Penyakit darah terjadi ketika satu atau beberapa elemen darah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jenisnya cukup beragam dan bisa memengaruhi bagian padat darah (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit) maupun bagian cairan darah (plasma darah). Sebagai solusinya, dokter bisa merekomendasikan apheresis untuk terapi penyakit darah.
Contents
Mengenal apheresis untuk terapi penyakit darah
Darah manusia terdiri dari empat komponen, yaitu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan juga plasma darah. Terkadang, untuk menangani sebuah penyakit, salah satu komponen darah tersebut perlu dibuang atau “dimodifikasi” melalui prosedur apheresis.
Apheresis adalah prosedur yang memungkinkan dokter untuk mengambil atau mengeluarkan sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma darah untuk melakukan perawatan medis.
Prosedur yang juga dikenal sebagai pheresis atau hemapheresis ini memanfaatkan mesin sentrifus untuk mengambil darah dari tubuh pasien, memutar darah, dan memisahkan unsur-unsurnya.
Cara kerja mesin sentrifus sebenarnya cukup sederhana, yaitu memisahkan darah menjadi komponen-komponen berdasarkan tingkat kepadatannya.
Sesuai tingkat kepadatannya, maka sel darah merah berada di bagian paling bawah, kemudian diikuti oleh sel darah putih, trombosit, hingga plasma darah.
Setelah komponen-komponen darah dipisahkan, selanjutnya dokter akan menentukan langkah selanjutnya. Sesuai dengan kebutuhan pasien dan kondisi medis yang diderita, dokter dapat membuang atau “memodifikasi” darah. Jika darah dimodifikasi, nantinya darah akan dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien menggunakan kateter atau infus.
Penyakit darah yang bisa ditangani dengan apheresis
Apheresis berperan besar dalam menangani berbagai macam kondisi medis. Sebagai contoh, orang yang menjalani kemoterapi intensif untuk perawatan kanker mungkin perlu melakukan apheresis untuk mengawetkan sel punca (stem cell) sehat yang akan mereka terima setelah pulih dari perawatan.
Namun secara umum, apheresis biasanya digunakan untuk mengobati kanker darah hingga kelainan darah.
Berikut adalah beberapa contoh penyakit darah yang biasa ditangani dengan apheresis:
Kanker darah
- Leukemia myeloid akut
- Jenis limfoma tertentu, termasuk limfoma sel T kulit
- Mieloma multipel
- Makroglobulinemia Waldenstrom
Penyakit darah
- Anemia sel sabit
- Krioglobulinemia
- Purpura trombositopenik trombotik
Salah satu jenis kanker darah yang umum ditangani dengan apheresis adalah leukemia.
Pada jenis kanker darah ini, sumsum tulang belakang memproduksi sel darah putih abnormal dalam jumlah yang berlebihan. Sel darah putih abnormal ini tidak bisa berfungsi dengan baik. Selain itu, jumlah sel darah putih yang sangat tinggi bisa menimbulkan gejala-gejala yang mengganggu.
Karena itu, apheresis yang dilakukan pada pasien leukemia umumnya diperlukan untuk menurunkan kadar sel darah putih atau leukosit yang terlalu tinggi (leukopheresis). Selama prosedurnya, darah pasien leukemia akan diambil, kemudian dipisah komponen-komponennya. Setelah itu, dokter akan membuang atau memodifikasi komponen sel darah putih berlebih guna mengurangi gejala-gejala yang dialami oleh pasien leukemia.
Lihat juga: Testimoni Pasien Kanker Darah Multiple Myeloma Stadium 2 Jalani Kemoterapi – Pusat Kanker Mandaya
Apheresis untuk terapi penyakit darah di Mandaya Royal Hospital Puri
Mandaya Royal Hospital Puri telah menyediakan layanan apheresis untuk terapi penyakit darah. Prosedurnya akan dilakukan oleh dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM, yaitu dokter spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi (Sp.PD-KHOM) dan juga dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM.
Keduanya sudah menangani pasien leukemia di Mandaya Royal Hospital Puri dengan prosedur apheresis. Sebelumnya, pasien tersebut pernah menjalani kemoterapi untuk menangani leukemia, namun hasilnya tidak maksimal karena pasien mengidap alergi terhadap obat-obatan kemoterapi.
Setelah menjalani prosedur apheresis, pasien leukemia tersebut telah mengalami perbaikan gejala dan hasil dari tindakan leukapheresisnya menjanjikan.
“Awalnya, kadar leukositnya mencapai 190 ribu-an. Setelah apheresis satu kali, sudah turun ke sekitar 90 ribu-an. Setelah ini pasien juga masih akan menjalani terapi lain dan apheresis tambahan agar kadar leukositnya bisa stabil di kadar yang aman,” jelas dr. Toman.
Selain melayani tindakan leukapheresis, dr. Toman juga melayani tindakan plasmapheresis untuk mengatasi penyakit autoimun, seperti myasthenia gravis.
Punya pertanyaan seputar apheresis untuk terapi penyakit darah, atau ingin berkonsultasi lebih jauh seputar kesehatan secara umum? Jangan ragu untuk langsung datang ke Mandaya Royal Hospital Puri.
Lihat juga: Mengenal Kanker Darah Multiple Myeloma yang Menyerang Sel Plasma Darah Putih bersama dr. Toman
Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.