Kanker ginekologi masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan wanita di Indonesia. Namun, kemajuan teknologi medis telah menghadirkan metode pengobatan yang lebih efektif dan minim efek samping, salah satunya adalah brakiterapi. Metode ini menawarkan harapan baru bagi para penderita kanker ginekologi.
Keunggulan Brakiterapi dalam Penanganan Kanker Ginekologi
Brakiterapi merupakan salah satu bentuk radioterapi yang memiliki keunggulan signifikan dibandingkan metode radiasi eksternal konvensional. Kelebihan utama brakiterapi terletak pada kemampuannya untuk memberikan dosis radiasi yang sangat terfokus dan tinggi langsung ke area tumor.
dr. Novina Fortunata,Sp.Onk.Rad, spesialis onkologi radiasi di Mandaya Royal Hospital Puri, menjelaskan bahwa dalam prosedur brakiterapi, sumber radioaktif diletakkan tepat pada posisi tumor atau area yang dekat dengan tumor. Hal ini memungkinkan pemberian dosis radiasi yang jauh lebih tinggi dan terfokus pada sel-sel kanker, sementara organ-organ sehat di sekitarnya menerima dosis yang jauh lebih rendah. Sehingga menjaga organ lain tetap sehat dan meminimalkan efek samping yang dirasakan oleh pasien.
Keuntungan lain dari brakiterapi adalah efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan radiasi eksternal. Pasien umumnya dapat menoleransi prosedur ini dengan baik, dan durasi pengobatan relatif singkat. Biasanya, rangkaian perawatan brakiterapi dapat diselesaikan dalam waktu 2 minggu, dengan frekuensi pemberian 3-4 kali per minggu.
Jenis Kanker Ginekologi yang Dapat Ditangani
Brakiterapi terbukti efektif untuk berbagai jenis kanker ginekologi. Beberapa jenis kanker yang sering ditangani dengan metode ini meliputi:
- Kanker serviks
- Kanker rahim
- Kanker vagina
Di antara jenis-jenis kanker tersebut, kanker serviks merupakan kasus yang paling sering ditangani dengan brakiterapi di Indonesia, mengingat tingginya prevalensi penyakit ini.
Stadium Kanker yang Ideal untuk Brakiterapi
Meskipun brakiterapi dapat digunakan pada berbagai stadium kanker, metode ini paling efektif ketika diterapkan pada stadium awal. dr. Novina menekankan bahwa brakiterapi ideal untuk kanker yang masih terlokalisir dan memiliki ukuran tumor yang tidak terlalu besar.
Namun, dalam beberapa kasus, brakiterapi juga dapat dipertimbangkan untuk stadium lanjut dengan tujuan paliatif, bukan kuratif. Keputusan penggunaan brakiterapi akan selalu disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan rekomendasi tim medis.
Prosedur Brakiterapi yang Aman dan Steril
Prosedur brakiterapi melibatkan alat khusus yang masuk ke dalam rahim pasien. Meskipun terdengar invasif, proses ini dilakukan dengan tingkat keamanan dan sterilitas yang tinggi. Berikut adalah beberapa poin penting dalam prosedur brakiterapi:
- Prosedur dilakukan dengan anestesi, umumnya epidural atau subdural, untuk meminimalkan rasa nyeri.
- Pasien tetap sadar selama prosedur, namun tidak merasakan nyeri yang signifikan.
- Durasi prosedur relatif singkat, biasanya tidak lebih dari 30 menit.
- Setelah prosedur, pasien akan diobservasi untuk memastikan tidak ada komplikasi seperti pendarahan atau nyeri berlebih.
- Obat-obatan untuk mengatasi nyeri dan pendarahan ringan diberikan untuk digunakan di rumah jika diperlukan.
Kesimpulan
Brakiterapi menawarkan pendekatan yang lebih terfokus dan efektif dalam penanganan kanker ginekologi. Dengan efek samping yang minimal dan durasi pengobatan yang relatif singkat, metode ini memberikan harapan baru bagi para penderita kanker ginekologi. Penanganan brakiterapi sebagai prosedur radioterapi bagi pasien tumor maupun kanker juga telah tersedia kini di pusat kanker Mandaya Royal Hospital Puri.