MVD (microvascular decompression) adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk meredakan gejala berupa nyeri atau kedutan otot akibat penekanan saraf oleh pembuluh darah arteri maupun vena. Operasi ini melibatkan pembukaan sebagian tulang tengkorak untuk mengekspos saraf di dasar batang otak. Dokter kemudian menempatkan spons kecil di antara pembuluh darah yang menekan dengan saraf, sehingga saraf terlindungi dari efek denyutan dan tekanan pembuluh darah. Dengan cara ini, gejala yang ditimbulkan akibat kompresi saraf dapat berkurang secara signifikan.
Dalam prosedur MVD, spons ditempatkan di antara saraf trigeminal dengan arteri serebelar superior atau cabang dari vena petrosal untuk mengurangi tekanan. Dengan menghilangkan kompresi tersebut, gejala-gejala yang dialami penderita dapat mereda.
RS Mandaya Royal Puri menyediakan MVD yang bisa dilakukan untuk menangani kondisi seperti hemifacial spasm (kedutan satu sisi wajah) hingga vertigo. Tindakannya dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf terkemuka di Indonesia, yaitu Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS, Subsp. N-Vas, F. N-Onk, PhD, FICS, IFAANS alias Dr. Joy.
Contents
Kapan MVD bisa dilakukan dan direkomendasikan dokter?
- Kondisi medis yang dapat ditangani dengan MVD: neuralgia trigeminal, hemifacial spasm, dan neuralgia glossofaringeal.
- Bukan terapi lini pertama, karena MVD memerlukan anestesi umum dan termasuk dalam prosedur operasi otak.
- MVD direkomendasikan dokter bila: gejala sudah sangat berat dan mengganggu kualitas hidup, terapi konservatif atau pengobatan non-bedah tidak lagi efektif, dan pasien tidak dapat mentoleransi efek samping dari obat-obatan.
Bagaimana prosedur MVD dilakukan?
1. Sebelum prosedur

Sebelum menjalani operasi, pasien akan diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan kondisi kesehatannya cukup baik agar mampu menjalani prosedur besar dengan bius total. Setelah pasien tertidur karena efek anestesi, area kecil rambut di belakang telinga pada sisi yang mengalami nyeri akan dicukur, kira-kira berukuran 2,5 x 7,5 cm. Kepala pasien kemudian diposisikan dan dipasang alat khusus agar tetap stabil dan tidak bergerak selama operasi berlangsung.
2. Selama prosedur


Setelah kepala pasien diposisikan dengan benar, dokter bedah akan membuat lubang kecil di tulang tengkorak, tepat di belakang telinga, kira-kira seukuran koin. Selanjutnya, lapisan pelindung otak (dura) akan dibuka. Dengan bantuan mikroskop, dokter mencari letak saraf kranial, khususnya akar saraf trigeminal yang terhubung dengan batang otak (pons). Pada area inilah biasanya pembuluh darah arteri atau vena ditemukan menekan saraf.
Selama prosedur berlangsung, dokter lain seperti ahli saraf atau neurofisiolog akan memantau alat khusus yang berfungsi menguji kondisi saraf pendengaran di sekitar lokasi operasi, karena letaknya berada di jalur antara lubang tengkorak dan saraf trigeminal.
3. Setelah operasi
Setelah operasi selesai, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan untuk dipantau tanda-tanda vitalnya hingga benar-benar sadar dari efek bius. Setelah itu, pasien dipindahkan ke ruang ICU untuk pengawasan ketat selama satu malam. Pada fase awal, pasien mungkin merasakan mual atau sakit kepala, namun gejala ini biasanya bisa dikendalikan dengan obat-obatan.
Jika kondisi sudah stabil, pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa dan secara bertahap mulai beraktivitas ringan, seperti duduk di kursi atau berjalan perlahan. Umumnya, dalam waktu 1-2 hari pasien sudah bisa pulang dari rumah sakit dengan membawa instruksi perawatan yang perlu dijalani di rumah.
