fbpx

4 Jenis Operasi Batu Ginjal dan Prosedurnya

operasi batu ginjal

Batu ginjal berukuran kecil biasanya dapat keluar dari ginjal dan melalui ureter dengan sendirinya tanpa menimbulkan masalah. Akan tetapi, jika ukurannya terlalu besar, maka operasi batu ginjal perlu dilakukan. 

Kapan harus operasi batu ginjal?

Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari mineral seperti kalsium atau produk limbah seperti asam urat. Pada awalnya, batu ginjal berukuran kecil. Tapi, batu ginjal bisa tumbuh lebih besar karena akumulasi penumpukan mineral yang menempel pada batunya. 

Batu ginjal berukuran kecil sering kali keluar dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, batu ginjal yang terasa nyeri atau tersangkut di saluran kemih terkadang perlu diangkat melalui prosedur pembedahan. 

Berikut beberapa indikasi yang mengharuskan pasien menjalankan operasi batu ginjal:

  • Ukuran batu ginjal yang sangat besar dan tidak bisa keluar dengan sendirinya
  • Menimbulkan rasa sakit yang hebat
  • Keberadaan batu ginjal menghalangi aliran urine untuk keluar dari ginjal
  • Batu ginjal menyebabkan infeksi saluran kemih berulang.

Lihat Juga: Mengatasi Batu Ginjal dengan Metode RIRS dan PCNL oleh dr. Hendy Mirza, Sp.U (K)

Jenis-jenis operasi batu ginjal

Ada beberapa jenis operasi batu ginjal yang bisa direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan kebutuhan pasien, di antaranya:

1. Percutaneous nephrolithotomy

Percutaneous nephrolithotomy atau PCNL adalah operasi batu ginjal yang bisa direkomendasikan dokter apabila ukuran batu ginjalnya lebih dari 2 centimeter atau berada di lokasi yang sulit dijangkau di ginjal atau ureter. 

Dalam prosedur ini, dokter akan membuat sayatan kecil (sering kali di punggung) dan membuat jalur sempit ke arah ginjal untuk memecah dan mengeluarkan batu yang besar atau batu yang bentuknya tidak beraturan. 

Batu ginjal yang ukurannya besar mungkin memerlukan operasi tambahan agar bisa hilang sepenuhnya. 

Setelah itu, dokter dapat meninggalkan sebuah tabung di ginjal guna memungkinkan urine keluar dari tubuh saat proses pemulihan. Kebanyakan pasien bisa pulang sehari setelah prosedurnya. Umumnya, pasien bisa pulih dalam 2-4 minggu. 

2. Ureteroskopi

Ureteroskopi adalah operasi batu ginjal yang cukup umum dilakukan. Prosedur ini bertujuan untuk memecah dan sering kali mampu menghilangkan pecahan dari batu ginjal. 

Dalam prosedur ureteroskopi, dokter bedah memasukkan sebuah alat kecil yang fleksibel (ureteroskop) melalui lubang uretra, lalu lanjut ke kandung kemih ke tempat batu ginjal berada (ureter atau ginjal) agar bisa dipecah serta dikeluarkan. 

Operasi batu ginjal ini tidak memerlukan sayatan. Biasanya, prosedur ini bersifat rawat jalan di mana pasien diberikan anestesi spinal atau bius total sehingga bisa pulang di hari yang sama. 

3. Operasi terbuka

Operasi terbuka memang jarang direkomendasikan untuk mengangkat batu ginjal. Tapi, terdapat beberapa kasus di mana dokter bisa merekomendasikannya, seperti:

  • Pasien memiliki batu ginjal akibat infeksi
  • Pasien terlahir dengan kelainan pada kandung kemih yang memengaruhi aliran urine di ginjal, ureter, atau kandung kemih
  • Metode pengobatan lain gagal untuk menghilangkan atau melarutkan batu ginjal. 

Dalam operasi batu ginjal ini, dokter akan membuat sayatan di perut atau samping tubuh untuk mencapai ginjal dan mengeluarkan batu ginjal. Setelah itu, dokter akan memasang selang kecil (kateter) di dekat ginjal untuk mengeluarkan urine sampai ginjal kembali pulih. 

Pasien yang menjalani operasi terbuka untuk mengangkat batu ginjal biasanya akan dirawat inap di rumah sakit selama 6-9 hari. Umumnya, pasien bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-hari seperti sedia kala setelah 4-6 minggu. 

4. Litotripsi gelombang kejut

Litotripsi gelombang kejut (shock wave lithotripsy) juga termasuk sebagai operasi batu ginjal yang dapat disarankan oleh dokter. Biasanya, prosedur ini dianjurkan untuk batu ginjal berukuran kecil atau sedang. Litotripsi gelombang kejut tergolong sebagai operasi non-invasif, yang berarti tidak ada luka pada kulit pasien. 

Selama prosedur berlangsung,  pasien akan berbaring di atas meja dan diberikan obat bius untuk membatasi rasa sakit atau ketidaknyamanan. Setelah itu, dokter akan menggunakan X-ray atau USG untuk menemukan batu dalam ginjal. 

Selanjutnya, dokter akan mengarahkan gelombang kejut berenergi tinggi ke ginjal pasien dari luar. Gelombang ini dapat menembus kulit dan memecah batu menjadi potongan kecil. 

Selain itu, dokter mungkin akan memasang tabung stent ke dalam ureter yang memungkinkan urine bisa mengalir dari ginjal ke kandung kemih. Tabung ini juga berfungsi untuk membantu pecahan batu ginjal keluar dari tubuh pasien. 

Umumnya, litotripsi gelombang kejut memakan waktu sekitar 1 jam. Pasien biasanya diperbolehkan pulang di hari yang sama. 

Baca Juga: Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) untuk Mengatasi Batu Ginjal

Penanganan batu ginjal di Mandaya Royal Hospital Puri

Bagi Anda yang memiliki batu ginjal berukuran besar yang tidak kunjung membaik dengan jenis terapi lainnya, Anda bisa datang ke Mandaya Royal Hospital Puri untuk menjalani prosedur PNCL. Mandaya memiliki dokter-dokter yang berpengalaman melakukan tindakan pengangkatan batu ginjal tanpa operasi besar.

Anda dapat melihat testimoni pasien yang pernah menjalani prosedur PNCL di Mandaya Royal Hospital Puri dalam video berikut ini:

Jadwal dokter spesialis urologi yang bisa mengatasi batu ginjal

Jika Anda memiliki gejala batu ginjal seperti nyeri ketika buang air kecil, segera periksakan diri ke dokter. Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter spesialis urologi di RS Mandaya Royal. Buat janji lewat Chat melalui WhatsappBook Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes