Flexible endoscopic evaluation of swallowing (FEES) atau tes fungsi menelan adalah prosedur untuk melihat seberapa baik Anda bisa menelan. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan pada pasien-pasien disfagia alias yang mengalami gangguan menelan, termasuk pada pasien yang telah melewati serangan stroke.
Orang yang mengalami stroke mengalami gangguan saraf yang bisa memengaruhi kerja otot-otot di tubuhnya, termasuk otot yang digunakan untuk proses menelan. Hal ini membuat pasien stroke kerap tersedak saat makan atau minum, tidak mampu mengontrol air liur, dan menahan makanan lama di mulut (mengemut makanan).
Bila tidak segera diatasi, gangguan menelan pada pasien stroke bisa menyebabkan dehidrasi bahkan malnutrisi. Karena itu, diperlukan pemeriksaan FEES untuk menentukan terapi yang terbaik agar pemulihan bisa berlangsung baik.
Prosedur FEES untuk pasien stroke
Prosedur FEES dilakukan oleh dokter spesialis THT dan biasanya berlangsung selama sekitar 20 menit dengan tahapan sebagai berikut:
- Dokter akan memberikan anestesi atau bius lokal di hidung, karena ini adalah tempat alat endoskopi akan dimasukkan.
- Alat endoskopi bernama endoskop dimasukkan dari hidung, turun ke tenggorokan.
- Endoskop dilengkapi dengan kamera, sehingga dokter bisa melihat kondisi dalam tenggorokan di layar.
- Di kamera akan terlihat seberapa baik pasien menelan, bernapas, atau saat melakukan keduanya secara bersamaan.
- Dokter juga akan bisa melihat jika ada kelainan struktur di sana.
- Saat pemeriksaan, pasien juga akan diberikan makanan atau minuman yang sudah diberikan pewarna khusus, sehingga perjalanan makanan di dalam saluran pencernaan pasien bisa terlihat di layar dengan jelas.
Lihat Juga: Cerita Pasien Stroke Dapat Kembali Beraktivitas Setelah Perawatan di Mandaya
Terapi atau latihan menelan untuk pasien stroke
Penanganan pasien stroke di Mandaya Royal Hospital Puri dilakukan oleh tim dokter multidisiplin, mulai dari dokter spesialis saraf, dokter spesialis THT, hingga dokter spesialis ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. Untuk menangani gangguan menelan pada pasien stroke, terapi dilakukan oleh terapis di bawah pengawasan dokter spesialis ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.
Selama terapi menelan, pasien stroke akan dilatih untuk menguatkan otot-otot menelannya, sehingga bisa makan dan minum dengan lebih baik.
Jenis terapi menelan yang bisa dilakukan untuk pasien stroke antara lain:
- Latihan koordinasi bibir agar pasien bisa membuka mulut dengan lebih baik. Latihan ini juga dapat melatih pasien untuk tersenyum, bicara, dan meniup.
- Latihan koordinasi rahang bertujuan untuk melatih agar pasien bisa membuka mulut lebar dan menggerakkan dagu.
- Latihan reflek menelan dan batuk agar tidak mudah tersedak.
- Latihan koordinasi lidah agar bisa menelan dengan baik dan air liur tertampung dengan baik. Saat latihan, pasien akan dibimbing untuk melakukan gerakan seperti menjulurkan lidah dan mendorong lidah ke arah pipi.
Selain melatih pasien stroke, perawat pasien (termasuk keluarga) juga akan diajari cara untuk membantu proses makan agar pasien tetap mendapatkan gizi yang dibutuhkan. Terapi ini disebut teknik kompensatori. Perawat pasien akan diajarkan posisi makan yang paling baik untuk pasien, jenis alat makan yang digunakan, hingga cara makan yang benar.
Lihat Juga: Penjelasan Seputar Stroke oleh dr. Djung Lilya Wati, Sp.N
Untuk konsultasi lebih lanjut seputar terapi menelan untuk pasien stroke, Anda bisa atur janji temu dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.