Hipertiroid adalah kondisi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, sehingga memicu metabolisme tubuh bekerja terlalu cepat. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa mengakibatkan komplikasi yang berbahaya. Salah satu metode penanganan kondisi ini adalah terapi ablasi nuklir, seperti yang ada di RS Mandaya Royal Puri.
Seorang pasien wanita asal Aceh telah membuktikan efektivitas dari terapi ini. Tindakannya dilakukan oleh dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM, Subsp. Onk, yang merupakan dokter spesialis kedokteran nuklir. Bagaimana kisah dan pengalaman pasien menjalani terapi ablasi nuklir di RS Mandaya Royal Puri?
Contents
Gejala yang dialami pasien dan awal mula didiagnosis hipertiroid
Seorang pasien wanita berusia 30 tahun akhirnya mendapatkan kembali kualitas hidupnya setelah menjalani terapi ablasi nuklir di RS Mandaya Royal Puri. Sebelumnya, ia telah berjuang melawan hipertiroid selama lima tahun dengan gejala yang sangat berat dan melelahkan.
Pasien mengalami keluhan badan yang lemas, tensi bisa sampai 160 mmHg, sampai detak jantung mencapai 200 bpm. Gejala lain yang dialaminya termasuk keringat dingin, rasa panik berlebihan, tremor hebat, serta kelemahan otot ekstrem hingga tidak mampu berdiri tegak lurus.
Saat menjalankan aktivitas ibadah pun, pasien mengaku tidak bisa berdiri tegak. Ketika salat, satu kaki harus dibengkokkan sedikit karena kalau lurus bisa gemetar. Bahkan saat berjalan, dirinya bisa jatuh sendiri dan tidak bisa langsung bangun.
Pasien awalnya tidak menyadari bahwa ia mengalami hipertiroid. Ia baru mengetahuinya secara tidak sengaja saat menjalani operasi amandel.
“Awal mula ketahuannya itu pas operasi amandel, pada saat mau operasi diperiksa tekanan darah sampai 180 mmHg. Ternyata setelah operasi, dipantau juga sama dokter, terus balik ke kamar, besoknya dipanggil dokter penyakit dalam, cek darah, ketahuan lah ada hipertiroid. Saya juga tidak paham apa itu hipertiroid,” kata pasien.
Berbagai macam pengobatan telah dicoba oleh pasien. Namun hasilnya belum memuaskan. Meski sudah berganti-ganti dosis obat dari rendah hingga tinggi, gejala yang dialami tidak kunjung membaik.
Lihat juga: Hipertiroid Bisa Sembuh di Mandaya Royal Hospital Puri Tanpa Ketergantungan Obat
Pertemuan dengan dr. Eko di RS Mandaya Royal Puri
Akhirnya, pasien mendapatkan rekomendasi untuk berkonsultasi dengan dr. Eko di RS Mandaya Royal Puri, Jakarta. Pasien benar-benar menaruh harapan besar pada dr. Eko. Semua keluhan yang dirasakan selama lima tahun ia ceritakan kepada dr. Eko. Pasien senang karena dr. Eko bisa memberikan penjelasan yang menenangkan dan memberikan semangat.
Dr. Eko kemudian memberikan tiga pilihan terapi, yaitu menambah dosis obat, operasi, atau menjalani ablasi nuklir. Setelah mempertimbangkan kondisi dan efektivitas, pasien memilih terapi ablasi nuklir.
Mengetahui bahwa pasien datang jauh dari Aceh, pihak RS Mandaya Royal Puri berusaha semaksimal mungkin memadatkan semua prosedur dalam satu hari. “Saya datang jam 9 pagi, selesai semuanya jam 9 malam. Jadi saya nggak perlu bolak-balik,” jelasnya.
Lihat Juga: Penjelasan Ablasi Tirois RAI-131 oleh dr. Eko Purnomo, Sp. KNTM (K) Onk
Hasil tindakan: pulih total setelah terapi ablasi nuklir
Setelah menjalani terapi ablasi nuklir, perubahan kondisi pasien sangat signifikan. Berat badannya yang sempat turun 20 kg mulai naik perlahan. Gejala seperti tremor, tekanan darah tinggi, denyut nadi cepat, hingga rasa panik dan keringat dingin yang dulu menghantuinya, kini sudah tidak ada lagi.
Sekarang, kondisi tubuh pasien sudah normal. Tremor hilang, tensi normal, nadi juga stabil. Pasien pun sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Pasien juga telah menjalani pemindaian tiroid pasca terapi ablasi dan hasilnya menunjukkan kondisi yang baik.
Mengenal terapi ablasi nuklir di RS Mandaya Royal Puri
Terapi ablasi nuklir, atau Ablasi Tiroid Radioaktif Iodin 131 (RAI) adalah jenis pengobatan nuklir yang bertujuan untuk menyusutkan atau bahkan menghilangkan kelenjar tiroid yang tumbuh di luar kontrol, seperti pada kondisi hipertiroid dan kanker tiroid.
Prosedurnya juga cukup sederhana, yaitu:
- Pasien akan meminum zat radioaktif iodin 131 yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa seperti meminum obat pada umumnya.
- Pasien akan ditempatkan pada kamar isolasi, dengan durasi yang disesuaikan dengan dosis yang diberikan. Ini dilakukan agar radiasi yang terpancar dari tubuh pasien tidak menyebar ke orang lain.
Salah satu dokter spesialis kedokteran nuklir yang bisa melakukan terapi ablasi nuklir adalah dr. Eko. Beliau menempuh pendidikan Specialty Program in Nuclear Medicine, Hasan Sadikin Hospital, Padjadjaran University, Bandung
Selain bisa melakukan terapi ablasi nuklir untuk hipertiroid, dr. Eko juga ahli dalam mengoperasikan PET Scan, dan melakukan terapi kanker tiroid hingga terapi kanker prostat.
dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM, Subsp. Onk bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Senin: 09.00 – 15.00 WIB
- Selasa: 09.00 – 15.00 WIB
- Rabu: 09.00 – 15.00 WIB
- Kamis: 09.00 – 15.00 WIB
- Jumat: 11.00 – 15.00 WIB
Testimoni pasien terapi ablasi nuklir di RS Mandaya Royal Puri
Jika Anda ingin berkonsultasi seputar hipertiroid dan penanganannya dengan dr. Eko, jangan ragu untuk mengunjungi RS Mandaya Royal Puri.
Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.