Rasa nyeri hebat di punggung hingga kaki sering kali menjadi tanda adanya saraf terjepit di tulang belakang. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan membuat pasien sulit berjalan atau berdiri. Hal inilah yang dialami seorang pria asal Jakarta berusia 36 tahun. Setelah sempat menjalani operasi di luar negeri namun mengalami kekambuhan yang lebih parah, ia akhirnya menemukan solusi melalui operasi microsurgery 1 cm di RS Mandaya Royal Puri.
Dengan teknik bedah minimal invasif yang dilakukan oleh dr. Christian Permana, Sp.BS, FTB, FINSS, FICS, dokter bedah saraf di RS Mandaya Royal Puri, pasien berhasil pulih dan kembali berjalan normal hanya dalam waktu singkat.
Contents
Dari keluhan nyeri kaki hingga tak bisa berjalan
Seorang pria berusia 36 tahun asal Jakarta awalnya hanya merasakan ketidaknyamanan ringan di kaki, seperti rasa kram dan tertarik saat jongkok. Namun, gejalanya makin lama makin berat hingga akhirnya ia tidak bisa berjalan.
“Awalnya sih enggak terlalu berat gejalanya, maksudnya masih kakinya enggak enak gitu. Terus buat jongkok kayaknya agak-agak kram ketarik gitu. Cuma makin ke sininya makin gejalanya makin berat sampai enggak bisa jalan gitu,” ujarnya.
Pasien sempat mencari second opinion (opini kedua) hingga ke luar negeri tanpa rencana tindakan operasi. Namun saat berada di sana, kondisinya tiba-tiba memburuk dan ia harus menjalani tindakan darurat.
“Cuma waktu sampai di sana tiba-tiba kondisinya jadi parah, enggak bisa jalan, berat banget rasanya enggak enak. Mau pulang tapi enggak bisa, ya mau enggak mau tindakan di sana,” ceritanya.
Sayangnya, hanya dalam waktu sekitar seminggu setelah pulang, keluhannya kambuh lebih parah dari sebelumnya. “Kalau sebelumnya masih bisa jalan seok-seok agak sakit, cuma yang kambuhnya lebih parah,” tambahnya.
Akhirnya pasien datang ke IGD Mandaya Royal Hospital Puri karena nyeri hebat di pinggang yang menjalar sampai kaki kanan hingga tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Baca juga: Rekomendasi Dokter Saraf Terjepit di Jakarta dan Tangerang
Temuan MRI dan penjelasan dari dr. Christian Permana
Menurut dr. Christian, hasil pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa bantalan tulang pasien masih sangat menonjol dan menekan saraf di area L5-S1, meskipun sudah dilakukan operasi sebelumnya.
“Jadi pada pasien ini adalah seorang laki-laki usianya sekitar 30-an. Dia datang ke IGD Rumah Sakit Mandaya karena keluhannya sakit yang hebat sekali di daerah pinggang hingga menjalar sampai ke kaki, terutama pada kaki sisi kanannya,” jelas dr. Christian.
“Pasien ini memiliki riwayat baru saja dilakukan tindakan operasi di salah satu rumah sakit di Malaysia dan hanya dalam waktu lima hari keluhannya sudah kambuh kembali. Bahkan keluhan yang dirasakan lebih sakit dibandingkan saat sebelum operasi,” lanjutnya.
Setelah dilakukan MRI ulang, ditemukan bahwa bantalan tulang masih menonjol signifikan dan menekan saraf. “Nah, ini kita lihat tulang bagian belakangnya ada sebagian yang sudah dikikis, ini karena bekas operasi sebelumnya. Pada pasien ini kita lakukan operasi ulang kembali dengan teknik microsurgery karena dikhawatirkan karena ini sudah dilakukan operasi kedua bisa saja terjadi perlengketan yang bisa menyulitkan jika dilakukan tindakan endoskopi kembali,” ungkapnya.
dr. Christian menjelaskan bahwa tindakan microsurgery tetap tergolong minimal invasif, meskipun lebih kompleks dibandingkan endoskopi.
“Microsurgery ini juga tetap minimal invasif karena luka operasinya kurang lebih hanya sekitar 2 sampai 3 cm sehingga masih termasuk ke dalam minimal invasif spine surgery,” jelasnya.
Baca juga: 5 Penanganan Saraf Terjepit dengan Metode Minimal Invasif
Pemulihan cepat dan hasil operasi yang optimal
Setelah menjalani operasi microsurgery, kondisi pasien berangsur membaik. “Keesokan harinya memang pasien belum coba berani untuk jalan, tapi yang dirasakan itu saat tiduran sudah berkurang nyerinya. Pada hari kedua pasien sudah mulai dilatih untuk bisa berjalan dan tidak ada keluhan sama sekali,” kata dr. Christian.
Pasien pun merasakan perbedaan signifikan dibanding operasi sebelumnya. “Kalau yang pertama waktu saya di luar itu kan endoskopi, kalau yang kedua ini saya lakukan itu bukan endoskopi, namanya microsurgery. Operasi itu enggak lama lah, kira-kira tiga sampai empat jam,” jelasnya.
Ia juga merasa puas dengan hasil yang didapat. “Kalau misalkan dilakukan dengan tindakan yang kemarin mungkin tingkat keberhasilannya kurang maksimal, atau hasilnya nanti mungkin kurang maksimal. Jadi kita pilih yang microsurgery supaya lebih maksimal,” ujarnya.
Kini pasien sudah kembali berjalan normal dan merasa jauh lebih nyaman. “Sekarang sih sudah lama, overall udah baguslah, udah lumayan enaklah buat jalan,” tutupnya dengan senyum lega.
Profil dan jadwal dr. Christian di RS Mandaya Royal Puri
dr. Christian Permana, Sp.BS, FTB, FINSS, FICS adalah dokter spesialis bedah saraf yang memiliki keahlian mendalam di bidang bedah tulang belakang. Beliau menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, kemudian melanjutkan spesialisasi Bedah Saraf di Universitas Padjadjaran.
Untuk memperluas pengetahuan dan keterampilannya, dr. Christian mengikuti berbagai program fellowship di dalam dan luar negeri. Beberapa di antaranya adalah Fellowship Spine Surgery di Kolegium Bedah Saraf Indonesia, Ege University Hospital Turki, dan National Brain Hospital Indonesia. Selain itu, beliau juga memperdalam teknik Biportal Endoscopic Spine Surgery melalui kursus di Sae-um Hospital, Korea Selatan.
Kompetensinya semakin lengkap setelah menempuh Fellowship Microscopic and Endoscopic Neurosurgery for Cerebrovascular Disease and Brain Tumours di Nagoya Daini Red Cross Hospital, Jepang. Pengalaman ini memperkuat kemampuannya dalam menangani berbagai kasus bedah saraf kompleks dengan tingkat presisi tinggi.
Sebagai ahli bedah tulang belakang, dr. Christian dikenal berpengalaman dalam menangani saraf terjepit dan gangguan tulang belakang lainnya melalui berbagai prosedur bedah minimal invasif, seperti:
- Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD)
- Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD)
- Percutaneous Stenoscopic Lumbar Decompression (PSLD)
- Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF)
- Microdiscectomy.
dr. Christian Permana, Sp.BS, FTB, FINSS, FICS bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Selasa: 13.00 – 17.00 WIB
- Kamis: 13.00 – 17.00 WIB
- Jumat: 13.00 – 17.00 WIB
- Sabtu: 13.00 – 17.00 WIB.
Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.