Dalam rangka memperingati hari demam berdarah dengue dan malaria di bulan April tahun 2021 ini, yuk kita cari tahu apa saja sih perbedaan serta hal yang perlu kita ketahui dari kedua penyakit ini.
Contents
Apa itu demam berdarah dengue dan malaria?
Demam berdarah dengue atau DBD adalah infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus . Virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviviridae ini memiliki beberapa varian serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.
Sedangkan malaria adalah infeksi parasit dari genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Beberapa spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria pada manusia adalah P. falsiparum, P. vivax, P. ovale , dan P. malariae.
Perbedaan gejala malaria dan demam berdarah dengue
Gejala DBD umumnya timbul dalam waktu 4-10 hari setelah gigitan nyamuk Aedes aegypty atau Aedes albopictus . Gejala yang umum timbul pada DBD adalah:
- Demam disertai nyeri kepala – belakang mata – otot dan sendi
- Mual dan muntah
- Muncul bintik kemerahan pada kulit
- Mimisan
- Gusi berdarah.
Pada kondisi DBD yang berat, gejala lain yang dapat muncul adalah
- Hematemesis (muntah darah)
- Melena (BAB hitam)
- Efusi pleura (penumpukan cairan di rongga pleura)
- Asites
- Tanda-tanda syok seperti adanya gangguan kesadaran, tekanan darah menurun, nadi teraba lemah dan cepat, serta akral dingin
Sedangkan gejala malaria umumnya timbul dalam 10 – 15 hari setelah gigitan nyamuk Anopheles. Adapun trias dari malaria adalah demam disertai menggigil dan berkeringat.
Hal yang perlu diingat pada malaria adalah penyakit ini umumnya terjadi pada daerah endemis. Sehingga pada daerah endemis, trias malaria tidak dapat ditemukan. Gejala lain dari malaria adalah
- Nyeri kepala dan otot
- Mual atau muntah
- Diare
- Gangguan kesadaran
- Kejang
- Perdarahan spontan (gusi berdarah, mimisan, hematemesis atau melena, ikterik (dapat dilihat pada sklera atau bagian putih dari bola mata tampak kekuningan atau warna kulit menjadi kekuningan)
- Adanya tanda-tanda syok
Lihat Juga: Cegah DBD dengan Vaksin Q-Denga di Mandaya Royal Hospital Puri (Klik gambar untuk info lebih lanjut)
Diagnosis demam berdarah dengue dan malaria
Diagnosis DBD umumnya ditegakkan berdasarkan :
- Temuan klinis (lihat bagian gejala DBD)
- Uji bendung atau tourniquet positif
- Pemeriksaan darah rutin, ditemukan adanya trombositopenia (jumlah trombosit yang menurun), leukopenia (jumlah sel darah putih yang menurun), hemokonsentrasi
- Pemeriksaan serologi, berupa NS-1 dan IgG-IgM antidengue
Sedangkan diagnosis malaria umumnya ditegakkan berdasarkan :
- Temuan klinis (lihat bagian gejala malaria)
- Data epidemiologi, berupa lokasi tempat tinggal yang endemis malaria atau riwayat perjalanan ke tempat yang endemis malaria
- Uji bendung atau tourniquet negatif
- Sedian Apus Darah Tepi (SADT) tebal dan tipis, dapat ditemukan parasit malaria. Pemeriksaan ini menjadi salah satu pemeriksaan yang termasuk ke dalam kriteria diagnosis malaria.
- Pemeriksaan serologi malaria
- Pemeriksaan darah rutin, ditemukan adanya anemia normositik berat dengan nilai hemoglobin <5 gr/dL atau hematokrit <15%)
- Pemeriksaan darah lainnya, dapat ditemukan adanya hipoglikemia (kadar gula darah menurun), hiperparasitemia, hiperlaktatemia, gangguan fungsi ginjal – hati, asidosis metabolik
- Pemeriksaan urin lengkap
- EKG
- Rontgen toraks atau dada
Bagaimana pengobatan demam berdarah dengue dan malaria?
Secara umum, pengobatan DBD dilakukan dengan memberikan rehidrasi cairan baik melalui oral (melalui mulut) maupun intravena (melalui infus), pemberian antipiretik untuk mengatasi demam, serta pemberian edukasi mengenai tanda bahaya dari DBD yang memerlukan perawatan lebih lanjut atau rawat inap.
Sedangkan pada malaria, pengobatan umumnya dilakukan dengan memberikan obat anti malaria yang disesuaikan dengan parasit penyebab malaria. Dalam perjalanan pengobatannya, terdapat beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memantau keberhasilan pengobatan yaitu hitung parasit minimal setiap 24 jam. Adapun target dari pengobatan malaria adalah tidak ditemukannya parasit malaria dalam 3 kali pemeriksaan yang berurutan.
Bagaimana, sudah tahu apa bedanya DBD dan malaria? Jadi jangan bingung lagi untuk membedakannya ya. Ingat untuk selalu tetap waspada dan menjaga diri agar tetap sehat juga ya.
Anda dapat mengunjungi poliklik penyakit dalam di Mandaya Royal Hospital untuk mendapatkan pelayanan demam berdarah maupun malaria yang menyeluruh. Di Mandaya Royal Hospital Puri, terdapat dokter spesialis penyakit dalam yang memiliki keahlian menangani penyakit tropis seperti kedua penyakit tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa menghubungi kami lewat Chat Whatsapp, berkunjung ke halaman Book Appointment, atau men-download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store.
REFERENSI
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2019) Malaria. Indonesia: InternaPublishing.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2019) Demam Berdarah Dengue. Indonesia: InternaPublishing.
Organisasi Kesehatan Dunia. Malaria. (Online). Tersedia dari: http://www.who.int/ (Diperbarui pada 27 Maret 2021).