Riyadi Imam Saputra, seorang pria berusia 53 tahun asal Cilacap, mengalami keluhan berat pada bahu kanannya. Setiap kali mengangkat beban atau memutar bahunya hingga 90 derajat, ia merasakan nyeri hebat.
Setelah menjalani pemeriksaan fisik dan MRI di Rumah Sakit Mandaya, dokter menemukan bahwa otot penggerak bahunya, dikenal sebagai rotator cuff, mengalami kerusakan serius. Otot supraspinatusnya robek, dan hanya 30% yang masih menempel pada tulang. Selain itu, otot yang mengarah ke lengan juga sudah terkikis.
Contents
Penanganan Cedera Otot Bahu Dengan Artroskopi
Dokter Troydimas Panjaitan, Sp.OT(K) Spesialis Ortopedi Konsultan Bahu & Siku yang menangani kasus ini, menyarankan kondisi yang dialami oleh Bapak Riyadi untuk ditangani lewat operasi rotator cuff repair menggunakan teknik Artroskopi.
Prosedur ini minimal invasif, dengan keuntungan utama berupa sayatan kecil yang hanya beberapa milimeter, mengurangi risiko infeksi dan perdarahan, serta mempercepat pemulihan.
Dalam prosedur artroskopi, dokter menggunakan kamera kecil untuk melihat dan memperbaiki kerusakan di dalam bahu. Kamera ini memberikan pandangan jelas mengenai kondisi yang bermasalah sehingga memungkinkan dokter untuk mengevaluasi dan memperbaiki berbagai masalah secara tepat.
Dalam kasus ini, dokter menemukan robekan pada otot supraspinatus dan segera menjahitnya kembali ke tempat semula untuk memastikan penyembuhan secara optimal.
Keuntungan penanganan cedera otot bahu dengan artroksopi
Bapak Riyadi menjalani proses rehabilitasi pascaoperasi yang melibatkan kedokteran Rehab Medik dr. Kevin Triangto, BMedSc, (Hons), Sp.KFR serta tim fisioterapi Mandaya Royal Hospital Puri untuk memulihkan kekuatan dan fleksibilitas bahunya.
Beliau diinstruksikan untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu dengan hati-hati sesuai arahan fisioterapis untuk memastikan pemulihan yang efektif dan mencegah cedera lebih lanjut.
Pengalaman bapak Riyadi menunjukkan pentingnya deteksi dini dan penanganan tepat terhadap cedera otot bahu. Ia mengingatkan bahwa keluhan seperti nyeri dan keterbatasan gerak sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis.
Pemeriksaan menggunakan teknologi canggih seperti MRI dapat memberikan gambaran jelas tentang kondisi sebenarnya, yang sering kali tidak bisa dideteksi hanya dengan gejala luar atau pengobatan sederhana seperti menggunakan koyo.
Secara keseluruhan, bapak Riyadi sangat puas dengan hasil operasi dan perawatan yang diterimanya di Rumah Sakit Mandaya. Pengalaman ini menegaskan bahwa dengan kemajuan teknologi medis dan penanganan yang tepat, kerusakan otot bahu yang serius dapat diatasi, mengembalikan fungsi dan kualitas hidup pasien.
Jika Anda ingin konsultasi seputar gangguan pada bahu maupun siku, segera kunjungi orthopedic and movement center di rumah sakit Mandaya Royal Puri. Rumah Sakit Mandaya sudah menggunakan metode medis terbaru sehingga Anda dapat beraktivitas lebih cepat pasca operasi. Selain itu, fasilitas rehab medik yang canggih berupa Teknologi Robotik Movement Center, membuat Anda dapat kembali bergerak lebih cepat.
Sekarang konsultasi lebih mudah dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mengatur kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.