Faisal Esach Rifky, alumni MasterChef Indonesia Season 2, pernah menghadapi masa sulit ketika didiagnosis kanker kelenjar getah bening atau Limfoma Hodgkin stadium 4. Ia menjalani rangkaian kemoterapi di RS Mandaya Royal Puri, dengan respons pengobatan yang sangat baik hingga akhirnya dinyatakan bebas dari kanker.
Perjalanan Esach tidaklah singkat. Berbagai gejala dan proses diagnosis yang kompleks harus ia lalui sebelum akhirnya mendapatkan penanganan yang tepat.
Contents
Awal mula gejala hingga diagnosis limfoma

Keluhan pertama yang dirasakan Esach adalah munculnya benjolan di area leher. Seiring waktu, kondisi tersebut diikuti gejala lain seperti sesak napas, mual berkepanjangan, batuk yang tak kunjung sembuh, hingga adanya cairan di paru-paru. Ia sempat menjalani pemeriksaan di beberapa rumah sakit di Indonesia, bahkan mendapat dugaan penyakit yang berbeda-beda, mulai dari gangguan lambung, TBC, hingga kanker paru.
Untuk mendapatkan kepastian, Esach melanjutkan pemeriksaan ke Penang, Malaysia. Pada April 2024, hasil PET Scan mengonfirmasi bahwa ia menderita Limfoma Hodgkin stadium 4 yang telah menyebar ke paru-paru. Ia sempat menjalani satu kali kemoterapi di sana sebelum kembali ke Indonesia.
Baca juga: Bisakah Limfoma Sembuh Total?
Kondisi fisik menurun dan keputusan berobat di dalam negeri
Saat itu, kondisi Esach sangat lemah. Aktivitas ringan seperti berjalan beberapa langkah saja sudah menyebabkan sesak napas, hingga ia harus menggunakan kursi roda. Melihat kondisi tersebut, sang istri mencari opsi pengobatan di Indonesia dan menemukan bahwa RS Mandaya Royal Puri mampu melanjutkan protokol kemoterapi yang sama seperti yang dijalani di Penang.
“Istri cari informasi bahwa Mandaya Royal Hospital Puri bisa meneruskan pengobatan yang sama seperti di Penang, jadi akhirnya kita memutuskan untuk di Mandaya Royal Hospital Puri, daripada harus bolak-balik ke Penang, yang memang kondisi fisik tidak memungkinkan untuk bolak-bolak, karena waktu itu sampai tidak bisa jalan dan harus pakai kursi roda. Jalan sedikit saja sesak napas. Jadi waktu itu kita langsung dirujuk ke RS Mandaya,” ucap Faisal.
Setibanya di Jakarta, Esach langsung dibawa ke IGD RS Mandaya Royal Puri. Ia ditangani oleh dr. Marsheila Riska, Sp.P, yang menemukan adanya infeksi pada selang pigtail di punggung (selang medis yang berfungsi mengeluarkan cairan dari paru-paru). Tindakan pencabutan segera dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Setelah menjalani perawatan intensif sekitar satu minggu hingga infeksi teratasi, Esach dinyatakan siap melanjutkan kemoterapi.
Baca juga: RS Khusus Kanker Darah di Indonesia Ada di Jakarta, RS Mandaya Puri
Pengalaman kemoterapi di RS Mandaya Royal Puri
Selama pengobatan, Esach berada di bawah penanganan dr. Toman T.J. Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM, konsultan hematologi-onkologi medik yang berpengalaman menangani berbagai kanker darah, termasuk limfoma.
Ia menjalani kemoterapi melalui layanan One Day Care, sehingga tidak perlu rawat inap. Ruang kemoterapi yang nyaman dan suasana yang menyerupai hotel membuatnya merasa lebih tenang selama menjalani terapi.
Jika ditotal, Esach menjalani 12 kali kemoterapi. Pada sesi ketiga, evaluasi menunjukkan sekitar 50 persen sel kanker telah menghilang. Hingga kemoterapi terakhir, ia dinyatakan bersih dari kanker, yang kemudian dikonfirmasi melalui pemeriksaan Digital PET Scan di RS Mandaya Royal Puri.
Profil dr. Toman, dokter KHOM ahli Kanker Darah yang tangani Esach di RS Mandaya Royal Puri

dr. Toman T.J. Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM merupakan dokter spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi di bidang Hematologi dan Onkologi Medik (KHOM). Pendidikan kedokteran umumnya ditempuh di Universitas Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan spesialis Hematology–Medical Oncology di RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Untuk memperdalam pengalaman klinis dan wawasan internasional, dr. Toman mengikuti program Honorary Fellowship (Clinical Observership) di Department of Hematology, National University Hospital, Singapura. Program ini memberikan pemahaman yang lebih luas dalam menangani berbagai kasus kanker darah dengan pendekatan medis berbasis standar global.
Dalam praktik sehari-hari, dr. Toman menerapkan penanganan kanker darah secara menyeluruh. Keahliannya mencakup kemoterapi, imunoterapi, terapi tertarget, hingga prosedur apheresis, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien hematologi dan onkologi.
dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Selasa: 12.00 – 15.00 WIB
- Kamis: 12.00 – 15.00 WIB.
Baca juga: 7 Perbedaan Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin yang Wajib Anda Tahu
Layanan Kanker Darah Komprehensif di Mandaya Royal Hospital Puri
RS Mandaya Royal Puri tidak hanya menangani Limfoma Hodgkin, tetapi juga berbagai kanker darah lain seperti leukemia dan multiple myeloma. Pendekatan terapinya mencakup kemoterapi, imunoterapi, radioterapi dengan teknologi Linac Elekta Versa HD, terapi tertarget, serta prosedur apheresis sesuai indikasi medis.


Pusat Kanker Darah Mandaya juga menjalin kerja sama dengan National University Cancer Institute–National University Hospital (NCIS–NUH) Singapura. Setiap kasus kanker darah didiskusikan bersama tim internasional untuk memastikan diagnosis dan terapi yang paling tepat bagi pasien.
Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

