Saat ada gangguan pada saraf, akan ada beberapa gejala yang dialami, mulai dari kebas, kesemutan, hingga nyeri. Gejala penyakit saraf sangat beragam, tergantung dari lokasi saraf yang rusak. Karena itu, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis neurologi untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Contents
Gejala penyakit saraf
Secara umum, gejala penyakit saraf yang biasanya akan dirasakan adalah:
- Kesemutan atau kebar di kaki atau tangan tanpa sebab yang jelas
- Badan terasa lemas dan otot seperti hilang kekuatan
- Tiba-tiba lumpuh di satu atau beberapa sisi tubuh
- Sakit kepala yang tidak kunjung sembuh
- Ada gangguan koordinasi
- Nyeri tajam yang menusuk di salah satu kaki
- Sakit punggung yang menjalar hingga ke jari kaki atau bagian lain di tubuh
- Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda
- Bicara jadi tidak jelas
- Sering lupa
- Kejang atau tremor
- Perubahan kondisi mental
Meski begitu, tidak semua orang yang punya gangguan saraf pasti mengalami hal di atas. Biasanya, gejala yang dialami seseorang akan lebih spesifik, tergantung dari jenis saraf yang mengalami gangguan.
Secara fungsi, saraf bisa dibagi menjadi tiga, yaitu saraf otonom, saraf motorik, dan saraf sensori. Apabila ada kerusakan pada salah satu saraf ini, maka gejala yang muncul juga bisa berbeda. Gejala juga bisa dirasakan di berbagai lokasi tubuh berbeda.
1. Gejala penyakit saraf otonom
Saraf otonom adalah kelompok saraf yang mengatur gerakan otomatis di organ, seperti detak jantung, pengaturan suhu tubuh, hingga pencernaan.
Saat gangguan saraf ini terjadi, gejala yang dapat dirasakan antara lain:
- Tidak bisa merasakan sakit dada
- Terlalu banyak berkeringat atau tidak bisa berkeringat sama sekali
- Pusing
- Mata dan mulut kering
- Konstipasi
- Gangguan buang air
- Disfungsi seksual
2. Gejala penyakit saraf motorik
Sementara saraf motorik adalah saraf yang mengatur pergerakan tubuh dan mengirim informasi dari otak ke otot agar bisa bergerak.
Gejala yang akan muncul saat saraf ini mengalami gangguan di antaranya adalah
- Lemas
- Otot mengalami kerusakan atau atrofi
- Kedutan
- Paralisis atau lumpuh di beberapa bagian tubuh
- Anggota tubuh sulit digerakkan
3. Gejala penyakit saraf sensori
Saraf sensori adalah saraf yang banyak terdapat di permukaan kulit, yang berfungsi mengantarkan informasi rasa sakit dan sensai lain seperti dingin dan panas, ke otak.
Berikut ini gejala yang akan muncul saat Anda mengalami gangguan saraf sensori.
- Nyeri di bagian tubuh yang terkena
- Kebas
- Mudah terasa sakit jika ada rangsang sentuhan maupun udara
- Kesemutan
- Bagian tubuh tertentu terasa panas seperti terbakar
Baca Juga: Operasi Saraf Kejepit ArthroSpine 1.5cm, Mandaya NeuroSpine Center
Penyebab gangguan saraf
Secara umum, berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan saraf.
- Kecelakaan, cedera, atau benturan keras, terutama di kepala dan tulang belakang
- Diabetes
- Stroke
- Gangguan aliran darah atau ada gangguan pada pembuluh darah
- Kelainan yang muncul sejak lahir atau kongenital
- Masalah mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau psikosis
- Paparan racun seperti arsen, atau karbon monoksida
- Penyakit yang membuat menurunnya fungsi saraf, seperti penyakti parkinson, multiple sclerosis, atau penyakit Alzheimer
- Infeksi di otak, misalnya encephalitis dan meningitis
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Tumor otak
- Kegagalan fungsi organ
- Gangguan tiroid
Diagnosis penyakit saraf
Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis gejala gangguan saraf yang terjadi, seperti:
1. Elektroensefalografi (EEG)
EEG adalah pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik di otak dengan cara menempelkan elektroda di kulit kepala. Elektroda ini yang nantinya akan menangkap aktivitas listrik yang ada dan kemudian akan ditampilkan dalam bentuk grafik di komputer. Dokter akan membaca grafik tersebut dan mendeteksi jenis gangguan yang ada.
