BERA atau berkonsultasi seputar masalah THT, jangan ragu untuk datang ke Pusat THT RS Mandaya Royal Puri.
Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.