Rasa takut yang menghantui pasien akan tindakan operasi sangatlah wajar. Tetapi, rasa takut ini terkadang dapat menghalangi pasien untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang dibutuhkan guna mengatasi kondisinya. Mungkin inilah yang dirasakan oleh seorang pasien berusia 55 tahun asal Lebak, Banten yang akhirnya memberanikan diri untuk melakukan operasi ganti lutut total bersama dr. Paulus Ronald Hibono, Sp.OT (K) Hip & Knee di RS Mandaya Royal Puri.
Contents
Kisah pasien ganti lutut total di RS Mandaya Royal Puri, awalnya takut operasi, tapi jadi berani karena dr. Paulus
Sang pasien awalnya tak menyangka bahwa keluhan lutut yang ia alami sejak satu tahun lalu akan membawanya pada keputusan besar dalam hidupnya. Keluhan dimulai dari rasa kaku yang terus-menerus di lutut, terutama saat berdiri setelah duduk. Lututnya juga mulai tampak bengkak. Awalnya, ia mengira hanya menderita encok biasa.
“Saya pikir cuma encok, jadi saya ke dokter penyakit dalam. Tapi setelah diperiksa dan dilakukan rontgen, ternyata hasilnya menunjukkan tulang saya sudah miring dan dinyatakan masuk kategori grade 3,” kenangnya.
Diagnosis itu justru membuatnya takut, bahkan sampai membuatnya menghindari anjuran untuk bertemu dokter orthopedi. Dengan latar belakang sebagai orang yang gemar membaca, dirinya pun mencoba mencari informasi sendiri. Ia khawatir gejala yang dialaminya mengarah ke rheumatoid arthritis (rematik), dan mulai menganalisis sendiri tanpa berkonsultasi lebih lanjut.
Namun, kondisi fisiknya terus memburuk. Lututnya semakin kaku dan bengkak, hingga akhirnya sebuah pengalaman saat liburan ke Yogyakarta membuatnya sadar. “Pas turun dari mobil, rasanya seperti lumpuh. Saya benar-benar susah turun dari mobil. Makanya saya memutuskan untuk ke dokter,” ujarnya.
Dorongan untuk mencari pengobatan pun semakin kuat. Ia mulai mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk tetangga yang merekomendasikan dr. Paulus di RS Mandaya Royal Puri.
“Saya kan cari-cari informasi juga, terus bertemu tetangga, dia bilang ketemu dr. Paulus, jago di RS Mandaya Royal Puri. Katanya dokter ini juga berpengalaman untuk tindakan Total Knee Replacement (TKR),” ceritanya.
Keyakinannya semakin bulat, apalagi kondisi lutut yang semakin parah tidak memungkinkan untuk terus menunda pengobatan. “Jadi saya oke, lebih mantap juga, selain itu kondisi kaki semakin lama semakin kaku, semakin parah, jadi memang harus ke dokter, bukannya cari-cari solusi sendiri,” katanya.
Pasien pun akhirnya menjalani perawatan secara profesional di RS Mandaya Royal Puri, dengan pendampingan langsung dari tim medis yang berpengalaman. Kisahnya menjadi pengingat bahwa mendengarkan tubuh sendiri dan mencari pertolongan yang tepat adalah langkah penting dalam menjaga kualitas hidup.
Penanganan tindakan operasi ganti lutut total oleh dr. Paulus
Saat dr. Paulus bertemu dengan sang pasien, sebenarnya pasien masih bisa jalan, tetapi dirinya mengaku merasakan rasa sakit di bagian lutut kanan. Setelah diteliti, dr. Paulus menemukan deformitas di bagian kakinya, yaitu kaki yang bengkok ke dalam dan terlihat seperti huruf “O”.
Sementara itu, menurut dr. Paulus, kaki kiri dari pasien tidak ada deformitas, masih bagus dan cukup lurus, sehingga tidak ada keluhan.
“Bengkoknya ‘O’, tapi tidak terlalu bengkok, Masih kira-kira sekitar 9-10 derajat. Kita foto, lalu dievaluasi, kita bilang mungkin satu sisi saja yang rusak, ada kemungkinan saya bisa koreksi dengan partial knee atau Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA),” kata dr. Paulus.
“Setelah kita buka (saat operasi), ternyata banyak yang rusak, bagian patellofemoral juga banyak yang terkikis, bahkan bagian yang lateral atau bagian luar dari lututnya itu juga semua terdampak. Jadi kita bilang kalau sudah terkena semua ini tidak bisa dilakukan UKA, jadi terpaksa harus dilakukan Total Knee Replacement (TKR),” cerita dr. Paulus.
