fbpx

Mengenal Disfungsi Ereksi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Mengenal Disfungsi Ereksi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup keras untuk melakukan aktivitas seksual. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah impotensi.

Sesekali mengalami kesulitan ereksi bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun jika terjadi terus-menerus, disfungsi ereksi dapat menimbulkan stres, menurunkan rasa percaya diri, dan memengaruhi hubungan dengan pasangan. Masalah ereksi juga bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang perlu diobati serta menjadi faktor risiko penyakit jantung.

Konsultasi dokter

Seperti apa gejala disfungsi ereksi?

Sesekali mengalami kesulitan ereksi adalah hal yang umum terjadi. Namun, gejala disfungsi ereksi bersifat menetap dan bisa memburuk seiring waktu. Gejalanya dapat meliputi:

  • Sulit mendapatkan ereksi
  • Sulit mempertahankan ereksi
  • Penurunan gairah seksual.

Kapan disfungsi ereksi perlu diperiksakan ke dokter?

Segera periksakan diri Anda jika beberapa hal di bawah ini terjadi:

  • Anda khawatir tentang ereksi atau memiliki masalah seksual lainnya, seperti ejakulasi yang terlalu cepat (ejakulasi dini) atau ejakulasi yang terlalu lambat (ejakulasi tertunda).
  • Anda mengidap diabetes, penyakit jantung, atau kondisi kesehatan lain yang mungkin berhubungan dengan disfungsi ereksi.
  • Anda mengalami gejala lain yang menyertai disfungsi ereksi.

Baca juga: Rekomendasi Dokter Disfungsi Ereksi di Jakarta dan Tangerang

Penyebab disfungsi ereksi

Hasrat seksual pada pria melibatkan banyak faktor yang kompleks, seperti otak, hormon, emosi, saraf, otot, dan pembuluh darah. Disfungsi ereksi dapat terjadi jika ada gangguan pada salah satu bagian tersebut. Selain itu, stres dan masalah kesehatan mental juga bisa menyebabkan atau memperburuk disfungsi ereksi.

Terkadang, penyebab disfungsi ereksi bersifat fisik dan mental sekaligus. Misalnya, kondisi fisik ringan yang memperlambat respons seksual bisa menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan mempertahankan ereksi. Kecemasan ini kemudian memperburuk kondisi disfungsi ereksi.

Penyebab fisik

Beberapa penyebab fisik umum disfungsi ereksi meliputi:

  • Penyakit jantung
  • Penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis)
  • Kolesterol tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Obesitas
  • Sindrom metabolik (tekanan darah tinggi, kadar insulin tinggi, lemak di sekitar perut, dan kolesterol tinggi)
  • Penyakit Parkinson
  • Multiple sclerosis
  • Efek samping obat tertentu
  • Kebiasaan merokok
  • Penyakit Peyronie (penis bengkok, nyeri saat ereksi, penis lebih pendek saat ereksi, atau muncul benjolan di penis)
  • Konsumsi alkohol berlebihan dan penggunaan narkoba
  • Gangguan tidur
  • Pengobatan kanker prostat atau pembesaran prostat
  • Operasi atau cedera yang memengaruhi area panggul atau sumsum tulang belakang
  • Kadar hormon testosteron yang rendah.

Penyebab psikologis

Otak memiliki peran penting dalam menciptakan rangsangan seksual yang memicu ereksi. Gangguan berikut dapat menghambat gairah seksual dan memicu disfungsi ereksi:

  • Depresi, kecemasan, atau gangguan kesehatan mental lainnya
  • Stres
    Masalah hubungan dengan pasangan.

Baca juga: Rekomendasi Dokter Ejakulasi Dini di Jakarta dan Tangerang

Konsultasi dokter

Faktor risiko disfungsi ereksi

Seiring bertambahnya usia, ereksi bisa memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekuat sebelumnya. Anda mungkin juga membutuhkan rangsangan langsung pada penis untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi. Namun, disfungsi ereksi bukanlah bagian normal dari proses penuaan.

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya disfungsi ereksi antara lain:

  • Kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung, merupakan faktor risiko utama.
  • Kebiasaan merokok, yang dapat menghambat aliran darah ke pembuluh darah. Dalam jangka panjang, merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang memicu disfungsi ereksi.
  • Kelebihan berat badan, terutama obesitas, dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
  • Perawatan medis tertentu, seperti operasi prostat atau terapi radiasi untuk kanker.
  • Cedera, terutama yang merusak saraf atau pembuluh darah yang mengatur ereksi.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk antidepresan, antihistamin, serta obat untuk tekanan darah tinggi, nyeri, atau kondisi prostat.
  • Masalah kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, dan depresi.
  • Penyalahgunaan narkoba dan alkohol, terutama jika berlangsung jangka panjang atau dalam jumlah berlebihan.

Apakah disfungsi ereksi berbahaya?