Pemeriksaan ini paling sering dilakukan pada orang yang sering mengalami kejang untuk mendiagnosis penyebab kejangnya, seperti epilepsi atau tumor otak.
2. Elektromiografi (EMG)
EMG adalah pemeriksaan untuk melihat cara kerja saraf, otot, maupun hubungan saraf dan otot. Pada pemeriksaan ini, dokter akan menusukkan jarum halus ke bawah permukaan kulit untuk mendeteksi gangguan pada otot-otot yang dicurigai memiliki masalah. Jarum ini merupakan elektroda yang akan merekam aktivitas listrik pada otot. Jika ada gangguan pada aktivitas listrik otot, maka dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai penyebabnya.
3. MRI
MRI digunakan untuk melihat kondisi organ dalam secara rinci. Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat melihat kondisi otak apabila terdapat hal-hal yang tidak normal.
4. CT Scan
Pemeriksaan yang lebih rinci dibanding rontgen biasa dan biasanya digunakan untuk melihat kondisi tulang, otot, lemak, maupun organ lainnya. Hasil pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi gangguan pada otak, tulang belakang, maupun bagian sistem saraf lain.
5. Evoked potential
Pemeriksaan ini dapat merekam aktivitas elektrik pada otak saat merespon rangsang visual, suara, maupun sentuhan.
6. Neurosonography
Pemeriksaan ini dapat melihat seberapa baik aliran darah di tubuh. Hasilnya dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan stroke.
7. Lumbar puncture
Ini adalah pemeriksaan untuk memeriksa kondisi otak dan saraf dengan cara mengambil sampel cairan serebrospinal untuk kemudian dikirim ke laboratorium guna pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya bisa digunakan untuk melihat ada tidaknya infeksi di otak maupun saraf serta gangguan lain.
Pilihan perawatan untuk menangani gangguan saraf
Karena penyebabnya bisa berbeda-beda, maka penanganan untuk gangguan saraf juga bisa berbeda. Pada banyak kasus, penyakit saraf tidak bisa benar-benar disembuhkan, namun pengobatan tetap perlu dilakukan untuk bantu kurangi gejala.
Pengobatan untuk meredakan gangguan saraf juga perlu dilakukan sesuai penyebabnya, misalnya:
- Jika gangguan saraf disebabkan oleh diabetes, maka perawatan paling efektif adalah dengan menurunkan kadar gula darah
- Apabila kerusakan saraf disebabkan oleh efek samping obat tertentu, maka hentikan konsumsi obat atau menggantinya dengan jenis lain yang lebih aman
- Pada kondisi cedera, fisioterapi dapat dilakukan untuk perbaiki gangguan saraf yang terjadi
- Sementara itu, untuk meredakan nyeri, dokter biasanya akan meresepkan beberapa obat, seperti:
- Obat pereda nyeri golongan non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen.
- Obat antidepresan
- Obat antikonvulsan atau obat kejang
- Penyuntikan steroid, obat bius lokal ataupun obat pereda nyeri lain ke saraf
Beberapa cara alami juga dapat dilakukan untuk bantu redakan nyeri akibat gangguan saraf. Terapi fisik, pijat, dan relaksasi dapat bantu otot agar jadi lebih mudah digerakkan. Biasanya, terapi ini dilakukan apabila yang terganggu adalah saraf motorik.
Tim dokter spesialis saraf Mandaya Royal Hospital Puri
Saat Anda mulai mengalami gejala gangguan saraf, segeralah periksa ke dokter. Sebab, penyakit saraf yang terlambat diobati bisa berkembang menjadi kondisi yang parah dalam sekejap.
Jika Anda mengalami gejala-gejala gangguan saraf yang mengganggu, segera periksakan diri ke dokter spesialis neurologi. Mandaya Royal Hospital Puri memiliki pusat pemeriksaan saraf dengan peralatan lengkap dan dokter spesialis berpengalaman.
Jangan ragu untuk membuat janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.