Penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi akibat gangguan pada proses pembentukan dan perkembangan jantung janin saat dalam kandungan. PJB mengakibatkan gangguan aliran darah menuju ruang jantung sehingga darah yang dipompa tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Dapat disebabkan oleh gangguan pada katup, ruang jantung, septum (dinding penyekat antar ruang jantung), atau pembuluh darah dari dan ke jantung. Di Indonesia menurut data PERKi 10 Juli 2019, angka kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup (9 : 1000 kelahiran hidup) setiap tahunnya yang membutuhkan tindakan yang kompleks.
Hingga detik ini, penyebab PJB belum diketahui secara pasti. Namun kondisi pada ibu dapat meningkatkan risiko terjadinya PJB pada anaknya antara lain diabetes, penyakit infeksi (misalnya rubella, demam dan influenza) terutama pada kehamilan trimester pertama, paparan asam retinoat, paparan litium, obesitas, dan merokok.
Beberapa gejala yang dapat terlihat pada bayi penderita PJB antara lain:
- Berkeringat saat menyusu.
- Bayi tidak dapat meminum ASI dalam jumlah banyak dan waktu yang lama (tersendat-sendat atau berhenti sejenak)
- Kebiruan terutama di lidah dan selaput lendir mulut,
- Gangguan pertumbuhan, dimana tidak bertambah atau hanya bertambah sedikit setiap bulannya.
- Gangguan aktivitas (misal pasien tampak tidak seaktif teman-teman sebayanya),
- Sesak napas.
Seiring kemajuan teknologi di bidang kedokteran, khususnya di bidang intervensikardiologi anak, sebagian anak penderita PJB tidak perlu lagi mengalami operasi atau pembedahan terbuka. Sejak dekade terakhir, metode pilihan utama untuk menangani kasus PJB tertentu adalah prosedur intervensi menggunakan kateter(transcatheter closure).
Mandaya Heart & Vascular Team memiliki metode terbaru untuk menghilangkan efek radiasi yang dapat menimbulkan efek jangka panjang baik bagi pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi. Prosedur ini menggunakan Zero Fluoroscopy. Merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa radiasi dan pembedahan. bantuan pencitraan murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi. Dengan penanganan baru ini Intervensi menggunakan kateter dengan bantuan Zero Fluoroscopy menghindari risiko/komplikasi operasi, masa rawat di rumah sakit dan waktu pemulihan yang lebih singkat, serta biaya yang lebih murah. Selain itu, waktu pengerjaan tindakan juga lebih singkat.
Untuk prosedur tindakan intervensi maupun bedah penyakit jantung bawaan dikerjakan oleh tim pedriatik kardiologi dari Mandaya Royal Hospital Puri, yaitu :
- Anna Ulfah Rahajoe Sp.JP(K), FIHA
- Oktavia Lilyasari, Sp.JP(K), FIHA
- Sisca Natalia Siagian, Sp.JP(K), FIHA