Disfungsi ereksi dapat menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:

  • Kehidupan seksual yang tidak memuaskan
  • Depresi, stres, atau kecemasan
  • Rasa malu atau rendah diri
  • Masalah dalam hubungan dengan pasangan
  • Kesulitan membuat pasangan hamil.

Bagaimana cara mencegah disfungsi ereksi?

Cara terbaik untuk mencegah disfungsi ereksi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mengelola kondisi kesehatan yang dimiliki. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Bekerja sama dengan dokter untuk mengelola diabetes, penyakit jantung, atau kondisi kesehatan kronis lainnya
  • Melakukan pemeriksaan rutin dan tes kesehatan secara berkala
  • Berhenti merokok, batasi atau hindari konsumsi alkohol, dan jauhi narkoba
  • Rutin berolahraga
  • Kelola stres dengan baik
  • Dapatkan bantuan dokter untuk mengatasi kecemasan, depresi, atau gangguan kesehatan mental lainnya.

Konsultasi dokter

Penanganan disfungsi ereksi

Langkah pertama dalam mengatasi disfungsi ereksi adalah mengidentifikasi penyebab utamanya. Dokter akan membantu menentukan metode pengobatan yang paling sesuai. 

Beberapa pilihan pengobatan yang bisa dipertimbangkan antara lain:

  • Olahraga kardio. Olahraga kardio intens selama minimal 45 menit sebanyak tiga kali seminggu dapat membantu memperbaiki kasus disfungsi ereksi ringan. Jenis olahraga bisa berupa jalan cepat, joging, berenang, bersepeda, atau lompat tali.
  • Berhenti merokok. Pada pria dengan disfungsi ereksi ringan, berhenti merokok bisa menunjukkan perbaikan setelah beberapa bulan.
  • Konsultasi dengan terapis seksual.
  • Obat oral yang membantu meningkatkan aliran darah ke penis, seperti sildenafil, vardenafil, tadalafil, atau avanafil. Obat oral biasanya mulai bekerja dalam waktu satu jam.
  • Obat suntik langsung ke penis untuk merangsang ereksi, seperti alprostadil, papaverin, phentolamin, atau kombinasi beberapa obat. Obat suntik ini bekerja dalam waktu sekitar 10 menit.
  • Alat vakum (penis pump). Alat ini bekerja hampir seketika untuk membantu ereksi.
  • Terapi pengganti testosteron, tersedia dalam bentuk gel, suntikan, patch, atau implan pelet. Terapi ini biasanya mulai menunjukkan hasil dalam waktu empat minggu.

Dokter konsultan andrologi-urologi di RS Mandaya Puri, Prof. Ponco

Masalah disfungsi ereksi pada pria dapat ditangani secara tepat oleh dokter konsultan andrologi-urologi. Andrologi adalah cabang dari urologi yang secara khusus menangani kesehatan reproduksi pria. Beberapa kondisi yang termasuk dalam cakupan andrologi antara lain:

  • Ejakulasi dini
  • Disfungsi ereksi
  • Gangguan hormon pria, seperti testosteron rendah
  • Infertilitas atau kemandulan pria
  • Gangguan pada testis, penis, dan prostat.

Di RS Mandaya Royal Puri, terdapat dokter konsultan andrologi-urologi yang ahli dalam menangani disfungsi ereksi, yaitu Prof. dr. Ponco Birowo Sp.U.(K), Ph.D.

Prof. Ponco merupakan dokter spesialis urologi konsultan yang telah berpengalaman luas dalam menangani berbagai gangguan urologi, termasuk batu ginjal. Beliau menempuh pendidikan kedokteran umum dan spesialis urologi di Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan subspesialisasi di bidang andrologi-urologi untuk memperdalam keahliannya.

Sebagai konsultan andrologi-urologi, beliau memiliki kompetensi dalam menangani masalah kesehatan saluran kemih seperti penyakit ginjal, kandung kemih, prostat, hingga uretra. Selain itu, beliau juga ahli dalam mengatasi gangguan reproduksi pria, termasuk kesuburan dan fungsi seksual. Tidak hanya melalui terapi medis, berbagai tindakan bedah seperti operasi batu ginjal, prostat, maupun prosedur terkait fertilitas juga dapat dilakukan oleh dokter konsultan andrologi-urologi.

Dedikasi Prof. Ponco terhadap dunia akademik terbukti dari pencapaiannya meraih gelar Ph.D di Hannover Medical School, Jerman, pada tahun 2009 dengan predikat Magna Cum Laude. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Guru Besar di Universitas Indonesia, aktif memberikan pelayanan kesehatan, mengajar, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu urologi di Indonesia.

Prof. dr. Ponco Birowo, Sp.U (K), Ph.D bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:

  • Selasa: 16.00 – 18.00 WIB
  • Kamis: 16.00 – 18.00 WIB

Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri dan bertemu Prof. Ponco, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Konsultasi dokter

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes