Myasthenia Gravis atau miastenia gravis (MG) adalah penyakit autoimun yang memengaruhi kekuatan otot dan menyebabkan kelemahan yang fluktuatif. Dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K. (K), seorang spesialis neurologi konsultan subspesialisasi neuromuskular, neurofisiologi klinik, dan epilepsi di Rumah Sakit Mandaya Royal Hospital Puri, menjelaskan bahwa kondisi ini menyerang celah antara saraf tepi dan otot, yang dikenal sebagai tautan neuromuskular.
Penyebab dan Faktor Risiko
- Proses autoimun yang menghasilkan autoantibodi
- Kerentanan genetik
- Obat-obatan tertentu (misalnya, immune checkpoint inhibitor dan penicillamine)
- Kemungkinan adanya keganasan yang mendasari (seperti hiperplasia timus)Jadwal dokter Saraf Mandaya Royal Hospital Puri : Klik Disini
Gejala
dr. Luh Ari Indrawati menekankan bahwa gejala penyakit ini dapat bervariasi, namun umumnya meliputi:
- Kelemahan otot, terutama pada:
- Otot mata (ptosis dan diplopia)
- Otot bulbar (kesulitan menelan dan berbicara)
- Otot proksimal ekstremitas dan leher
- Fatigabilitas – gejala memburuk dengan aktivitas dan membaik dengan istirahat
- Fluktuasi gejala sepanjang hari, biasanya memburuk pada sore hari
- Eksaserbasi gejala saat terpapar suhu panas atau stress
Baca Juga: Apakah Myasthenia Gravis Bisa Sembuh Total? Ini Penjelasannya
Diagnosis
Untuk mendiagnosis myasthenia gravis, dr. Luh Ari Indrawati merekomendasikan serangkaian pemeriksaan:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti
- Tes Watenberg (melirik ke atas untuk melihat penurunan kelopak mata)
- Repetitive nerve stimulation atau single-fiber EMG
- Pemeriksaan antibodi (anti-reseptor asetilkolin, LRP4, atau anti-MuSK)
- Pencitraan rongga dada (MRI atau CT scan) untuk memeriksa timus
Pengobatan
dr. Luh Ari Indrawati menjelaskan bahwa pengobatan myasthenia gravis bersifat individual dan dapat mencakup:
- Pyridostigmine – inhibitor kolinesterase untuk meningkatkan transmisi neuromuskular
- Imunosupresan (misalnya prednisone, azathioprine, mycophenolate mofetil)
- Terapi penyelamatan untuk krisis miastenik:
- Plasmaferesis
- Intravenous immunoglobulin (IVIG)
- Thymectomy pada kasus tertentu
Tips Hidup dengan Myasthenia Gravis
Berdasarkan pengalaman klinisnya, dr. Luh Ari Indrawati menyarankan:
- Minum obat secara teratur dan sesuai petunjuk dokter
- Kenali dan laporkan efek samping obat
- Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat baru
- Hindari pemicu yang dapat memperburuk gejala (misalnya, suhu panas, stress)
- Atur aktivitas dan istirahat yang cukup
- Bergabung dengan grup dukungan pasien myasthenia gravis
dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K. (K) dengan bangga menyampaikan bahwa Rumah Sakit Mandaya Royal Hospital Puri kini mampu melakukan pemeriksaan antibodi anti-MuSK, yang sebelumnya tidak tersedia luas di Indonesia. Hal ini meningkatkan akurasi diagnosis dan membantu dokter dalam merancang strategi pengobatan yang lebih tepat bagi pasien Myasthenia Gravis.
Myasthenia gravis, meskipun merupakan penyakit kronis, dapat dikelola dengan baik. Dengan diagnosis dini, pengobatan yang tepat, dan manajemen gaya hidup yang baik, banyak pasien myasthenia gravis dapat menjalani kehidupan yang berkualitas. Dokter juga menekankan pentingnya kerjasama antara pasien, keluarga, dan tim medis dalam pengelolaan penyakit ini.
Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala yang mencurigakan myasthenia gravis, segera konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.