Tumor hati adalah pertumbuhan jaringan abnormal di hati yang bisa bersifat jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Tumor jinak cukup sering terjadi dan biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga sering baru diketahui saat pemeriksaan USG, CT scan, atau MRI. Contoh tumor hati jinak adalah hepatocellular adenoma yang jarang menjadi kanker, serta hemangioma yang umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus.
Sedangkan tumor hati ganas dapat berasal langsung dari hati (primary liver cancer) atau merupakan penyebaran dari organ lain (metastatic liver cancer). Sebagian besar kasus kanker hati merupakan kanker metastasis. Karena itu, pemeriksaan dan deteksi dini penting dilakukan untuk memastikan jenis tumor dan menentukan penanganan yang tepat.
Dalam banyak kasus, dokter biasanya melakukan operasi untuk mengangkat tumor hati. Namun, ada juga metode penanganan minimal invasif (tanpa operasi) yang bisa direkomendasikan dokter untuk menanganinya, mulai dari radiofrekuensi ablasi atau radiofrequency ablation (RFA), microwave ablation (MWA), hingga Transarterial Chemoembolization (TACE). RS Mandaya Royal Puri memiliki seorang dokter spesialis radiologi konsultan intervensi yang ahli melakukan ketiga tindakan tersebut, yaitu dr. Sugianto Santoso, Sp.Rad (K)RI.
Contents
Mengenal RFA, MWA, dan TACE untuk tumor hati, keahlian dr. Sugi dalam penanganan tumor hati
Berikut ini adalah penjelasan tentang apa itu RFA, MWA, dan TACE untuk menangani tumor hati tanpa operasi:
1. RFA

RFA adalah metode terbaru untuk menghancurkan tumor di hati, baik tumor yang berasal dari hati itu sendiri maupun dari organ lain, terutama jika tidak bisa dioperasi.
Dalam prosedur ini, dokter menggunakan panduan USG untuk memasukkan jarum khusus (probe) langsung ke dalam tumor. Jarum tersebut kemudian mengalirkan arus listrik berfrekuensi tinggi yang menghasilkan panas. Panas inilah yang berfungsi membakar dan menghancurkan sel-sel tumor secara tepat tanpa merusak jaringan hati sehat di sekitarnya.
Berikut manfaat dan keunggulan RFA untuk menangani tumor hati:
- Teknologi yang terbukti: RFA telah digunakan pada ribuan pasien di Amerika Serikat dan Eropa.
- Minim luka: Prosedur RFA dilakukan tanpa operasi besar, hanya dengan jarum khusus, sehingga luka lebih kecil dan pemulihan lebih cepat.
- Aman dan efektif: RFA mampu menghancurkan tumor secara tepat tanpa merusak jaringan hati sehat di sekitarnya.
- Waktu pemulihan singkat: Pasien biasanya bisa pulang lebih cepat dan kembali beraktivitas dibanding setelah operasi besar.
- Pilihan bagi tumor yang sulit dioperasi: RFA menjadi solusi bagi pasien dengan tumor hati yang tidak memungkinkan untuk diangkat lewat operasi.
2. MWA
MWA adalah teknologi terbaru yang menghancurkan tumor hati dengan panas dari energi gelombang mikro. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat khusus berupa antena tipis ke dalam tumor menggunakan panduan CT scan atau USG.
Antena tersebut memancarkan gelombang mikro yang menghasilkan panas tinggi untuk menghancurkan jaringan tumor, bahkan hanya dalam waktu sekitar 10 menit.
Berikut keunggulan MWA untuk menangani tumor hati:
- Lebih cepat: MWA bekerja lebih cepat dari RFA, sehingga waktu pasien berada di bawah anestesi umum lebih singkat.
- Bisa menghancurkan beberapa tumor sekaligus: Dokter dapat melakukan ablasi pada beberapa tumor hati dalam satu prosedur.
- Efektif untuk ukuran tumor lebih besar: MWA mampu menghancurkan tumor dengan ukuran lebih besar dibandingkan RFA.
3. TACE
TACE adalah metode pengobatan kanker, terutama kanker hati, yang menggabungkan pemberian obat kemoterapi langsung ke tumor dengan prosedur embolisasi (penyumbatan pembuluh darah). TACE merupakan prosedur non-bedah dan minimal invasif, biasanya dilakukan oleh dokter spesialis radiologi intervensi seperti dr. Sugi di RS Mandaya Royal Puri.
Pada prosedur TACE, obat antikanker disuntikkan langsung ke pembuluh darah yang memberi makan tumor. Selain itu, dokter juga memasukkan bahan khusus yang disebut embolic agent untuk menyumbat aliran darah ke tumor. Dengan cara ini, obat kemoterapi bisa terperangkap lebih lama di dalam tumor sekaligus memutus suplai darahnya, sehingga sel kanker lebih cepat mati.