Saat operasi, pasien masih sadar, dan dr. Paulus memberi tahu kepada pasien bahwa operasi TKR harus dilakukan. Setelah operasi, pemulihan termasuk cepat karena deformitasnya tidak terlalu berat.
Pasian juga menceritakan pengalamannya pasca operasi. Setelah operasi, lutut pasien masih terasa kaku, tetapi dirinya tidak merasa sakit untuk berdiri. Pasien pun tidak takut lagi untuk melangkahkan kakinya. “Hari pertama pun sudah tidak merasa sakit, tetapi tetap harus dilatih dan dibantu dengan fisioterapi,” kata pasien.
Sekitar dua minggu pasca operasi penggantian lutut total, pasien sudah terlihat bisa berjalan tanpa hambatan.
Baca juga: Pasien Lakukan Operasi Lutut UKA & TKR dengan Robot CORI di Mandaya, Bisa Jalan setelah Seminggu
Operasi ganti lutut di RS Mandaya Royal Puri, bisa dilakukan dengan robot lutut canggih
RS Mandaya Royal Puri menghadirkan teknologi canggih untuk pasien dengan masalah lutut melalui teknologi robotik CORI. Sistem robotik ini dirancang untuk membantu dokter melakukan operasi penggantian lutut dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.
Berikut ini merupakan keunggulan dari sistem robot CORI dalam prosedur operasi lutut:
1. Bisa digunakan untuk operasi ganti lutut parsial dan total
Robot CORI merupakan pilihan bagi banyak dokter orthopedi di seluruh dunia karena kemampuannya dalam menangani berbagai jenis operasi lutut, baik TKR maupun UKA.
Dengan kemampuan ini, dokter dapat menyesuaikan teknik operasi berdasarkan kebutuhan dan kondisi spesifik setiap pasien.
2. Satu-satunya robot lutut yang mendapatkan izin FDA untuk operasi revisi
CORI adalah satu-satunya robot lutut yang telah mendapatkan persetujuan dari FDA untuk digunakan dalam prosedur revisi lutut, yaitu penggantian implan lama yang biasanya lebih rumit dibandingkan operasi penggantian awal. Dengan bantuan CORI, prosedur ini bisa dilakukan dengan lebih aman dan presisi tinggi.
3. Tidak memerlukan pemeriksaan CT Scan atau MRI
Sistem robot CORI bekerja tanpa memerlukan pemindaian CT scan atau MRI. Selama operasi, anatomi lutut pasien dikumpulkan secara langsung, kemudian diolah menjadi model 3D secara real-time.
Ini memungkinkan penempatan implan yang lebih akurat dan mendukung hasil pemulihan yang lebih baik.
4. Menggunakan implan OXINIUM yang tahan lama
Implan lutut yang digunakan dalam sistem ini berbahan OXINIUM dari Smith+Nephew. OXINIUM adalah material yang terbukti memiliki ketahanan hingga sembilan kali lipat dibandingkan standar internasional.
Material ini dirancang untuk memberikan solusi jangka panjang bagi pasien yang menjalani operasi lutut.
5. Telah digunakan di 30 negara dan didukung ratusan publikasi ilmiah
Teknologi robot CORI telah digunakan di lebih dari 30 negara dan didukung oleh ratusan publikasi di jurnal medis. Ini menjadi bukti dari efektivitas dan kehebatan robot CORI dalam dunia bedah orthopedi modern.
Baca juga: Mandaya Miliki Robot Lutut Bernama CORI dari Smith+Nephew
Testimoni pasien operasi lutut di RS Mandaya Royal Puri
Jadwal dr. Paulus di RS Mandaya Royal Puri
dr. Paulus merupakan dokter spesialis orthopedi konsultan pinggul dan lutut (Hip & Knee) yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Orthopedic and Traumatology Residency Training Program, Manila, Philippines, Jose Reyes Memorial Medical Center, Orthopaedics and Traumatology Specialistic Program, Universitas Airlangga, dan Consultant, Fellow of Indonesian Hip and Knee Society.
Beliau adalah dokter tersertifikasi robot CORI yang sudah melakukan workshop secara langsung di Thailand. Berkat keahliannya ini, dr. Paulus menjadi delegasi atau perwakilan negara Indonesia di ajang CORI Robotic Summit di Jerman.
dr. Paulus Ronald Hibono, Sp.OT (K) Hip & Knee dapat ditemui di RS Mandaya Royal Puri mulai dari Senin hingga Sabtu dengan rincian jadwal sebagai berikut:
- Senin: 08.00 – 13.00 WIB
- Selasa: 17.00 – 20.00 WIB
- Rabu: 14.00 – 17.00 WIB
- Kamis: 14.00 – 17.00 WIB
- Jumat: 14.00 – 20.00 WIB
- Sabtu: 08.00 – 14.00 WIB
Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.