Penanganan hemifacial spasm dan vertigo dengan MVD di RS Mandaya Puri
RS Mandaya Royal Puri telah melakukan operasi MVD pada pasien hemifacial spasm dan juga vertigo dengan hasil yang memuaskan. Tindakannya dilakukan langsung oleh Dr. Joy, dokter spesialis bedah saraf terkemuka yang baru-baru ini memecahkan rekor MURI dengan tajuk pencapaian “Dokter yang Lulus S3 Kedokteran Tercepat”.
1. MVD untuk hemifacial spasm
Seorang pasien berusia 46 tahun dari Cijantung, Jakarta Timur, menceritakan pengalamannya melawan hemifacial spasm atau kedutan pada wajah bagian kiri. Gangguan ini telah ia rasakan selama 3–4 tahun terakhir, ditandai dengan gerakan tak terkendali pada pipi kiri yang semakin lama semakin mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pada awalnya, pasien menempuh berbagai cara pengobatan dengan berkonsultasi ke sejumlah dokter spesialis saraf. Terapi yang diberikan berupa obat-obatan dan suntikan botox. Selama enam kali menjalani suntikan, pasien memang sempat merasakan perbaikan, namun efeknya hanya bersifat sementara. Setelah pengaruh botox hilang, kedutan di wajahnya selalu muncul kembali.
Semenjak operasi MVD, pasien tidak pernah mengalami kedutan di satu sisi wajahnya lagi.
“Sejak sadar dari operasi, saya sudah tidak pernah merasakan kedutan lagi, sampai hari ini,” ungkapnya dengan lega.
Baca juga: Pasien Hemifasial Spasme (Kedutan Wajah) Jalani Operasi MVD di Mandaya Royal dengan dr. Joy
2. MVD untuk vertigo
Seorang pasien mengalami vertigo kronis selama lebih dari dua tahun dengan gejala berupa pusing hebat, mual, muntah, hingga tubuh terasa lemah. Serangan vertigo bisa datang tiba-tiba, misalnya saat sedang bekerja di kantor atau ketika mengendarai motor, hingga pernah menyebabkan pasien mengalami kecelakaan. Dalam satu minggu, keluhan vertigo bisa kambuh 2–3 kali, dan pada kondisi terburuk pasien harus dirawat di rumah sakit karena muntah terus-menerus serta kehilangan banyak cairan tubuh.
Selama itu, pasien telah menjalani berbagai pengobatan dari dokter spesialis saraf, termasuk terapi obat-obatan yang dianggap paling efektif. Sayangnya, hasilnya tidak memuaskan dan vertigo tetap berulang. Beberapa dokter bahkan menyatakan kasus ini sulit ditangani. Namun setelah menjalani tindakan operasi MVD yang dilakukan oleh dr. Joy, hasilnya sangat menggembirakan. Serangan vertigo tidak pernah kambuh kembali, tinnitus yang sebelumnya mengganggu berangsur membaik, dan hingga dua bulan pascaoperasi kondisi pasien tetap stabil tanpa keluhan. Bahkan bekas operasinya tidak menimbulkan rasa nyeri ataupun gangguan lain.
Baca juga: Alami Vertigo Menahun, Sembuh Setelah Operasi MVD dengan Dr. Joy di RS Mandaya Puri
Selain bisa melakukan operasi MVD untuk hemifacial spasm dan vertigo, Dr. Joy juga ahli dalam melakukan prosedur Awake Brain Surgery (operasi otak dalam keadaan pasien sadar), DSA, hingga microsurgery.
Jadwal praktek Dr. Joy (Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS, Subsp. N-Vas, F. N-Onk, PhD, FICS, IFAANS) di RS Mandaya Royal Puri adalah sebagai berikut:
- Senin: by appointment
- Selasa: 14.00 – 17.00 WIB
- Rabu: by appointment
- Kamis: 08.00 – 12.00 WIB
- Jumat: 14.00 – 17.00 WIB
- Sabtu: 08.00 – 12.00 WIB
Jika Anda ingin berkonsultasi secara langsung dengan Dr. Joy terkait prosedur MVD, hemifacial spasm, atau vertigo, jangan ragu untuk mengunjungi RS Mandaya Royal Puri.
Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.