Berikut ini adalah manfaat TACE dalam penanganan tumor hati:
- Menghentikan atau mengecilkan tumor: Pada sekitar dua pertiga kasus, TACE dapat menghentikan pertumbuhan tumor hati atau membuatnya mengecil.
- Efek bertahan 10–14 bulan: Hasil TACE biasanya bertahan rata-rata 10–14 bulan, dan prosedur bisa diulang jika kanker tumbuh kembali.
- Bisa dikombinasikan dengan terapi lain: TACE dapat digunakan bersama ablasi tumor, kemoterapi, atau radioterapi untuk hasil lebih maksimal, tergantung ukuran dan lokasi tumor.
- Mencegah gagal hati: Dengan memperlambat pertumbuhan tumor, TACE membantu menjaga fungsi hati sehingga risiko gagal hati dapat dikurangi.
- Meningkatkan kualitas hidup: Pasien berpeluang tetap memiliki kualitas hidup yang lebih baik meski menjalani pengobatan kanker hati.
Baca juga: Mengenal Metode Ablasi RF, MWA & TACE Untuk Tangani Nodul Hati dan Kanker Hati
USG/CT-guided liver biopsy, metode diagnosis untuk ketahui tumor hati ganas atau tidak
dr. Sugi bisa melakukan pemeriksaan diagnostik dengan teknologi USG/CT-guided liver biopsy di RS Mandaya Royal Puri guna mengetahui apakah tumor hati yang dimiliki pasien ganas (kanker) atau jinak (non-kanker).
-
USG-guided liver biopsy
Biopsi hati dengan panduan USG adalah prosedur di mana dokter mengambil sedikit sampel jaringan hati untuk dianalisis di laboratorium. Prosedur ini biasanya direkomendasikan jika dokter mencurigai adanya masalah pada hati, seperti kanker atau penyakit hati lainnya.
USG adalah teknik pencitraan yang menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambar organ dalam tubuh di layar komputer. Dengan panduan USG, dokter dapat lebih mudah menentukan lokasi benjolan atau area hati yang mencurigakan.
Prosedur ini umumnya aman, efektif, dan dilakukan secara rawat jalan sehingga pasien tidak perlu menginap di rumah sakit. Hasil pemeriksaan biasanya bisa didapatkan dalam beberapa hari.
-
CT-guided liver biopsy
Selain dengan USG, biopsi hati juga dapat dilakukan dengan panduan CT Scan. CT merupakan teknik pencitraan khusus menggunakan sinar-X yang mengambil gambar organ dari berbagai sudut, lalu menghasilkan tampilan tiga dimensi di layar komputer. Dengan cara ini, dokter dapat melihat lokasi jaringan hati yang perlu diambil untuk dianalisis.
Menurut penelitian tahun 2017, USG memiliki beberapa keunggulan dibanding CT, seperti lebih mudah tersedia, tidak menimbulkan radiasi, serta waktu prosedur yang lebih singkat. Namun, studi tahun 2014 menunjukkan bahwa meskipun USG lebih sering dipilih, CT bisa menjadi alternatif yang lebih tepat bila jaringan hati yang bermasalah sulit ditemukan dengan USG.
Profil dan jadwal dr. Sugi di RS Mandaya Royal Puri
dr. Sugianto Santoso, Sp.Rad (K)RI adalah seorang dokter spesialis radiologi konsultan intervensi yang berpengalaman dalam melakukan berbagai tindakan minimal invasif untuk mendiagnosis sekaligus mengobati penyakit pada hampir semua organ tubuh.
Dengan panduan gambar dari pemeriksaan radiologi, beliau menangani berbagai kondisi, termasuk nodul tiroid dan abses hati. Pendidikan kedokteran umum beliau ditempuh di Universitas Kristen Maranatha Bandung, lalu dilanjutkan dengan spesialis radiologi di Universitas Indonesia.
Selain berkompeten dalam menangani tumor hati dengan RFA, MWA, dan TACE, dr. Sugi juga memiliki keahlian dalam menangani nodul tiroid dengan RFA.
Tak hanya itu, beliau juga memiliki keterampilan dalam diagnosis dan terapi penyakit pembuluh darah otak, termasuk aneurisma otak, dengan prosedur canggih seperti DSA otak, DSA Coiling, DSA Flow Diverter, hingga DSA Stent.
dr. Sugianto Santoso, Sp.Rad (K)RI bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Selasa: 16.00 – 20.00 WIB
- Kamis: 16.00 – 20.00 WIB.
Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri dan bertemu dr. Sugi, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.