fbpx

Penjelasan Stoma Lubang Perut oleh dr. Emerson, RS Mandaya Puri

Penjelasan Stoma Lobang Perut oleh dr. Emerson, RS Mandaya Puri

Kanker usus besar kini menjadi salah satu penyakit yang tidak hanya menyerang lanjut usia (lansia), namun juga mulai banyak ditemukan pada kalangan muda. Menurut dr. Emerson Budiarman Masli, Sp.B. Subsp. BD(K), spesialis bedah digestif dari RS Mandaya Royal Puri, peningkatan kasus kanker usus besar di usia muda disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji, makanan yang dibakar hingga gosong, serta kurangnya aktivitas fisik.

Salah satu tindakan medis yang sering kali diperlukan dalam penanganan kanker usus besar adalah pembuatan stoma. Namun, apa sebenarnya stoma itu, dan apakah semua penderita kanker usus besar harus mengalaminya?

Konsultasi dokter

Apa itu stoma?

Secara harfiah, stoma berarti “mulut” atau “lubang”. Dalam konteks medis, stoma adalah lubang buatan yang dibuat di dinding perut untuk mengeluarkan bagian dari usus ke luar tubuh. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pengeluaran tinja ketika bagian usus tidak dapat berfungsi normal.

“Stoma itu sebenarnya mulut, jadi tempat bukaan gitu, pada kasus ini yang kita bicarakan adalah ostomate (pasien dengan stoma), yaitu stoma yang dibuat dari usus yang dikeluarkan di dinding perut,” ucap dr. Emerson.

“Ususnya bisa dari berbagai bagian dari usus, bisa dari usus halus, bisa dari usus besar, bisa hanya ujung dari ususnya yang dikeluarkan, atau bisa dari suatu lengkung usus yang dikeluarkan. Tapi intinya adalah, ususnya dibuat lubang untuk dikeluarkan dari perut,” lanjutnya.

Stoma bisa berasal dari usus halus atau usus besar dan dapat dibuat dari berbagai bagian usus tergantung pada kondisi pasien. Ada stoma yang bersifat sementara, dan ada pula yang permanen.

Baca juga: Operasi Penutupan Stoma Perut Pasien Kanker Usus Besar di RS Mandaya Royal Puri

Kapan stoma diperlukan?

dr. Emerson menjelaskan bahwa tidak semua pasien kanker usus besar memerlukan stoma. Keputusan pemasangan stoma bergantung pada:

  • Lokasi tumor: Jika tumor berada di bagian bawah rektum, stoma sering kali diperlukan setelah pengangkatan tumor untuk mengamankan sambungan usus yang baru.
  • Tingkat keparahan penyakit: Pada pasien dengan obstruksi atau sumbatan berat di usus, stoma mungkin perlu segera dibuat untuk menyelamatkan nyawa.
  • Kondisi umum pasien: Pada pasien yang tidak kuat menjalani operasi panjang, pembuatan stoma bisa menjadi tindakan sementara sebelum operasi definitif.

“Jadi, keputusan untuk membuat stoma itu sangat berpengaruh pada kondisi pasien dan kondisi penyakitnya sendiri. Pada kondisi yang ideal, biasanya tumornya kita angkat, ususnya kita sambung, kemudian kita amankan dengan pembuatan stoma sementara,” kata dr. Emerson.

“Kalau misalnya pasien dengan kondisi yang obstruksi berat, kondisinya sangat sulit atau sangat jelek untuk dilakukan operasi yang lama, biasanya stoma ini menyelamatkan jiwa dulu, sebelum dilakukan operasi definitif untuk mengangkat tumornya,” lanjutnya. 

Salah satu kekhawatiran terbesar pasien adalah bahwa pemasangan stoma akan mengubah hidup secara drastis. Namun, dr. Emerson menekankan bahwa stoma bukanlah akhir dari segalanya. 

Banyak pasien dengan stoma, bahkan yang permanen sekalipun, tetap dapat menjalani hidup secara normal: kuliah, bekerja, berolahraga, bahkan ikut lomba lari atau triatlon.

Lebih dari 50% stoma bersifat sementara dan bisa ditutup kembali setelah kondisi pasien membaik. Bahkan ada pasien yang memutuskan untuk tidak menutup stomanya karena merasa sudah nyaman.

Perawatan stoma

Perawatan stoma tidaklah serumit yang dibayangkan. Prinsip utamanya adalah menjaga kebersihan seperti saat merawat bagian tubuh lainnya. 

“Jadi, stoma itu sebetulnya diperlakukan seperti anus, dibersihkan secara reguler, dibawa mandi bisa, dibersihkan pakai sabun bisa, seperti kita bersihkan badan biasa saja. Setelah dikeringkan, lalu dipasang lagi kantongnya,” papar dr. Emerson.

“Hanya sayangnya di Indonesia, pandangan awam terhadap ostomate itu masih agak miring. Padahal, dalam kondisi real, ostomate itu kalau jalan-jalan di mall tidak ketahuan, karena ketutup baju. Selain itu, odorless tidak ada bau, kecuali kalau kantongnya bocor,” ucapnya. 

Untuk merawat stoma, pasien disarankan:

  • Membersihkan area stoma secara teratur, terutama saat mandi.
  • Mengganti kantong stoma setiap 3–5 hari atau saat penuh.
  • Menghindari kantong stoma terlalu penuh karena dapat menyebabkan kebocoran.

Stoma yang dirawat dengan baik tidak berbau, dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Konsultasi dokter

Baca juga: Pusat Kanker Usus Besar Mandaya Miliki Perawat Khusus Stoma

Mengatasi stigma sosial terhadap stoma

Salah satu tantangan terbesar bagi pasien dengan stoma adalah stigma sosial. Di Indonesia, masih banyak pandangan negatif terhadap pasien dengan stoma. dr. Emerson mengingatkan bahwa dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting. Perubahan fisik akibat stoma tidak mengubah kualitas hidup seseorang, termasuk dalam hubungan suami istri.

“Jadi, stoma ini bukan akhir dari segalanya. Malah sebetulnya menjadi penyelamat dengan dipasangnya stoma jauh lebih aman, gejalanya obstruksinya bisa kita tangani, kemudian kita bisa memberikan waktu badan untuk menyembuhkan sambungan yang kita buat,” kata dr. Emerson.

“Tidak perlu terlalu khawatir, karena pasien-pasien dengan stoma permanen sekalipun bisa menjalani hidup seperti biasa. Ada yang bisa berenang, ada yang ikut lomba lari, bahkan ada yang ikut triatlon, asal perawatan stomanya baik.”

Jadwal dr. Emerson di RS Mandaya Royal Puri

emerson

dr. Emerson adalah seorang dokter spesialis bedah digestif yang menempuh pendidikan Dokter Umum, Program Studi Spesialis Bedah Umum, dan Pendidikan Konsultan Bedah Digestif di Universitas Diponegoro, Semarang. 

Selain ahli dalam urusan stoma, dr. Emerson juga ahli dalam menangani berbagai macam kondisi terkait pencernaan, termasuk batu empedu, usus buntu, hernia, hingga kanker hati, hingga kanker usus besar. 

Beliau terhimpun sebagai anggota dari organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Ahli Bedah Indonesia. 

dr. Emerson bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:

  • Senin: 10.00 – 13.00 WIB
  • Rabu: 10.00 – 13.00 WIB

Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Konsultasi dokter

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes